Rencana II

"Tapi hanya ada satu bidang yang kekurangan karyawan.Apa kau mampu mengurus keuangan perusahaan?" Fazriel tampak ragu-ragu. Tapi memang di bidang itu yang kekurangan karyawan.

Semua usahanya untuk menjatuhkan Gracia dimulai dari sana. Hal itu lah yang membuatnya ragu-ragu. Semua rahasianya tersembunyi disana.Ada dua pertimbangan yang membuatnya semakin ragu-ragu.

Pertama,jika Hendra berniat mengkhianatinya maka ia tidak akan bisa lari ataupun mengelak karena semua bukti-bukti penggelapan dana tersimpan rapi disana.

Kedua,jika Hendra benar-benar bekerja untuk uang tanpa niat berkhianat maka itu adalah sebuah kesempatan emas bagi Fazriel. Ia bisa memperalat Hendra yang mata duitan untuk penggelapan-penggelapan dana perusahaan untuk proyek berikutnya.

"It's Oke. Kau bisa mengandalkan ku. Aku akan memulainya dari bawah" sahut Hendra dengan senang hati.

"Baiklah. Besok kau bisa mulai bekerja. Veli akan membantu mengurus segala yang kau butuhkan. Dia juga akan membimbingmu di perusahaan." Meskipun risiko dan keuntungannya sama besar, Fazriel akan mengubah risiko itu menjadi keuntungan.Ia mendapat ide untuk menaklukkan Hendra agar tidak mengkhianatinya.Lagi.

'Bagus. Kau memang bodoh, Fazriel! Hanya demi wanita jalang, kau mempertaruhkan hidupmu, mencelakai orang yang sudah menyelamatkan nyawamu dulu. Bersiaplah untuk menerima karmamu. Kali ini aku tidak akan tertipu dengan tipu muslihatmu' Batin Hendra.

Dia tahu kalau Fazriel tidak akan melepaskan dirinya semudah itu. Dibalik semua ini, dia juga pasti sudah menyiapkan rencana untuk menjebaknya.Tapi itu tidak ada apa-apanya bagi Hendra. Bahkan itu lebih baik dari pada harus melawan kekuasaan Gracia . Bagi Hendra, melawan Gracia bagai mengantarkan nyawa ke mulut harimau.

Setelah keduanya membuat sebuah kesepakatan, Fazriel segera pamit. Ia hendak kembali ke rumah sakit untuk menjenguk Gracia .

Setelah mobil Fazriel hilang dari pandangan Hendra, dia cepat-cepat menelpon Zhan dan Farka, memberitahu kedatangan Fazriel ke rumah sakit mengunjungi Gracia .

***

Setibanya di rumah sakit, Paman Dani dan Bi Meta sempat melihat Fazriel yang sedang berjalan cepat menuju ke toilet. Mereka heran melihat Fazriel berjalan dengan cepat seperti sengaja menghindari keduanya.

Baik Paman Dani maupun Bi Meta memang tidak tahu apa yang sudah diperbuat Fazriel terhadap Gracia . Mereka tidak tahu kalau kondisi Gracia sekarang ada hubungannya dengan Fazriel. Baik Gracia maupun Farka memang sengaja tidak memberitahu kejadiannya. Itupun atas permintaan Gracia agar tidak membuat keduanya cemas. Mereka berdua tidak menghiraukan keberadaan Fazriel. Mungkin dia sedang buru-buru,pikir keduanya.

Disisi lain, Damar yang masih terlelap memeluk tangan Gracia . Farka juga tak kalah pulasnya. Mungkin ia lelah karena sudah semalaman berjaga.

Gracia sebenarnya sudah sadar dari tadi,tapi ia tidak tega untuk membangunkan Damar maupun kakaknya. Akhirnya Gracia memutuskan untuk menunggu salah satunya bangun.

Lama-kelamaan tangan Gracia terasa semakin pegal. Namun, salah satunya dari mereka belum bangun juga. Gracia berusaha melepaskan tangannya dari pelukan Damar. Tapi bukannya terlepas, Damar malah semakin erat memeluk tangannya.

Gracia berdecak kesal. Ia menarik kasar tangannya hingga terlepas dari pelukan Damar.

"Waaaaa.. Apa? Ada apa ini?" Damar terperanjat dari tidurnya karena gerakan kasar yang tiba-tiba, sampai-sampai berdiri tegak celingukan saking terkejutnya.

"Sssttttt!!! Jangan berisik! Kakakku masih tidur!" Kata Gracia memukul Damar.

"Kau sudah ba..."

"Sstttt!! Astaga! Pelankan suaramu bodoh! Kau tidak dengar ya?" Bentak Gracia sedikit berbisik dan menutup mulut Damar.

"Aduhh.. Sshhh.. Kepalaku sakit." Erang Gracia memegang kepalanya.

"Kamu kenapa? Ayo berbaring lagi" Damar panik seketika. Ia membantu Gracia kembali berbaring.

"Pelan-pelan. Akan ku panggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu." Damar hendak pergi memanggil dokter tapi langkahnya terhenti saat Gracia meraih tangannya.

"Tunggu,Dam. Tidak usah panggil dokter untukku. Aku tidak apa-apa, hanya butuh istirahat yang cukup."Gracia berusaha untuk duduk bersandar. Namun ia kesulitan untuk duduk karena kepalanya terasa sakit dan badannya masih lemas.Damar segera membantu Gracia bersandar.

"Apa kamu yakin tidak mau ku panggilkan dokter? kondisimu masih lemah." Damar tampak khawatir karena Gracia meringis menahan sakit di bagian kepalanya lagi pula tubuh Gracia masih sangat lemah.

"Sudah ku bilang tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat saja. Itu sudah cukup, setelah itu kondisiku pasti membaik" tolaknya dengan kesal.

"Baiklah kalau begitu. Tapi tidak boleh menolak untuk di periksa kalau dokter Ilham sudah disini. Dia teman baikku. Tidak perlu sungkan untuk meminta bantuan darinya. " ujar Damar lembut.

"Hmm.. Oke thank you." sahut Gracia pelan..

"Tidak masalah. aku akan selalu ada di sampingmu. Sekarang katakan apa kamu mau minum atau makan?" tanya Damar lembut.

"Air hangat saja" sahutnya, Damar segera mengambilnya.

"Kenapa kamu tidak panggil aku sebagai Dewi mu lagi seperti tadi malam, Damar?" tanya Gracia mengejutkan Damar hingga tersipu.

"Ehh..Itu.. Emm ini minumlah dulu." ia menyerahkan air hangatnya. Wajahnya memerah karena malu.

"Apa sudah mendingan?" Tanya Damar mengalihkan topik pembicaraan.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Jangan coba-coba mengelabui ku." ketus Gracia menatap Damar.

"Huhhh.. Kau ingin tahu? Baiklah. Apa menurutmu aku pantas untuk memanggil mu sebagai Dewi ku di saat kamu masih terikat dengan pria lain?" sahut Damar sedikit kesal.

Gracia tersenyum tipis. Ia tak menyangka jika laki-laki yang ia marahi di mall ternyata dia adalah laki-laki yang baik. Dan kini ada dihadapannya.

"Apa benar begitu? Lalu bagaimana dengan kejadian tadi malam?Kamu memanggil ku Dewi mu, memelukku, mencium keningku, bahkan kamu tidur sambil memeluk tanganku. Sampai tanganku terasa pegal sekali." Gracia mulai mengomeli laki-laki di depannya itu dan memperlihatkan tangan yang dipeluknya sejak tadi malam.

"Ishh kau ini! tidak usah di sebutkan sedetail itu. Aku melakukannya hanya untuk memberimu semangat agar tetap hidup. Kau juga menangis setelah aku menceritakan itu semua. Aku tak tega melihatnya. Makannya aku berusaha agar bisa membuat mu lebih tenang." Mendengar alasan Damar, Gracia tersenyum bahagia. Ia sungguh-sungguh tak menyangka akan alasan yang diberikan Gracia .

"Terima kasih" ucapnya singkat.

"Tidak perlu sungkan. Aku dan kakakmu adalah teman." sahut Damar tersenyum.

Ditengah perbincangan hangat mereka ternyata Farka, Paman Dani dan Bi Meta mendengar semuanya.

"Wah wah wah jangan-jangan sudah ada benih-benih cinta ya di antara kalian berdua." Ucap Farka usil.

"Kakak! jangan begitu. Aku masih punya Nugi." Kata Gracia mengembungkan pipinya.

"Huhhh memangnya apa bagusnya Nugi untukmu? hahaha" ejek Farka.

"Kak Farka! " Bentak Damar pelan karena malu.

"Lihat wajahmu itu nak Damar. Merah sekali seperti tomat yang sudah masak" kata paman Dani ikut menimpali.

"Paman kau juga?! aihh kalian ini usil sekali." gerutu Damar melihat paman dan bibi Gracia ikut menjahilinya.

Saat mereka sedang asik berbincang tiba-tiba Farka mendapat telepon. Farka pamit angkat telepon dulu. Tak lama kemudian ia masuk lagi.

"Ada apa kak?" tanya Gracia melihat raut wajah Farka sangat serius.

"Akan ada sebuah pertunjukan. Kita harus bersiap sekarang." ucap Farka serius.

Terpopuler

Comments

An Lin

An Lin

Alahh gak ngaku lagi si damar/Facepalm/

2024-02-25

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Pengkhianat
3 Buku Keramat
4 Janji Ayah
5 Pemuda Menyebalkan
6 Siasat Hendra..
7 Belati Berdarah..
8 Grace Kritis?!..
9 Penyesalan Farka..
10 Tak Kunjung Sadar
11 Ocehan Damaresh
12 Hanya Butuh Pewarna
13 Rencana I
14 Rencana II
15 Bukti dan Saksi
16 Tanda Yang Aneh
17 Pemurnian Jiwa..
18 Rencana III
19 Senjata Makan Tuan
20 Wanita Yang Dicari
21 Kabar Baik..
22 Masalah Perusahaan..
23 Dunia Tipu Muslihat
24 Rahasia..
25 Pembangunan Taman
26 Warna Baru..
27 Keluarga Sesungguhnya..
28 Tuan-V #1( Dimulainya Pertaruangan 'Kecil' )
29 Tuan-V #2_Amarah Blood One
30 Tuan-V #3_Formasi
31 Tuan-V #4_Bangkit
32 Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
33 Kesempatan
34 Ch.34 Setan Kodok
35 Rencana Menuju Pulau Teratai Api 1
36 Rencana Menuju Pulau Teratai Api 2
37 Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 1
38 Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 2
39 Perjalanan I [Keberangkatan]
40 Perjalanan II [Desa Barat Baru]
41 Perjalanan III [Sebuah Kekacauan]
42 Perjalanan IV [ Serangan Pertama ]
43 Perjalanan V [ Pertemuan Kembali ]
44 Perjalanan VI [ Hutan Hitam ]
45 Perjalanan VIII [ Terpecahnya Misteri ]
46 Akhir Perjalanan
47 Pulau Teratai Api [ Part 1 ]
48 Pulau Teratai Api [ Part 2 ]
49 Pulau Teratai Api [ Part 3 ]
50 Pulau Teratai Api [Part 4]
51 Pulau Teratai Api [ Part 5 ]
52 Pulau Teratai Api [ Part 6]
53 Pulau Teratai Api [ Part 7 ]
54 Pulau Teratai Api [ Part 8 ]
55 Pulau Teratai Api [ Part 9 ]
56 Pulau Teratai Api [ Part 10 ]
57 Kemurkaan Farka
58 Three Horse Mafia
59 Rasa Bersalah
60 Kelemahan Yang Mematikan
61 Arcelio Show Kembali?
62 Arcelio Show 2
63 Kepergian Leo
64 Arcelio Show 3
65 WS Group
66 WS Group 2
67 Konferensi Pers
68 Jamuan Makan Malam
69 Alasan Riza
70 Sutradara Mahendra
71 Jebakan Melisa
72 Warning 21+
73 Situasi Memburuk
74 Dendam Lama??
75 Zhan Si Bujang Tua
76 Kepulangan Aisyah
77 Persiapan Perang Farka
78 Drama Di Lobi
79 Romansa Kuno Pertama
80 Berangkat Ke AS
81 Hari Malang Karyawan
82 Tempat Syuting Baru
83 Bujang Tua Paling Pengertian
84 Melapor Pada Tuan Besar
85 Serangan Pertama
86 Bandara Bersimbah Darah
87 Sambutan Hangat
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal Mula
2
Pengkhianat
3
Buku Keramat
4
Janji Ayah
5
Pemuda Menyebalkan
6
Siasat Hendra..
7
Belati Berdarah..
8
Grace Kritis?!..
9
Penyesalan Farka..
10
Tak Kunjung Sadar
11
Ocehan Damaresh
12
Hanya Butuh Pewarna
13
Rencana I
14
Rencana II
15
Bukti dan Saksi
16
Tanda Yang Aneh
17
Pemurnian Jiwa..
18
Rencana III
19
Senjata Makan Tuan
20
Wanita Yang Dicari
21
Kabar Baik..
22
Masalah Perusahaan..
23
Dunia Tipu Muslihat
24
Rahasia..
25
Pembangunan Taman
26
Warna Baru..
27
Keluarga Sesungguhnya..
28
Tuan-V #1( Dimulainya Pertaruangan 'Kecil' )
29
Tuan-V #2_Amarah Blood One
30
Tuan-V #3_Formasi
31
Tuan-V #4_Bangkit
32
Tuan-V #5 ( Berakhirnya Pertarungan 'Kecil' )
33
Kesempatan
34
Ch.34 Setan Kodok
35
Rencana Menuju Pulau Teratai Api 1
36
Rencana Menuju Pulau Teratai Api 2
37
Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 1
38
Persiapan Menuju Pulau Teratai Api 2
39
Perjalanan I [Keberangkatan]
40
Perjalanan II [Desa Barat Baru]
41
Perjalanan III [Sebuah Kekacauan]
42
Perjalanan IV [ Serangan Pertama ]
43
Perjalanan V [ Pertemuan Kembali ]
44
Perjalanan VI [ Hutan Hitam ]
45
Perjalanan VIII [ Terpecahnya Misteri ]
46
Akhir Perjalanan
47
Pulau Teratai Api [ Part 1 ]
48
Pulau Teratai Api [ Part 2 ]
49
Pulau Teratai Api [ Part 3 ]
50
Pulau Teratai Api [Part 4]
51
Pulau Teratai Api [ Part 5 ]
52
Pulau Teratai Api [ Part 6]
53
Pulau Teratai Api [ Part 7 ]
54
Pulau Teratai Api [ Part 8 ]
55
Pulau Teratai Api [ Part 9 ]
56
Pulau Teratai Api [ Part 10 ]
57
Kemurkaan Farka
58
Three Horse Mafia
59
Rasa Bersalah
60
Kelemahan Yang Mematikan
61
Arcelio Show Kembali?
62
Arcelio Show 2
63
Kepergian Leo
64
Arcelio Show 3
65
WS Group
66
WS Group 2
67
Konferensi Pers
68
Jamuan Makan Malam
69
Alasan Riza
70
Sutradara Mahendra
71
Jebakan Melisa
72
Warning 21+
73
Situasi Memburuk
74
Dendam Lama??
75
Zhan Si Bujang Tua
76
Kepulangan Aisyah
77
Persiapan Perang Farka
78
Drama Di Lobi
79
Romansa Kuno Pertama
80
Berangkat Ke AS
81
Hari Malang Karyawan
82
Tempat Syuting Baru
83
Bujang Tua Paling Pengertian
84
Melapor Pada Tuan Besar
85
Serangan Pertama
86
Bandara Bersimbah Darah
87
Sambutan Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!