".....Oh ya Bunda, aku permisi dulu ya. Badanku lengket sekali rasanya. Aku mau mandi dulu." Kata Damar gelagapan.
Pipi Damar jadi merah karena malu. Damar segera berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Bunda Shina hanya terkekeh geli melihat putranya yang salah tingkah.
"Aduuhhh.. Kenapa bisa keceplosan sih! Bodoh bodoh,dasar bod*h!!! Bagaimana aku menjelaskan nya pada Bunda kalau sudah begini. Kenapa tiba-tiba gugup juga?!! Aishhh Damaresh kau ini payah sekali." Damar terus mondar mandir dan memaki kecerobohannya. Ia juga jadi bingung bagaimana caranya untuk menjelaskan apa yang terjadi.
Dia ragu sekaligus malu jika ia harus mengatakan bahwa wanita idaman yang selama ini ia cari sudah di depan mata. Setelah cukup lama memikirkannya namun tak menemukan satupun jalan untuk menyampaikannya pada sang bunda, Damar memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
Di sisi lain, Bunda Shina sedang menyiapkan makan malam seperti biasanya, spesial untuk Damar. Damar sangat menyukai rendang buatan sang bunda. Ia tidak akan mau makan kalau tidak ada rendang buatannya. Meskipun ada tapi bukan buatan sang bunda, ia akan mogok makan sebelum sang bunda memasak rendang untuknya.
"Sayang.. Cepat turun, kita makan malam dulu." Teriak bunda Shina memanggil Damar untuk segera turun dan makan.
Tak lama kemudian Damar turun dengan setengah berlari. Tentu saja bunda Shina heran melihatnya. Turun dengan terburu-buru dan penampilan nya yang tidak seperti biasanya saat malam. Damar memang memakai pakaian non formal tapi tampak sangat rapi seperti hendak pergi.
"I'm sorry,mommy. I can't dinner with you tonight. I have to come back to the hospital,soon. I was late, mommy!!!" Kata Damar buru-buru menghampiri bunda Shina.
"What?? " Tanya bunda Shina sedikit membentak karena terkejut.
"It is nothing,mommy. Aku harus menemani Grace lagi malam ini sama kak Farka. Boleh ya?! boleh ya?!" rengek Damar bak anak kecil.
"Haishhhh.!!! Baiklah. But you have to go home at 6:00, it can't be too late!!!" Kata Bunda Shina tegas.
"Okay,mommy! I'm promise. Thank you,mommy."
Damar segera membungkus makanan nya tentu saja dengan rendang buatan sang bunda tercinta.
"Aku pergi dulu, mommy. Good Night. Bye-bye."Ia segera berangkat karena sudah malam. Dia pasti sudah terlambat, kak Farka Pasti sudah menunggunya.
Damar mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Ia takut Farka akan marah-marah karena dia terlambat.
Sesampainya disana, Damar segera berlari menuju ke kamar dimana Gracia di rawat.
"Hahh. Hahhh.. Maaf..M.Maaf aku terlambat kak.. Ehhh????"Damar yang terengah-engah sangat terkejut melihat wajah dan tubuh Gracia yang agak memerah. Ditambah lagi seluruh tubuhnya bergetar hebat dan berkeringat banyak.
Farka dan Dokter Ilham yang sangat cemas dengan keadaan Gracia tak menyadari kehadiran Damar. Farka tampak sedang mengompres kening Gracia dengan handuk kecil. Sedangkan dokter Ilham sedang mengipasi Gracia , padahal suhu disana sudah sangat dingin baginya dari AC.
Untungnya paman Dani dan Bi Meta sudah pulang sejak tadi. Kalau tidak,mereka pasti akan kembali menangis dan susah untuk dihentikan. Damar segera berlari menghampiri Farka dan Dokter Ilham. Ia terpikirkan sesuatu yang sedikit buruk resikonya. Jika hal itu terjadi akan sangat bagus bagi Gracia namun resikonya pada saat proses nya terjadi.
"Kak Farka! Dokter Ilham! ada apa ini? Apa yang terjadi pada Lyn'er? Kenapa tubuhnya panas sekali sampai memerah begini hah?" Bentak Damar yang tampak gelisah melihat kondisi Gracia . Sudah jelas sekali kalau suhu panas pada tubuh Gracia tidak wajar. Panasnya melebihi suhu panas manusia pada umumnya.
Dokter Ilham menjelaskan bahwa dari kondisi Gracia secara medis tidak ada yang salah. Bahkan setelah diperiksa berulang-ulang tidak ada hal yang memicu meningkatnya suhu tubuh Gracia .
"...ini sangat aneh.Sepanjang aku mendalami dan menjalani hidup di dunia kedokteran,tidak pernah menemukan hal seperti ini. Dalam dunia medis,segala sesuatu yang bersangkutan dengan penyakit pasti ada penyebabnya. ini kali pertama aku menemukan kejanggalan." ucap Dokter Ilham sedikit menyesal.
"Kak Farka! Katakan padaku apa Gracia sudah pernah mengalami hal seperti ini?" tanya Damar sedikit was-was.
"Tunggu biar ku ingat-ingat dulu.. emm. Ahh ya!!! Dia pernah ini pernah terjadi tahun lalu. Kau ingat Dokter Ilham? saat itu tengah malam Gracia tiba-tiba menggigil tapi suhu tubuhnya sangat panas. seperti sekarang."
Ucap farka setelah mengingat kejadian yang sama di tahun lalu.
"Apa saat itu malam bulan purnama?" bagai disambar petir,Damaresh tersentak bukan main.
"Benar!" jawab Farka Cepat.
"Lihat! Sekarang juga bulan purnama. Mungkinkah Grace gagal waktu itu? ini mustahil. Kalau seseorang gagal melewatinya sudah dipastikan ia akan mati saat itu juga. Tapi Rin'er?! dia sangat istimewa..." Ucap Damar hampir terjatuh menyadari hal itu.
"Apa yang kau bicarakan?" Bentak Farka yang tak mengerti maksud dari perkataan Damar.
Damar tak menggubris pertanyaan Farka. ia justru menyingkirkan Farka dari samping Gracia . Farka ingin sekali memukul Damar atas sikapnya barusan,namun Dokter Ilham mencegah nya. Dokter Ilham memberikan isyarat agar farka diam dan lihat saja apa yang akan dilakukan Damar.
Akhirnya farka menahan emosinya. Rasa takut, khawatir, dan kesal bercampur jadi satu di dadanya. Damar mengambil handuk kecil yang digunakan Farka Untuk mengompres Gracia tadi. Tapi bukannya menempelkan handuk itu ke kening Gracia ia malah mengelap sudut mata Gracia sampai terlihat memerah.Farka yang melihat ada bercak merah semakin geram pada Damar.
" Apa yang kau lakukan pada adik ku hah? kau Mau me..."
"SHUT UP PLEASE!!!!" sentak Damar "Akan Ku jelaskan nanti soal kondisinya. Lihatlah baik-baik! jangan sembarang bicara padaku!" Teriak Damar yang kesal karena merasa terganggu saat berusaha menolong Gracia . Farka yang masih begitu kesal mendekati Gracia . Ia mengusap perlahan-lahan bercak merah itu. Alangkah terkejutnya dia saat tau itu bukanlah darah.
"Tanda? Sayap? Apa ini?" Tanya Farka heran melihat sebuah tanda yang aneh di sana.
"Jangan banyak bertanya dulu. Cepat bantu dia duduk. Dokter Ilham tolong segera matikan AC nya. Kak Farka Tolong kau lepaskan pakaian atasnya"
"Bajingan! Mau apa kau hah? Jangan coba-coba untuk me..."
"DIAM!!! Kau tidak tahu apapun tentang adikmu! Apa saja yang kau lakukan selama ini hah? Cepat lakukan atau adikmu tidak akan bertahan lebih lama lagi!" Damar berkata sambil teriak karena sudah sangat geram terhadap Farka yang sama sekali tidak mengerti pada diri Gracia .
Ia menyadari apa yang dimaksud Damar. Ia tampak berfikir keras.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments