TEROR LUKISAN BERDARAH

Cahaya ...

Itu yang aku lihat, jendela kamarku bercahaya. "Siiiiith, kepalaku, sakittttt, tanganku, kakiku, tubuhku, semua terasa begitu sakit. Tulang-tulang ku pun rasanya patah dan remuk. " ucapku setengah berbisik dan mengeluh. Aku berusaha untuk duduk dan menarik nafas panjang berkali-kali demi menyegarkan tubuhku kembali.

"Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha."

Dari dalam kamar, aku mendengar suara tawa yang seru di luar sana.

Aku berusaha berdiri dan keluar dari kamar, ingin melihat apa yang sedang terjadi di luar di sana. Saat aku melihat ke ruang TV, aku sangat  terkejut karena mendapati pemandangan yang baru pertama kali aku lihat.

"Itu seperti Ayah, ibu, dan kedua anak itu, bukan, lalu siapa? Aku berusaha melihatnya dengan lebih jelas. Rasanya tidak percaya, "Iya, itu mereka .... " ujarku dengan suara perlahan.

Langkah ku semakin panjang dan dekat  dengan mereka, satu,  dua,  tiga, di dalam hati aku menghitung  langkahku yang semakin cepat dan semakin dekat.

Aku sudah sangat dekat dengan mereka semua,  tapi ada seseorang yang memegang pundak ku. Dengan sigap aku menolehkan wajahku ke belakang.  " Ayah ...." ucapku dan ternyata tangan ayah.

"Sarah,  apa yang kamu lakukan di sini?  Dan mengapa kamu terlihat sangat pucat?" tanya Ayah saat melihatku sambil mengkerutkan dahinya.

Aku menunjuk ke arah ruang TV agar Ayah bisa melihat apa yang aku lihat. "I-itu yah ...." ucapku dengan suara yang terbata-bata sambil menatap mata Ayah.

"Apa nak? " ucap Ayah dan aku melihat ekspresi wajah Ayah yang tampak kebingungan,  kemudian aku langsung membalik badanku. Tapi saat aku membalik badanku, semua yang tadi aku lihat, menghilang. Tidak ada apa-apa disitu, tidak ada siapa-siapa.

"Yaaaah,  tadi disana aku melihat beberapa orang seperti Ayah,  Ibu dan dua orang anak perempuan." Ayah kembali memperhatikan arah jari telunjuk ku.

"Dimana sarah? " tanya ayah sekali lagi dengan heran sambil menegangkan keningnya.

"Sarah, Ayah tidak mengerti maksudmu nak. " ujar Ayah sambil memandang wajahku dengan tajam. "Apa yang terjadi dengan keningmu ini nak?" ucapnya sambil memegang bekas luka di dahiku.

Aku tidak dapat menjelaskan tentang apa yang terjadi padaku semalam, aku juga tidak yakin Ayah akan percaya dengan semua ceritaku,  makanya aku memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Ayah dan mengalihkan pertanyaannya.

"Ayah, kapan ayah pulang?" Ayah menarik tanganku menuju kursi yang ada di ruang TV.

"Ayah pulang tadi pagi sekitar pukul 08.00 wib"." sahut Ayah.

"Rina,  Rinaaaaa tolong ambilkan kotak P3K! Lihat anakmu ini,  apa yang kamu lakukan semalam sampai tidak memperhatikan Dia?" ujar ayah dan berbicara dengan nada yang agak keras kepada Ibu.

Ibu berjalan dengan cepat menuju ke arahku dan Ayah. " Ada apa sih yah?" sahut Ibu dengan nada yang lembut.

"Lihat Sarah ...! " Ayah sambil menunjukan luka di keningku kepada Ibu dan ibu tampak terkejut.

"Sayang ... kamu kenapa nak? Sini Ibu bersihkan dan tutup lukamu!"

Tangan Ibu bergerak cepat membersihkan lukaku sambil mengomel tentang sikap ku tadi malam. "Semalam kamu kemana? Katanya mau  tidur bersama Ibu?

Tapi Ibu malah ditinggal sendiri."

Aku ingin menjawab pertanyaan Ibu tapi aku ragu. " Heeeh, sudah siap. Sekarang rapikan dirimu ya sayang, dan mandi yang bersih ok. " ucap Ibu sambil tersenyum ke padaku.

"Iya. Bu, terimakasih ...."

"Sarah, jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, kamu bisa cerita kepada Ayah ....!" ucap Ayah sambil memegang kepala ku.

"iya yah ...." sahutku lalu aku menundukkan kepala dan pergi ke kamar untuk membersihkan diri. 

"Yah, semalam itu listrik padam di rumah ini. Kemudian sarah bilang, kalau Dia ingin tidur bersama Ibu. Tapi baru sekitar satu jam bersama Ibu, Sarah terbangun dan meninggalkan kamar kita." ucap Ibu dan aku mendengarkan percakapan antara Ayah dan ibu.

"Begitu." sahut Ayah.

"Ibu pikir mungkin Dia kurang nyaman, jadi dia ingin tidur di kamarnya, dan mungkin pada saat Sarah kembali ke kamarnya, Sarah terjatuh atau menabrak tembok hingga dahinya terluka." ucap ibu menjelaskan kepada Ayah tentang hal yang mungkin saja terjadi.

Pukul 12.30 wib terdengar suara ketukan dari pintu kamarku. "Sarah, apa Ayah boleh masuk nak?"

"Silahkan yah .... " Aku sudah membersihkan diri dan merebahkan diriku diranjang.

"Kamu ngak apa-apa nak? Tanya Ayah sambil memegang dahiku yang terluka, kemudian Ibu juga datang ke kamarku. " Ini ibu bawakan makan siangnya, ayo dimakan dan dihabiskan  Sarah. "

Aku mulai makan dengan pelan,  sambil mengunyah makananku, aku mengatakan pada Ayah dan Ibu tentang keinginanku.

"Ayah, ibu, maukah menemaniku tidur siang ini? Aku sangat ingin,  maksudku, aku sangat ingin Ayah dan Ibu bersama ku. " ucapku sambil menunduk.

"Ha ha ha ha ha ha , anak gadis kembali balita. " ucap Ayah sambil tertawa terbahak-bahak.

Kemudian Ibu mencelah perkataan Ayah, "Baiklah Sarah Ayah dan Ibu akan menemanimu tapi habiskan dulu makanan mu!"

"Iya Bu .... " jawabku dengan penuh semangat.

Selesai makan,  aku duduk sambil bertanya kepada Ayah tentang fakultas apa yang sebaiknya aku ambil saat kuliah nanti?  Dan Ayah menjawabnya dengan beberapa pertimbangan.

"Ayah aku mulai merasa ngantuk sekali,  aku tidur ya yah,  bu." ucapku sambil memejamkan mata.

*****

Eeeemhhh segar sekali, dimana Ayah dan Ibu? Tanyaku di dalam hati.  Aku melihat ke arah jam dinding kamarku, ya ampun,  ya ampun, ya ampuuuun, ternyata ini sudah pukul 19.00 wib.

Aku segera mencuci wajahku dan keluar dari kamar. "Bagaimana tidurmu nak?" ucap Ayah menyapaku sambil menahan tawanya,  aku tau Ayah masih mengejekku dan dengan muka masam aku mengabaikan Ayah tanpa menjawab perkataannya.

"Ibuuuu .... " kataku dengan perasaan malu aku datang kepada Ibu dan memeluknya dari samping.

"Bagaimana tidurmu nak?" tanya ibu.

Dengan senang hati aku menjawab pertanyaan ibu. "Pulas sekali Bu,  bahkan rasanya tenagaku penuh dan mataku ringaaan sekali. "

Ayah datang mendekati aku dan Ibu, tampaknya Ayah masih ingin meledek ku "Wah wah wah... anak manja sudah bangun?" ujarnya sambil memegang kepalaku.

"Sudah, sudah yaaah." ucap ibu. Ayo kita makan malam dulu! Ayahmu dan Ibu blm makan apapun. Kami menunggu kamu bangun Sarah. " ucap Ibu dan itu membuat aku terharu,  bahagia, itulah perasaanku saat ini.

Aku segera mengucapkan rasa  terimakasih ku kepada  ayah dan ibu, " Ayah...  Ibu...  Terimakasih." kataku  sambil menunduk.

Aku,  Ayah,  dan Ibu menikmati makan malam kami bersama-sama dalam canda tawa yang harmonis dan terasa hangat.  Ini adalah keluargaku yang sebenarnya. Itu ayah dan Ibuku,  ucapku di dalam hati sambil menatap keduanya.

Selesai makan bersama,  ayah memanggilku. "Sarah, ayo kemari,  kita nonton bareng sambil bercerita Teka teki lucu. " ucap  ayah tanpa meledek ku lagi.

Aku dan Ibu datang ke dekat Ayah dan kami pun memulai teka teki lucu,  tapi menurut ku itu sama sekali tidak lucu,  malah terkesan aneh.  Ha ha ha ha ha,  tapi kami tetap menikmatinya.

Tidak terasa,  hari sudah pukul 22.30 wib. "Waktunya tidur,  ayo jangan bergadang jika tidak penting!" ucap Ayah sambil melihat ke arahku dan kearah Ibu.

"Ayahmu benar nak ." ucap Ibu menguatkan perkataan ayah. Akupun menuruti perkataan keduanya.

"Baiklah Ayah,  Ibu,  aku ke kamar duluan ya. " kataku sambil tersenyum. Aku kembali ke kamarku dengan ceria. Tidak ada beban ataupun ketakutan lagi di dalam hatiku.

Aku merebahkan tubuh di atas ranjang di kamarku. Rasanya aku belum mengantuk, sudah larut dan aku tak lagi mendengar suara TV ataupun suara Ayah dan Ibu.

Aku melihat jam dinding dan waktu menunjukkan pukul 00.00 wib. "Sarah ... Sarah. "

"Suara itu, siapa?" Aku memandangi seluruh ruangan kamarku.

"Saraaaaahhh .... "

Suara itu begitu lembut dan tipis seakan dekat sekali dengan telingaku, seperti seseorang yang sedang berbisik kepadaku, aku mulai gelisah.

Aku membalikkan badanku, mencoba menutup mataku. "Saraaaaah..." Dia terus menerus  memanggil nama ku.

Gelisah, aku membolak balikkan tubuhku ke kiri dan ke kanan sambil menutup kedua mataku,  namun sulit. Perasaanku semakin tidak karuan,  tiba-tiba aku merasakan  angin dingin dibelakang pundak ku.

Aku membuka mataku sambil menghadap ke tembok. Seakan tampak samar-samar, aku bisa melihatnya. Gadis itu duduk di belakang ku sambil terus menatap dingin ke arahku. 

Penasaran, aku segera duduk dan membalik tubuhku dengan cepat. dengan nafas yang mulai tidak beraturan aku melihat ke belakang tapi, "Tidak, tidak ada ...." ucapku. Mungkin tadi aku hanya salah lihat, gumamku.

Aku merebahkan tubuhku kembali, mencoba untuk lebih rileks tapi tubuh ku terasa kaku, seakan ada yang menahanku. Tangan dan kaki bahkan mulutku tidak bisa aku  gerakkan.

Apa yang terjadi padaku? Ucapku di dalam hati, mengapa hanya bola mataku yang dapat aku gerakkan? Dari sudut mata kananku, aku melihat gadis itu berbaring di sampingku dengan pandangan lurus ke atas.

Keringat dingin mulai membasahi keningku. "Kenapa?" Itu yang aku ucapkan di dalam hatiku. Dengan sekuat tenaga aku menolehkan kepalaku untuk memastikan kebenaran penglihatanku.

Tapi lagi-lagi ... tidak ... dia tidak ada.   Aku menangis menahan rasa takutku. Aku menolehkan lagi kepalaku dengan pandangan lurus ke atas dan melihat  langit-langit kamarku.

"Aaakkk ... aaakkk ... aaaakkk .... "

Dia ada di atas sana, di langit-langit kamarku,  sambil menatap tajam ke arahku. Dengan sigap aku segera bangun dan berlari menjauhi ranjang ku,  lalu seketika Dia jatuh di atas ranjangku.

Aku berlari keluar dari kamarku  dengan cepat. Merasa lelaaaah, aku menyandarkan tubuhku di tembok luar persis di depan ruang TV.

"Hah hah hah hah hah hah hah hah hah hah hah hah hah hah. " Rasanya nafasku tidak lancar, dadaku mulai sesak dan sakit.

Sreeeeeak

Pintu ruang kerja ayah tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Saat ini aku berpikir mungkin Ayah berada di sana, di ruang kerjanya. Aku berlari ke ruangan itu dengan cepat.

Aku membuka lebar pintunya dan masuk sambil memanggil-manggil Ayahku. "Ayah, Ayah, Ayah, Ayah." Tapi tidak ada siapa-siapa. Aku masuk ke dalam ruangan kemudian duduk di kursi kerja Ayah dalam kebingungan dan ketakutan.

Sembari duduk, aku berusaha menarik nafasku dalam-dalam sambil menghembuskannya perlahan.  Aku berusaha menenangkan diriku.

Sekitar 5 menit berlalu dalam ketenangan, tiba-tiba terdengar suara seperti kaca yang retak atau pecah.

Cetak ....

Aku menoleh ke sumber suara, sudut meja kerja Ayah. Disana aku melihat lukisan keluarga kecil yang bergaya sederhana.

Aku terus memandanginya seakan-akan aku mengenal wajah-wajah mereka. Aku menyentuh lukisan itu dengan lembut, kenapa lukisan ini retak? Tanyaku di dalam hati.

Mataku selalu tertuju pada gadis cilik bergaun putih di dalam foto itu. Aku sangat fokus,  berusaha untuk mengenalinya. 

Kemudian, "Aaaah .... " ucapku kaget sambil mengerutkan dahiku. Aku melihat setetes darah muncul dari dalam lukisan tersebut.

Aneh, tapi aku terus memperhatikan darah dan lukisan. Lama kelamaan darah yang semula ada di dalam foto tersebut mulai keluar dari lengan, kaki, perut, dan kepala gadis bergaun putih.

Reflek, tanpa sadar aku melemparkan lukisan tersebut hingga jatuh ke lantai kemudian aku berdiri dan bergerak mundur. "Ya Tuhaaaan ...." ucapku ketakutan. Kenapa begitu banyak darah yang keluar dari lukisan itu dan seolah mengejarku? Tanyaku di dalam hati.

Aku terus bergerak mundur hingga langkah kakiku melemah. Aku berusaha keluar dari ruangan itu sambil menangis. "Ya Tuhaaan ...." ucapku sambil menangis, tidaaakk pintunya terkunci.

Darah semakin banyak keluar dari lukisan itu,  darah itu terus mengalir di lantai hingga hampir menyentuh kakiku. Aku semakin ketakutan, aku tidak tau harus berbuat apa?

Aku tidak bisa keluar dari sini, tubuhku lunglai, aku terduduk di samping pintu  sambil berteriak dan menangis. "Tolooong, tolooong, siapa pun, tolong akuuu...!" ucapku sambil berteriak sekencang-kencangnya.

Seakan duniaku suram,  penglihatanku mulai memudar.  Tidak,  aku tidak boleh pingsan di sini,  aku juga tidak boleh mati dengan cara seperti ini,  aku terus berbicara di dalam hati sambil memompa semangatku agar tetap dalam kondisi sadarkan diri.

Sarah,  saraaah, kamu kuat.  Ayolah Sarah,  jangan menyerah!  Tetaplah membuka matamu dan melihat dengan keberanian,  ayolah Sarah! ucapku di dalam hati sambil meneteskan air mata.

"Sarah ... Sarah ... Sarah ... Sarah .... " Dari luar ruang kerja terdengar suara ayah memanggil-manggil namaku, dan aku yakin sekali kalau itu adalah suara ayahku.     

"Ayah, tolooong, Ayah, tolong aku yaaaah ...!" ucapku sambil memukul-mukul pintu yang terkunci tersebut.

Ayah cukup lama membuka pintu dan akhirnya darah itu sampai menyentuh kakiku. Rasanya darah itu menggenangi kedua kaki ku hingga merubah warna kaki ku menjadi merah menyala.

Saat hal itu terjadi, aku seperti melihat bayangan gadis kecil di dalam lukisan itu tergeletak berlumuran darah di lantai.  Matanya yang polos melihat ke arahku seolah ingin mengatakan sesuatu "......... "

Brack braaack braaaak

Ayah berhasil masuk ke ruang kerjanya  dan ayah sangat terkejut melihatku yang sudah tergeletak lemah di lantai dengan mata yang melihat ke atas.

Melihat keadaan seperti itu, dengan cepat ayah menggendongku keluar dari ruangan tersebut dan membawaku ke kamarku.

Ayah meletakkan aku di atas ranjang. "Sarah, sarah, sadar nak, sadar!" Sambil mengguncang- guncangan tubuhku dan memberikan minyak hangat di hidung, leher, tangan dan kakiku.

"Saraaaaah,  kamu kenapa nak?  Kenapa tubuhmu dingin  sekali?" tanya Ayah dan aku ingin menjawab pertanyaan Ayah tapi mulutku masih terkunci.

Ayah terus menguruskan dengan sigap.  Ayah menggosok-gosok kedua tangannya pada tangan kananku,  kemudian Ayah mengulang melakukannya kembali pada tangan kiriku.

Aku hanya bisa memanggil-manggil Ayah di dalam hatiku sambil meneteskan air mata untuk menghilangkan rasa ketakutanku yang luar biasa besar.

Bersambung...

Jangan lupa terus ikuti episode selanjutnya ya teman-teman. Tinggalkan komentar, klik like dan favorit untuk mendapatkan notifikasi selanjutnya.

Plus beri aku dukungan dengan menekan tombol vote pada halaman terdepan. Vote dari teman-teman pembaca semuanya adalah semangat tersendiri bagi saya sebagai penulis. Makasih

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

ngeri tor, seru nih ky filem2 critanya bneran horor 😱

2024-04-02

0

Ade Hendaya

Ade Hendaya

lanjut

2022-02-12

2

🔻⭐™❌-hugo bless⭐🔹

🔻⭐™❌-hugo bless⭐🔹

ceritannya penuh teka teki....
trus ber ulang2.

2021-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Aku
2 BONEKA MISTERIUS
3 MALAM TANPA CAHAYA
4 TEROR LUKISAN BERDARAH
5 AYAH
6 RAMALAN INDAH
7 PAMALI
8 NYANYIAN TENGAH MALAM
9 RAHASIA
10 SISI LAIN AYAH
11 TERBAWA
12 TRAGEDI 1
13 TRAGEDI 2
14 TRAGEDI 3
15 TRAGEDI 4
16 PENAMPAKAN MALAM
17 TERGANGGU
18 TERGANGGU
19 DUA DUNIA SATU MATA
20 MENEMUKANNYA
21 RATAPAN
22 PERJALANAN MALAM
23 PERTEMUAN
24 TEMANKU
25 PERBINCANGAN SINGKAT
26 PELUKAN YANG MENCENGKRAM
27 TANDA LAHIR
28 TANDA LAHIR (Bagian 2)
29 TANDA LAHIR (Bagian 3)
30 TANDA LAHIR (Bagian 4)
31 PETUNJUK MBAH ANWAR
32 KEMATIAN ( Bagian 1)
33 Kematian (Bagian 2)
34 PETUNJUK MIMPI
35 KEKUATAN IBU
36 KEKUATAN IBU (Bagian 2)
37 KEBENARAN YANG MULAI TERUNGKAP
38 BAYANGAN IBUKU
39 SATU JAM BERSAMA
40 NAFAS TERAKHIR
41 NAFAS TERAKHIR (Bagian 2)
42 PENJELASAN
43 PENGLIHATAN
44 SITUASI BARU
45 KAMAR KOSONG
46 PETUNJUK DARI IBU
47 ISABELLA
48 TANGISAN AYAH
49 WAKTU ISTIRAHAT, BENARKAH?
50 MENGHAMPIRI MISTERI
51 KESUCIAN YANG DIRAMPAS
52 PEMBUNUHAN
53 PENYELESAIAN
54 PULANG
55 MENCARI
56 MENEMUKAN
57 1 Bulan Kemudian
58 HARI KE TUJUH
59 TEROR 1
60 TEROR 2
61 TEROR 3
62 TEROR 4
63 TEROR 5
64 HARI KE 40
65 AIR MATA
66 KADO
67 INFORMASI
68 TERKESIMA
69 (DUNIA BARU) HARI PERTAMA
70 TERKUNCI
71 SAHABAT
72 RIO
73 KETENANGAN
74 ADA APA?
75 KENAPA?
76 GAIB
77 MENCARI MASALAH
78 Fellia Zahrini
79 1 BULAN KEMUDIAN
80 TOLONG
81 PENGORBANAN
82 JALAN PERTEMUAN
83 AIR MATA
84 BANTUAN
85 KEKUATAN SEBUAH HUBUNGAN
86 TRAGEDI
87 TRAGEDI 2
88 TRAGEDI 3
89 PERTOLONGAN YANG TERLAMBAT
90 PENGUBURAN
91 SENSITIF
92 KENYATAAN
93 TERIMA KASIH
94 RINDU
95 TAWA
96 KEJUTAN
97 USIL
98 SIAPA
99 BINGUNG
100 MENCARI INFORMASI
101 PERTEMUAN GAIB
102 RUMAH PUTIH
103 Komunikasi Gaib
104 PETUNJUK GAIB
105 LABIRIN
106 LABIRIN 2
107 LABIRIN 3
108 LABIRIN 4
109 PENYELESAIAN (Dibunuh atau membunuh)
110 PERLINDUNGAN
111 TERKAPAR
112 SIRAMAN ROHANI (Baca sampai habis!)
113 SHALAT TAUBAT
114 4 Bulan Kemudian
115 URUSAN BARU
116 WAJAH ASLI
117 PENJELASAN
118 TENANG
119 MENJELAJAH WAKTU
120 GAMBARAN KEMATIAN
121 PERTARUNGAN
122 RASUK
123 LEPAS
124 PENYELESAIAN
125 PENYELESAIAN 2
126 PENYELESAIAN 3
127 KANAYA
128 TENANG
129 SALING MENJAGA HATI
130 MENAGIH JANJI
131 MENAGIH JANJI
132 KELUARGA KAK RIO
133 1 BULAN KEMUDIAN
134 REKAMAN
135 HILANG KESADARAN
136 KEMAMPUAN YANG MENINGKAT
137 AWAL PETAKA
138 TRAGEDI DI DEPAN MATA
139 PERMAINAN KEMATIAN
140 PILIHAN KEMATIAN
141 SEBAB AKIBAT
142 KEHANCURAN
143 YA ALLAH
144 KEMBALI
145 PENAMPAKAN
146 PEMBALASAN
147 VISUAL
148 BISIK
149 TIPU DAYA
150 KEBENARAN
151 PERANG
152 BERSINGGUNGAN
153 JIWA
154 JIWA YANG LEMAH
155 TERSERET KE MASA LALU
156 ROH
157 PENYELAMATAN
158 PERMAINAN IBLIS (Sisi hati yang gelap)
159 SUARA PENGINGAT
160 KEMBALI
161 KISAH INI
162 MERENUNG
163 IKLAS
164 DIA
165 SUARA HATI
166 ROH FASIK
167 SUBHANALLAH
168 PERCAKAPAN MANIS
169 MUKJIZAT
170 RINDU
171 3 BULAN KEMUDIAN
172 BENTENG HATI
173 MIA
174 SEBATAS TAU DAN INTERMEZZO
175 DISKUSI GAIB
176 TIPU DAYA
177 PERANG
178 PERANG 2
179 PERANG 3
180 PERANG 4
181 PERANG 5
182 PERANG 6
183 PERANG 7
184 PERANG 8
185 AKHIR PEPERANGAN
186 PENYELESAIAN
187 SIAPA?
188 SELESAI
189 ISTIRAHAT
190 TEMAN-TEMAN (1 Hari Kemudian)
191 1 MINGGU KEMUDIAN
192 OBROLAN SINGKAT
193 MASA LALU
194 KELOMPOK
195 HARUS APA?
196 KELUARGA KECIL
197 KOMPAK
198 BAKAT
199 BAGI JIWA
200 PULIH
201 LEAK
202 CURIGA
203 PERJALANAN
204 MALAM 1 SURO
205 PERBINCANGAN
206 HAMPIR TIBA
207 RASANYA, RASAKU.
208 KABAR BAHAGIA
209 BENAR
210 ANCAMAN
211 SENYUM AYAH
212 KERIS WIRO GUNO
213 LEAK
214 WIRO DAN PERTANYAAN
215 KEBLEK
216 Sapa
217 PERANG HITAM
218 DUDUK MANIS
219 KETEGANGAN
220 PERDULI
221 AWAL YANG BAIK
222 TUKAR PIKIRAN
223 BAU DARAH
224 PENYELAMATAN
225 Pengumuman
226 INDRA PENCIUMAN
227 KEMBALINYA MBAH SIJI
228 TAMU TAK TERDUGA
229 IMAM GAIB
230 MASA DEPAN
231 TRAGEDI
232 Tragedi
233 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 233 Episodes

1
Aku
2
BONEKA MISTERIUS
3
MALAM TANPA CAHAYA
4
TEROR LUKISAN BERDARAH
5
AYAH
6
RAMALAN INDAH
7
PAMALI
8
NYANYIAN TENGAH MALAM
9
RAHASIA
10
SISI LAIN AYAH
11
TERBAWA
12
TRAGEDI 1
13
TRAGEDI 2
14
TRAGEDI 3
15
TRAGEDI 4
16
PENAMPAKAN MALAM
17
TERGANGGU
18
TERGANGGU
19
DUA DUNIA SATU MATA
20
MENEMUKANNYA
21
RATAPAN
22
PERJALANAN MALAM
23
PERTEMUAN
24
TEMANKU
25
PERBINCANGAN SINGKAT
26
PELUKAN YANG MENCENGKRAM
27
TANDA LAHIR
28
TANDA LAHIR (Bagian 2)
29
TANDA LAHIR (Bagian 3)
30
TANDA LAHIR (Bagian 4)
31
PETUNJUK MBAH ANWAR
32
KEMATIAN ( Bagian 1)
33
Kematian (Bagian 2)
34
PETUNJUK MIMPI
35
KEKUATAN IBU
36
KEKUATAN IBU (Bagian 2)
37
KEBENARAN YANG MULAI TERUNGKAP
38
BAYANGAN IBUKU
39
SATU JAM BERSAMA
40
NAFAS TERAKHIR
41
NAFAS TERAKHIR (Bagian 2)
42
PENJELASAN
43
PENGLIHATAN
44
SITUASI BARU
45
KAMAR KOSONG
46
PETUNJUK DARI IBU
47
ISABELLA
48
TANGISAN AYAH
49
WAKTU ISTIRAHAT, BENARKAH?
50
MENGHAMPIRI MISTERI
51
KESUCIAN YANG DIRAMPAS
52
PEMBUNUHAN
53
PENYELESAIAN
54
PULANG
55
MENCARI
56
MENEMUKAN
57
1 Bulan Kemudian
58
HARI KE TUJUH
59
TEROR 1
60
TEROR 2
61
TEROR 3
62
TEROR 4
63
TEROR 5
64
HARI KE 40
65
AIR MATA
66
KADO
67
INFORMASI
68
TERKESIMA
69
(DUNIA BARU) HARI PERTAMA
70
TERKUNCI
71
SAHABAT
72
RIO
73
KETENANGAN
74
ADA APA?
75
KENAPA?
76
GAIB
77
MENCARI MASALAH
78
Fellia Zahrini
79
1 BULAN KEMUDIAN
80
TOLONG
81
PENGORBANAN
82
JALAN PERTEMUAN
83
AIR MATA
84
BANTUAN
85
KEKUATAN SEBUAH HUBUNGAN
86
TRAGEDI
87
TRAGEDI 2
88
TRAGEDI 3
89
PERTOLONGAN YANG TERLAMBAT
90
PENGUBURAN
91
SENSITIF
92
KENYATAAN
93
TERIMA KASIH
94
RINDU
95
TAWA
96
KEJUTAN
97
USIL
98
SIAPA
99
BINGUNG
100
MENCARI INFORMASI
101
PERTEMUAN GAIB
102
RUMAH PUTIH
103
Komunikasi Gaib
104
PETUNJUK GAIB
105
LABIRIN
106
LABIRIN 2
107
LABIRIN 3
108
LABIRIN 4
109
PENYELESAIAN (Dibunuh atau membunuh)
110
PERLINDUNGAN
111
TERKAPAR
112
SIRAMAN ROHANI (Baca sampai habis!)
113
SHALAT TAUBAT
114
4 Bulan Kemudian
115
URUSAN BARU
116
WAJAH ASLI
117
PENJELASAN
118
TENANG
119
MENJELAJAH WAKTU
120
GAMBARAN KEMATIAN
121
PERTARUNGAN
122
RASUK
123
LEPAS
124
PENYELESAIAN
125
PENYELESAIAN 2
126
PENYELESAIAN 3
127
KANAYA
128
TENANG
129
SALING MENJAGA HATI
130
MENAGIH JANJI
131
MENAGIH JANJI
132
KELUARGA KAK RIO
133
1 BULAN KEMUDIAN
134
REKAMAN
135
HILANG KESADARAN
136
KEMAMPUAN YANG MENINGKAT
137
AWAL PETAKA
138
TRAGEDI DI DEPAN MATA
139
PERMAINAN KEMATIAN
140
PILIHAN KEMATIAN
141
SEBAB AKIBAT
142
KEHANCURAN
143
YA ALLAH
144
KEMBALI
145
PENAMPAKAN
146
PEMBALASAN
147
VISUAL
148
BISIK
149
TIPU DAYA
150
KEBENARAN
151
PERANG
152
BERSINGGUNGAN
153
JIWA
154
JIWA YANG LEMAH
155
TERSERET KE MASA LALU
156
ROH
157
PENYELAMATAN
158
PERMAINAN IBLIS (Sisi hati yang gelap)
159
SUARA PENGINGAT
160
KEMBALI
161
KISAH INI
162
MERENUNG
163
IKLAS
164
DIA
165
SUARA HATI
166
ROH FASIK
167
SUBHANALLAH
168
PERCAKAPAN MANIS
169
MUKJIZAT
170
RINDU
171
3 BULAN KEMUDIAN
172
BENTENG HATI
173
MIA
174
SEBATAS TAU DAN INTERMEZZO
175
DISKUSI GAIB
176
TIPU DAYA
177
PERANG
178
PERANG 2
179
PERANG 3
180
PERANG 4
181
PERANG 5
182
PERANG 6
183
PERANG 7
184
PERANG 8
185
AKHIR PEPERANGAN
186
PENYELESAIAN
187
SIAPA?
188
SELESAI
189
ISTIRAHAT
190
TEMAN-TEMAN (1 Hari Kemudian)
191
1 MINGGU KEMUDIAN
192
OBROLAN SINGKAT
193
MASA LALU
194
KELOMPOK
195
HARUS APA?
196
KELUARGA KECIL
197
KOMPAK
198
BAKAT
199
BAGI JIWA
200
PULIH
201
LEAK
202
CURIGA
203
PERJALANAN
204
MALAM 1 SURO
205
PERBINCANGAN
206
HAMPIR TIBA
207
RASANYA, RASAKU.
208
KABAR BAHAGIA
209
BENAR
210
ANCAMAN
211
SENYUM AYAH
212
KERIS WIRO GUNO
213
LEAK
214
WIRO DAN PERTANYAAN
215
KEBLEK
216
Sapa
217
PERANG HITAM
218
DUDUK MANIS
219
KETEGANGAN
220
PERDULI
221
AWAL YANG BAIK
222
TUKAR PIKIRAN
223
BAU DARAH
224
PENYELAMATAN
225
Pengumuman
226
INDRA PENCIUMAN
227
KEMBALINYA MBAH SIJI
228
TAMU TAK TERDUGA
229
IMAM GAIB
230
MASA DEPAN
231
TRAGEDI
232
Tragedi
233
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!