"Ohh.! toilet?! benar toilet! aku harus sembunyi dulu!"
Fazriel berjalan cepat menuju toilet. Jantungnya berdetak cepat. Fazriel pasti mendapat penolakan dari paman Dani dan Bi Meta karena sudah berniat mencelakai Gracia .
Meskipun Gracia berhasil dilumpuhkan, tapi Hendra pasti sudah membocorkan siapa yang menyuruhnya. Bagaimanapun juga Hendra memberontak di kandang harimau. Sudah pasti tidak mudah menyimpan sebuah rahasia.
"Sialan! Kenapa mereka ada disini? Tidak mungkin anak buahku membohongiku! Sejak semalam hanya ada Farka disini. Meskipun mereka baru tiba, tidak mungkin mereka kemari secepat ini. Akhhhhhh brengsek! Kalau begini,tidak ada jalan lain. Sebaiknya aku temui Hendra dulu. Kalau memaksa sekarang pasti sudah dilaporkan ke polisi." Gerutu Fazriel.
Akhirnya Fazriel memutuskan untuk kembali lagi nanti setelah tidak ada siapa-siapa di ruangan Gracia . Fazriel berjalan cepat-cepat keluar dari rumah sakit. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dia terus mengumpati paman dan bibi nya Gracia . Jika ia tak segera menyadari kehadiran paman Dani dan Bi Meta, maka sudah dipastikan dia tidak akan bisa lolos. Apalagi disana ada Farka, mungkin saja Fazriel akan segera mendekam di penjara.
"Jika itu semua terjadi,maka tujuan utamaku tidak akan tercapai. Usahaku selama ini akan sia-sia. Haakkhhh bagaimana ini?" gerutunya sepanjang perjalanan.
Fazriel tiba di depan markas Hendra. Tatapan membunuh bawahan Hendra membuat bulu kuduk Fazriel berdiri. Tetapi Fazriel tak peduli hal itu. ia tidak bisa menghilangkan rasa kesalnya.
"Sialan! Sialan! Sial. Haaaakhhhhh!!!!! Menyebalkan! Huhhh!" Wajah Fazriel memerah karena kesal. Matanya memerah dan berair.
Fazriel membuka kasar pintu mobil. dia membanting pintu dan menghentak-hentakkan kakinya menunjukkan kekesalannya. Hendra dan anak buahnya yang tengah berdiri didepan pintu markas berusaha sekuat tenaga menahan tawa.
Mereka sama sekali tak menduga jika kekesalan Fazriel tidak terlihat menakutkan sama sekali, justru sebaliknya. Kekesalan Fazriel membuat mereka terkekeh geli. Ekspresinya tampak lucu. Dia seperti anak kecil yang kesal karena tidak diberi permen.
Biasanya orang yang sedang kesal akan terlihat menyeramkan. Yaa... Mungkin karena mereka tidak ada waktu untuk bersenda gurau. Jadi saat melihat hal yang sedikit konyol tampak seperti stand up comedy.
"Apa lihat-lihat?!!!" Bentak Fazriel pada anak buah Hendra yang berjaga di luar.
Fazriel dan Hendra duduk berhadapan dikelilingi anak buahnya. Hendra senyam-senyum sendiri melihat raut wajah Fazriel yang tampak masih kesal. Anak buah Hendra saling berbisik satu sama lain membicarakan tingkah laku Fazriel yang tampak lucu bagi mereka.
"Apa yang kalian lakukan hah?" Bentak Fazriel. Dia melotot menatap satu persatu orang yang berada di ruangan itu.
Suasana tiba-tiba hening sesaat. Mereka terkejut dengan bentakan Fazriel yang tiba-tiba. Orang-orang saling pandang satu sama lain. Tak lama kemudian...
"Pfftttt.. Hahahahaha" Terdengar lantang tawa semua orang bersamaan, mereka tak kuasa lagi menahan tawa.
Fazriel mengembungkan pipinya melihat reaksi orang-orang itu. Dia kira mereka akan takut tapi ternyata dia justru menjadi bahan tertawaan.
"Hhahaha..Aduh..Aduhh..Hhuhuhu.. Tunggu dulu! tunggu dulu." Hendra tertawa lepas hingga perutnya terasa sakit bahkan air matanya tampak mengintip di sudut matanya.
"Kau ini! Hhahaha.. konyol sekali! baru kali ini aku melihat mode konyolmu. Kenapa kau sembunyikan dariku hah? Jika aku tahu dari dulu, aku akan membuat mu mati kesal agar hidupku di dunia mafia sedikit terhibur..Hhihi" celoteh Hendra.
"Sialan kau! kau mau membuatku mati kesal hah? Aku akan memisahkan kepala dari lehermu!" Bentak Fazriel.
"Sudah sudah! lagi pula kau tidak akan bisa berbuat apa-apa di wilayah kekuasaan ku. Ayo langsung saja pada intinya." Hendra berusaha keras untuk serius. Tapi nihil,dia tak bisa melupakan ekspresi kesal Fazriel saat baru datang tadi.Hendra berusaha mencari cara agar dirinya bisa serius.
"Tunggu dulu! Aku harus menenangkan diri dulu. Salahmu sendiri memberikan stand up comedy dadakan di markasku..Hahaha" Hendra berjalan keluar ruangan sambil terus berusaha menahan tawa. Sesekali menengok kebelakang melihat ekspresi Fazriel.
Fazriel semakin geram melihat tingkah Hendra. Ia menggebrak meja pertemuan dengan keras.
"Apa kau mencoba mempermainkan ku?" Tanya Fazriel menatap tajam punggung Hendra yang berdiri di depan pintu.
Merasa ditatap,Hendra berbalik membalas tatapan Fazriel. Hendra duduk kembali dihadapkan Fazriel.
"Yaaa baiklah. Langsung saja. Apa yang ingin kau tahu? " tanya Hendra mulai serius.
"Apa yang terjadi setelah kau mendatangi markasnya? Kenapa kamera pengintai yang kuberikan mati setelah Gracia datang?"
"Kamera pengintai yang kau berikan berhasil diketahui. Zhan mematikan kameranya. Aku berhasil melumpuhkan hewan peliharaan kesayangan Gracia . Tapi sungguh mengejutkan, aku sungguh tak menduga hal itu akan membuatnya benar-benar depresi". Hendra mulai menjalankan rencananya yang sudah mendapatkan persetujuan dari Gracia .
Meskipun itu adalah rencananya,tapi justru semua yang ia ceritakan ada benarnya juga. Sungguh di luar dugaan Hendra jika rencananya untuk menjebak Fazriel, menjadi kenyataan saat Kondisi Gracia memburuk hingga kritis.
"Kau jangan mempermainkan ku, pak tua!" ujar Fazriel curiga.
"Terserah kau saja,bocah. Mau percaya atau tidak,itu urusanmu. Yang penting aku sudah menyelesaikan kesepakatan kita." jawabnya dengan tenang.
"Bagaimana aku bisa percaya pada mu setelah kau memberitahunya bahwa aku yang menyuruhmu?!" ia tersenyum licik.
"Kau pikirkan saja sendiri. Kalau bukan karena dia depresi berat,lalu karena apa dia bisa sampai kritis begitu? Apa kau pikir dia kritis hanya karena kelelahan? Hhahaha konyol sekali! Kau sendiri juga tahu sejauh mana staminanya."
Fazriel tampak merenung sejenak. Apa yang dikatakan Hendra memang ada benarnya juga. Stamina Gracia memang jauh di atas mereka. Tubuh yang mungil serta usia yang masih begitu muda tidak menghambat kestabilan staminanya yang begitu besar.
"Baiklah. Kau bisa mengambil apa yang sudah ku janjikan. Veli akan membantu mengurus segalanya" ujarnya tak punya bukti meragukan Hendra.
Hendra tersenyum licik. Ia sungguh gembira. Tak disangka kondisi Gracia sekarang justru mempermudah jalannya rencana yang sudah ia siapkan. Bahkan lebih cepat dari yang ia perkirakan.
"Bagus. Suruh dia menemui ku dua hari lagi. Tapi, ada satu hal lagi yang harus kau lakukan untuk menutup mulutku dari polisi"
Mendengar itu, Fazriel menghela nafas kasar. Ia sudah tahu jika apa yang sudah ia janjikan tidak akan cukup bagi Hendra.
"Katakan!" Fazriel menatap nya serius.
"Aku ingin bekerja di anak perusahaan Arcelio Group yang kau pimpin." jawabnya mantap.
Fazriel mengerutkan keningnya. Ia kembali curiga atas permintaan Hendra. Hendra juga sudah menduga reaksi yang akan ditunjukkan Fazriel atas permintaannya.
"Sudah ku duga kau akan curiga. Aku sangat menginginkan pekerjaan di perusahaan yang kau pegang. Uang dari Gracia yang diberikan padaku tidak cukup untukku sendiri,karena uang itu juga yang digunakan untuk menggaji anak buahku. Belum lagi kalau tidak ada pekerjaan untuk geng ku. Darimana kami mendapatkan uang?" Kata Hendra meyakinkan.
Fazriel tampak berfikir keras. Takut kalau-kalau Hendra sedang mempermainkan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Bu Neng
lagi baca maraton....bagus ceritanya seru....
2024-02-28
3
An Lin
mulai beraksi /Determined//Determined//Determined/
2024-02-25
2