Bab 10~ Deal !

Sudah dapat ditebak reaksi Jani melihat pria kurang aj ar yang telah merenggut kehormatannya hingga hamil itu, diraihnya secangkir kopi hitam sachet yang mungkin baru diseduh cape cape oleh teh Enur lalu disiramkannya ke arah Loui yang sontak langsung terjengkat kaget, karena kopi panas yang seharusnya mendarat di kerongkongan justru menyiram kepala hingga pakaian mahalnya.

"Astagfirullah, Jani!" seru teh Enur terkejut.

"Udah habis kan kopinya! Mau ngapain maneh teh kesini, mau ganggu hidup saya lagi?! Pulang sana!" sengitnya galak mengusir, tanpa ingat jika lelaki ini adalah ayah dari janin yang dikandungnya sekarang.

Loui sudah mengepalkan tangannya menerima perlakuan Jani, mungkin karena ini negara dan rumahnya, maka gadis itu berani melakukannya.

Teh Enur sungguh tak mengerti, kenapa harus ada drama marimar binti rosalinda disini, tak ada pula yang mau menjelaskan, bahkan jam dinding pun ikut-ikutan diam.

"Ada apa ini teh, Jan?" tanya teh Enur menahan Jani yang sudah menatap menantang Loui, sementara pandangan Loui jatuh ke perut Jani yang mulai terlihat berisi nan padat.

Mathew ikut menyerbu ke dalam demi meredam emosi Jani dan membantu Loui, "sebentar. Rinjani bisa kita bicara baik-baik?"

Jani menatap teh Enur dan sekelilingnya yang sudah melihatnya bak tontonan topeng mo nyet, ia baru saja tersadar dari emosi yang menguasai dan kembali berpikir jernih.

Netranya kini jatuh pada Loui yang telah melepas jaket dan mengelap kopi dari sekitar leher dan wajahnya.

"Ikut aku!" Loui yang tiba-tiba bangkit dan menarik kasar tangan Jani hingga mendekat dan menubruk dadhanya.

"Eh--eh--eh!" teh Enur bahkan beberapa pegawai yang melihat adegan tarik menarik ini ikut panik dan khawatir, ingin menengahi.

"Lepas!" sentak Jani galak, namun Loui tak melepaskannya justru menatapnya tajam, "sudah cukup kamu bersikap berani dan mempermalukanku, kini aku tak punya banyak waktu dan tidak sedang ingin bermain-main." Jambang halus nan rapi itu tak serta merta membuat Jani terpesona, mengingat kelakuan setannya yang sudah membuat Jani hamil.

"Oscar!" tatapnya bak elang, kode itu sontak diangguki Oscar yang meminta teh Enur untuk mengosongkan ruangan ini dengan sedikit bumbu pemaksaan.

"Eh, tapi! Woyy!" teh Enur awalnya tak terima, namun akhirnya mereka mau menurut karena Rinjani mengangguk pada teh Enur.

"Ngga apa-apa kan, Jan?"

"Ngga apa-apa teh." Angguknya getir seiring dengan kepergian mereka menyisakan ia dan Loui di dalam ruang tamu.

Jani segera memberikan jarak dengan menggeser kursi dan meja diantara mereka, jaga-jaga kalau Loui akan berubah macam singa liar.

Geser sana....geser sini, Loui cukup terheran dengan sikap Jani, dengan gesitnya bumil satu ini memiliki tenaga hulk, rupanya. Tanpa sadar Loui menarik senyuman.

"Jangan macam-macam!" ancam Jani, ia meraih benda di dekatnya dan sayangnya hanya ada pot bunga kecil disana, setidaknya bisa menjadi senjatanya, jika Loui mendadak mengamuk.

"Aku tau kini kau sedang mengandung benihku, karena kejadian malam itu." tunjuk Loui ke arah perut Jani yang berdiri di pojokan, gadis itu kini sedang menatap lelaki berkemeja putih dengan noda kopi itu tajam penuh dengan sorot mata kebencian.

Loui mengambil secarik kertas putih beserta pulpen dari dalam tas yang tadi sempat Oscar bawa tadi, "aku tidak akan berbasa-basi."

Ia duduk dan menatap Jani tajam penuh intimidasi seiring melemparkan kertas perjanjian dan pulpen ke atas meja, "aku tidak akan menikahimu, namun lahirkan janin itu dan tinggalkan dia untukku."

Bukannya takut Rinjani justru meraih flatshoes yang sedang ia pakai dan melepaskannya, entah bekas nginjek apa ia tak peduli! "talk to my flatshoes, sir!" ia melemparnya pada Loui dengan emosi yang meluap-luap, bukannya mengenai Loui yang refleks menghindar, ia justru mengenai kaca rumah teh Enur, sehingga terdengar suara keras di luar, membuat mereka yang tak tau dan hanya menunggu keduanya keluar justru memiliki persepsi lain.

"Astagfirullah, Jani! Teh buka teh, masuk yuk! Tita mah takut Jani di apa-apain!" khawatirnya yang ingin menemui Jani di dalam sana.

Loui terkekeh, "lemparanmu seburuk balita. Padahal aku berada dalam jarak dekat." Ujar Loui.

"Sudah kubilang aku tak suka berbasa-basi, wanita! Pilihannya hanya dua, ikut denganku ke Amerika dan lahirkan ia untukku, kau tidak perlu susah-susah menanggung hidupnya, karena kulihat hidupmu pun sudah teramat sulit." Loui memandang Jani dengan lekat, membuat Jani jadi salah tingkah menurunkan kaos yang memang telah dirasa memperlihatkan bentukan perutnya.

"Atau....kau mati saja disini, karena aku tak rela sebagian dari diriku berada di bumi lain. Membuatku harus terikat dengan orang lain." kini Loui benar-benar melemparkan ancamannya tak main-main dengan mengeluarkan pistol dari dalam sarungnya di pinggang, mengarahkannya pada Rinjani.

"Buka!" pelotot Tita, di luar ternyata sama chaosnya dengan di dalam, teh Enur beserta pegawai lain rupanya berdemo meminta Oscar dan Stainley untuk menyingkir dari pintu.

"Buka!" pelotot Tita menatap sengit dengan mendongak ke arah Oscar, "kalo sampe Jani kenapa-napa abis kamu di keroyok pake panci!" ancamnya.

"Alah, dobrak aja Ta!" pinta mang Encep.

Jani menatap mata tajam dan bentukan wajah tegas Loui, sementara pikirannya sudah berputar memikirkan nasibnya.

"Sekali lagi kutawarkan, aku tak pernah sebaik ini pada orang lain, apalagi wanita. Tinggalah bersamaku di Amerika, akan kujamin hidupmu....anggap saja kau bekerja untukku dengan menyewakan rahimmu, lahirkan ia dan tinggalkan untukku, setelah itu kau bebas pergi dengan bayaran yang sesuai keinginanmu, tuliskan saja nominal yang kau minta...." kini mata Loui sedikit melunak.

"Jika aku meminta 5 milyar rupiah, apakah kamu akan memberikannya?" tanya Jani iseng-iseng menantang, memangnya apa pekerjaan Loui mampu memberikan apa saja untuknya.

"Deal," jawab Loui tanpa berpikir panjang, membuat Jani sontak membeliak, "tap...tapi..."

"Kau tanda tangani ini....maka jika semua selesai, akan kuberikan sejumlah uang yang kau minta." Loui mengulurkan kertas dan pulpen pada Jani.

"Tunggu dulu, maksudku...." Jani kini kelimpungan saat tantangannya rupanya disetujui, ia hanya iseng-iseng berhadiah saja, asal nyeletuk, bukan ingin mengadakan tawar menawar layaknya di pasar ikan.

"Jangan main-main denganku!" Loui kembali menodongkan pistolnya, "tanda tangan! Kau yang meminta, dan kini aku sanggupi."

Jani tersentak, wajah ama terbayang di matanya, bagaimana jika ia tau kondisi Rinjani yang hamil tanpa suami, bagaimana kehidupan ama nya jika seandainya seluruh kampung mengetahui dirinya yang mengandung tanpa menikah, ia hanya akan memberikan aib untuk ama. Ia menatap perutnya, perutnya ini ibarat bom waktu untuk Jani, dan ia sungguh tak siap untuk itu.

Penawaran Loui ada benar dan bagusnya. Ia hanya tinggal mencari alasan selama beberapa bulan dan pulang kembali membawa uang 5 milyar, yeah! Anggap saja ia sedang jadi tkw.

Ia dan ama tak perlu lagi hidup susah nantinya, Jani akan membangun usaha, agar ama bisa hidup enak, dari uang hasil menyewakan rahim untuk Loui.

Jani masih diam menatap Loui, lalu sedikit demi sedikit mulai meraih pulpen untuk membubuhkan tanda tangannya, Jani berharap semoga keputusannya ini benar!

Loui menyunggingkan senyuman menang, ketika Jani menandatangani surat perjanjian itu.

"Tanpa menikah dan tak ada mencampuri urusanku. Maka hidupmu akan kujamin, cukup jaga saja dia, pastikan ia sehat, aku tak mau sampai calon penerusku lahir cacat atau penyakitan." Ucap Loui, "Deal?" ia melu dahi telapak tangannya sendiri dan mengulurkannya pada Jani sebagai tanda sepakat.

"Jorok!" hardik Jani bergidik geli.

Loui menyunggingkan senyumnya kembali dan memasukan pistolnya kembali, "besok kita berangkat ke Amerika, dan kau hanya punya hari ini untuk berpamitan."

"Ha???"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Anthi Aswandi Panrelly

Anthi Aswandi Panrelly

5 milyar dolar la..

2024-12-02

0

Putri Dhamayanti

Putri Dhamayanti

🤭😂🤭

2024-08-31

0

Lia Bagus

Lia Bagus

keren kamu Jani ...bos mafia Lo kamu siram pake kopi panas 👍👍👍👍

2024-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1- Euforia
2 Bab 2- Manhattan Broadway
3 Bab 3- Terenggut
4 Bab 4~ Mematung di tempat
5 Bab 5~ Lelaki Borokokok
6 Bab 6 ~ Jelmaan Se to the tan
7 Bab~7 Runaway
8 Bab 8 ~ Kenyataan pahit vs lidah pahit
9 Bab 9~ Find You
10 Bab 10~ Deal !
11 Bab 11 ~ Cuma nanya doang
12 Bab 12 ~ Hey, kau wanita!
13 Bab 13~ Nama yang jelek!
14 Bab 14 ~ Jani yang down to earth (melantai)
15 Bab 15~ Staring at you
16 Bab 16~ Tak ada dalam kontrak
17 Bab 17~ Sesuatu mulai tumbuh
18 Bab 18~ Jani Yang Galak
19 Bab 19~ Menyangkal
20 Bab 20 ~ Misterious Man
21 Bab 21 ~ Be strong
22 Bab 22 ~ Jalan masing-masing
23 Bab 23 ~ Aku mencintaimu
24 Bab 24 ~ Rasanya itu la-la-la
25 Bab 25 ~ Tak mau kalah start
26 Bab 26~ Menjawab rasa penasaran
27 Bab 27 ~ Siapa dia?
28 Bab 28 ~ Will U....
29 Bab 29 ~ Pertemuan tak sengaja
30 Bab 30 ~ Ingin menganggap ini hanya mimpi
31 Bab 31 ~ Bule masuk kampung
32 Bab 32 ~ Bule betekok
33 Bab 33 ~ Liburan di rumahmu
34 Bab 34 ~ Tak Mengerti
35 Bab 35 ~ Penculikan
36 Bab 36 ~ The truth
37 Bab 37~ Tembakan yang meleset
38 Bab 38 ~ Hati yang sudah bertaut
39 Bab 39 ~ Tulang Ikan
40 Bab 40 ~ Kerikil dalam sepatu
41 Bab 41 ~ Kebun daun singkong
42 Bab 42~ Serangan
43 Bab 43 ~ Harapan Jani
44 Bab 44 ~ Cinta, jangan kau pergi
45 Bab 45 ~ Identitas Loui
46 Bab 46~ LIAM OLIVER THEODORE
47 Bab 47~ Finally
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BAB 1- Euforia
2
Bab 2- Manhattan Broadway
3
Bab 3- Terenggut
4
Bab 4~ Mematung di tempat
5
Bab 5~ Lelaki Borokokok
6
Bab 6 ~ Jelmaan Se to the tan
7
Bab~7 Runaway
8
Bab 8 ~ Kenyataan pahit vs lidah pahit
9
Bab 9~ Find You
10
Bab 10~ Deal !
11
Bab 11 ~ Cuma nanya doang
12
Bab 12 ~ Hey, kau wanita!
13
Bab 13~ Nama yang jelek!
14
Bab 14 ~ Jani yang down to earth (melantai)
15
Bab 15~ Staring at you
16
Bab 16~ Tak ada dalam kontrak
17
Bab 17~ Sesuatu mulai tumbuh
18
Bab 18~ Jani Yang Galak
19
Bab 19~ Menyangkal
20
Bab 20 ~ Misterious Man
21
Bab 21 ~ Be strong
22
Bab 22 ~ Jalan masing-masing
23
Bab 23 ~ Aku mencintaimu
24
Bab 24 ~ Rasanya itu la-la-la
25
Bab 25 ~ Tak mau kalah start
26
Bab 26~ Menjawab rasa penasaran
27
Bab 27 ~ Siapa dia?
28
Bab 28 ~ Will U....
29
Bab 29 ~ Pertemuan tak sengaja
30
Bab 30 ~ Ingin menganggap ini hanya mimpi
31
Bab 31 ~ Bule masuk kampung
32
Bab 32 ~ Bule betekok
33
Bab 33 ~ Liburan di rumahmu
34
Bab 34 ~ Tak Mengerti
35
Bab 35 ~ Penculikan
36
Bab 36 ~ The truth
37
Bab 37~ Tembakan yang meleset
38
Bab 38 ~ Hati yang sudah bertaut
39
Bab 39 ~ Tulang Ikan
40
Bab 40 ~ Kerikil dalam sepatu
41
Bab 41 ~ Kebun daun singkong
42
Bab 42~ Serangan
43
Bab 43 ~ Harapan Jani
44
Bab 44 ~ Cinta, jangan kau pergi
45
Bab 45 ~ Identitas Loui
46
Bab 46~ LIAM OLIVER THEODORE
47
Bab 47~ Finally

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!