Malam sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari, namun Arman tak jua dapat memejamkan mata nya,hati nya gelisah, namun ia sendiri tak tahu kenapa.
sudah beberapa kali pindah posisi tidurnya, namun masih saja tubuhnya tak mau di ajak istirahat.seperti ingin menunjukan sesuatu.
Arin, yang menyadari suami nya gelisah ia lantas bangun menemani suami nya, yang sedang duduk di tepi ranjang.
"abang kenapa belum tidur, ini sudah larut, abang sakit..? "
"entahlah sayang, abang tidak bisa tidur, seperti hendak mendapatkan firasat,tetapi apa ya.. " Arman sendiri bingung.
"ya sudah,lebih baik kamu tidur lagi ya,, ayo, abang temani.
Arin kembali ke tempat tidur sambil memeluk Arman.
namun hidung Arman bergerak gerak seolah mencium bau sesuatu..
kenapa bang.....Arin mengerutkan kening.
"apa kau mencium bau kemenyan.. bau ini menyengat sekali.. " tanya Arman ia berdiri lagi, menelisik setiap sudut ruangan, namun tidak ada juga yang membakar dupa.
sreeeeeekk.....
aaaaaaaaakk...
sebuah bayangan putih seperti kabut, namun menyilaukan, membentur benda di atas meja rias Arin,membuat Arin menjerit kaget bercampur takut. ia memeluk Arman erat.
"apa itu baaang...? "tanya nya gemetar.
"entah lah, abang juga tidak tahu.. mungkin ini yang membuat abang tidak bisa tidur.. " sahut Arman khawatir.
tiba-tiba tirai kamar tertiup angin,padahal tidak ada celah untuk angin sekencang itu, membuat suasana di luar ruangan tampak gelap terlihat
mencekam, membuat bulu kuduk Arin, semakin merinding.
namun seberkas sinar terang tembus dari kaca, lalu masuk ke dalam kamar mereka, Arin dan Aman hanya tertegun,
sinar keemasan itu berubah menjadi sosok jalung,
Ayaahh..???
Arin dan Arman bergegas mendekati ayah nya,
"ayah ada apa sebenarnya..? tanya Arman.
"sebaiknya kalian berhati-hati, sebab ada sosok jahat yang ingin mencelakakan kalian, terutama kamu Arman, kau harus selalu waspada..bahaya bisa datang kapan pun, jangan sekali-kali kau lengah,, jaga istri mu baik-baik". ujar jalung.
"terima kasih ayah,, ayah selalu datang menolong kami.. " ujar Arin.
"sudah kewajiban ayah untuk menjaga Anak dan menantu ayah.. " jawab jalung seraya tersenyum.
Arin dan Arman merasa bahagia, meskipun mereka berbeda alam dengan ayah nya,namun ayah nya tak pernah lepas untuk mengawasi dan menjaganya.
Ayah pamit.. lanjutkan istirahat kalian.. biar ayah yang menghalau dukun jahat itu.. " ujar jalung.
"terima kasih ayah... " ucap Arman dan Arin bersamaan.
jalung pun meloncat menembus kaca jendela kamar, lalu mengitari atas atap rumah,, agar jin suruhan ki Anom tak bisa memasuki rumah Arman.
*
*
*
sementara di dalam ruangan yang penuh sesajen,air menyembur memecah kendi kembang setaman, yang di gunakan untuk melihat korban ki anom ,ketika melancarkan serangan sihirnya,,
namun kekuatan jalung berhasil mencegah sihir ki anom,hingga ku Anom mengamuk, ia pun menyiapkan kembang setaman lagi untuk melihat situasi di rumah Arman..
kampreeeeet.. setan alas.!!
rupanya ada
kekuatan lain yang melindungi Arman....
Harimau...??
ku Anom mengangkat alis nya sebelah,ia menerka siapa sosok harimau itu..
kenapa kekuatan nya tak bisa di tembus oleh sihirnya..
"kenapa ki,, apa ko anom takut menghadapi nya..? tanya ki Barjo.
"jangan sembarangan kau bicara ki Barjo,,," sentak nya tidak terima.
"kita lihat nanti malam,, saya akan memgirim anak buah ku yang lebih kuat..ha ha ha. " ku Anom menggertak kan gigi nya, menahan emosi, karena salah satu jin peliharaan nya kalah oleh jalung.
benar saja, esok malam nya ko anom mengiring siluman ular, berkepala dua, pagar gaib jalung pun dengan mudah bisa di tembus nya,
ular itu menembus kaca kamar arman,lalu mengeluarkan ajian sirep,, agar Arman dan Arin tidak terbangun.
jalung yang menyadari bahaya datang, dan pagar pertahanan nya di bobol siluman ular,lalu bangkit dari pertapaan nya,ia langsung melesat ke kamar Arman untuk menghalau ular itu.
telat sedetik saja, nyawa Anak nya lewat, karna semburan bisa beracun ular kepala dua itu,
hrrrrrr... ada dosa apa anakku padamu.?
kenapa kau ingin membunuh nya.. " tanya jalung.
"aku hanya di suruh oleh tuan ku.. " jawab si ular dengan mendesis.
"ooo... rupanya kau hanya suruhan, kembali lah, pada tuanmu, jangan pernah kembali lagi kesini... " ujar jalung.
"tidak.. aku tidak bisa kembali sebelum, berhasil membunuh Arman.. " tukas ular.
"sayang sekali kita harus bermusuhan,,,aku membela anakku,, sedang kan kau membela kejahatan.. " jalung mengusir ular itu dengan auman nya,yang menggelegar.
membuat Arman dan Arin terbangun,,, Arin menangis karena ketakutan.. ia memeluk Arman sampai tak mau membuka mata nya,
tenanglah sayang... tidak apa-apa...
Arman berusaha menghibur istri nya,, karena ia tahu kekuatan ayah nya, di atas siluman ular itu.
jalung berhasil membuat Ular itu terhempas keluar,
sebuah cakaran mengenai kepala ular, membuat ular itu mengelepar,, karena mahkota nya terlepas dan terpental membentur jalanan hingga pecah berkeping, bersamaan hancurnya makhota, ular itu perlahan menjadi debu,
lalu raib tertiup angin malam.
jalung pun kembali ke kamar,
Arman dan Arin duduk menghadap Ayah nya,
"terima kasih ayah,, untung ada ayah,, ayah selalu ada buat kami.. " ucap Arin dan Arman.
"dukun jahat itu tak kan berhenti untuk menganggu kalian..
sebelum keinginan nya tercapai.. " ujar jalung.
"saya yakin masih ada kekuatan lain yang akan datang pada kalian,, ayah sarankan sebelum ada kekuatan yang jauh lebih besar lagi, lebih baik kau halau terlebih dahulu Arman.. ".
"apa kami harus pindah ayah, siapa mereka tidak lagi mengganggu kami.. " tanya Arman.
"percuma nak.. mereka akan selalu mengejar mu," setelah berpamitan Jalung pun menghilang.
ki Anom dan ki Barjo ,sedang duduk berbincang, di teras rumah ki Anom.
mereka membicarakan rencana apa lagi yang akan mereka lakukan, setelah beberapa kali kalah melawan Arman.
di saat sedang asyik bercengkerama, seorang gadis cantik berambut panjang, bermata sayu, lembut, dan senyum nya yang manis, berjalan menghampiri ki Anom.
"Abah. Elis minta duit,, mau belanja kepasar... " ujar Elis, yang merupakan putri tunggal ki Anom, sekaligus anak kesayangan ki Anom.
ku anom pun memberikan uang kepada Elis,,
"ulah poho.. jengkol ngora kesukaan abah nyak.. he he he.."
(jangan lupa, jengkol muda kesukaan bapak ya..) "
ki Anom tertawa renyah
Elis pun manggut -mangut,
sesekali ia melirik ke arah ki barjo dengan tatapan jijik.
ia paham sekali isi otak aki-aki tersebut.lalu cepat -cepat Elis pergi,dari pada muntah melihat tatapan nakal ki Barjo.
"ki... Anak aki boleh juga... buat saya ya ki... " Ki Barjo tanpa basa basi mengutarakan hati nya.
"semprul sia'..dia itu anak kesayangan saya,, jangan coba macam-macam kalau tidak mau berhadapan dengan aing.."
gertak ki Anom, dengan logat bahasa khas sunda nya.
ki barjo pun menarik kembali wajah nya, sambil cemberut kecewa.
*
*
pagi hari, Arman duduk merenung, memikirkan ucapan ayah nya semalam.lama ia melamun,,
Arman tak mau keluarga Arin ikut terseret kedalam masalah pribadi nya, ia tak mau melibatkan orang yang tak punya permasalahan dengan nya,,
ketika arman sedang asyik melamun, hingga tak sadar ada perempuan berbaju kejawen, kebaya hitam,berdiri di hadapan nya, dengan sebuah tongkat .
membuat Arman tercengang, sejak kapan ibu ini, ada di sini..?? gumam nya.
"bolehkan saya meminta tolong padamu nak.. " pinta ibu berbaju kebaya hitam dengan lemah lembut, membuat siapa pun yang melihat nya merasa iba.
"Arman lantas bangkit merogoh saku nya,,, dan mennyerahkan berapa lembar uang ratusan,
"ini terlalu banyak nak,, ibu hanya butuh sedikit saja,,, " ujar nya dengan suara serak.
"tidak apa-apa bu... ambilah semua, saya ikhlas, tolong jangan menolak rezeki,, saya hanya sekedar mencari, selebih nya Allah lah yang menentukan rezeki nya untuk siapa " ujar Arman seraya tersenyum ramah.
"baik sekali hati mu nak.. baiklah kalau begitu, saya terima uang nya.terima kasih..," ucap ibu berbaju hitam itu, lalu membalikan badan nya pergi,
namun setelah beberapa langkah ia berhenti, lalu menengok kebelakang.
seraya berucap..
"ikuti langkah kakimu, lalu singgah lah ke sebuah rumah ada seorang gadis sedang membutuhkan pertolongan.ia sedang sakit." lalu ibu itu pun pergi tak menoleh lagi.
Arman diam mematung, mencerna perkataan sang ibu misterius itu,
namun Arman tetap mengikuti naluri nya.
ia melangkah menelusuri jalan setapak hingga tiba di sebuah rumah yang identik dengan bangunan kuno, namun tampak rapi dan bersih...
*
next.... jangan lupa vote, like dan bintang kehidupan nya ya..🤗.. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments