Bab 15~ Staring at you

Jani duduk melantai dengan manis, meskipun lebih mirip suster ngesot, namun untungnya mereka tak tau dengan varian hantu Endonesahh, suapannya juga jauh dari kata ramah lingkungan, saking laparnya.

Sudah hampir seminggu Jani disini, baru hari ini ia menemukan kembali jiwa nusantaranya, berasa kaya hilang separuh jiwa ketika ketidakhadiran sambal terasi dan nasi di menu makan sehari-harinya.

Mathew menolak untuk ikut makan, melihat Jani dan ibu Marriot makan saja ia sudah mendadak kenyang. Yap! Jani tak mau makan sendiri, katanya kalo sendiri tuh kaya mau menghadap sang pencipta saja.

" Yakin ngga mau?" Jani menawari sesuap nasi dari tangan yang sudh dilumuri sambal terasi dan bumbu dan rempah capcay, bikin Mathew makin bergidik jijik, tak tau saja lelaki itu, rasanya makan dari suapan cewek Indonesia itu bikin ngga mau pulang, maunya digoyang.

"No." jawab Mathew menelan saliva sulit.

"Ya udah." Jani tak peduli, namun jika nanti lelaki itu pingsan, jangan salahkan ia yang sudah menawari anak buah Loui itu makan.

Jani lantas bangkit dan membawa piring bekasnya makan ke wastafel lalu mencuci bekasnya, sontak saja bu Marriot melarang Jani.

"Nona, jangan! Biarkan itu jadi pekerjaan kami..." ujarnya, namun Jani menggeleng, "inilah adat kami, adat ketimuran...tidak terbiasa dilayani dan mengandalkan tenaga orang lain, hanya untuk hal sepele seperti ini..." jelas Jani.

"Ibu boleh bersikap begitu di depan Loui, tapi kalau sedang berada bersama Jani...maka jangan anggap Jani adalah majikan," lanjutnya tersenyum. Orang kenyang ya gitu, bawaannya senyum-senyum senang.

Marriot menatap Mathew, khawatir jika ia melaporkan itu pada Loui, jika kerjnya tak becus, tapi Mathew justru mengangguk tanda meminta Marriot menurut saja.

"Ibu Marriot, ini nanti jangan di buang. Disimpan saja, untuk makan malam Jani..." pesannya ke arah nasi, capcay dan potongan goreng tempe. Sayang saja, sepotek tempe sebesar itu harus didapat Jani dengan harga mahal, padahal di Sukabumi 10 ribu rupiah aja udah dapet satu papan, sepanjang papan penggilesan.

Marriot mengangguk paham lalu menaruh sisa makanan Jani ke dalam kotak makan dan menaruhnya di dekat pantry.

Habis makan ya tidur, memang begitu kan penyakitnya...Jani naik ke lantai 2 dengan mata yang mendadak berat dan perut kenyang, "kenyang kan," usapnya di perut buncitnya.

Loui datang dengan amukan luar biasa, perut lapar dan kepala pening.

"Marriot!" ia menjatuhkan dirinya di sofa seraya memijit pelipis pusing, perutnya itu hanya dimasuki wine yang sudah pasti panas.

Namun Marriot tak kunjung datang, membuat Oscar ikut menyusulnya ke dapur. Loui yang tidak sabar akhirnya berjalan ke arah dapur mencari minum sendiri, air dingin yang langsung ia ambil dari dalam kulkas.

Dibukanya jas yang sejak tadi memeluknya erat kemudian dasi dan satu kancing kemeja yang terasa mencekik.

Diedarkannya pandangan ke segala arah, mencari sesuatu yang dimasak oleh asisten bagian dapurnya itu.

"Apa yang dia masak, hari ini?" alisnya berkerut, menaruh serta gelas air di pantry, menarik kotak makan berisi potongan tempe dan tumisan capcay.

Dari tampilannya terlihat kurang sedap namun aroma yang menguar, membuat rasa lapar Loui semakin menggaruk-garuk kulit lambungnya.

Mau tak mau Loui mencomot potongan wortel, bercampurkan sosis dan sawi, juga goreng tempe dari sana.

Hap!

Satu kunyahan, dua kunyahan, lidahnya terasa nikmat hingga tak sadar Loui melahapnya hingga habis.

Oscar baru saja datang dari arah luar membawa serta Marriot yang baru saja mengambil pesanan beras milik Jani.

Keduanya menemukan Loui tengah lahap memakan makanan sisa Jani.

"Tuan, itu..."

"Marriot, apa yang kau masak ini? Tampilannya berantakan, tapi rasanya sedap. Sejak tadi aku lapar dan tak bisa makan, makanan sembarangan....ini lezat sekali, apa namanya?"

"Itu, nona Jani yang memasak," jawab Marriot menelan salivanya sulit ketika Loui tiba-tiba menghentikan kunyahannya dengan rahang mengeras.

Oscar menghela nafasnya kasar, takut jika Loui akan meledakan amarahnya, jika mengetahui itu adalah masakan Rinjani.

Alisnya terangkat naik menatap Marriot lalu tertawa tergelak, "yang benar saja, gadis itu? Memasak? Gadis itu hanya bisa bermain-main..." jawab Loui kembali tertawa sambil menghabiskan makanan sampai ke bumbunya bersama nasi.

Marriot hendak buka suara kembali, namun Oscar menahan ibu berkulit gelap itu dan menggeleng, "biarkan saja, ia harus melihatnya sendiri baru percaya." Ujar Oscar mengurungkan niatan Marriot.

Loui sampai bersendawa karena kenyang, dan meminta Marriot untuk memasak kembali makanan seperti tadi, sejauh memakan itu perutnya aman-aman saja, terkesan menerima dengan baik.

Rinjani bangun dari tidurnya, tak terasa hari mulai senja, itu artinya ia cukup lama tertidur siang ini. Setelah bersih-bersih, dan tak tau harus melakukan apa di mansion sebesar ini, akhirnya Jani lebih memilih menatap pemandangan luar jendela kamar, ditatapnya kebun bunga yang begitu indah dari atas kamarnya ketika netranya jatuh begitu saja pada halaman rumah Loui.

Karena rasa bosannya, Jani akhirnya turun dari atas kamar menuju kebun bunga yang terlihat menggemaskan nan indah dari atas sana, ditambah Mathew juga ada di bawah sana bersama Stainley, membuat Jani penasaran jika tak merepotkan Mathew.

Hanya berjalan-jalan saja, sekedar menikmati senja disini. Lumayan lah, anggap saja halaman rumah Loui ini taman kota, karena memang seperti itu gambarannya.

"Mat!" lambaian tangan Jani menghampiri.

"Apa bunga-bunga disini bisa kupetik, barang satu atau dua saja?" tanya Jani, pasalnya tangannya itu gemas sekali pengen acak-acak bunga-bunga yang sedang bermekaran.

Stainley dan Mathew menoleh, "bisa, nona. Tapi sebaiknya cari yang sudah benar-benar mekar..." ujar Mathew membantu Jani memilih bunga yang terhampar di depan mereka.

"Jani mau yang itu," tunjuknya ke arah samping kanan agak sedikit di dalam rumpun.

Mathew mengangguk menurut, lalu menolong Jani mengambilkan bunga dan memberikannya pada Rinjani, memancing senyuman hangat nan manis dari perempuan dengan dress putih selutut dan surai yang tergerai indah ini, ditambah perut yang membuncit membuat Jani nampak menggemaskan.

"Ahhh, makasih! Bagus, di Sukabumi bunga ini ngga ada, apa namanya?" tanya Jani menciumi bunga kecil berwarna keunguan itu.

"American Bluehearts...bunga langka yang hampir punah," jawab Mathew.

"Oh ya?"

Mathew mengangguk, "hanya bisa ditemukan di Amerika dan sekitaran provinsi Ontario Kanada saja."

"Wawww. Kerennn!" angguk Jani menatap kagum pada hamparan bunga, membawa rambutnya ke belakang telinga dan membungkuk ke arah hamparan bunga, "berarti kalo dijual mahal dong, yah?!" ujar Jani, Mathew terkekeh, "mahal. Memangnya apa yang mau nona beli, jika berhasil menjual bunga ini?"

"Mau beli pesawat jet pribadi..." jawabnya ngasal, "biar bisa keliling-keliling sukabumi, nantinya!"

Mathew hanya mengulas senyuman miring, tanpa sadar interaksi mereka diperhatikan oleh mata elang Loui di atas sana, "cih! Kampungan sekali, melihat bunga saja, senangnya bukan main..." cibir Loui dengan mata yang tak lepas menatap pergerakan Rinjani secara intens.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Loui jangan bilang kamse u ya, tar kena karma makanan karedok baru tau kamu Loui 😃

2025-01-06

0

Putri Dhamayanti

Putri Dhamayanti

semprullll 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-08-31

0

Lia Bagus

Lia Bagus

beuh doyan bang

2024-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1- Euforia
2 Bab 2- Manhattan Broadway
3 Bab 3- Terenggut
4 Bab 4~ Mematung di tempat
5 Bab 5~ Lelaki Borokokok
6 Bab 6 ~ Jelmaan Se to the tan
7 Bab~7 Runaway
8 Bab 8 ~ Kenyataan pahit vs lidah pahit
9 Bab 9~ Find You
10 Bab 10~ Deal !
11 Bab 11 ~ Cuma nanya doang
12 Bab 12 ~ Hey, kau wanita!
13 Bab 13~ Nama yang jelek!
14 Bab 14 ~ Jani yang down to earth (melantai)
15 Bab 15~ Staring at you
16 Bab 16~ Tak ada dalam kontrak
17 Bab 17~ Sesuatu mulai tumbuh
18 Bab 18~ Jani Yang Galak
19 Bab 19~ Menyangkal
20 Bab 20 ~ Misterious Man
21 Bab 21 ~ Be strong
22 Bab 22 ~ Jalan masing-masing
23 Bab 23 ~ Aku mencintaimu
24 Bab 24 ~ Rasanya itu la-la-la
25 Bab 25 ~ Tak mau kalah start
26 Bab 26~ Menjawab rasa penasaran
27 Bab 27 ~ Siapa dia?
28 Bab 28 ~ Will U....
29 Bab 29 ~ Pertemuan tak sengaja
30 Bab 30 ~ Ingin menganggap ini hanya mimpi
31 Bab 31 ~ Bule masuk kampung
32 Bab 32 ~ Bule betekok
33 Bab 33 ~ Liburan di rumahmu
34 Bab 34 ~ Tak Mengerti
35 Bab 35 ~ Penculikan
36 Bab 36 ~ The truth
37 Bab 37~ Tembakan yang meleset
38 Bab 38 ~ Hati yang sudah bertaut
39 Bab 39 ~ Tulang Ikan
40 Bab 40 ~ Kerikil dalam sepatu
41 Bab 41 ~ Kebun daun singkong
42 Bab 42~ Serangan
43 Bab 43 ~ Harapan Jani
44 Bab 44 ~ Cinta, jangan kau pergi
45 Bab 45 ~ Identitas Loui
46 Bab 46~ LIAM OLIVER THEODORE
47 Bab 47~ Finally
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BAB 1- Euforia
2
Bab 2- Manhattan Broadway
3
Bab 3- Terenggut
4
Bab 4~ Mematung di tempat
5
Bab 5~ Lelaki Borokokok
6
Bab 6 ~ Jelmaan Se to the tan
7
Bab~7 Runaway
8
Bab 8 ~ Kenyataan pahit vs lidah pahit
9
Bab 9~ Find You
10
Bab 10~ Deal !
11
Bab 11 ~ Cuma nanya doang
12
Bab 12 ~ Hey, kau wanita!
13
Bab 13~ Nama yang jelek!
14
Bab 14 ~ Jani yang down to earth (melantai)
15
Bab 15~ Staring at you
16
Bab 16~ Tak ada dalam kontrak
17
Bab 17~ Sesuatu mulai tumbuh
18
Bab 18~ Jani Yang Galak
19
Bab 19~ Menyangkal
20
Bab 20 ~ Misterious Man
21
Bab 21 ~ Be strong
22
Bab 22 ~ Jalan masing-masing
23
Bab 23 ~ Aku mencintaimu
24
Bab 24 ~ Rasanya itu la-la-la
25
Bab 25 ~ Tak mau kalah start
26
Bab 26~ Menjawab rasa penasaran
27
Bab 27 ~ Siapa dia?
28
Bab 28 ~ Will U....
29
Bab 29 ~ Pertemuan tak sengaja
30
Bab 30 ~ Ingin menganggap ini hanya mimpi
31
Bab 31 ~ Bule masuk kampung
32
Bab 32 ~ Bule betekok
33
Bab 33 ~ Liburan di rumahmu
34
Bab 34 ~ Tak Mengerti
35
Bab 35 ~ Penculikan
36
Bab 36 ~ The truth
37
Bab 37~ Tembakan yang meleset
38
Bab 38 ~ Hati yang sudah bertaut
39
Bab 39 ~ Tulang Ikan
40
Bab 40 ~ Kerikil dalam sepatu
41
Bab 41 ~ Kebun daun singkong
42
Bab 42~ Serangan
43
Bab 43 ~ Harapan Jani
44
Bab 44 ~ Cinta, jangan kau pergi
45
Bab 45 ~ Identitas Loui
46
Bab 46~ LIAM OLIVER THEODORE
47
Bab 47~ Finally

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!