ROH DAN KEMATIAN
Sambil menunggu Paman dan Bibikku bersiap, aku berbaring di ranjang kesayanganku. "Bibik dan Paman lama sekali, aku jadi mengantuk." gumamku sambil mengucek-ucek kedua mata.
Saat aku hampir terlelap, Bibik dan Paman menghampiriku. " Ayo sayang, Paman dan Bibik sudah siap. Jangan tidur siang bolong ah ...! Ngak baik ...." ujar bibik sambil terus berceloteh tentang keburukan saat tidur ditengah hari.
Aku, Paman, dan Bibik masuk ke dalam mobil dan segera berangkat. Pukul 12.05 wib, perjalanan kami cukup panjang sekitar 8 jam, jadi Paman bilang, "Seperti biasa, kamu bisa tidur di dalam mobil selama diperjalanan. " ujar paman sambil memegang kepalaku.
Kantuk berat, itulah yang aku rasakan. Sekitar pukul 15.00 wib aku sudah tidak lagi bisa menahan mataku walaupun sebenarnya aku masih sangat ingin melihat pemandangan selama diperjalanan.
Aku tertidur, saat antara sadar dan tidak aku merasa ada seseorang yang berada di sampingku dan memegang tangan kiriku, padahal Bibik duduk di kursi depan bersama Paman.
Merasa yakin dengan perasaanku, aku membuka mataku dengan cepat dan melihat ke arah tanganku tapi aku tidak melihat apapun. Mungkin ini hanya perasaanku saja, ucapku di dalam hati. Aku kembali memejamkan mataku.
Situasi sebenarnya, seorang gadis misterius duduk dan memegang tangan Sarah dengan wajah pucat dan tatapan kosong.
Aku Sarah.... aku anak satu-satunya dikeluargaku. Kata mereka aku perempuan yang sangat cantik dengan rambut yang lurus panjang dan sedikit bergelombang. Aku suka mendengarkan musik dan suara halus angin.
Ayahku bernama Ardy dan Dia bekerja di sebuah perusahaan properti. Dia seorang pekerja keras dan sering keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya. Walaupun Ayahku terkesan pendiam dan misterius tapi aku tau kalau Ayahku sangat menyayangiku.
Ibuku bernama Rina, Iya seorang Ibu rumah tangga. Ibuku perempuan yang sangat lembut, baik hati, dan suka memasak. Wajah Ibu sangat lembut dan cantik walaupun kata mereka tidak terlalu mirip denganku, tapi itu tidak masalah, yang penting mereka juga bilang aku ini cantik Ha ha ha ha ha ha ha ha ha.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas aku tinggal di rumah paman dan bibikku di kota. Jarak antara rumah Ibu dan Paman cukup jauh... sekitar 7 sampai 8 jam perjalanan.
Aku disekolahkan di tempat Paman dan Bibik mungkin dianggap lebih maju karna lokasinya diperkotaan dan Bibikku adalah seorang guru yang teladan.
Saat ini aku akan melanjutkan pendidikanku di bangku kuliah dan aku kembali pulang kerumahku untuk berlibur. Kali ini libur yang cukup panjang sehingga aku bisa puas bersama Ayah dan Ibu ku.
Kami mulai memasuki daerah perbatasan kota. suasana tenang, sejuk, damai, dan jauh dari kebisingan kota menyambut ku dengan sempurna hingga aku merasa sangat rileks.
"Sarah, kita hampir tiba. "
"Iya paman ...." ucapku sambil melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 17.50 wib.
"Kenapa Sarah? " tanya Paman sambil memperhatikan aku dari kaca depan mobil.
"Akhirnya lelah kita terbayarkan Paman. " sahutku sambil tersenyum dan paman juga membalas senyumanku.
"Sarah ... seperti biasa ya! Jangan suka usil, nakal, sok tau, dan penasaran dengan apapun yang menurut kamu unik. Ingat ... ini mulai masuk kampung lho sayang. " ujar Bibik sambil menunjuk-nunjuk hidungku dengan jari telunjuknya.
"Iiiiih Bibik ini, iya iyaaaa aku pasti selalu ingat semua pesan Bibik yang tidak pernah berubah dari dulu kepadaku. Hi hi hi hi .... " berkata sambil melepas tawa kecilku.
"Jangan membantah Sarah ...! "
"Baiklah Bik .... " sahutku sambil menunduk dan menggerutu.
"Kita sudah sampai." ucap Paman sambil memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah Ayah dan Ibu.
Melihat wajahku yang masih mengkerut Paman menarik pipiku. "Sudah-sudah! Ayo kita turun dan jangan terus-terusan bersikap kekanak-kanakan seperti itu. Kamukan sudah tau sifat Bibikmu Sarah jadi jangan diambil hati. " ucap paman.
Dari dalam mobil, terlihat Ibu sudah berdiri di halaman rumah sambil tersenyum bahagia. Melihat Ibu aku langsung turun dari mobil dan Ibu langsung memelukku. "Sarah ... akhirnya kita bertemu kembali. Ibu kangen sekali. " ucap Ibu sambil memelukku dengan erat.
"Aku juga kangen sekali Bu, hmmmmmh kenapa sih aku tidak bersekolah di sini saja? Di dekat ibu? " tanyaku sambil terus memeluk Ibu.
"Hmmmh .... " sahut ibu mengeluh kecil, seperti ada yang Iya tahan dan sembunyikan.
Melihat ekspresi Ibu yang murung, aku berusaha memancing senyum Ibuku kembali dan mengalihkan pemikirannya. "Paman, ayo sini ...! Bibik ayo ...! Ibu pasti sudah masak yang enak dan lezat untuk kita.
"Ibu, aku ke dalam dulu ya. Sepertinya ada yang menungguku di dalam. " Aku segera masuk ke dalam rumah dan aku melihat Ibu melirikku sambil mengkerutkan dahinya
Saat langkah pertama aku tampakkan ke dalam rumah ini, tepat di depan pintu masuk, aku merasa ada udara lembut dan dingiiiin sekali menerpa wajahku hingga aku merasa sekujur tubuhku mendadak kaku untuk sejenak (langkahku terhenti).
"Hemh, sambutan seperti biasanya ya ...." gumamku di dalam hati sambil menarik nafas panjang.
Aku kembali melangkah dengan cepat menuju meja makan, siap menyantap hidangan yang sudah disuguhkan Ibu. "Waaaah .... " ucapku berteriak kecil dan tersenyum.
Paman, Bibik dan Ibu mengikutiku dari belakang. "Ibu .... semua aku suka, terimakasih ya Bu. " Akupun kembali memeluk Ibuku dengan erat sebagai ucapan terimakasih dariku. "Ayo Paman, Bibik, kita makan ...! "
Tanpa ragu dan malu-malu akupun segera duduk dan menyantap makanan yang sudah dimasak oleh Ibu. "Pelan-pelan Sarah ...! Ibu masak banyak dan cukup untukmu, Paman dan juga Bibik. "
"Iya Bu .... " sahutku sambil terus mengunyah makanan di dalam mulutku. "O iya, Ayah dimana bu?"
"Ayahmu belum pulang dari luar kota nak, mudah-mudahan malam ini Ayahmu tiba di rumah ya. " ujar Ibu sambil tersenyum dan memegang kepalaku.
"Aamiiiiiin .... iya Bu."
"Mbak yu, Sarah ... Paman dan Bibik langsung pulang malam ini juga ya karna besok harus bertugas kembali. "
"Kenapa cepat sekali Paman? Belum juga bertemu Ayah. tidur di sini saja dulu malam ini. " ucapku sambil setengah memohon.
"Sarah, bukannya kamu sudah selalu bersama Paman dan Bibik? Jangan kekanak-kanakan begitu ...." ujar Bibik
"Baiklah Bik .... " sahutku dengan raut wajah yang bersedih.
"Mulai saat ini, bersenang-senanglah Sarah, jangan menekuk dahi dan menggembungkan mulutmu seperti itu ok ...! Bibik sayang padamu. "
"Jangan menekuk dahi dan menggembungkan mulut? Larangan itu tidak ada di dalam pantangan yang Bibik sebutkan tadi." sahutku sambil menggerutu.
Selesai makan yang banyak aku, Paman, dan Bibik duduk di depan TV. Aku duduk menghadap ke arah dapur dan sekilas aku melihat seseorang berdiri di sana, di dekat pintu dapur. Walaupun hanya cahaya remang-remang tapi terlihat cukup jelas untukku.
"Ibu, apa si Mbok menginap di sini? Dan Ibu menjawab tidak. Aku menundukkan kepalaku lalu melihat ke arah dapur lagi tapi seseorang itu sudah tidak lagi berdiri di sana. Entah mengapa, tiba-tiba perasaanku menjadi tidak enak.
Di sampingku, Paman dan Bibik sedang membicarakan tentang perkuliahan ku kepada Ibu. Mereka melakukan diskusi yang cukup hebat demi menentukan masa depanku. Menurut Paman aku punya karakter untuk menjadi arsitek, tapi menurut Bibik lebih baik aku menjadi seorang guru.
Mendengarkan perkataan Paman dan Bibik, Ibu terlihat bingung, dan menurut Ibu semua yang Paman dan Bibik sampaikan itu baik. Selain itu juga Ibu mengatakan kalau sebenarnya Ibu ingin sekali aku kuliah di sini dan tinggal bersama Ibu.
Tar ....
Saat Ibu mengatakan hal tersebut sesuatu terdengar pecah di dapur, karena suaranya sangat kuat kami semua bergerak ke arah dapur untuk memastikan apa yang terjadi.
Bersambung....
Ingin tau kisah selanjutnya????
Jangan lupa terus ikuti ceritaku di episode selanjutnya. Tinggalkan komentar, like, dan favorit ❤ untuk notifikasi selanjutnya.
By...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
amel
baca ulang lgi
2024-02-28
1
nurcahaya airah
bagus banget makasih yaa seram banget kalo pake audio nya auto seram🤫
2023-06-01
0
Rainbow Twins
hai
2022-07-01
1