"Oohh ...." Yumna langsung menghela napas dengan lega, lalu mengangguk senang. "Iya, Mas. Tapi boleh nggak aku sekalian titip makanan? Soalnya aku juga laper, Mas." Perlahan dia menyentuh perut, dan tiba-tiba suara cacingnya berbunyi.
"Boleh dong." Ustad Yunus terkekeh. "Kamu kepengen apa, Dek?"
"Spaghetti saja, Mas. Tapi aku mau Mas belikannya di restoran hotel. Dan sekalian salad buah juga, ya?"
"Oke. Tunggu sebentar, ya, assalamualaikum."
"Walaikum salam," jawab Yumna sambil tersenyum. Dan senyuman itu makin melebar saat pria itu sudah menghilang dari hadapannya.
Perlahan dia pun duduk di atas kasur, lalu mengelus dada.
"Ternyata dia orangnya gampang dikibulin, ya?" Monolognya dan tiba-tiba dia tertawa. "Hahaha!" Senang sekali rasanya, karena bisa membohonginya dengan semudah itu.
"Ah tau gini mah kenapa nggak daritadi saja?? Jadi nggak perlu aku sampai ketakutan kayak lagi dikejar-kejar setan."
"Oke ... selanjutnya aku akan telepon Nadia. Dia harus membantuku." Yumna merogoh kantong celananya untuk mengambil ponsel, lalu bergegas menelepon Nadia.
Sebagai seorang model, tentu Yumna membutuhkan peran seorang asisten yang mengurus semua perlengkapannya. Dan Nadia ini adalah asistennya.
"Halo, Nad. Ini aku Yumna," ucap Yumna setelah dua kali menelepon akhirnya terangkat juga.
"Nona Yumna?"
"Iya."
"Alhamdulillah ... akhirnya Nona menghubungi saya. Selamat atas pernikahan Anda, ya, Nona!"
"Kok kamu tau, aku sudah menikah, Nad?" tanya Yumna heran.
"Nona sudah 3 hari nggak ada kabar, dan karena Nona ada syuting yang harus dikerjakan... kemarin saya memberanikan diri untuk menghubungi Bu Soora, dan beliau mengatakan jika Nona akan libur beberapa waktu dari dunia model. Karena Nona mau menikah," jelas Nadia panjang lebar. "Eh tapi, Nona, kenapa Anda menikah secara sembunyi-sembunyi? Kenapa nggak diumumkan saja? Bukankah Nona sangat mencintai Pak Glenn, ya?"
"Aku menikah dengan orang lain, Nad, bukan dengan Kak Glenn," jawab Yumna dan seketika saja manik matanya berkaca-kaca. Dia jadi sedih jika mengingat pria itu.
"Benarkah?! Kok bisa, Nona?!" Suara Nadia terdengar begitu melengking, sampai-sampai Yumna menjauhkan ponselnya dari telinga. Sepertinya perempuan itu kaget mendengar apa yang bosnya katakan.
"Ceritanya panjang. Tapi sekarang aku butuh bantuanmu, Nad."
"Bantuan apa, Nona? Katakan saja."
"Aku mau kamu carikan aku seorang perempuan yang cantik dan menarik."
"Untuk apa, Nona?"
"Untuk dibayar, nanti dia akan kusuruh supaya bisa menggoda ...."
Ceklek~
Ucapan Yumna seketika terputus saat tiba-tiba pintu kamar hotelnya dibuka, dan masuklah Ustad Yunus sembari mengucapkan salam.
"Assalamualaikum, Dek."
"Walaikum salam, Mas," jawab Yumna, lalu buru-buru dia mematikan panggilan. Tapi segera dia mengirimkan chat kepada asistennya.
[Besok kita bahas lagi, sekalian ketemu, Nad.]
"Kok Mas cepet?" tanya Yumna.
"Iya, tadi enggak ngantre. Ini, Dek." Ustad Yunus mendekat setelah dia menutup pintu, kemudian memberikan tiga kantong berwarna coklat ke tangan Yumna.
"Terima kasih ya, Mas." Yumna langsung berdiri dan mengambil kantong itu, kemudian berpindah posisi duduknya di sofa.
"Sama-sama. Tapi tadi kalau boleh saya tau ... kamu teleponan sama siapa, Dek? Apa Papi?"
"Bukan, Mas." Yumna menggeleng. "Aku telepon asistenku. Soalnya aku ada perlu."
"Kamu punya asisten juga?" Ustad Yunus menghampiri Yumna di sofa, kemudian ikut duduk di sampingnya namun menjaga jarak.
"Punya, Mas." Yumna mengangguk. Beberapa kantong itu sudah diletakkan di atas meja, kemudian dia membukanya satu persatu. Dan ternyata isinya sangat banyak.
Selain pembalut, spaghetti dan salad buah—ternyata ada dua gelas jus mangga, dua bungkus kripik kentang, dua papan coklat dan sebotol minuman khusus untuk datang bulan.
'Kok dia bisa tau, merek pembalut yang biasa aku pakai? Apa cuma kebetulan aja? Dan kenapa banyak banget yang dia beli? Dia kepengen buat aku gendut apa gimana, sih?' batin Yumna sambil merengut.
"Saya nggak tau merek pembalut yang kamu pakai, Dek. Tapi kata kasirnya ... itu merek yang paling bagus dan paling nyaman. Jadi saya beli yang itu."
Sejak dulu Ustad Yunus sering diminta Umi Mae untuk membeli pembalut. Entah untuk mengisi warung atau dipakai pribadi. Jadi tak heran, jika dia tidak malu membelikan benda itu.
Sebab biasanya, sebagian pria pasti malu untuk membelinya.
"Enggak apa-apa kok, Mas." Yumna langsung mengulum senyum. "Aku kebetulan memang pakai yang merek ini."
"Benarkah?" Mata Ustad Yunus terlihat berbinar.
"Iya." Yumna mengangguk. "Eemmm ... tapi, kenapa Mas Boy beli banyak banget makanan? Kan aku cuma nitip spaghetti sama salad buah?"
"Saya pernah baca di internet ... katanya orang yang datang bulan itu seperti orang yang sedang ngidam dan suka sakit juga. Jadi selain saya belikan cemilan, saya juga belikan minuman obat. Kata kasirnya ... itu seperti jamu dan efektif buat memperlancar darah haid serta meredakan rasa sakit."
"Kasirnya sok tau amat." Yumna mendengkus. Terlihat dia tidak senang mendengar penjelasan Ustad Yunus. Yang seolah-olah begitu peduli padanya. "Tapi ya sudah deh, namanya udah terlanjur dibeli."
"Maafin saya ya, Dek."
Yumna mengerutkan keningnya, lalu menatap Ustad Yunus. "Kok minta maaf? Nggak apa-apa, Mas."
"Kamu kelihatan seperti nggak suka dengan apa yang saya beli."
"Suka kok." Yumna langsung tersenyum manis. Jujur sebenarnya dia muak karena terus menerus harus bersikap manis, tapi sepertinya dia memang harus membiasakan untuk tampil bersandiwara di depan suaminya. "Mas jangan suka salah paham dengan ekspresi wajahku. Aku memang udah begini, Mas, dari lahir."
"Oh begitu. Tapi kamu terlihat jauh lebih cantik kalau sedang tersenyum, ketimbang merengut seperti tadi, Dek."
Entah sedang merayu atau sekedar mengungkapkan pendapatnya, tapi apa yang diucapkan Ustad Yunus seketika membuat wajah Yumna merona.
"Mas apaan sih, gombal banget!" Yumna langsung membuang muka sambil mencebik bibir. Geli sekali mendengarnya, tapi anehnya wajahnya masih merona.
"Saya nggak lagi gombal, Dek."
'Lagian gombalan Mas nggak bakal mempan tuh! Yang ada aku jijik!' batin Yumna.
"Udah mending Mas sekarang tidur, aku ingin makan soalnya laper banget."
"Kamu langsung makan saja sekarang, Dek. Biar saya temenin kamu sampai kenyang."
"Tapi masa Mas liatin aku makan? Sedangkan Mas sendiri nggak makan." Ini hanya alasan saja, supaya Ustad Yunus langsung pergi tidur.
"Boleh saya makan satu keripiknya?" Ustad Yunus perlahan meraih sebungkus kripik kentang. Dan Yumna langsung mengangguk heran. "Saya akan makan kripik untuk menemani kamu makan, Dek."
Yumna menghela napas dengan gusar. "Ah ya sudah deh." Karena sudah tidak tahan lagi untuk menahan diri, akhirnya dia memutuskan untuk makan di dekat Ustad Yunus meskipun sejujurnya dia sangat tidak mau.
"Pelan-pelan makannya, Dek, jangan lupa baca do'a." Ustad Yunus tersenyum memerhatikan Yumna yang makan begitu cepat, sampai-sampai mulutnya terisi penuh. Terlihat jelas, jika perempuan itu benar-benar sangat lapar.
'Ah ngoceh mulu ini orang, lama-lama aku cekik juga biar mampus! Nggak tau apa dia ... kalau aku kelaparan! Bisa-bisa aku mati kalau nggak buru-buru makan!' Yumna menyeru dalam hati dan merasa dongkol sendiri.
***
Keesokan harinya.
Tepat jam 10 pagi, Papi Yohan dan Mami Soora sudah berdiri tepat di depan kamar hotel Yumna dan Ustad Yunus.
Alasan kedatangan mereka ke sana karena ingin memastikan, benar atau tidaknya anak dan menantunya itu sudah melakukan belah duren.
"Kita ke sini kepagian nggak sih, Pi?" tanya Mami Soora yang terlihat ragu. Tangan Papi Yohan langsung ditahan olehnya, padahal pria itu hendak memencet bel.
"Udah jam 10, Mi." Papi Yohan menoleh kepada istrinya. "Udah bukan pagi lagi, tapi mau siang."
"Tapi biasanya, orang yang habis belah duren itu pasti akan melakukan lebih dari sekali, Pi. Kalau misalkan mereka masih goyang ngebor gimana? Nanti yang ada kita ganggu mereka dong, kasihan si Boynya, Pi."
...Enggak ada yang goyang ngebor kok, Mi 😂...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Anik Trisubekti
kamu iini Yum,manis diluar pahit di dalam
2023-11-01
1
Eva Karmita
silahkan saja Yum tapi jangan nyesel ya kalau nanti mas Boy bener" digoda cewek lain , aah Yumna kamu tu bikin gemeeeeeessh aja 😏😏
2023-11-01
0
fee2
sang menantu belum belah duren papi yohan... malah punya t
rencana bayar perempuan lain buat goda suaminya... kebayang kalo yumna posesif cemburu gak rela suaminya ma yang lain 🤣🤣🤣🤣🤣🤣😇
2023-11-01
0