15. Cium Mas Boy

"Yes!! Akhirnya Boy menjadi menantuku!!" Papi Yohan tiba-tiba saja melompat-lompat karena sangking senangnya, lalu dia langsung memeluk tubuh Ustad Yunus dengan erat.

"Papi!! Ayok duduk yang benar!" tegur Mami Soora yang terlihat panik. Hampir saja selang infusan itu terputus dari tangan suaminya. Gegas dia pun menarik tangan Papi Yohan, lalu membawanya untuk duduk ditempat semula di sampingnya.

'Lebay banget Papi. Padahal masih sakit, tapi bisa-bisanya dia lompat-lompat dengan tak tau malu begitu,' batin Yumna sambil memutar bola matanya. Malas sekali rasanya melihat tingkah Papi Yohan yang begitu konyol.

"Alhamdulillah ... kalian sudah sah menjadi pasangan suami-istri," ucap Pak Penghulu dan semua orang di sana angsung berucap syukur sambil mengusap wajahnya.

"Alhamdulillah ya, Allah."

Ustad Hamdan pun kembali memimpin do'a untuk penutupan.

'Terima kasih ya, Allah. Akhirnya aku sudah melepaskan masa lajangku, dengan menikahi seorang gadis. Meskipun bukan dengan perempuan yang aku cintai ... tapi aku berjanji, mulai detik ini aku akan belajar mencintainya hingga akhir hayatku. Dan tolong buat rumah tangga kami sebagai rumah tangga yang sakinah mawadah dan warahmah. Amin ... amin ya rabbal alamin,' ucap Ustad Yunus berdo'a dalam hati.

'Ya Allah terima kasih, akhirnya Yunus menikah. Semoga mereka berdua selalu bahagia dan tolong berikan semua keberkahanmu untuk rumah tangganya,' batin Umi Mae.

'Setelah berusaha keras ... akhirnya Boy sekarang sudah menjadi menantuku. Terima kasih ya, Allah. Terima kasih juga karena aku sudah diizinkan untuk menjadi umatmu. Aku bahagia sekali, dan rasanya aku pun sudah nggak sabar ingin cepat mendapatkan cucu dari mereka,' batin Papi Yohan.

'Semoga pernikahan mereka langgeng sampai kakek nenek ya, Allah. Dan memiliki keturunan yang banyak,' batin Mami Soora.

Ustad Yunus pun mengambil cincin pada kotak perhiasan, lalu meraih tangan Yumna dan menautkan benda itu pada jari manisnya. Dia pun langsung tersenyum, sebab cincin itu ternyata muat.

'Syukurlah kalau muat, ternyata ukuran jari perempuan mirip-mirip,' batin Ustad Yunus sambil tersenyum.

"Kok diem, Dek?" tanya Ustad Yunus dengan tatapan heran. Pasalnya Yumna terlihat diam saja seperti patung, harusnya dia mengambil satu cincin lagi pada kotak perhiasan dan berganti untuk memakaikan kepadanya.

"Cepat pasang, Yum, buat si Boy!" tegur Papi Yohan yang berbisik ditelinga Yumna.

"Ooh iya, maaf." Yumna tersentak, karena memang melamun sejak tadi. Buru-buru dia pun mengambil benda itu, kemudian memasangkan ke jari manis Ustad Yunus.

Namun, dia sendiri merasa bertanya-tanya sebab pria itu juga ternyata sudah memakai cincin yang begitu mirip modelnya seperti cincin nikah mereka. Hanya saja benda itu berada dijari tengah.

'Kok udah pakai cincin aja, dia? Tapi nggak mungkin, kan, kalau dia sudah menikah dengan orang lain?' batin Yumna.

"Yum! Kenapa bengong mulu, sih?!" Papi Yohan kembali berbisik dengan penuh penekanan. Yang dia mau sekarang Yumna mencium tangan Ustad Yunus, sebab dilihat pria itu juga seperti sudah menunggu.

Papi Yohan sendiri sering melihat proses pernikahan untuk orang-orang yang beragama muslim, jadi wajar kalau dia tahu.

"Cepat cium ...." Ucapan Papi Yohan seketika terputus begitu saja, saat sontak saja dia melihat Yumna tiba-tiba menangkup kedua pipi Ustad Yunus dan mencium bibirnya.

Cup~

Bukan hanya dia yang terkejut di sini, tapi semua orang juga. Apalagi dengan Ustad Yunus.

Buru-buru dia pun menarik tangan Yumna pada pipinya, lalu menjauhkan tubuh supaya kecupan itu terlepas. Tapi tanpa sadar, jantungnya sudah berdegup kencang. Dan bisa dibilang, ini adalah ciuman pertama Ustad Yunus.

"Dek! Kamu ngapain?!" tanyanya yang terlihat panik sendiri karena malu pada semua orang yang melihat. Kedua pipinya bahkan sudah merona.

"Kok ngapain? Kan aku cium Mas Boy tadi?" Yumna terlihat tak mengerti, dan heran mengapa Ustad Yunus bisa sekaget itu. Yang dia pikirkan bukankah berciuman sesudah menikah adalah hal yang wajar? Sebab pada beberapa pemberkatan dia sering melihat hal itu.

"Yum ... tahan dulu dong. Papi tau kamu pasti gemes sama si Boy, mangkanya—"

"Kan Papi tadi yang nyuruh aku nyium dia?“ Yumna menatap Papi Yohan dengan raut bingung. Dia ingat, tadi memang pria itu berbisik untuk memintanya mencium. "Gimana, sih?"

"Bukan nyium bibir, Yum. Maksud Papi nyium tangan."

"Ooohh nyium tangan? Bilang dong dari tadi." Yumna dengan santainya langsung meraih tangan Ustad Yunus, dia tak sadar saja jika pria itu sudah salah tingkah sekarang. Kemudian dilanjut Yumna mencium punggung tangannya.

Papi Yohan langsung menatap Ustad Yunus, memerhatikan wajah merahnya dan berharap jika pria itu akan segera mencium kening anaknya. Dan tak lama kemudian pria itu pun melakukannya, menciumnya sebentar sembari memejamkan mata.

"Terima kasih sudah mau jadi istriku, Dek," ucapnya pelan, nyaris seperti berbisik.

"Iya." Yumna hanya menjawab kata itu dengan singkat.

"Selamat ya, Nak! Umi ikut bahagia!" Umi Mae tiba-tiba memeluk Ustad Yunus sambil menangis, kemudian berganti dia memeluk tubuh Yumna. "Terima kasih sudah memilih Yunus untuk menjadi imammu, Nak. Kamu perempuan yang sangat baik dan manis sekali."

Meskipun sejujurnya tidak mau dipeluk, tapi Yumna berusaha menahan diri sebab sudah ada dua orang yang melototinya, yang tidak lain adalah kedua orang tuanya.

Kemudian yang lainnya pun ikut memberikan kata selamat dan mendoakan kepada pasangan yang baru menikah itu.

*

Setelah acara ijab kabul itu selesai, semua orang disana dilarang untuk pulang dulu, sebelum makan. Sebab Papi Yohan sudah meminta Roni untuk memesankan makanan dengan jumlah banyak, supaya bisa makan bareng.

Padahal ruangan itu adalah kamar rawat, tapi mendadak menjadi tempat hajatan.

"Mi ... boleh nggak sih aku ganti baju? Aku nggak betah kayaknya," tanya Yumna sambil memegang konde di atas kepalanya. Rasanya berat, ditambah dia pun merasa kepanasan karena belum terbiasa memakai kebaya.

"Nanti, Yum,“ jawab Mami Soora yang sedang menyuapi Papi Yohan makan. Dia juga ikut makan juga. "Kamu makan saja dulu dan habis itu kita foto-foto, kan sayang masa nggak ada momen."

"Bukannya pas ijab kabul si Roni buat rekaman video, ya? Itu 'kan sudah cukup, Mi."

"Baru video, kan fotonya belum."

"Ayok makan dulu saja, Nak," ajak Umi Mae yang duduk di sofa seorang diri, tangannya menepuk rantang makanan di atas meja. "Ini Umi tadi pagi sekalian masak sengaja untukmu. Ayok makan bareng sama Yunus."

"Tuuhh ... makan bareng sana sama si Boy, Yum. Samperin dia diluar," titah Mami Soora.

"Aku masih kenyang." Yumna mengusap perutnya. Dia sejujurnya berdusta saja, karena tidak mau makan bareng Ustad Yunus ditambah makan masakan dari Uminya. Yumna yakin betul jika masakannya pasti tidak enak. "Aku mau ke kamar mandi dulu, kepengen pipis," tambahnya kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

^^^Bersambung....^^^

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

awas ya yum nanti jadi bucin sama mas boy 🤭

2024-01-03

2

Evrida

Evrida

sekarang g mau yum yum nanti bucin sama mas boy atau gak cemburu kalau mas boy ketemu naya , ehem pengantin baru yakin nich lama pasti jebol gawang nya😂😂😂

2023-10-30

0

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

omesh juga nih Yumna 😄
selamat ya mas Boy akhirnya ganti status

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tau diri itu penting
2 2. Harga diriku
3 3. Pergi dari rumah
4 4. Melamar Ustad Yunus
5 5. Umi merestui
6 6. Virus Tekotok
7 7. Bisa membuat kematian
8 8. Kamu harus pilih
9 9. Maafkan aku
10 10. Aku ingin menikah!
11 11. Pengantin
12 12. Kalian berdua sama saja!
13 13. 100 ribu
14 14. ijab kabul
15 15. Cium Mas Boy
16 16. Tissue magic
17 17. Jangan dekat-dekat
18 18. Aku takut sama Mas Boy
19 19. Kasihan si Boynya
20 20. Dosa tau
21 21. Ingin mereka saling mencintai
22 22. Laki-laki yang harus digoda
23 23. Tinggal bareng mertua
24 24. Dasar mes*m!
25 25. Ah sial!
26 26. Gagal deh rencanaku
27 27. Terlihat begitu menawan
28 28. Dia suamiku!
29 29. Mereka makin ngelunjak!
30 30. Berani sekali kau menyentuh suamiku!
31 31. Nanti masuk angin
32 32. Ingin cepat memilikimu seutuhnya
33 33. Aku mau ikut
34 34. Ada gila-gilanya
35 35. Pesta resepsi
36 36. Kau merebut calon istriku!
37 37. Apakah pria tadi begitu penting di hidupmu?
38 38. Hiduplah dengan masing-masing
39 39. Kupikir Yumna benar-benar mencintaiku
40 40. "Aku nggak tahan banget, Mas."
41 41. Saling menyatu
42 42. Ditinggal pergi
43 43. Sepertinya dia pacar baru
44 44. Mas kenapa, sih??
45 45. Kau boleh merebutnya
46 46. Bingung sama tingkahmu
47 47. Ternyata sesakit ini
48 48. Masih sangat mencintainya
49 49. Sial*n si Naya!!
50 50. Pergi dari sini
51 51. Harusnya hanya aku satu-satunya
52 52. Ingin bicara berdua
53 53. Aku sudah nggak peduli
54 54. Ingin mengangkatnya jadi anak
55 55. Sebuah keputusan
56 56. Aku akan membuktikannya (END)
57 Pengumuman!!
58 Meraih Kembali Cinta Suamiku
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Tau diri itu penting
2
2. Harga diriku
3
3. Pergi dari rumah
4
4. Melamar Ustad Yunus
5
5. Umi merestui
6
6. Virus Tekotok
7
7. Bisa membuat kematian
8
8. Kamu harus pilih
9
9. Maafkan aku
10
10. Aku ingin menikah!
11
11. Pengantin
12
12. Kalian berdua sama saja!
13
13. 100 ribu
14
14. ijab kabul
15
15. Cium Mas Boy
16
16. Tissue magic
17
17. Jangan dekat-dekat
18
18. Aku takut sama Mas Boy
19
19. Kasihan si Boynya
20
20. Dosa tau
21
21. Ingin mereka saling mencintai
22
22. Laki-laki yang harus digoda
23
23. Tinggal bareng mertua
24
24. Dasar mes*m!
25
25. Ah sial!
26
26. Gagal deh rencanaku
27
27. Terlihat begitu menawan
28
28. Dia suamiku!
29
29. Mereka makin ngelunjak!
30
30. Berani sekali kau menyentuh suamiku!
31
31. Nanti masuk angin
32
32. Ingin cepat memilikimu seutuhnya
33
33. Aku mau ikut
34
34. Ada gila-gilanya
35
35. Pesta resepsi
36
36. Kau merebut calon istriku!
37
37. Apakah pria tadi begitu penting di hidupmu?
38
38. Hiduplah dengan masing-masing
39
39. Kupikir Yumna benar-benar mencintaiku
40
40. "Aku nggak tahan banget, Mas."
41
41. Saling menyatu
42
42. Ditinggal pergi
43
43. Sepertinya dia pacar baru
44
44. Mas kenapa, sih??
45
45. Kau boleh merebutnya
46
46. Bingung sama tingkahmu
47
47. Ternyata sesakit ini
48
48. Masih sangat mencintainya
49
49. Sial*n si Naya!!
50
50. Pergi dari sini
51
51. Harusnya hanya aku satu-satunya
52
52. Ingin bicara berdua
53
53. Aku sudah nggak peduli
54
54. Ingin mengangkatnya jadi anak
55
55. Sebuah keputusan
56
56. Aku akan membuktikannya (END)
57
Pengumuman!!
58
Meraih Kembali Cinta Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!