Grace Kritis?!..

Melihat kondisi Gracia yang tidak membaik juga, Farka buru-buru menggendong Gracia keluar dari kamarnya menuju lift ke lantai dasar.

"Bi.. Bibiii.. Pamannn..." teriak Farka setelah pintu lift terbuka.

"Ada apa teriak-teriak Farka?" tanya Bi Meta sambil berlari menghampiri Farka.

"Bi, Gracia Bi.." kata Farka gemetar sambil terus terisak.

"Astaga Farka, Gracia kenapa Far? Kenapa pucat sekali? Badannya juga dingin! Ayo cepat ke rumah sakit" Bi Meta ikut cemas.

"Paman cepat siapkan mobil. Bi, Bibi ambil selimut buat Gracia. Kita berangkat ke rumah sakit sekarang juga"

Pak Dani berlari ke garasi menyiapkan mobil. Bi Meta ke kamar mengambil selimut untuk Gracia. Farka langsung masuk ke dalam mobil diikuti Bi Meta. Gracia dibaringkan di kursi belakang berbantalkan paha Farka. Bi Meta menyerahkan selimut agar Gracia tidak semakin kedinginan selama perjalanan ke rumah sakit.

Farka ingat salah satu temannya punya kenalan di rumah sakit. Farka segera meneleponnya.

"Halo. Damar, cepat minta temanmu yang bekerja di rumah sakit B untuk menyiapkan pemeriksaan untuk adikku sekarang juga di ruangan VIP" kata Farka langsung to the point saat telponnya terhubung.

Sebelum Damar sempat bertanya, Farka langsung memutus sambungan teleponnya. Dengan kesalnya Damar segera menemui temannya itu dan menyampaikan pesan Farka. Ia menunggu Farka di lobi bersama seorang dokter. Tak lama kemudian Farka datang menggendong Gracia.

"Cepat tunjukkan ruangannya" kata Farka sedikit membentak.

Dokter itu mengangguk dan segera membawa Gracia ke ruang UGD.

"Kenapa ke UGD? Sudah ku bilang unt..."

"Diam dulu! Dengarkan aku. Ruang VIP ada di atas, butuh waktu untuk sampai disana. Jika memaksakan ke sana dengan kondisi adikmu sekarang hanya akan memperburuk kondisinya saja" kata Damar menjelaskan dengan cepat.

"Tapi..."

"Kau tenang saja. Temanku akan menanganinya dengan baik. Setelah itu kita baru bisa pindah ke ruang rawat VIP sesuai yang kau mau" kata Damar kembali memotong kalimat Farka dan berusaha meyakinkan temannya itu.

Bi Meta hanya menangis di pelukan suaminya. Merekapun tak kalah cemas pada kondisi Gracia. Mereka hanya menginginkan yang terbaik untuk Gracia,agar Gracia cepat pulih.

Farka duduk di samping Bi Meta dan berusaha menenangkan dirinya. Damar mengerti perasaan Farka, dia menghampiri Farka dan berusaha memberinya semangat.

"Sabar,Kak. Dia bakal baik-baik aja ko" hibur Damar menepuk pelan pundak Farka.

Mereka sebenarnya baru kenal saat di bandara luar negri hendak ke Indonesia, tapi mereka cepat akrab dan bisa saling mengerti dan memberi dukungan seperti sekarang. Ya, dia adalah Damaresh. Pria yang sempat Farka bicarakan pada Gracia.

"Iya.. Thanks ya,Lo udah bantuin gue. Sorry juga jadi ngerepotin" ucap Farka setelah sedikit lebih tenang.

"It's Oke." jawab Damar singkat dan tersenyum tulus.

Tak lama kemudian dokter keluar. Farka langsung berdiri dan menghampiri dokter diikuti yang lainnya.

"Bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya Farka Tak sabar.

"Dia mengalami depresi berat. Tekanan batinnya sangat besar. Itu yang membuat kondisinya mudah down dan semakin memburuk dari hari ke hari." kata dokter Ilham menjelaskan.

"Tapi setiap hari Gracia selalu ceria,dok" elak Farka Tak percaya.

"Mungkin dia menyembunyikan hal ini darimu. Kau harus tahu dia sudah menderita sekali selama tiga bulan kebelakang" ucap Dokter Ilham.

"Apa? Tiga bulan? Kau jangan bercanda! Selama ini Gracia baik-baik saja" bentak Farka mulai emosi.

Mata Farka memerah dan berair menahan amarah dan rasa sakit di dadanya setelah mengetahui keadaan Gracia.

"Sudah kuduga dia menyembunyikan hal ini dari kalian. Setiap datang kemari dia selalu sendiri. Bahkan tiga hari yang lalu dia kemari lagi dan mengeluhkan rasa sakitnya. Aku sudah memberinya obat dan berpesan agar dia tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat agar tidak semakin buruk pada kondisinya yang sudah lemah belum lagi dia punya alergi terhadap suhu dingin. Itu pula yang memicu menurunnya imunitas tubuh hingga menyebabkan dia kritis seperti sekarang." Dokter Ilham menjelaskan keadaan Gracia beberapa waktu lalu.

Farka terduduk lemas mendengar penjelasan dari dokter. "K..Kritis? Tidak.. Tidak mungkin Gracia..." Bi Meta tiba-tiba pingsan.

"Bibi"

"Sayang" Teriak Farka dan Paman Dani bersamaan.

Dokter memanggil suster agar membawanya ke ruangan.

"Adikmu akan dipindahkan ke ruang rawat VIP sesuai keinginanmu. Dia butuh istirahat yang cukup. Mungkin selama dua hari kedepan dia belum sadarkan diri. Selama itu juga sebaiknya selalu ada yang disampingnya,beri dia support agar dia tetap semangat menjalani hidup. Meskipun tak sadarkan diri, pendengaran dan alam bawah sadarnya tetap normal sehingga dia bisa mendengarnya." kata dokter Ilham memberikan arahan.

Setelah mendapat anggukan dari Farka dan Damar, Dokter Ilham pamit karena masih ada yang harus dia periksa.Farka menuju ruang rawat Gracia di atas bersama Damar. Sesampainya disana, mereka duduk disamping Gracia yang terbaring lemas.

Rasa sesak di dada Farka sangat menyiksanya. Akhirnya air mata Farka kembali menetes. Farka sangat menyesali perbuatannya pada Gracia beberapa hari kebelakang. Farka menggenggam erat tangan Gracia,seolah tidak mau melepasnya lagi. Damar yang melihatnya ikut terharu.

'Kau mengejutkan ku sekali lagi,gadis kecil. Selain kau orang yang paling berpengaruh dalam dunia bisnis di negeri ini, ternyata kau juga memiliki hati yang sangat mulia. Kau menyembunyikan penderitaan sebesar ini dari semua orang. Kau sangat menyayangi mereka,tidak mau mereka mengkhawatirkan dirimu. Tapi kau juga sedikit bodoh , dengan melakukan ini kau justru membuat nyawamu dalam bahaya.' batin Damar kagum sekaligus ngeri mengetahui kebenaran dari seorang gadis yang menurutnya sangat lugu dan polos itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kondisinya seburuk ini kalau hanya karena depresi?" tanya Damar penasaran.

"Ini salahku. Sebenarnya be..."

"Farka."panggil Bi Meta memotong kalimat Farka.

Farka Dan Damar menoleh bersamaan.

"Kenapa bibi. ke..."

"Bagaimana keadaannya?" tanya Bi Meta mendahului pertanyaan Farka.

"Sudah lebih baik,Bi. Suhu tubuhnya sudah normal. Tinggal menunggunya sadar." jawab Farka kembali menatap Gracia.

" Syukurlah" kata Bi Meta dan Paman Dani bersamaan.

" Bi, aku dan Damar pulang dulu. Aku lupa menutup semua akses kamar Gracia, takut ada yang masuk. Bibi dan Paman tolong tunggu disini dan jaga Gracia dulu" ujar Farka beralasan menutup semua akses kamar Gracia.

"Baiklah. Nak Damar, tolong kamu yang menyetir yah. Bibi takut terjadi sesuatu di jalan jika Farka yang menyetir saat emosi nya tidak stabil" pinta Bi Meta pada Damar.

"Baik,Bi. Kami pamit dulu."Keduanya keluar dari rumah sakit menuju rumah Gracia dengan mobil Damar.

Selama perjalanan, Farka hanya melamun dan sesekali air matanya menetes. Meskipun merasa kasihan, Damar tak bisa berbuat apa-apa. Sesampainya di rumah Gracia, Damar terus menatap kagum rumah besar dihadapannya. Mereka duduk di ruang tamu untuk istirahat sejenak sambil minum kopi.

"Kak, ini rumahmu? Bagus sekali" tanya Damar masih terkagum-kagum.

"Bukan" jawab Farma singkat.

Mendengar jawaban Farka, Damar hanya mengerutkan keningnya.

"Kau mau mendengar dari mana dulu?" tanya Farka mengerti maksud ekspresi Damar.

" Dari awal. Kenapa kau bilang ini bukan rumahmu? Kalau bukan punyamu lalu punya siapa? Bukankah kau tinggal bersama adik,bibi dan pamanmu? Lalu...."

Terpopuler

Comments

Li yang

Li yang

nyari perkara sih farka/Scowl/

2024-02-18

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Pengkhianat
3 Buku Keramat
4 Janji Ayah
5 Pemuda Menyebalkan
6 Siasat Hendra..
7 Belati Berdarah..
8 Grace Kritis?!..
9 Penyesalan Farka..
10 Tak Kunjung Sadar
11 Ocehan Damaresh
12 Hanya Butuh Pewarna
13 Rencana I
14 Rencana II
15 Bukti dan Saksi
16 Tanda Yang Aneh
17 Pemurnian Jiwa..
18 Rencana III
19 Senjata Makan Tuan
20 Wanita Yang Dicari
21 Kabar Baik..
22 Masalah Perusahaan..
23 Dunia Tipu Muslihat
24 Rahasia..
25 Pembangunan Taman
26 Warna Baru..
27 Keluarga Sesungguhnya..
28 Tuan-V #1( Dimulainya Pertaruangan 'Kecil' )
29 Tuan-V #2_Amarah Blood One
30 Tuan-V #3_Formasi
31 Tuan-V #4_Bangkit
32 Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
33 Kesempatan
34 Ch.34 Setan Kodok
35 Rencana Menuju Pulau Teratai Api 1
36 Rencana Menuju Pulau Teratai Api 2
37 Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 1
38 Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 2
39 Perjalanan I [Keberangkatan]
40 Perjalanan II [Desa Barat Baru]
41 Perjalanan III [Sebuah Kekacauan]
42 Perjalanan IV [ Serangan Pertama ]
43 Perjalanan V [ Pertemuan Kembali ]
44 Perjalanan VI [ Hutan Hitam ]
45 Perjalanan VIII [ Terpecahnya Misteri ]
46 Akhir Perjalanan
47 Pulau Teratai Api [ Part 1 ]
48 Pulau Teratai Api [ Part 2 ]
49 Pulau Teratai Api [ Part 3 ]
50 Pulau Teratai Api [Part 4]
51 Pulau Teratai Api [ Part 5 ]
52 Pulau Teratai Api [ Part 6]
53 Pulau Teratai Api [ Part 7 ]
54 Pulau Teratai Api [ Part 8 ]
55 Pulau Teratai Api [ Part 9 ]
56 Pulau Teratai Api [ Part 10 ]
57 Kemurkaan Farka
58 Three Horse Mafia
59 Rasa Bersalah
60 Kelemahan Yang Mematikan
61 Arcelio Show Kembali?
62 Arcelio Show 2
63 Kepergian Leo
64 Arcelio Show 3
65 WS Group
66 WS Group 2
67 Konferensi Pers
68 Jamuan Makan Malam
69 Alasan Riza
70 Sutradara Mahendra
71 Jebakan Melisa
72 Warning 21+
73 Situasi Memburuk
74 Dendam Lama??
75 Zhan Si Bujang Tua
76 Kepulangan Aisyah
77 Persiapan Perang Farka
78 Drama Di Lobi
79 Romansa Kuno Pertama
80 Berangkat Ke AS
81 Hari Malang Karyawan
82 Tempat Syuting Baru
83 Bujang Tua Paling Pengertian
84 Melapor Pada Tuan Besar
85 Serangan Pertama
86 Bandara Bersimbah Darah
87 Sambutan Hangat
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Mula
2
Pengkhianat
3
Buku Keramat
4
Janji Ayah
5
Pemuda Menyebalkan
6
Siasat Hendra..
7
Belati Berdarah..
8
Grace Kritis?!..
9
Penyesalan Farka..
10
Tak Kunjung Sadar
11
Ocehan Damaresh
12
Hanya Butuh Pewarna
13
Rencana I
14
Rencana II
15
Bukti dan Saksi
16
Tanda Yang Aneh
17
Pemurnian Jiwa..
18
Rencana III
19
Senjata Makan Tuan
20
Wanita Yang Dicari
21
Kabar Baik..
22
Masalah Perusahaan..
23
Dunia Tipu Muslihat
24
Rahasia..
25
Pembangunan Taman
26
Warna Baru..
27
Keluarga Sesungguhnya..
28
Tuan-V #1( Dimulainya Pertaruangan 'Kecil' )
29
Tuan-V #2_Amarah Blood One
30
Tuan-V #3_Formasi
31
Tuan-V #4_Bangkit
32
Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
33
Kesempatan
34
Ch.34 Setan Kodok
35
Rencana Menuju Pulau Teratai Api 1
36
Rencana Menuju Pulau Teratai Api 2
37
Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 1
38
Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 2
39
Perjalanan I [Keberangkatan]
40
Perjalanan II [Desa Barat Baru]
41
Perjalanan III [Sebuah Kekacauan]
42
Perjalanan IV [ Serangan Pertama ]
43
Perjalanan V [ Pertemuan Kembali ]
44
Perjalanan VI [ Hutan Hitam ]
45
Perjalanan VIII [ Terpecahnya Misteri ]
46
Akhir Perjalanan
47
Pulau Teratai Api [ Part 1 ]
48
Pulau Teratai Api [ Part 2 ]
49
Pulau Teratai Api [ Part 3 ]
50
Pulau Teratai Api [Part 4]
51
Pulau Teratai Api [ Part 5 ]
52
Pulau Teratai Api [ Part 6]
53
Pulau Teratai Api [ Part 7 ]
54
Pulau Teratai Api [ Part 8 ]
55
Pulau Teratai Api [ Part 9 ]
56
Pulau Teratai Api [ Part 10 ]
57
Kemurkaan Farka
58
Three Horse Mafia
59
Rasa Bersalah
60
Kelemahan Yang Mematikan
61
Arcelio Show Kembali?
62
Arcelio Show 2
63
Kepergian Leo
64
Arcelio Show 3
65
WS Group
66
WS Group 2
67
Konferensi Pers
68
Jamuan Makan Malam
69
Alasan Riza
70
Sutradara Mahendra
71
Jebakan Melisa
72
Warning 21+
73
Situasi Memburuk
74
Dendam Lama??
75
Zhan Si Bujang Tua
76
Kepulangan Aisyah
77
Persiapan Perang Farka
78
Drama Di Lobi
79
Romansa Kuno Pertama
80
Berangkat Ke AS
81
Hari Malang Karyawan
82
Tempat Syuting Baru
83
Bujang Tua Paling Pengertian
84
Melapor Pada Tuan Besar
85
Serangan Pertama
86
Bandara Bersimbah Darah
87
Sambutan Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!