Bab 16~ Tak ada dalam kontrak

Rinjani berpapasan dengan Loui yang baru saja turun, sementara ia sudah menggenggam beberapa tangkai bunga dan menghirupnya riang, "lumayan nih, kalo dipake buat campuran bunga makam...cakep!" gumamnya.

Ia melewati Loui begitu saja tanpa mau menegur pria itu. Takut diamuk seperti waktu lalu, jika so akrab dengannya, karena sejatinya menurut Rinjani, Loui itu selalu ada dalam mode senggol bacok ketika berhadapan dengannya.

Jani seolah-olah menganggap Loui tak ada saat ini, seperti permintaannya yang tak suka jika Jani dekat-dekat.

Loui yang sadar akan sikap dingin Rinjani padanya cukup dibuat tak suka, "sombong sekali, dia kira dia siapa, sampai-sampai tak mau membungkuk ataupun menyapaku?" dumelnya berhenti sejenak, lalu ia berdecih, "apa dia lupa, aku adalah ayah dari anak yang ia kandung?!" nadanya sedikit meninggi.

"Huhhh, selamet!" Jani menghela nafas ketika sudah melewati Loui dengan jantung deg-degan, takut jika lelaki itu mengaum, lalu terkekeh masuk ke dalam kamar.

Loui turun untuk makan, dengan harapan besar makanan seperti yang tadi yang Marriot sajikan untuknya.

Namun realita tak seindah ekspektasinya, Marriot datang dengan tuna dan kentang tumbuk, lalu ada pasta serta apple pie.

Alisnya mengernyit aneh, "makanan yang kuminta tadi, mana?" tanya Loui.

"Sudah kubilang, tuan. Makanan yang tadi kau makan itu adalah masakan nona Rinjani, jadi aku tidak bisa memasaknya..." jawab Marriot, terlalu sulit menghafal di usia senja begini belum lagi nama bumbu dan tahapan memasaknya saja sulit ia hafalkan. Oscar yang berada disana dibuat berdehem membuang mukanya meski telah satu meja dengan Loui.

Wajah Loui kini menatap Marriot serius, "kupikir..." ia tak lantas meneruskan ucapannya, hanya bisa menggebrak meja refleks.

"Aku mau makanan yang tadi, bagaimana pun caranya aku tidak mau makanan-makanan ini!" perintahnya pada Marriot.

"Lou, memangnya kenapa dengan makanan ini, ini makanan yang biasa kau makan, dan selama ini kau tak ada masalah dengan semua makanan ini? Apakah aku perlu memanggilkan dokter?" tanya Oscar.

Loui sejenak ikut berpikir apa yang dikatakan Oscar ada benarnya, tapi ia pun tak tau kenapa, hingga akhirnya Loui memilih berdiri dari sana, selera makannya sudah membumbung tinggi.

"Apa gadis itu sudah makan?" tanya Loui mengingat Jani, tepatnya ingat bahwa dalam tubuh Jani ada calon putranya.

Marriot mengangguk, "nona, segera turun jika anda sudah selesai..." jawab Marriot semakin menunduk dalam, khawatir jika Loui tersinggung. Dan benar saja, dahinya semakin mengernyit mendengar jawaban Marriot, namun ia tak sampai meledakan marahnya disana.

"Hm, bilang saja aku sudah selesai." ucapnya.

"Hari ini, dia pergi kemana saja, Mathew?" tanya Loui mendadak penasaran dengan kegiatan wanita kampungan-*nya*.

"Hanya berbelanja bahan dapur di sekitaran Manhattan, itu saja." lapor Mathew, "selebihnya nona menghabiskan waktunya di rumah."

Loui mengangguk lalu beranjak pergi.

Sepanjang langkahnya menuju ruang kerja, yang Loui pikirkan adalah sikap Rinjani padanya, apakah ia telah bersikap semenyeramkan itu? Sampai-sampai Rinjani selalu menghindarinya? Kini hatinya terusik.

.

.

Rinjani turun dari kamar setelah merasa perutnya lapar, berharap masakan tadi masih ada dan akan ia hangatkan barang sebalik dua balik.

"Ibu Marriii, yuhuuu!" serunya, membuat Marriot terkekeh geli.

"Makanan Jani mana, bu?" tanya nya, wajah wanita dengan kepala yang ia tutup dengan scarf dan dibelitkan itu meredup ketika Jani sudah mulai mencari dan membuka kotak makan siang yang tersimpan di sekitar pantry dan itu telah kosong isinya, "maaf nona, makanan nona siang tadi..."

"Dimakan tuan Loui," tukas Mathew cukup berani. Jani dibuat tak percaya jika si mister borokokok itu mau memakan masakannya.

"Apa?! Sampai habis begini?!" tanya Jani menunjukan wadah kosong itu diangguki Marriot, gadis itu memajukan bibirnya sambil merengut, "rakus banget! Minta sih minta, tapi engga diabisin juga! Ngga tau apa! Kalo Jani ngga bisa makan makanan orang sini?!" geramnya kesal, Jani segera melihat wadah nasi yang menyisakan separuh, mungkin cukup untuk satu piring.

"Maaf nona," Marriot kembali menunduk, namun Jani menggeleng tersenyum, "ngga apa-apa, masih ada nasi....Jani bisa bikin nasi goreng," ucapnya mendadak ingin nasi goreng. Tangannya terulur mengambil beberapa bahan makanan di dalam sana dengan berjongkok.

"Biar saya bantu nona," Marriot segera membantu Jan, sementara Mathew melengos ke belakang bergabung bersama Stainley, sesekali ia melongokan kepalanya pada si nona yang harus dijaganya itu.

Menjaga Rinjani tak sesulit menjaga kuda, meskipun nakalnya lebih absurd dari kuda, cukup beri Rinjani peralatan dapur dan kebun, maka ia akan anteng.

"Apa kau merasa ada yang aneh dengan tuan Lou?" tanya Stainley, diangguki Mathew.

"Semenjak bertemu dengan nona Rinjani, ia menjadi berubah..." lanjut Stainley diangguki Mathew yang mengulas senyumannya kala mendengar nama Jani.

Baru saja mereka berbicara dan menyalakan batangan tembakau, kini sudah terdengar suara riuh dari arah dalam.

"Apa yang kau lakukan?!" sengit Jani menepuk punggung Loui, baru saja dibicarakan bos absurd mereka sudah berada di dapur, kapan turunnya?

Oscar sampai melerai keduanya bertengkar.

"Muntahkan!" sengit Jani. Loui menggeleng, "aku hanya memakan setengah, lagipula bahan makanan yang kau masak itu semua punyaku...apa kau tidak tau yang namanya berbagi?!" sudah salah nyolot, itu yang Loui lakukan sekarang.

Awalnya ia berada di ruang kerja, namun tak sengaja saat hendak mengambil minuman dari bar mini yang berada dekat pantry, Loui melihat sepiring makanan yang menggugah selera makannya kembali, dan tak bertuan, hanya ada Marriot disana yang sedang membereskan sisa kulit bawang.

Tanpa aba-aba ia duduk dan mencicipi, makanan yang masih menguarkan aroma lezat itu tanpa ampun dalam suapan-suapan yang tak ingat kalau nyatanya ia sudah memiliki tuan.

Hingga Rinjani yang baru saja keluar dari kamar mandi keluar dan membeliak melihat makhluk planet mars sedang menyantap makan malam miliknya.

Rinjani tak segan memukul punggung Loui cukup keras tak takut jika mister borokokok itu akan menodongkan pistolnya kembali.

"Oke, akan aku muntahkan....karena ini milikmu, maka kau harus menerimanya.."Loui meraih tangan Jani dan membalikan telapak tangannya.

Jani kembali membeliak, "apa yang akan kau lakukan?!! Hentikan, menjijikan!" Jani mencoba menarik tangannya dari tangan Loui yang justru tertawa melihat wajah kejiji'an Jani.

"Jangan pernah pelit padaku, karena semua ini milikku, termasuk kau saat ini..."

Jani menatapnya sengit, ingin memukul kembali Loui, namun di luar dugaan, Loui justru menarik tangannya hingga Jani menubruk dadhanya. Menatap wanita yang entah sejak kapan terlihat jadi menggemaskan ini Loui lakukan dengan lekat, memperhatikan setiap lekukan jelek Rinjani yang mampu mengusik hati.

Interaksi mereka tak banyak, tapi mampu membekas di hati Loui.

"Mulai saat ini, setiap pagi, siang, dan malam, memasaklah untukku..." titah Loui, membuat para anak buahnya menaikan alis tinggi-tinggi.

"Apa?! Hey, enak saja! Memasak untukmu itu tak ada dalam kontrak kita, dan aku tak mau!" Jani melipat kedua tangannya di atas perut yang membuncit serata membuang muka.

Loui mengangguk melekukan bibirnya, lalu ia berucap yang membuat Jani mau tak mau akhirnya mengalah.

"Kalau begitu, Marriot...kau ku pecat mulai sekarang, karena masakanmu tak enak lagi di lidahku dan lidah Rinjani. Dan Os, katakan pada petugas kebersihan yang biasa membersihkan mansion, karena Rinjani tak terbiasa memakai sepatu di dalam rumah, maka mereka ku pecat..."

Marriot terkejut bukan kepalang, begitupun Jani yang langsung menoleh pada ibu paruh baya yang baru saja menjadi temannya di mansion ini.

"Apa?! Kenapa begitu?!" Jani menyalak pada Loui.

"Ini rumahku, akan aku lakukan apapun sesuka hati...mudah saja," Loui menyeringai lalu melengos.

"Tap...Louiiii! Borokokok!!!!" kini Rinjani yang mengejar Loui, dibalik badannya Loui tersenyum.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Miftahul Nizar26

Miftahul Nizar26

kocak certanya bikin ketawa🤭🤗

2024-01-05

2

Efrida

Efrida

mafia lo lawan neng 😂😂😂😂😂

2023-12-16

0

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

nah lho perkara terasi jadi panjang hahah

2023-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1- Euforia
2 Bab 2- Manhattan Broadway
3 Bab 3- Terenggut
4 Bab 4~ Mematung di tempat
5 Bab 5~ Lelaki Borokokok
6 Bab 6 ~ Jelmaan Se to the tan
7 Bab~7 Runaway
8 Bab 8 ~ Kenyataan pahit vs lidah pahit
9 Bab 9~ Find You
10 Bab 10~ Deal !
11 Bab 11 ~ Cuma nanya doang
12 Bab 12 ~ Hey, kau wanita!
13 Bab 13~ Nama yang jelek!
14 Bab 14 ~ Jani yang down to earth (melantai)
15 Bab 15~ Staring at you
16 Bab 16~ Tak ada dalam kontrak
17 Bab 17~ Sesuatu mulai tumbuh
18 Bab 18~ Jani Yang Galak
19 Bab 19~ Menyangkal
20 Bab 20 ~ Misterious Man
21 Bab 21 ~ Be strong
22 Bab 22 ~ Jalan masing-masing
23 Bab 23 ~ Aku mencintaimu
24 Bab 24 ~ Rasanya itu la-la-la
25 Bab 25 ~ Tak mau kalah start
26 Bab 26~ Menjawab rasa penasaran
27 Bab 27 ~ Siapa dia?
28 Bab 28 ~ Will U....
29 Bab 29 ~ Pertemuan tak sengaja
30 Bab 30 ~ Ingin menganggap ini hanya mimpi
31 Bab 31 ~ Bule masuk kampung
32 Bab 32 ~ Bule betekok
33 Bab 33 ~ Liburan di rumahmu
34 Bab 34 ~ Tak Mengerti
35 Bab 35 ~ Penculikan
36 Bab 36 ~ The truth
37 Bab 37~ Tembakan yang meleset
38 Bab 38 ~ Hati yang sudah bertaut
39 Bab 39 ~ Tulang Ikan
40 Bab 40 ~ Kerikil dalam sepatu
41 Bab 41 ~ Kebun daun singkong
42 Bab 42~ Serangan
43 Bab 43 ~ Harapan Jani
44 Bab 44 ~ Cinta, jangan kau pergi
45 Bab 45 ~ Identitas Loui
46 Bab 46~ LIAM OLIVER THEODORE
47 Bab 47~ Finally
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BAB 1- Euforia
2
Bab 2- Manhattan Broadway
3
Bab 3- Terenggut
4
Bab 4~ Mematung di tempat
5
Bab 5~ Lelaki Borokokok
6
Bab 6 ~ Jelmaan Se to the tan
7
Bab~7 Runaway
8
Bab 8 ~ Kenyataan pahit vs lidah pahit
9
Bab 9~ Find You
10
Bab 10~ Deal !
11
Bab 11 ~ Cuma nanya doang
12
Bab 12 ~ Hey, kau wanita!
13
Bab 13~ Nama yang jelek!
14
Bab 14 ~ Jani yang down to earth (melantai)
15
Bab 15~ Staring at you
16
Bab 16~ Tak ada dalam kontrak
17
Bab 17~ Sesuatu mulai tumbuh
18
Bab 18~ Jani Yang Galak
19
Bab 19~ Menyangkal
20
Bab 20 ~ Misterious Man
21
Bab 21 ~ Be strong
22
Bab 22 ~ Jalan masing-masing
23
Bab 23 ~ Aku mencintaimu
24
Bab 24 ~ Rasanya itu la-la-la
25
Bab 25 ~ Tak mau kalah start
26
Bab 26~ Menjawab rasa penasaran
27
Bab 27 ~ Siapa dia?
28
Bab 28 ~ Will U....
29
Bab 29 ~ Pertemuan tak sengaja
30
Bab 30 ~ Ingin menganggap ini hanya mimpi
31
Bab 31 ~ Bule masuk kampung
32
Bab 32 ~ Bule betekok
33
Bab 33 ~ Liburan di rumahmu
34
Bab 34 ~ Tak Mengerti
35
Bab 35 ~ Penculikan
36
Bab 36 ~ The truth
37
Bab 37~ Tembakan yang meleset
38
Bab 38 ~ Hati yang sudah bertaut
39
Bab 39 ~ Tulang Ikan
40
Bab 40 ~ Kerikil dalam sepatu
41
Bab 41 ~ Kebun daun singkong
42
Bab 42~ Serangan
43
Bab 43 ~ Harapan Jani
44
Bab 44 ~ Cinta, jangan kau pergi
45
Bab 45 ~ Identitas Loui
46
Bab 46~ LIAM OLIVER THEODORE
47
Bab 47~ Finally

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!