Janji Ayah

"Namanya Chiyo Ryuu" ucapnya setelah berhasil mengingat-ingat.

"Biarkan saja. Simpan dulu baik-baik, nanti tahun depan kita lihat." Kata Farka santai.

"Sudahlah kita istirahat saja.Kakak sudah lelah. Hoaammm" lanjutnya sambil menguap dan pergi ke kamarnya.

"Yasudah" gumamnya mengangkat bahu tak peduli.Saat hendak menaiki tangga tiba-tiba Bibi memanggilnya.

"Gracia .Bisa tolong bantu bibi memasak untuk makan malam nanti?" tanyanya dengan suara yang lembut.

"Panggil Grace aja,Bi. Baiklah nanti aku ke dapur setelah mandi,Bi. Badanku lengket sekali rasanya" sahutnya memperlihatkan lehernya yang berkeringat.

"Oohhh panggilan baru ya?Hhihi. Oke bibi tunggu di dapur ya." Bi Meta berlalu ke dapur.

Gracia langsung mandi dan berbaring sebentar melemaskan ototnya. Setelah cukup bertenaga, Gracia menuju dapur menemui bibinya.

"Mau masak apa malam ini,Bibi? Kenapa tidak minta pelayan saja?" tanya Grace heran.

"Bibi mau masak ayam kesukaan kakakmu. Kau juga tau kakakmu tidak mau makan ayam hasil masakan pelayan" kata Bibi sambil mencuci potongan-potongn daging ayam.

"Benar juga.Aishhh merepotkan sekali." gerutu Grace. Bi Meta hanya tertawa kecil mendengar nya.

"Hmmm wangi sekali. Apa sudah matang ?" tanya Farka tiba-tiba.

"Mulutmu matang. Kau tak lihat kita masih memasaknya?" celetuk Gracia kesal.

"Ishh, kau ini memang bukan adikku. Menyebalkan sekali.Aku sudah lapar tau." kata Farka tak kalah kesal dengan sikap Gracia barusan.

Mendengar itu Grace hanya mengembungkan pipinya. Sedangkan Bi Meta malah tertawa geli melihat pertengkaran kecil mereka.

" Sudah sudah kalian ini kalau sudah bertemu seperti kucing dan tikus saja." kata Bi Meta terkekeh.

"Sudah matang nih. Bi Tolong sajikan ke meja makan ya" pinta Bi Meta pada pelayan yang membantunya dari tadi.

"Baik,Bu" jawab pelayan,lalu memindahkan makanan nya ke meja makan.

Semua orang berkumpul Disana. Menikmati hidangannya. Para pelayan dan pekerja lainnya juga makan di ruangan yang sama meskipun berbeda meja. Posisi seperti itu memang Gracia yang meminta.Jika suatu saat Gracia ingin makan sendiri saja,tinggal menarik gorden memisahkannya menjadi dua ruangan.

Selesai makan,semua penghuni rumah langsung terlelap. Aktivitas seharian ini sungguh melelahkan bagi mereka terutama Gracia dan Farka.

***

Pagi-pagi sekali Gracia tampak duduk di taman depan rumahnya dengan keringat yang bercucuran membasahi pakaiannya.

"Payah sekali. Baru berlari 8 keliling sudah ambruk begini" Kata Farka sambil menyodorkan botol minum.

"Hah hah lelah sekali. Huftt sudah lama aku tak berlari sejauh ini paling hanya 4 putaran saja. Kau malah menyuruhku dua kali lipat." jawab Gracia terengah-engah.

"Olahraga yang baik itu harus selalu ada peningkatan,Grace. Kalo minggu ini 8 putaran minggu depan harus tambah satu lagi.Itu baru bagus" saran Farka mengacungkan jempolnya.

"Hahhh gilaa" Gracia lemas hanya dengan mendengarnya saja.

Setelah cukup beristirahat Gracia dan Farka masuk dan mandi lalu berkumpul untuk sarapan.Suasana saat itu sangat hening. Merasa tidak nyaman dengan situasi ini,Gracia angkat bicara.

"Bi,Gracia mau ke mall. Bibi mau titip apa? Nanti Gracia beliin biar sekalian." kata Gracia menawarkan.

"Bibi nggak mau beli apa-apa,Al." Jawab bi Meta tersenyum hangat.

"Kakak aja. Kakak mau be..."

"GAK. Kakak beli saja sendiri" Sela Gracia ketus karena masih kesal dengan kejadian tadi pagi.

"Ohh ya sudah. Padahal kakak mau ngasih ini buat kamu berangkat" kata Farka mengangkat sebuah kunci mobil.

Menyadari itu kunci mobil apa,Gracia langsung berdiri kaget. Matanya membulat sempurna dengan mulut yang menganga.

"Ii.. itu.. La.. Lam.."

"Lamborghini Aventador" Ucap Farka melanjutkan kata-kata Gracia yang terbata-bata.

"Kakak" kata Gracia lirih.

"Hhaha iya,Grace. Ini buat kamu. Kakak tau kamu pengen mobil ini. Kakak sengaja beli. Tahun depan juga kakak beli yang sama kok." kata Farka menjelaskan.

"Kenapa nggak buat kakak dulu?" tanya Gracia tetap lirih. Dada Gracia terasa sesak sekali mendengarnya.

"Mobil kakak kan baru beli bulan lalu. Sudahlah,kemari ambil kuncinya"kata Farka menyodorkan Kunci mobil nya.

Gracia tak mampu menahan tangisnya. air mata nya jatuh. Gracia langsung berlari ke kursi kakaknya.

"Kakaaakkkkkk" Teriak Gracia memeluk kakaknya sambil terisak.

Semua orang yang melihat itu sedikit heran. Kenapa hanya sebuah mobil bisa membuat nya menangis begitu padahal mereka mampu membeli dua atau bahkan tiga sekaligus,pikir mereka.

"Sudah jangan menangis lagi sayang. Jangan buang air matamu. Nanti kalau ayah melihatnya pasti sangat sedih. Ayahmu sudah menepati janjinya melalui kakak." ucap Farka mengecup puncak kepala Gracia yang sedang memeluknya sambil terus menangis.

"Hiks hiks kakak tahu dari mana?" tanya Gracia sesenggukan.

"Buku harianmu. Saat ulangtahun mu waktu kecil,kamu meminta mobil ini pada ayahmu. Ayahmu berjanji akan membelikannya untukmu sesuai warna favorit kamu,Red Blood. Tapi naas,sehari setelah janji ayahmu, peristiwa itu terjadi."kata Farka sambil mengusap air mata Gracia yang terus menetes.

' Ayah, janji yang ayah ucapkan pada putrimu sudah terpenuhi. Walau melalui kakak,Gracia harap ayah bisa tenang disana sekarang.Jaga ibu bersama ayah di sana dan tunggu aku di surga' batin Gracia sendu.

"Hiks hiks terimakasih,kak. Hiks kakak sudah menggantikan janji ayah pada Gracia . Hiks Gracia harap ayah tenang sekarang janjinya sudah terpenuhi. Hiks Gracia sayang kakakkkk hiks hiks hiks" Kata Gracia kembali memeluk kakaknya.

Gracia sudah tak mampu menahan perih di hatinya mengingat semua itu,tangis Gracia semakin pecah. Rasa rindu pada orangtuanya sudah tak terhitung lagi. Gracia ingin sekali bertemu kembali dengan orang tuanya meskipun hanya mimpi.

Farka hanya mengangguk setelah mendengarnya. Tak terasa air matanya yang sedari tadi mengintip disudut matanya kini jatuh juga.

' Paman,Bibi. Terimakasih kalian sudah melahirkan seorang bidadari untuk dunia ini. Gracia sangat menyayangi aku yang bukan siapa-siapa nya. Aku sudah menganggap Gracia adikku sendiri. Hadiah kecil ini untuk kemuliaan hatinya. Aku yakin paman dan bibi juga merasakan kemuliaannya dan yang pasti paman dan bibi juga memiliki hati yang sama seperti Gracia . Kalian tenanglah disana,aku akan menjaga putri kalian dengan baik, menyayangi nya seperti kalian menyayanginya' batin Farka teringat akan mendiang ayah dan ibu Gracia .

Paman Dani dan Bi Meta,juga para pelayan yang ada di ruangan itu kini mengerti kenapa tadi Gracia sampai menangis.Mereka hanya bisa diam membisu tak berani mengganggu. Rasa haru yang menyelimuti hati mereka membuat air mata mereka ikut tumpah.

Mereka sama sekali tak menyangka jika sebuah mobil ternyata memiliki kisah yang begitu dalam,membuat perasaan yang melihatnya terasa diaduk-aduk. Selain itu kasih sayang antara kakak beradik yang sangat tulus. Meskipun mereka bukan saudara kandung,tapi ketulusannya terlihat sangat jelas. Mereka sangat bersyukur bisa tinggal bersama orang-orang yang baik,saling menyayangi dan melindungi satu sama lain.

"Baiklah, Gracia mau siap-siap. Sekarang katakan kakak mau beli apa?" tanya Gracia sambil melepas pelukannya.

Mendengar itu tiba-tiba ekspresi Farka berubah. Farka menunduk lesu membuat Gracia sedikit heran.

Episodes
1 Awal Mula
2 Pengkhianat
3 Buku Keramat
4 Janji Ayah
5 Pemuda Menyebalkan
6 Siasat Hendra..
7 Belati Berdarah..
8 Grace Kritis?!..
9 Penyesalan Farka..
10 Tak Kunjung Sadar
11 Ocehan Damaresh
12 Hanya Butuh Pewarna
13 Rencana I
14 Rencana II
15 Bukti dan Saksi
16 Tanda Yang Aneh
17 Pemurnian Jiwa..
18 Rencana III
19 Senjata Makan Tuan
20 Wanita Yang Dicari
21 Kabar Baik..
22 Masalah Perusahaan..
23 Dunia Tipu Muslihat
24 Rahasia..
25 Pembangunan Taman
26 Warna Baru..
27 Keluarga Sesungguhnya..
28 Tuan-V #1( Dimulainya Pertaruangan 'Kecil' )
29 Tuan-V #2_Amarah Blood One
30 Tuan-V #3_Formasi
31 Tuan-V #4_Bangkit
32 Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
33 Kesempatan
34 Ch.34 Setan Kodok
35 Rencana Menuju Pulau Teratai Api 1
36 Rencana Menuju Pulau Teratai Api 2
37 Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 1
38 Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 2
39 Perjalanan I [Keberangkatan]
40 Perjalanan II [Desa Barat Baru]
41 Perjalanan III [Sebuah Kekacauan]
42 Perjalanan IV [ Serangan Pertama ]
43 Perjalanan V [ Pertemuan Kembali ]
44 Perjalanan VI [ Hutan Hitam ]
45 Perjalanan VIII [ Terpecahnya Misteri ]
46 Akhir Perjalanan
47 Pulau Teratai Api [ Part 1 ]
48 Pulau Teratai Api [ Part 2 ]
49 Pulau Teratai Api [ Part 3 ]
50 Pulau Teratai Api [Part 4]
51 Pulau Teratai Api [ Part 5 ]
52 Pulau Teratai Api [ Part 6]
53 Pulau Teratai Api [ Part 7 ]
54 Pulau Teratai Api [ Part 8 ]
55 Pulau Teratai Api [ Part 9 ]
56 Pulau Teratai Api [ Part 10 ]
57 Kemurkaan Farka
58 Three Horse Mafia
59 Rasa Bersalah
60 Kelemahan Yang Mematikan
61 Arcelio Show Kembali?
62 Arcelio Show 2
63 Kepergian Leo
64 Arcelio Show 3
65 WS Group
66 WS Group 2
67 Konferensi Pers
68 Jamuan Makan Malam
69 Alasan Riza
70 Sutradara Mahendra
71 Jebakan Melisa
72 Warning 21+
73 Situasi Memburuk
74 Dendam Lama??
75 Zhan Si Bujang Tua
76 Kepulangan Aisyah
77 Persiapan Perang Farka
78 Drama Di Lobi
79 Romansa Kuno Pertama
80 Berangkat Ke AS
81 Hari Malang Karyawan
82 Tempat Syuting Baru
83 Bujang Tua Paling Pengertian
84 Melapor Pada Tuan Besar
85 Serangan Pertama
86 Bandara Bersimbah Darah
87 Sambutan Hangat
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Mula
2
Pengkhianat
3
Buku Keramat
4
Janji Ayah
5
Pemuda Menyebalkan
6
Siasat Hendra..
7
Belati Berdarah..
8
Grace Kritis?!..
9
Penyesalan Farka..
10
Tak Kunjung Sadar
11
Ocehan Damaresh
12
Hanya Butuh Pewarna
13
Rencana I
14
Rencana II
15
Bukti dan Saksi
16
Tanda Yang Aneh
17
Pemurnian Jiwa..
18
Rencana III
19
Senjata Makan Tuan
20
Wanita Yang Dicari
21
Kabar Baik..
22
Masalah Perusahaan..
23
Dunia Tipu Muslihat
24
Rahasia..
25
Pembangunan Taman
26
Warna Baru..
27
Keluarga Sesungguhnya..
28
Tuan-V #1( Dimulainya Pertaruangan 'Kecil' )
29
Tuan-V #2_Amarah Blood One
30
Tuan-V #3_Formasi
31
Tuan-V #4_Bangkit
32
Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
33
Kesempatan
34
Ch.34 Setan Kodok
35
Rencana Menuju Pulau Teratai Api 1
36
Rencana Menuju Pulau Teratai Api 2
37
Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 1
38
Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 2
39
Perjalanan I [Keberangkatan]
40
Perjalanan II [Desa Barat Baru]
41
Perjalanan III [Sebuah Kekacauan]
42
Perjalanan IV [ Serangan Pertama ]
43
Perjalanan V [ Pertemuan Kembali ]
44
Perjalanan VI [ Hutan Hitam ]
45
Perjalanan VIII [ Terpecahnya Misteri ]
46
Akhir Perjalanan
47
Pulau Teratai Api [ Part 1 ]
48
Pulau Teratai Api [ Part 2 ]
49
Pulau Teratai Api [ Part 3 ]
50
Pulau Teratai Api [Part 4]
51
Pulau Teratai Api [ Part 5 ]
52
Pulau Teratai Api [ Part 6]
53
Pulau Teratai Api [ Part 7 ]
54
Pulau Teratai Api [ Part 8 ]
55
Pulau Teratai Api [ Part 9 ]
56
Pulau Teratai Api [ Part 10 ]
57
Kemurkaan Farka
58
Three Horse Mafia
59
Rasa Bersalah
60
Kelemahan Yang Mematikan
61
Arcelio Show Kembali?
62
Arcelio Show 2
63
Kepergian Leo
64
Arcelio Show 3
65
WS Group
66
WS Group 2
67
Konferensi Pers
68
Jamuan Makan Malam
69
Alasan Riza
70
Sutradara Mahendra
71
Jebakan Melisa
72
Warning 21+
73
Situasi Memburuk
74
Dendam Lama??
75
Zhan Si Bujang Tua
76
Kepulangan Aisyah
77
Persiapan Perang Farka
78
Drama Di Lobi
79
Romansa Kuno Pertama
80
Berangkat Ke AS
81
Hari Malang Karyawan
82
Tempat Syuting Baru
83
Bujang Tua Paling Pengertian
84
Melapor Pada Tuan Besar
85
Serangan Pertama
86
Bandara Bersimbah Darah
87
Sambutan Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!