6. Virus Tekotok

"Halo, bagaimana Ron?" tanya Papi Yohan yang baru saja melakukan sambungan telepon dengan asistennya yang bernama Roni.

Pria itu dari kemarin ditugaskan untuk mengawasi Yumna, supaya Papi Yohan atau pun Mami Soora tak kehilangan jejak anaknya.

"Nona Yumna tinggal di salah satu apartemen, Pak. Tapi dia datang bersama Pak Glenn, karena memang ditengah jalan pas pergi dari rumah Bapak ... mereka ketemu," jelas Roni.

"Pasti mereka janjian ya, Ron?"

"Kayaknya."

"Apa mereka tinggal di apartemen yang sama? Maksudnya, satu kamar gitu?"

"Enggak, Pak. Hanya Nona Yumna saja. Pak Glenn sendiri setelah mengantar Nona Yumna, hanya dua jam singgah terus pulang. Dan saya juga sempat melihat ada seorang kurir pengantar makanan datang sebelum dia pulang."

"Mereka berdua ngapain dua jam di apartemen, Ron?"

"Saya enggak tau, Pak."

"Kok enggak tau? Kan aku memintamu mengawasi Yumna? Gimana, sih?" Papi Yohan berdecak kesal.

"Maaf, Pak. Saya memang mengawasi semalaman hingga hari ini. Tapi saya enggak bisa melihat semua aktivitasnya, karena saya juga nggak mungkin ikut masuk."

"Pas kamu lihat si Kriwil keluar apartemen ... pas dia mau pulang, kamu sempat memperhatikan wajahnya nggak?" tanya Papi Yohan penasaran.

"Memperhatikan gimana maksudnya, Pak?" Roni berbalik tanya. Sepertinya dia bingung.

"Ya memperhatikan jika dia terlihat lelah, tapi bersemangat. Ditambah wajah dan lehernya berkeringat enggak?"

"Lelah tapi bersemangat itu maksudnya apa, ya, Pak? Maaf ... saya bingung dan sama sekali enggak mengerti dengan apa yang Bapak ucapkan."

"Maksudku, kamu memperhatikan dia dan Yumna habis wikwikk atau enggak, Ron? Masa begitu saja kamu nggak ngerti, sih?" Papi Yohan terlihat gemas sendiri. Sampai-sampai dia menggigit bantal.

"Wikwikk?!"

Lagi-lagi sepertinya Roni tidak mengerti.

"Ya ampun ... pasti wikwikk pun kamu enggak ngerti ya, Ron?" Papi Yohan berdecak sambil geleng-geleng kepala.

"Enggak, Pak. Maaf."

"Maksudku bercinta, Ron!!" geramnya yang sudah emosi.

"Ooohhh ... tapi maaf, Pak. Saya enggak tau. Dan saya juga enggak memperhatikan wajah Pak Glenn."

"Ah kau ini! Tau kamu nggak memperhatikannya buat apa kamu tanya muter-muter. Mana bilang maaf-maaf mulu lagi. Memangnya lebaran, ya?!" berangnya.

"Maaf, Pak, saya ...." Ucapan Roni belum selesai, tapi panggilannya itu sudah dimatikan secara sepihak oleh Papi Yohan.

Pria tua itu pun menonjok bantal, lalu membuang napasnya berkali-kali. "Semoga saja Yumna masih perawan hingga sekarang. Aku enggak mau kalau sampai si Boy kecewa saat nanti dia unboxing, karena aku sendiri yakin jika si Boy pasti masih perjaka ting-ting."

***

Drrrttt... Drrrttt....

Ponsel Yumna bergetar di atas nakas. Dia yang baru saja keluar dari kamar mandi segera mengambilnya, dan ternyata ada sebuah panggilan masuk dari nomor baru.

"Siapa yang telepon pagi-pagi begini?" Merasa penasaran, akhirnya Yumna pun mengangkat panggilan itu.

"Selamat pagi, apa ini dengan Nona Kim Yumna Ricardo, anak dari Pak Yohanes Ricardo?" Terdengar suara wanita dari seberang sana. Cukup asing menurut Yumna.

"Benar. Tapi ini dengan siapa, ya?"

"Saya salah satu penjaga resepsionis di sebuah rumah sakit. Ingin memberitahu kepada Anda kalau saat ini Pak Yohanes masuk rumah sakit, Nona."

"APA?! Masuk rumah sakit?!" Yumna sontak membulatkan mata, lantaran terkejut mendengarnya. "Kenapa, Bu? Apa Papiku kecelakaan?"

"Beliau tidak kecelakaan. Hanya pingsan saja dijalan, Nona, tapi dengan kondisi yang mengkhawatirkan. Dan apakah Nona bisa datang ke rumah sakit? Dan ajak keluarga Nona juga? Karena saat ini ... hanya nomor Nona yang bisa saya hubungi."

"Di rumah sakit mana Papiku berada, Bu? Beritahu aku! Aku akan segera ke sana!" pinta Yumna tak sabar.

Meskipun dia masih kesal dengan Papinya, namun mendengarnya masuk rumah sakit—Yumna masih bisa panik. Apalagi saat mendengar kondisi yang mengkhawatirkan yang wanita dari seberang sana katakan.

"Rumah Sakit Sejahtera. Kebetulan Pak Yohan juga sudah berada dikamar perawatan khusus VIP dewasa nomor 303 B, Nona."

"Aku akan segera ke sana secepatnya, Bu!" Yumna lantas mematikan panggilan. Buru-buru dia pun berganti pakaian dan mengambil tasnya.

Sembari berjalan keluar apartemen, Yumna menelepon Glenn. Niatnya ingin memberitahu serta memintanya untuk mengantar, hanya saja panggilannya tidak diangkat-angkat.

"Apa Kak Glenn belum bangun, ya?" gumamnya kemudian masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka.

Melihat itu, Roni pun ikut masuk juga. Tapi dia akan berpura-pura tak sengaja melihat Yumna, padahal sebenarnya dia sejak tadi mengawasi.

"Eh, Nona Yumna kok ada di sini? Lagi ngapain?" tanyanya dengan tatapan heran.

Yumna yang tengah bermain ponsel, sedang mengetik chat yang akan dikirimkan kepada Mami Soora kini langsung terhenti dan menoleh ke arah Roni.

"Roni?!" Bola matanya pun terlihat sedikit membulat. Tampaknya dia kaget dengan kehadiran pria itu. "Kamu ngapain ada di sini? Apa jangan-jangan kamu diminta oleh Papi dan Mami untuk mengawasiku?" tuduhnya dengan tatapan curiga.

"Mengawasi untuk apa, Nona?" tanyanya dengan kening yang mengerenyit. "Saya tinggal disalah satu unit apartemen di sini, Nona," tambahnya kemudian supaya percaya.

"Jangan bohong!"

"Saya jujur. Lagian ngapain juga saya berbohong, Nona? Dan kalau pun saya diperintahkan Pak Yohan atau Bu Soora ... seperti apa yang Nona Yumna pikirkan, untuk apa juga tadi saya bertanya Nona di sini lagi ngapain."

"Ya sudah ... Kalau begitu kamu antarkan aku ke rumah sakit saja, Ron." Yumna tak mau ambil pusing, jadi dia mencoba untuk mempercayai.

"Nona sakit apa?"

"Bukan aku yang sakit. Udah sih, nggak usah bawel! Turuti saja perintahku!" serunya yang tiba-tiba sewot.

"Baik, Nona. Maafkan saya." Roni mengangguk, tapi dia terlihat sambil menghela napas.

*

*

*

Tibanya di rumah sakit, Yumna langsung menuju kamar rawat yang dimaksud oleh wanita yang meneleponnya tadi. Dan kedatangannya itu bertepatan dengan Mami Soora yang juga datang sambil tergesa-gesa.

Yumna sendiri sempat menghubungi tadi dijalan. Dan memintanya datang supaya sampainya bareng.

"Kenapa dengan Papi, Yum? Kok bisa dia dibawa ke rumah sakit?" tanya Mami Soora sambil mengatur napasnya naik turun.

"Aku kurang tau, Mi." Yumna menggelengkan kepalanya. "Tapi harusnya sih Mami yang lebih tau dariku. Kan Mami yang dari kemarin bareng sama Papi, masa Mami nggak tau ... Papi pingsan dijalan? Dan kenapa juga musti pingsan dijalan, kayak nggak ada kerjaan saja."

"Mami benar nggak tau, Yum. Mangkanya Mami kaget pas kamu beritahu. Papi itu memang dari semalam nggak pulang." Wajah Mami Soora tampak sendu dan begitu khawatir.

"Kenapa nggak pulang? Cari janda dia?"

"Sembarangan aja kamu kalau ngomong!" Mami Soora langsung mengusap kasar wajah anaknya. "Papimu itu mencarimu, Yum! Kan kamu pergi dari rumah."

"Kan aku sudah bilang, Papi dan Mami enggak perlu mencariku. Jadi ngapain ...." Ucapan Yumna seketika terhenti, saat dimana dia mendengar suara pintu yang dibuka dari kamar rawat yang dia yakini ada Papi Yohan di dalamnya.

"Apa kalian berdua keluarga dari Pak Yohanes?" tanya seorang Dokter pria yang kini menatap Yumna dan Mami Soora silih berganti. Dan keduanya langsung mengangguk cepat.

"Benar, Dok. Dan aku istrinya," jawab Mami Soora. "Ada apa dengan suamiku? Aku diberitahu kalau dia pingsan dengan kondisi yang mengkhawatirkan."

"Setengah jam yang lalu ... ada dua pria datang membawa beliau ke rumah sakit. Mereka berdua mengatakan jika menemukan Pak Yohanes yang tergeletak pingsan di depan mini market dengan mulut yang berbusa, Bu," jelas dokter itu.

"Berbusa?!" Yumna langsung membulatkan matanya. Begitu pun dengan Mami Soora.

"Apa suamiku keracunan makanan?" tanya Mami Soora.

"Beliau tidak mengalami keracunan, Bu. Tapi terkena virus."

"Virus apa? Corona?" tanya Yumna dengan jantung yang tiba-tiba berdebar kencang. "Kayaknya enggak mungkin sih, kalau virus Corona." Yumna tiba-tiba melanjutkan ucapannya sendiri. "Virus Corona 'kan udah hilang, Dok."

Dokter menggelengkan kepala. "Bukan virus Corona, Nona, tapi virus baru dan cukup langka."

"Omicorn, Dok??" tebak Yumna sekaligus bertanya. Tapi dokter itu menggeleng lagi.

"Terus virus apa, Dok?" tanya Mami Soora penasaran.

"Namanya virus tekotok, Bu."

"Tekotok?!" Kening Yumna langsung mengerenyit. Dia tampak bingung sekaligus tak percaya mendengarnya. "Kok kayak kotoran ayam, Dok, namanya?"

...Ada lagi yang kena virus🤣🤣...

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

emang ada ya Thor virus tekotok
berarti terkotok kotok ... 🤭😂😂

2024-01-02

1

Ulfah Putri

Ulfah Putri

sakit perut aku baca nyaaaaaa🤣🤣🤣🤣

2023-10-28

1

Amisaroh

Amisaroh

hadehh tu dokter bnran apa gadungan

2023-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tau diri itu penting
2 2. Harga diriku
3 3. Pergi dari rumah
4 4. Melamar Ustad Yunus
5 5. Umi merestui
6 6. Virus Tekotok
7 7. Bisa membuat kematian
8 8. Kamu harus pilih
9 9. Maafkan aku
10 10. Aku ingin menikah!
11 11. Pengantin
12 12. Kalian berdua sama saja!
13 13. 100 ribu
14 14. ijab kabul
15 15. Cium Mas Boy
16 16. Tissue magic
17 17. Jangan dekat-dekat
18 18. Aku takut sama Mas Boy
19 19. Kasihan si Boynya
20 20. Dosa tau
21 21. Ingin mereka saling mencintai
22 22. Laki-laki yang harus digoda
23 23. Tinggal bareng mertua
24 24. Dasar mes*m!
25 25. Ah sial!
26 26. Gagal deh rencanaku
27 27. Terlihat begitu menawan
28 28. Dia suamiku!
29 29. Mereka makin ngelunjak!
30 30. Berani sekali kau menyentuh suamiku!
31 31. Nanti masuk angin
32 32. Ingin cepat memilikimu seutuhnya
33 33. Aku mau ikut
34 34. Ada gila-gilanya
35 35. Pesta resepsi
36 36. Kau merebut calon istriku!
37 37. Apakah pria tadi begitu penting di hidupmu?
38 38. Hiduplah dengan masing-masing
39 39. Kupikir Yumna benar-benar mencintaiku
40 40. "Aku nggak tahan banget, Mas."
41 41. Saling menyatu
42 42. Ditinggal pergi
43 43. Sepertinya dia pacar baru
44 44. Mas kenapa, sih??
45 45. Kau boleh merebutnya
46 46. Bingung sama tingkahmu
47 47. Ternyata sesakit ini
48 48. Masih sangat mencintainya
49 49. Sial*n si Naya!!
50 50. Pergi dari sini
51 51. Harusnya hanya aku satu-satunya
52 52. Ingin bicara berdua
53 53. Aku sudah nggak peduli
54 54. Ingin mengangkatnya jadi anak
55 55. Sebuah keputusan
56 56. Aku akan membuktikannya (END)
57 Pengumuman!!
58 Meraih Kembali Cinta Suamiku
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Tau diri itu penting
2
2. Harga diriku
3
3. Pergi dari rumah
4
4. Melamar Ustad Yunus
5
5. Umi merestui
6
6. Virus Tekotok
7
7. Bisa membuat kematian
8
8. Kamu harus pilih
9
9. Maafkan aku
10
10. Aku ingin menikah!
11
11. Pengantin
12
12. Kalian berdua sama saja!
13
13. 100 ribu
14
14. ijab kabul
15
15. Cium Mas Boy
16
16. Tissue magic
17
17. Jangan dekat-dekat
18
18. Aku takut sama Mas Boy
19
19. Kasihan si Boynya
20
20. Dosa tau
21
21. Ingin mereka saling mencintai
22
22. Laki-laki yang harus digoda
23
23. Tinggal bareng mertua
24
24. Dasar mes*m!
25
25. Ah sial!
26
26. Gagal deh rencanaku
27
27. Terlihat begitu menawan
28
28. Dia suamiku!
29
29. Mereka makin ngelunjak!
30
30. Berani sekali kau menyentuh suamiku!
31
31. Nanti masuk angin
32
32. Ingin cepat memilikimu seutuhnya
33
33. Aku mau ikut
34
34. Ada gila-gilanya
35
35. Pesta resepsi
36
36. Kau merebut calon istriku!
37
37. Apakah pria tadi begitu penting di hidupmu?
38
38. Hiduplah dengan masing-masing
39
39. Kupikir Yumna benar-benar mencintaiku
40
40. "Aku nggak tahan banget, Mas."
41
41. Saling menyatu
42
42. Ditinggal pergi
43
43. Sepertinya dia pacar baru
44
44. Mas kenapa, sih??
45
45. Kau boleh merebutnya
46
46. Bingung sama tingkahmu
47
47. Ternyata sesakit ini
48
48. Masih sangat mencintainya
49
49. Sial*n si Naya!!
50
50. Pergi dari sini
51
51. Harusnya hanya aku satu-satunya
52
52. Ingin bicara berdua
53
53. Aku sudah nggak peduli
54
54. Ingin mengangkatnya jadi anak
55
55. Sebuah keputusan
56
56. Aku akan membuktikannya (END)
57
Pengumuman!!
58
Meraih Kembali Cinta Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!