"Akhirnya aku melihat air matamu" Ucap Hendra tiba-tiba.
"Sejak kapan kau berdiri disini?" Tanya Farka terperanjat.
"Sejak kau hanya berdiri disini dan menguping ocehan anak itu" Ejek Hendra.
"Kau juga mendengarnya" Ucap Farka kesal.
"Ehh sepertinya aku datang di waktu yang salah?!" Kata Hendra hendak kembali.
"Pasti ada hal penting hingga kau datang sendiri ke sini" Kata Farka,duduk disamping pintu.
"Emm..Tidak. Aku hanya ingin menjenguk Gracia , dan.." Ucapan Hendra terpotong.
Farka heran melihat Hendra yang tampak ragu-ragu mengatakan sesuatu.
"Sepertinya aku harus memperingatkan mu,Fazriel pasti datang kemari dengan alasan menjenguk Gracia . Kau jangan jauh-jauh darinya. Aku takut dia melakukan hal buruk padanya." ucap Hendra menebak tindakan Fazriel selepas berbincang di telepon tadi.
"Cihh.. Jadi sudah berani ya? Hmm Bagus juga. Lagi pula aku sudah menyiapkan kejutan untuknya. Hhahaha" sahut Farka tak terlihat terkejut sedikitpun.
"Terserah kau saja mau melakukan apa. Tapi...Apa aku tidak boleh masuk?" tanya hendra menunjuk pintu.
"Baiklah kita masuk. Tapi jangan sampai mengganggu mereka Istirahat" Farka dan Hendra masuk perlahan lahan. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat Damar tertidur sambil memeluk tangan Gracia . Farka berjalan cepat menghampiri Damar dan hendak membangunkan nya. Hendra cepat-cepat menghentikan langkah Farka.
"Tunggu! Jangan bangunkan dia" cegah Hendra setengah berbisik.
"Kenapa?" tanya Farka heran.
"Siapa dia?" Hendra balik bertanya.
"Damaresh." Jawab Farka lirih.
"Sssttttt! Kita duduk disana." Ajak Hendra menarik tangan Farka menuju sofa. "Biarkan saja dia begitu. Dia terlihat menyayangi adikmu.Raut wajahnya sangat tenang,tidak menunjukkan tanda-tanda niat jahat." lanjutnya sambil menatap Damar yang tertidur lelap memeluk tangan Gracia .
"Cihh. Sejak kapan kau jadi so bijak begini hah?" Tanya Farka ketus menoyor kepala Hendra.
"Yeee,ini adalah pelajaran dari adikmu. Lagipula bagus kalau dia menyayangi adikmu bahkan kalau dia mencintainya justru sangat bagus. Dari pada Gracia terus bersama dengan si brengsek Itu, Sepertinya Damar lebih baik." sahut Farka ikut menatap keduanya.
"Kau benar, pak tua. Nugi tidak pantas berada disampingnya. Sudahlah! kau pulang saja,ini sudah larut. Biarkan mereka Istirahat,aku akan berjaga disini." titah Hendra dengan malas. "Baiklah. Semoga nona lekas sembuh. Jangan sampai ada celah buat orang jahat menghampirinya. Aku pulang dulu,Far." lirihnya.
"Oke" jawab Farka singkat.
Hendra berjalan keluar ruangan. Sebelum menutup pintu, Hendra menatap Gracia lekat lekat. Ada rasa bangga padanya, ia tak salah memilih setia pada Gracia . Justru ada penyesalan yang sangat dalam mengingat pengkhianatan yang ia lakukan beberapa waktu lalu.
Tanpa Hendra sadari, air matanya menetes mengingat semua kejadian itu. ' Maafkan aku nona. Sungguh, aku sungguh sungguh menyesal telah mempunyai niat jahat padamu. Ampunilah aku. Demi bunda ku, aku berjanji akan setia disamping mu, mengabdi padamu. Nyawaku adalah milikmu. Jika nanti aku berkhianat lagi aku bersumpah aku akan mati ditangan mu tanpa penyesalan.' batin Hendra penuh keyakinan.
Farka mengerti apa yang difikirkan Hendra. Dia duduk di sofa menatap adik dan temannya. Ada rasa bangga terhadap Damar. Dia langsung mengerti kondisi Gracia , ia memberikan perhatian dan kasih sayang secara terang-terangan, seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih.
' Tak kusangka kau lebih cepat mengerti apa yang Gracia mau hanya dalam waktu sesingkat ini. Aku yang sudah bertahun-tahun hidup dengannya saja masih sulit mengerti alur kehidupannya. Apa yang dia mau, aku masih sulit mengerti. Aku tak salah menceritakan tentang hidup Gracia padamu. Kau memang pantas memanggilnya Dewi mu, bahkan jika kau bilang kau adalah Dewa-Nya aku setuju. Sangat setuju. Aku yakin kau akan menjaganya dengan baik' Batinnya.
"Huhhh.. Aku tak mau kehilangan momen ini. Aku akan meminta paman dan bibi tidak kemari" gumam Farka dari kejauhan.Farka meraih ponselnya untuk menelpon Bi Meta.
Tutt..Tutt..Tutt..
"Ehh?? Tidak diangkat?? Coba sekali lagi"gumamnya .
โHalo?โ sapanya saat teleponnya tersambung.
โ Halo. Ada apa Farka?โ terdengar suara Bi Meta yang menjawab telepon.
โ Bi, Bibi dimana sekarang? Apa sudah berangkat ke sini?โ tanya Farka lembut.
โBelum. Ini baru saja mau berangkat. Memangnya kenapa?โ Bi Meta merasa heran, tak biasanya Farka bertanya seperti itu.
โ Emm.. Begini,Bi. Sebaiknya Bibi sama paman istirahat di rumah saja. Besok pagi saja datang ke sini. Besok kupastikan akan ada kabar baik untuk kalian berdua.โ ucap Farka ragu, ia tahu paman dan bibinya ingin menemani Gracia .
โTapi Farka,Gracia ...โ
โGracia baik-baik saja,Bi. Bahkan lebih dari baik. Dia didampingi Dewa-Nya.โ
โMa..Maksudmu? Dewa? โ tanya Paman Dani merebut telepon mengira Gracia sudah tiada karena ditemani Dewa.
โ Sudahlah. Pokoknya bibi istirahat di rumah dengan tenang. Oke?โ sahutnya cepat.
โYasudah. Kau harus benar-benar menjaga nya dengan baik.โ ujar Paman Dani yakin Gracia tidak apa-apa.
โIya.Lagian apa yang akan terjadi jika ada Dewa disisinya?!โ ucap Farka kembali menyebut Dewa.
โIshhh.. Kau ini bicara apa? Dewa? Disisinya? Kau jadi stres setelah melihat kondisi Chici begini ya? ckkโ celetuk Bi Meta kembali merebut ponsel suaminya.
โHhehe.. Bibi juga jadi semakin bawel sejak Chici sakit. Ha.ha.ha.โ ejek Farka. โHhihi..Selamat Malam Bibi ku.โ lanjutnya.
โYasudah. Selamat malam. Jaga Dirimu.โ jawabnya mengurungkan niat mengomeli Farka.
Memang sulit bagi Farka Untuk menerima kondisi Gracia sekarang. Terbaring lemas tak bertenaga. Tapi sekarang,sejak Damar menunjukkan perhatiannya secara terang-terangan,entah kenapa Farka merasa sedikit lebih tenang. Tapi tak bisa dipungkiri jika masih ada rasa cemas dihatinya. Farka sedikit takut, kalau-kalau Damar punya niat buruk pada Gracia .
Namun perkataan Hendra barusan meyakinkan Farka kalau Damar orang yang baik. Tidak ada sedikitpun kebohongan atau pun niat jahat yang terpancar dari Damar. Bagi Farka, Gracia adalah dunianya. Gracia adalah hidupnya. Dia segalanya bagi Farka. Selama ini Farka Selalu melindungi Gracia dari jauh.
Farka bahkan menyiapkan geng sendiri untuk terus memantau Gracia . Geng itu dibentuk untuk membantu Gracia memberantas segala sesuatu yang menghalangi tujuan Gracia dalam segala hal. Betapa sakit hatinya saat tau dia kecolongan akan kondisi Gracia . Farka mengutuki dirinya sendiri. Betapa bodoh dirinya mementingkan segalanya namun masih lalai dalam menjaga kesehatan Gracia .
Kesehatan adalah hal paling penting dalam hidup. Bergelimang harta namun tubuh dalam kondisi yang buruk?Maka Itu semua tak ada gunanya.
***
Farka menghampiri Damar dan menyelimutinya. Dia sungguh berharap Damar benar-benar menyayangi Gracia . Karena selama ini, baik dirinya, paman Dani maupun Bi Meta tidak berhasil membuat hidup Gracia menjadi lebih berwarna,meskipun sudah hidup bersama selama bertahun-tahun.
Jangankan Farka atau yang lainnya, Gracia sendiri bingung harus bagaimana agar hidupnya tak terasa hampa. Mereka hanya mengharapkan sebuah keajaiban.
Setelah melihat Damar, timbul sebuah harapan agar hidup Gracia lebih baik. Hidupnya yang putih polos dan hampa akan berubah menjadi penuh warna. Gracia hanya butuh pewarna tersebut.
***
Pagi-pagi sekali Fazriel sudah siap berangkat ke markas Zhan. Namun, sebelum ke sana, Fazriel hendak mengunjungi Gracia dulu ke rumah sakit.
Sesampainya di lobi rumah sakit,Fazriel melihat paman Dani dan Bi Meta sedang berjalan ke arahnya. Fazriel cepat-cepat berbalik badan menghindari temu pandang dengan mereka.
' Apa yang harus ku lakukan? Mereka pasti sudah tahu tentang Pengkhianatan ku...'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
An Lin
nah boleh tuh/Hey//Hey/
2024-02-25
2