Farka membuka etalase dan mengambil pedang milik ayahnya Gracia .
"Darah di ujung pedang ini adalah darah pada saat pembunuhan itu terjadi. Gracia membersihkan darah ini sedikit-sedikit dan tidak akan membersihkan secara total sebelum orang di balik pembunuhan itu tertangkap, seperti dendam di hatinya." ucap Farka lirih di akhir kalimatnya.
"Dan... Ini?..." tanya Damar menunjuk sebuah belati yang masih terbalut dengan darah yang mengering.
Farka menyimpan kembali pedang itu dan menghampiri satu-satunya belati yang ada di ruangan tersebut.
"Ini adalah salah satu belati yang telah mencabut nyawa orangtuanya" jawab Farka lesu.
"Salah satu?"tanya Damar terfokus pada dua kata itu.
"Ya! Ada dua belati. Ayah dan ibunya meregang nyawa dengan belati yang berbeda. Belati ini adalah belati yang berhasil mencabut nyawa ibunya. Sedangkan belati yang membuat ayahnya meregang nyawa berhasil dibawa kabur oleh pembunuhnya." Farka kembali menyimpan belati itu ke tempatnya.
'Sepertinya aku pernah melihat belati ini sebelumnya,tapi dimana ya?' batin Damar merasa tak asing.
"Hmm...Menarik! Meskipun aku juga punya ruang senjata tapi hanya ada senjata api. Itupun tidak sebanyak dan seberharga ini" gumam Damar menatap sekelilingnya.
Sudah banyak hal yang mengejutkannya dari seorang gadis kecil. Farka mengajak Damar keluar dari kamar Gracia .
"Kenapa kakak memberitahu rahasia sebesar ini padaku?" tanya Damar heran,sebab ini bukanlah rahasia kecil. Farka memberitahu semua ini padanya pasti punya alasan yang kuat,begitu fikir Damar.
"Aku ingin kau memberinya kasih sayang dan kebahagiaan yang layak untuknya" jawab Farka menatap Damar penuh harap.
"Ta..Tapi.. Aku..k. Kau.." ucap Damar tak jelas.
"Kasih sayang dariku, dari paman dan dari bibi tidak berhasil membuatnya bahagia sepenuhnya. Jika sudah, kehidupan Gracia tidak akan seperti sekarang, tidak akan sehampa cat putih ini yang tidak diberi berwarna lain." ucap Farka lirih.
Damar sangat memahami maksudnya. Dia tampak berfikir sejenak. Tak lama kemudian Damar menatap Farka dengan mantap.
"Baiklah,kak. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membahagiakan Gracia , meskipun terdengar sedikit konyol. Bagaimanapun juga kita baru bertemu. Tapi kau belum menjelaskan semuanya padaku." ujarnya menagih penjelasan yang lainnya.
"Tiga hari yang lalu saat aku mendengar kabar dari Zhan markas Gracia diserang, ternyata orang dibalik penyerangan itu adalah Fazriel sahabatnya sendiri. Aku yakin hal itu yang membuat batinnya tersiksa selain karena kepergian orang tuanya." Farka merebahkan dirinya di sofa di depan kamar Gracia .
"Ini baru masuk akal. Sekarang aku mengerti situasinya. Sebuah pengkhianatan memang lebih menyiksa daripada kepergian. Tapi bukan hal ini yang ingin kudengar. Tidak usah cerita dulu kalau kau belum siap. Kau bisa mencariku jika ingin menceritakannya" sahut Damar mengerti belum waktunya Farka menceritakan segalanya.
Farka yang mendengar itu tersenyum pahit. Ia beranjak membuka pintu kamar tamu disamping kamar Gracia . "Masuklah. Istirahat dulu. Sebentar lagi kita kembali ke rumah sakit."
"Tapi ini.." Damar ragu-ragu untuk masuk karena ingat penjelasan Farka tadi.
"Tenang saja. Dalam kondisi Gracia yang sekarang, Gracia tidak akan banyak bicara."
Akhirnya Damar masuk juga lalu istirahat setelah mendengarnya. Sedangkan Farka entah mau pergi kemana.
***
Setelah Farka dan Damar pulang, Bi Meta tak henti-hentinya menangis di samping Gracia . Paman Dani tak bisa berbuat apa-apa,dia hanya bisa memberikan semangat pada istrinya.
Bi Meta terus menceritakan perasaannya selama ia hidup bersama Gracia . Bagaimana saat dirinya dibawa pulang, seberapa bahagianya ia saat berkumpul dan bercanda bersama.
"Permisi. Halo paman. Halo bibi." Sapa Zhan yang baru saja tiba.
"Ehh.. Zhan.." BI Meta terperanjat mendengar Zhan yang tiba-tiba masuk.
"Bibi, kata Farka Nona Kritis. Apa benar? Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Zhan.
"Benar nak. Kata dokter kemungkinan besar Gracia akan sadar setelah dua hari. " ujar Bi Meta meneteskan air matanya lagi.
"Sabar ya, Bi. Ini adalah cobaan bagi nona. Nona pasti bisa melewatinya." kata Zhan menyemangatinya.
"Bi, kalau saja Nona tidak bangun-bangun,maka aku akan membubarkan Geng dan perusahaannya. Enak saja dia berbaring berhari-hari sedangkan tugasku menggunung dimana-mana. Lihat saja Nona, jika itu terjadi. Cihh kau akan kehilangan segalanya" kata Zhan sedikit mengancam.
Bi Meta tertawa kecil melihat tingkah laku Zhan yang berusaha menghibur dirinya.
"Ohh...Jadi kau mulai berani mengancam Gracia hahh?" tanya Farka yang tiba-tiba datang dan menjewer telinganya.
"Aduhh..Aduhh.. Ampun bos.. Ampun bos.. Sorry deh sorry kan hanya bercanda"jawab Zhan sambil meringis menahan sakit karena dijewer.
"Bercanda kepalamu!" bentak Farka.
"Benar bos suer, saya kasian lihat bibi menangis terus jadi saya fikir harus menghiburnya." kata Zhan memelas.
"Minta maaf padanya!" titah Farka melepas jewerannya dengan keras.
"Aduhh sakit sekali. Oke oke. Nonaku,maafkan aku oke? Tadi kan hanya bercanda buat hibur bibi yang nangis terus." ujar Zhan dengan wajah memelas.
"Hey! Apanya yang nona mu hah? Kurangajar! Dia itu bos mu! Dasar sialan brengsek kau!" celetuk Damar sambil memukul-mukul pantat Zhan dengan keras.
"Aduhh aduhh.. Hey! Hey! Memangnya siapa kau hah? Berani-beraninya memukulku. Terserah aku saja mau panggil dia apa!"teriak Zhan sambil mengelus pantatnya yang terasa panas.
"Sialan! Apanya yang terserah kau hah?" teriak Farka kembali menjewer telinga Zhan yang satunya.
"Aduhh sudah dong. Baik.baik.. Maafkan aku bos. Bos cepat sadar yaa biar aku tidak teraniaya terus-menerus seperti ini." kata Zhan melirik Damar seolah telah menerima penganiayaan yang besar.
"Ha ha ha ha"
Mereka tertawa riang melepas kecemasan. Untuk saat ini semua orang tampak ceria. Mereka saling memberikan lelucon mencairkan suasana yang sedang haru.
Damar yang menyaksikan itu ikut bahagia berada dilingkungan orang-orang yang saling menyayangi dan saling mencintai. Damar sangat kagum pada sosok seorang Gracia ,yang mampu membuat siapapun yang dia temui sangat menyayanginya.
'Gracia ,kau sungguh mengagumkan. Tak kusangka kau adalah orang yang paling baik hati dan berwibawa yang pernah kutemui. Semoga sifat baik hatimu selalu seperti ini. Jangan berubah demi keluargamu, demi orang-orang yang sangat menyayangimu. Jangan membuat mereka bersedih seperti ini. Kau wanita yang tangguh. Ukhhhh andai aku berani mengungkapkan ini secara langsung padamu.' batin Damar.
Ditengah suasana yang penuh tawa riang, Damar melirik Gracia yang terbaring lemah. Alangkah terkejutnya Damar saat melihat air mata Gracia menetes dari sudut matanya.
Damar gelagapan, lalu menyingkirkan orang-orang yang berkumpul disamping Gracia dan menghalangi pandangan mereka pada wajah Gracia .
"Hey! Apa yang kau lakukan?" bentak Farka Karena kaget menerima dorongan Damar yang tiba-tiba.
'Berfikir.. Berfikir..Ayolah Damaresh berfikir cepat! Keceriaan mereka tidak boleh terhenti disini karena melihat Gracia meneteskan air mata. Ahh ada ide.' batin Damar buru-buru.
"Ahh..Itu.. Emm.. Anu kak.. Ini.. Sebenarnya.." kata Damar tidak jelas.
"Kau bicara yang benar! Ini itu anu apaan?" kata Paman Dani ikutan kesal.
Damar diam dengan menatap tajam mereka satu persatu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Li yang
Zhan pemecah keheningan
2024-02-18
1
I'm Is Ratuโกโจ
Hai thorrr
Semangat yahhh
Feedback wkwkw
โ ONE THOUSAND MY CERPEN
โ Penguasa yang Bereinkarnasi
โ LILY AND RIRY
Ditunggu yaaawww
2020-08-25
3