Semua orang menatap Damar dengan kesal sekaligus penasaran dengan sikap Damar yang tiba-tiba mendorong mereka.
"Ehh..Begini semuanya, ini sudah menjelang malam kalian pulang dan istirahat saja dulu,makan dulu. kalian kan belum makan sejak datang kemari. Aku akan menjaga Grace disini selama kalian pulang." Kata Damar mendapat alasan.
"Apa? Disini? berdua?" Tanya Farka kaget. Damar mengangguk sebagai jawaban.
"Hey! Kau mau macam-macam dengan adikku ya? Kau ja.."
"Kak! Bukankah kau percaya padaku? Memangnya apa yang mau aku lakukan pada orang yang terbaring lemah begitu?" Damar balik bertanya dengan kesal.
"Sudahlah,Farka. Nak Damar benar. Kita pulang saja dulu. Bibi yakin tidak akan terjadi apa-apa. Sudah bagus nak Damar mau menjaganya dulu agar kita bisa istirahat sejenak." Ucap Bi Meta setuju dengan perkataan Damar.
"Baiklah kita pulang dulu. Jangan macam-macam! kalau tidak,kau akan kehilangan kepalamu." Ancam Farka.
Damar menelan ludah kasar mendengar ancaman Farka Lalu mengangguk dengan cepat.
"Kalau begitu kami titip Chici dulu ya." Kata pak Dani menepuk pundak Damar pelan.
"Baik paman. Paman istirahatlah."
"Hey sialan! Jangan macam-macam pada nona ku ya! Kau kan jelek" Bentak Zhan memelototi Damar.
"Apa kau bilang?" Teriak Damar.
Zhan berlari keluar ruangan sambil tertawa puas melihat Damar yang kesal. Ia tersenyum tipis melihat kekompakan keluarga Gracia .
***
Setelah menemui Gracia , Hendra bermaksud kembali ke apartemennya. Tapi baru saja tiba di parkiran hendak membuka pintu mobil, Ponselnya berdering. Terlihat nama Fazriel disana, Hendra mengangkatnya.
โHalo..โ sapa Fazriel dari sebrang telepon.
โYa,Halo. Ada apa?โ jawab Hendra dengan kesal.
โMasih bertanya ada apa? bagaimana pekerjaan mu bod*h?โ sentak Fazriel terdengar marah.
โHEY!!! SOPAN LAH SEDIKIT PADA ORANG TUA!!!โ Timpal Hendra tak kalah tinggi nadanya.
โHmphh..Katakan saja bagaimana?!โ sentak Fazriel tak peduli.
โTemui aku di markas ku besok pagi!โ Hendra malas berdebat dengan Fazriel.
โCihhh.. Peduli apa aku padamu?โ ketusnya merasa di perintah oleh Hendra.
โYasudah. Aku juga tidak peduli. Tapi kenapa juga harus besok? Buang-buang waktu saja menunggu. Malam ini sajaโ ucapnya berubah fikiran.
โAku akan menjenguk Gracia dulu ke rumah sakit.โ ucap Fazriel dengan semangat. โApa bocah itu sedang sekarat? Ha ha haโ
โDia kritisโ jawab Hendra singkat.
โHahaha bagus sekali itu berarti sebentar lagi dia akan matiโ puas mendengar jawaban Hendra, ia tertawa terbahak-bahak dan menutup teleponnya seketika.
"Fazriel,kau sudah membuat dia benar-benar depresi. Kau juga hampir membuatku mati. Aku sangat menantikan kehancuranmu. Hehh bersenang-senanglah dulu sebelum ajalmu sampai di tenggorokan mu" Gumam Hendra penuh kebencian.
Sedangkan disisi lain, Damar menghampiri Gracia dan duduk disampingnya.
"Kata dokter, meskipun kamu dalam kondisi seperti ini kamu masih bisa mendengar. Apa kamu mau mendengarku bercerita? Aku ingin bercerita padamu, tapi aku juga ingin kamu bercerita padaku juga nanti.
Aku sudah mendengar kisahmu dari Farka. Kamu tahu? Aku sangat terkejut dengan apa yang kudengar. Huftt.. Kamu memang selalu mengejutkan ku dalam segala hal. Aku sangat kagum dengan keberanian dan kegigihan mu menjalani hidup yang hampa.
Kamu sudah bekerja keras untuk membuat orang-orang disekitarmu bahagia. Kamu sanggup melakukan hal itu. Tapi kamu malah tak sanggup membahagiakan dirimu sendiri,bahkan kamu lupa bagaimana cara agar dirimu bahagia.
Grace...Ehh..Emm..Apa boleh aku memanggilmu Grace ? Panggilan ini cocok untuk dirimu yang selalu dingin menjalani hidup..Hhihi..
Grace ,kamu juga berhak untuk bahagia. Jangan menyiksa dirimu terus-menerus seperti ini. Memang benar, dengan caramu yang seperti ini mereka tidak akan mencemaskan kondisi mu yang sebenarnya. Tapi kamu juga tahu itu hanya sementara,Grace.
Mereka akan merasa kecewa pada diri mereka sendiri saat tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu. Seperti sekarang ini,mereka sangat terpukul, Grace . Mereka merasa tidak berguna di hidup mu dan hanya menjadi beban dalam setiap hal. Harta dan tahta yang mereka miliki berkat dirimu akan terlihat seperti keangkuhan mereka saja. Mereka akan merasa sudah banyak berhutang padamu,baik harta maupun budi baikmu.
Saat Farka menceritakan kisah hidup mu selama bersama mereka, dia tidak berhenti menangis. Dia sangat menyayangi mu, Grace . Keluargamu, mereka adalah keluargamu. Jangan merasa sendiri. Tidak sedikit orang-orang yang menyayangi mu." Damar mencoba membuat Gracia mengerti apa yang harus dia lakukan agar tidak membuat kesalahan. Damar meraih tangan Gracia dan menggenggamnya.
"Grace ,kita berasal dari negeri yang sama. Kamu dan keluargamu sangat kental dengan legenda. Kamu pasti percaya adanya Dewi Phoenix yang pantang menyerah. Meskipun di namamu terdapat arti dingin tapi di hati dan di hidupmu bagai api. Tanda lahir di sudut matamu tidak bisa kau sembunyikan dariku.. Akhhh sudahlah kita bahas legenda leluhur kita nanti.
Kau harus bangun saat mereka kembali. Tunjukkan kekuatan dan keberanian Dewi Phoenix ku pada mereka. Lihatlah ayah dan ibumu disana jadi menangis sekarang. Kau juga membuatku lelah bicara sendiri seperti orang gila.. Huhh.. No Problem for me. Tidak usah fikirkan aku. Bangunlah demi mereka Dewi ku, demi keluargamu, demi orang-orang yang menyayangi mu, dan demi mereka yang takut kehilanganmu.
Kau harus mendengar banyak cerita dariku dan kau juga berhutang cerita padaku untuk mengganti cerita panjang ku malam ini. Bangunlah Dewi ku"
Damar menutup ocehannya dengan mengecup tangan Gracia .Baru saja Damar melepas genggamannya, dia melihat air mata Gracia kembali menetes. Dengan cepat Damar menggenggam lagi tangan Gracia .
"Kenapa kamu jadi cengeng begini.? Seorang Dewi tidak boleh menangis. Tadi saat keluargamu bercanda dan tertawa riang berusaha menghibur mu, kamu malah menangis. Aku jadi sedikit kasar mendorong mereka agar tidak tahu kamu menangis. Aku juga malah mengusir mereka dari sini. Mungkin saja jika tadi kamu tidak menangis mereka pasti masih disini. Berusaha menghiburmu agar kamu tetap semangat menjalani hidup,hingga mereka lupa waktu, lupa istirahat, lupa makan, lupa mandi, lupa segalanya demi menemanimu dan menghiburmu.Come on,Her majesty. Kenapa air matamu terus menetes? Aku disini untukmu." Damar mengelap air mata Gracia yang terus mengalir.
"Apa perkataan ku ada yang salah? Maafkan aku kalau begitu. Hey! Berhentilah menangis Dewi ku. Kau marah padaku Hmm? Kita baru bertemu beberapa hari loh. Kau mau membuat ku jauh darimu? Tidak akan! Aku akan selalu ada bersama mu, menyayangi mu, dan membahagiakan mu kapanpun dimanapun oke?!"Damar mengecup kening Gracia dan sedikit memeluknya. Damar melihat air mata Gracia sudah berhenti menetes. Ia tersenyum senang.
"Ini baru Dewi ku yang cantik. Hmm jangan-jangan kau mau aku memeluk dan mencium mu ya? Hhaha baiklah ini aku berikan lagi." kata Damar lalu mengulangi pelukan dan ciumannya.
"Sudahlah Dewi ku. Ini sudah malam, beristirahatlah. Besok harus bangun dan tunjukkan sebuah keajaiban pada semua orang. Aku percaya padamu. Aku akan menemanimu disini. Good Night Dewi ku." Damar membaringkan kepalanya sambil memeluk sebelah tangan Gracia . Tak lama kemudian ia tertidur.
Tanpa Damar sadari semua perkataan nya didengarkan oleh dua orang dibalik pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
An Lin
dasar/Curse//Curse/
2024-02-25
2
Li yang
nah ada penguping๐คฃ
2024-02-18
2