"Ice cream." Jawab Farka pelan dengan wajah puppy eyes nya, bermaksud menghibur Gracia .
"Yang benar saja.Ekspresi itu buruk sekali di wajahmu" ejek Gracia tertawa kecil.
"Hhaha bercanda. Kakak mau beli jam tangan tapi keluaran terbaru" kata Farka malu sendiri atas leluconnya.
"Hhahaha beliin Lamborghini buat aku tapi kau sendiri tak mampu membeli sebuah jam? Oh Tuhan,apa uang mu habis untuk mobilku? Makanya jangan so mau beliin mobil. Kena batunya kan?Hahaha" Oceh Gracia mendramatisir mengejek kakaknya.
"Ishh yang penting kan kau senang. Bukannya terimakasih malah mengejekku. Dasar adik sialan,bawel sekali kau." jawab Farka menyentil kening Gracia .
"Aduhh aduhh. Iya deh iya kakakku sayang aku belikan. Ishh sakit sekali." Keluh Gracia meringis menahan sakit karena sentilan dari kakaknya tadi.
"Dasar aneh. Kau bisa membuat orang babak belur tapi disentil sedikit saja sudah meringis begitu"ejek Farka.
"Ishh sudah sudah ah aku akan bersiap" elak Gracia dengan gugup dan pergi dari sana.
"Yasudah sana pergi. Dandan yang cantik" jawab Farka mengelus kepala Gracia .
Gracia hanya mengangguk lalu masuk lift menuju kamarnya untuk bersiap. Sedangkan Farka kembali duduk menghabiskan sarapannya yang tertunda tadi.
"Kalian ini lucu sekali. Saat jauh terus saling khawatir dan mengeluh rindu tapi saat bertemu malah seperti kucing dan tikus yang nggak pernah akur." kata Paman Dani tertawa geli dengan sikap keduanya.
"Begitulah,Paman. Kadang teman rasa saudara lebih baik daripada saudara rasa teman. Bahkan kebanyakan orang lebih dekat dengan teman daripada saudaranya sendiri." jawab Farka membandingkan dengan orang lain.
"Itu benar. Bibi bangga bisa tinggal dengan kalian. Meskipun bukan keluarga yang sesungguhnya,tapi bibi merasa sangat bahagia."Bi Meta ikut mengobrol.
"Kau jaga Gracia baik-baik,Far. Paman hanya bisa ikut melindungi nya saat dirumah,kau kan bisa memantaunya dari jauh." ujar paman Dani.
"Tanpa paman pinta pun aku akan selalu melindungi adikku. Paman tenang saja"ucap Farka mantap.
Paman Dani dan Bi Meta tersenyum lalu melanjutkan makannya.Sedangkan Gracia sedang mondar-mandir di depan cermin lalu duduk memandang pantulan dirinya di cermin. Gracia kembali berdiri dan memutar badannya memperhatikan dari atas sampai bawah.
Makeup cool ala Gracia sudah rapi. Rambut panjangnya dibagi menjadi tiga,kiri dan kanan atas masing-masing diikat dan rambut bawahnya dibiarkan terurai serta poni yang menutupi sudut sebelah matanya membuat wajah baby face nya terlihat semakin manis.
Dress selutut tanpa lengan berwarna biru langit dipadu dengan Widges Heels di kaki mungilnya serta jam tangan dengan warna senada. Entah kenapa saat berhias tadi Gracia merasa harus berdandan sempurna.
'Entah apa yang akan terjadi lagi hari ini. Aku tidak mendapatkan firasat yang buruk,tapi kenapa hatiku gugup sekali?' batin Gracia gelisah.
Gracia memilih turun melewati tangga berharap bisa mengusir rasa gugupnya. Tapi nihil,sampai di bawah pun perasaan itu masih ada di hati Gracia .Farka yang memperhatikan Gracia sedari tadi melotot tak berkedip.
'Apa dia benar Gracia adikku?'tanya Farka pada dirinya sendiri.
Prangg...
Gelas yang terjatuh membuyarkan kekagumannya.
"Kakak kenapa?"tanya Gracia lirih.
"Ahh. Maaf. Apa kau benar Gracia adikku? Kau cantik sekali. Kau mau pergi ke mall apa mau pergi berkencan?"Gracia hanya menunduk menyembunyikan rasa gugupnya.
"Tunggu dulu. Hei. Kenapa kau murung?" Farka mengangkat dagu Gracia agar menatap wajahnya.
"Kakak.. Entah kenapa dari tadi aku merasa sangat gugup."jawab Gracia tetap lirih.
"Ooo.. Sini duduk dulu.." kata Farka menepuk kursi disampingnya.
"Biiii.. Tolong bawakan jus kesukaan Gracia kemari."pinta Farka pada pelayan.
Tak lama kemudian seorang pelayan datang membawa jus apel kesukaan Gracia . "Terimakasih,Bi. Tolong sekalian bersihkan pecahan gelas ini ya,Bi."
"Sama-sama. Akan saya bersihkan,tuan." sahut pelayan tersebut.
"Minumlah"kata Farka sambil menyodorkan jus tadi. Gracia meminum jus itu hingga habis setengahnya.
"Mungkin kau masih terbawa suasana tadi. Sudahlah, Al. Lupakan saja. Dimana sifat tegasmu itu? Jangan terlihat lemah,atau nanti ayahmu akan sedih disana. Emmm atau mungkin kau akan bertemu seseorang yang akan menjadi teman hidupmu nanti" goda Farka mencairkan suasana.
Gracia diam dan merenungkan kata-kata kakaknya yang menyebut ayahnya lagi. Gracia tidak tergoda dengan candaan Farka.
"Baiklah aku berangkat sekarang,kak.Habiskan saja jusnya." pamit Gracia datar.
"Hati-hati,Al" Gracia hanya melambaikan tangan membalas kata-kata Farka.
Di halaman rumahnya sudah ada tiga mobil yang sudah siap berangkat.Tentunya mobil baru Gracia yang paling depan diikuti dua mobil pengawalnya.
Gracia memasukkan satu katananya terlebih dahulu baru dirinya masuk. Ketiga mobil itu mulai melaju meninggalkan kediaman Gracia . Sepanjang perjalanan Gracia tampak bahagia bisa mengendarai mobil impiannya. Sesampainya disana, Gracia memasuki satu persatu toko yang ia tuju tanpa terlewat.
"Mmmm..Sepertinya sudah semua. Tinggal membeli jam tangan untuk kakak."Gumamnya seraya mengecek paperbag belanjaannya.
Saat Gracia hendak berjalan menuju toko jam, tiba-tiba Gracia menabrak orang.
Bughhh.. Prakkk..
"Aduhh. Ponselkuuuu" Gracia hendak meraih ponselnya yang terjatuh tetapi didahului orang yang ditabrak Gracia .
"Maafkan aku,Nona."kata pemuda itu lalu menyodorkan ponsel Gracia .
"Kau ini punya mata tidak sih? Lihat ponselku rusak gara-gara kamu! Asal kau tau ini adalah ponsel pemberian pamanku! Susah payah dia mengumpulkan uang menabung hanya untuk ponsel ini,kau malah menabrak ku dan membuat ponselku rusak seperti ini."Teriak Gracia mengomeli pria didepannya.
Gracia marah-marah dengan tempo cepat dalam beberapa tarikan nafas sambil berkacak pinggang dan menunjuk-nunjuk ponselnya yang retak hingga berhenti saat merasa nafasnya sudah habis.
'Dia yang menabrakku dia juga yang marah-marah padaku.Dasar betina' batin pemuda itu kesal.
"Baiklah,Nona. Mari ikut aku,akan kuganti. Kau boleh memilih yang manapun kau suka." Bujuk sang pemuda menyadari dirinya sudah menjadi pusat perhatian orang-orang.
Mendengar itu Gracia hanya menatap tajam dan mengerutkan dahi. Sebelum Gracia buka suara,pemuda tersebut melotot dan memberi kode kalau mereka sudah jadi pusat perhatian. Gracia melirik sekeliling dan alangkah terkejutnya saat menyadari tatapan heran orang-orang disana.
"Baiklah ayo cepat aku tidak punya banyak waktu." kata Gracia gelagapan.
Merekapun pergi menuju tempat yang menyediakan berbagai macam ponsel. Setelah cukup jauh dari tempat tadi Gracia mendadak berhenti membuat pria dibelakangnya menabrak Gracia karena sedang melamun.
"Ohh astaga. Bisakah kau tidak berhenti mendadak seperti ini?"bentak sang pemuda sangat kesal.
"Pergilah"jawab Gracia singkat.
'Oh tuhan kenapa makhluk yang bernama wanita itu sangat sulit dimengerti? Tadi dia marah-marah karena ponselnya rusak,sekarang malah menyuruh ku pergi sebelum tiba disana untuk mengganti ponselnya. Oh tuhanku kuatkan lah hati para lelaki saat berhadapan dengan betina' batin pemuda itu lalu mengangkat-angkat tangannya seolah benar-benar sedang berdoa.
Melihat sikap pria itu yang aneh, Gracia semakin kesal. Pria yang kini ada dihadapannya menatap Gracia tajam-tajam, begitu juga Gracia yang berbalik menatapnya tak kalah tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
marrydiana
mampir thor
2024-03-17
1
Li yang
sama-sama aneh,๐คฃ
2024-02-18
2
@Jngn gnggu aku
mantaf jiwa...
aku suka ceritanya...
semangat trus ya...
2020-08-23
2