Dokter itu mengangguk cepat. "Iya, Nona. Ini memang berasal dari kotoran ayam."
"Jadi maksudnya, Papiku makan kotoran ayam gitu, Dok, terus keracunan?" tebak Yumna dan tiba-tiba jadi mual sendiri. "Hhueekk!!! Apa enggak menjijikkan, ya, Dok? Dan masa sih ... Papiku sekonyol itu?"
"Memang terdengar menjijikkan, Nona. Tapi sepertinya, Papi Anda sendiri tidak sadar ... jika dia pernah memakan kotoran ayam. Dan kalau boleh tau, dia sendiri suka makan usus atau pantaat ayam tidak, ya?" Dokter tersebut menatap kepada Mami Soora, sebab dia yakin—sebagai istrinya perempuan itu pasti jauh lebih tau ketimbang Yumna yang sebagai anak.
"Kalau pantaat sendiri sih aku nggak pernah lihat dia makan, tapi kalau usus ayam dia cukup hobi, Dok."
"Tapi kayaknya nggak mungkin sih, Mi, usus yang Papi makan masih ada taiknya. Penjualnya juga pasti mencuci bersih lahhh ... apalagi itu 'kan makanan," sahut Yumna dengan yakin.
"Ah tapi bisa saja itu sumbernya, Yum. Kan enggak mungkin juga kalau Papimu itu makan taik ayam secara langsung. Pasti itu dari kotoran diusus yang ketinggalan," balas Mami Soora yang juga yakin pada pemikirannya sendiri.
"Ucapan Ibu benar." Dokter itu setuju dengan pendapat Mami Soora. "Saya juga meyakini jika sumber virus itu dari sana."
"Terus sekarang, bagaimana kondisi Papi, Dok? Udah baik 'kan, sekarang? Racunnya sudah Dokter keluarkan?" tanya Yumna.
"Kondisinya masih begitu mengkhawatirkan, Nona, dan virus itu tidak bisa dihilangkan. Seperti apa yang saya sampaikan tadi ... jika ini adalah virus langka, yang berarti obatnya belum ada."
"Lho ... terus bagaimana dong, Dok? Kalau penyakit itu nggak ada obatnya?"
"Saya tadi sudah meneliti ... kalau virus itu ternyata bisa sembuh sendiri jika pasien tersebut merasa bahagia, dan kalau dia merasa sedih atau tertekan batin ... bisa jadi virusnya akan menjadi parah. Fatalnya bisa membuat kematian," jelas Dokter itu.
"Kematian?!" Yumna, Mami Soora sama-sama terkejut dengan mata membola.
"Jadi ini obatnya hampir mirip dengan virus Corona dong, Dok?" tanya Mami Soora. Dokter itu pun mengangguk.
"Benar, Bu." Dokter itu mengangguk. "Dan untuk sementara ... Pak Yohan akan mengkonsumsi obat anti bodi dulu. Tapi saya sarankan kepada istri dan anaknya ... untuk bisa menjaga perasaan Pak Yohan saat ini. Jangan sampai membuatnya kesal apalagi sedih. Dan turutilah apa pun keinginannya, karena itu indikator yang membuatnya akan segera sembuh." Diakhir kalimat, Dokter sengaja menekannya sembari melirik ke arah Mami Soora dengan sebelah alis mata yang terangkat.
Wanita itu pun langsung mengangguk dan tersenyum kecil, seolah membalas isyarat yang dokter itu berikan.
"Kalian sekarang boleh masuk dan menemuinya."
"Apa kita perlu pakai masker dan hand sanitizer dulu, Dok?" tanya Yumna yang tidak mau ketularan. Menurutnya, virus tekotok itu juga cukup menyeramkan.
"Tidak usah, Nona," Jawab dokter itu sambil menggelengkan kepalanya. "Virus tekotok tidak menular kok. Jadi saya jamin akan aman. Kalau begitu ... saya mau permisi dulu ya Nona ... Bu."
"Baik, Dok, terima kasih," kata Mami Soora, lalu menyusul masuk ke dalam kamar inap suaminya, sebab Yumna sudah lebih dulu masuk.
"Papi ...," lirih Yumna dengan lembut. Gegas dia pun mendekat ke arah ranjang untuk duduk di kursi kecilnya, setelah itu memegang erat tangan kanan Papi Yohan. "Papi harus sembuh, Pi. Ayok sekarang bangun, Pi!" titahnya sambil menggoyangkan pelan tubuh pria yang tengah berbaring lemah itu.
^^^Bersambung.....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Pisces97
drama sakit boong an dokter apa dibayar sama papi Yohan ya 🤭😂
2024-01-02
1
Ulfah Putri
gak ada yg lebih keren gitu,,kaya kangker jantung DT, lah ini virus takkotok
2023-10-28
1
Anik Trisubekti
Raja dan Ratu drama nih papi sm mami 😄
2023-10-25
0