Pagi-pagi sekali Hendra sudah berangkat ke kantor Fazriel. Ini adalah kesempatan terakhir dari Gracia . Hendra sangat yakin kalau rencananya akan berhasil. Apalagi ada Veli yang sudah bersedia membantunya.
"Selamat pagi,Veli" Sapa Hendra saat melihat Veli juga baru saja keluar dari mobilnya.
"Ohh..Kau Hendra. Selamat pagi juga. Kau juga baru tiba?" Veli menghampiri Hendra.
"Hmm.. Bagaimana Rencananya?" tanya Hendra to the point.
"Kau tenang saja. Ikuti saja apa yang aku katakan" sahut Veli mengedipkan sebelah matanya.
"Baiklah nona Veli. Ayo kita mulai" ujar Hendra semangat.
"Oke. Ayo masuk. Akan ku jelaskan apa yang harus kau lakukan." ajak Veli menarik tangan Hendra.
Keduanya tampak begitu bersemangat. Tekad keduanya begitu kuat. Veli memang sudah setuju akan membantu Hendra karena dia juga punya dendam pada Fazriel,dan ia sudah menunggu selama bertahun-tahun untuk membalasnya. Tapi ia selalu saja tidak punya kesempatan. Sekarang adalah kesempatan yang bagus. Lagipula keduanya bisa bekerjasama.
Meskipun begitu,tapi Hendra tidak tahu apa penyebab Veli ingin sekali balas dendam. Bahkan ia sudah menunggu kesempatan seperti ini selama bertahun-tahun. Saat Veli menjelaskan situasinya, Hendra malah bengong dan terus menatap Veli tanpa berkedip.
'Dia lumayan cantik. Hmm,, semangat yang bagus. Dia bahkan rela menunggu sebuah kesempatan untuk ini. Tekadnya sangat kuat. Tekun dan pantang menyerah saat bekerja. Yaa meskipun dia Bekerja bukan hanya untuk uang.Hhaha.. Bagaimana jadinya kalau aku jadian sama dia ya..' batin Hendra.
"Nah,baru setelah itu kita.....Hendra?! Hey! Kau melamun? Hendra!!!" Veli meninggikan suaranya membuyarkan lamunan Hendra.
"E..ehh..Emm ya?? Ba.. Bagaimana Rencananya?" Tanya Hendra sedikit gugup dan terkejut.
"Ohh Astaga!! Jadi dari tadi kau tidak mendengarkan aku bicara?!" Veli melotot. Ia kesal bukan main.
"Emm.. Itu.. Hhhehe aku tadi melamun. Tolong ulangi lagi ya. Kumohon Hhihi" ucap Hendra malu-malu.
"Ya ampun, Hendra. Ya sudah dengarkan aku baik-baik dan jangan melamun lagi atau akan ku pukul kau!" ujar Veli mengangkat tinjunya ke arah Hendra.
"Iya-iya. Tidak akan melamun lagi" Hendra memperbaiki posisi duduknya. Ia duduk tegap dengan wajah serius menatap Veli tajam-tajam.
Melihat tatapan Hendra, Veli malah salah tanggap. Pipinya merah merona seketika. Detak jantungnya malah berdegup kencang. Hendra tertawa kecil melihat Veli yang jadi salah tingkah.
"Ekhmm.. Be.Begini. Fazriel menyimpan semua data perusahaan yang asli di sebuah ruangan. Kau harus bisa masuk ke sana. Ruangan itu ada di sebelah Utara perusahaan ini. Ruangan paling kecil di lantai 3. Ia sengaja hanya menyimpan di lantai bawah agar tidak ada kecurigaan dari pihak lain. Disana tidak ada kamera pengintai. Tapi aku yakin setelah dia tau kau ada disini, dia akan memasang kamera itu untuk menjebak mu saat kamu mengambilnya. Ia melonggarkan penjaganya. Tapi ini menguntungkan bagi kita. Kau harus hati-hati, Fazriel pasti sudah menyiapkan sebuah perangkap untukmu.Aku sudah menyiapkan beberapa berkas sebagai alasan kamu kesana."
Setelah mendengar penjelasan Veli, Hendra tersenyum puas. Itu berarti kemungkinan berhasil semakin tinggi.
"Baiklah. Ayo kita mulai. Waktunya sudah tidak lama lagi." Ucap Hendra penuh semangat.
Melihat Hendra yang begitu semangat,ia juga jadi ikutan semangat. Meskipun dadanya terasa sesak mengingat semua yang sudah Fazriel lakukan di masa lalu.
'Kali ini aku akan membalas perbuatanmu Fazriel. Jangan kira semua wanita akan dia saja mendapatkan perlakuan seperti itu. Cihh kau memang brengs*k' batin Veli geram.
Hendra keluar dari ruangan Veli. Ia bergegas menuju lantai tiga. Namun pada saat mencari ruangannya, ia bertemu dengan Fazriel.
"Kau?!! Sedang apa kau disini?" Tanya Fazriel curiga.
"Oh..Emm. Ini Fazriel,emm.."
"Dia ke sini atas perintah dariku, Fazriel. Dia ku tempatkan di bagian kelola rahasia. Apa kau keberatan?" Kata Veli yang baru saja tiba disana.
"ohh..Kelola rahasia. Baiklah tapi kenapa kau sendiri juga ke sini? bukankah sekarang ada Hendra?" tanya Fazriel sedikit curiga.
"Haishhhh. Aku kesini menyusulnya. Bukankah kau sendiri yang menyuruhku untuk membimbing Hendra untuk bekerja d di perusahaan ini??!! Hmphh..Nih. ada satu data yang tertinggal. Lain kali lebih teliti lagi,Hendra. Jangan ceroboh, apalagi di bagian kelola rahasia" Veli memaki Hendra.
"Yaa baiklah maafkan aku. Aku belum terbiasa soal perusahaan." jawabnya dengan rasa bersalah yang jelas dibuat-buat.
"Ya sudah. Bekerja yang benar. Jangan membuat perusahaan ini bangkrut." ucap Fazriel sambil berlalu.
'Cihh.. Justru kau yang membuat nona muda bangkrut. Dasar Sialan' Batin Veli dan Hendra bersamaan.
Seperti dugaan Veli, penjagaan di sini di longgarkan. Itu berarti kemungkinan ia sudah menyimpan kamera pengintai semakin jelas.
Keduanya masuk ke sana. Namun Sebelum Hendra beraksi,Veli menarik tangannya. Veli menunjuk ke atas kepalanya.
"Ada sebuah kamera di atasku. Kau bisa menjalankan rencananya,cari sendiri data-data itu, aku tak bisa membantu mencari. Kamera ini disertai dengan rekaman suara. Dari sini aku Tidak akan terlihat di kamera. Usahakan jangan bicara." bisik Veli memberikan petunjuk.
Hendra mengangguk. Ia bergegas mengumpulkan data yang disebutkan Veli sebelumnya. Tiba-tiba Hendra tidak sengaja menyenggol tumpukan berkas di sampingnya. Ia segera berjongkok untuk membereskan berkas-berkas yang berserakan.
Ada sebuah berkas yang mencuri perhatian Hendra. Sebuah map berwarna merah yang sedikit lebih besar ukurannya di bandingkan dengan map yang lainnya. Hendra mengambil map itu. Setelah membacanya,ia sangat terkejut. Ternyata map itu berisi data perusahaan induk Arcelio Group.
'Ternyata mereka sudah menaruh salah satu anjingnya di sana. Sungguh rencana yang bagus Fazriel. Tak kuduga saat aku mencari emas aku juga mendapatkan berlian.hehh' batin Hendra kegirangan.
Ia hanya mengambil kertasnya saja. Jika di ambil dengan mapnya, itu bisa saja ketahuan. Dengan cepat Hendra hendak melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku. Namun tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu.
Setelah selesai ia segera menghampiri Veli. Veli tampak tegang sekali. Ia benar-benar takut kalau aksinya dengan Hendra akan terbongkar.
Tapi tak bisa di pungkiri setelah melihat Hendra berhasil mengambil semua data, ia juga merasa sedikit puas.
Veli segera memeluk Hendra yang baru saja tiba di hadapannya. Mendapat pelukan tiba-tiba,Hendra sedikit merasa aneh.
"Veli ada apa?" tanya Hendra lirih sesaat setelah ia mendengar Veli sedikit terisak.
"Tidak apa-apa,Hendra. Ayo cepat atau kita akan ketahuan nanti" ucap Veli berbisik.
Veli segera memperbaiki penampilannya. Ia menarik nafas dalam-dalam berusaha menetralkan emosinya.
Setelah merasa cukup tenang. ia mengajak Hendra keluar dari sana.
Tidak ada satupun yang menghalangi keduanya untuk pergi dari sana. Tapi saat pintu lift terbuka, Fazriel dan beberapa karyawan lainnya hendak keluar.
"Bagaimana? kalian sudah menemukan berkasnya?" tanya Fazriel sinis.
"Apa maksudmu?"
"Jangan mengelak lagi. Kau pasti sudah mencuri data-data perusahaan dari sini." Teriak Fazriel.
Karyawan lain tampak saling berbisik.
"Kau jangan keterlaluan Fazriel! Aku tidak mengambil apapun dari sana. Kalau kau tidak percaya kau bisa pergi kesana dan mengeceknya" Bentak Hendra.
Fazriel dan yang lainnya memasuki ruangan itu.Semua orang tampak terkejut setelah selesai mengecek seluruh data disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Dre
Kayaknya bakalan ada cinlok deh..
2020-08-06
3