Pagi yang seharusnya hangat karena cahaya matahari pagi, kini malah tertutup awan abu-abu yang membuat suasana semakin mencengkram. Dua anak manusia berbeda jenis kelamin masih tidur nyenyak dibalik selimut dalam tenda.
Ares membuka matanya, pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah polos Arum yang masih tertidur sambil memeluknya. Perlahan Ares membangunkan sahabatnya yang masih betah berada didalam mimpi, mungkin mimpinya lebih indah daripada kenyataan.
"Rum, bangun yuk, udah pagi" bisik Ares
Arum mengeliat kecil mendengar bisikan dan pergerakan dari Ares. Bukannya melepas, Arum justru mengeratkan pelukannya pada Ares.
"Rum,,," panggil Ares lagi
"hmmm, bentar lagi" jawab Arum setengah sadar
"kamu ngga laper, Rum?" tanya Ares
"ngantuk" keluh Arum
"ya udah, aku mau keluar dulu cari makan" ucap Ares
dengan penuh kehati-hatian Ares melepas tangan Arum yang melingkar dipinggangnya. Setelah pelukan Arum terlepas, Ares keluar tenda untuk mencari makanan.
Sedangkan Arum masih terlelap ditenda. Arum membuka mata saat mengira ia bermimpi dicekik. Arum meraba lehernya yang terasa sakit.
Oh no! Itu bukan mimpi, bahkan Arum masih merasakan dengan jelas sepasang tangan kasar tengah mencekiknya. Arum berusaha berteriak memanggil Ares, namun sahabatnya itu tengah pergi.
'RES,,, ARES,,, TOLONG AKU, RES' Pekik Arum dalam hatinya
Seolah mendapat sinyal dari Arum, Ares yang awalnya memetik buah-buahan dihutan bergegas kembali ke tenda. Perasaan Ares tak tenang saat sebuah bayangan muncul dikepalanya. Kejadian dimana Arum akan dibunuh oleh sosok kuntilanak merah.
"Cok, kok rapet?"
Ares bingung karena pintu masuk tenda mendadak rapat, sama sekali tak ada celah untuk masuk atau keluar tenda. Ares semakin panik saat dia mengintip dilubang kecil. Arum tengah kesakitan, sedangkan kuntilanak merah yang mencekik Arum tersenyum bahagia karena Arum hendak kehabisan nafas.
SREK
Ares merobek tenda dan masuk ke dalam. Ares membacakan mantra jawa kuno yang tidak diketahui artinya. Kuntilanak merah tampak kesakitan. Kulitnya melepuh, matanya yang merah melotot hampir saja melompat dari tempatnya akibat kesakitan dengan mantra yang dibaca Ares.
"pergi, jangan ganggu kami atau kau akan ku bakar" ancam Ares
"beri aku selendang itu" geram sosok itu tak gentar semakin mencekik Arum
Arum hanya bisa pasrah karena tenaganya sudah terkuras habis, Arum pasrah kalau memang harus mati sekarang. Tapi bagaimana dengan impian Arum yang ingin memiliki keluarga yang bahagia? Arum harus bertahan.
Ares menatap tajam ke arah kuntilanak merah, perlahan khodam Ares keluar. Tubuh Ares sepenuhnya tergantikan oleh sosok Leak Bali yang bertahta sebagai khodam Ares. Ares yang kesurupan itu segera mencekik balik si Kunti, kuku-kuku Ares mendadak memanjang segera menusuk leher Kunti. Darah hitam pekat dari kuntilanak merah terus menetes deras mengenai wajah Arum. Wajah Arum sudah terlihat mengenaskan dengan darah kunti yang membanjiri wajah cantiknya.
Kuntilanak itu terus menjerit kesakitan. Cakaran Leak Bali itu terasa menusuk pada si Kunti. leher kuntilanak hampir putus, bahkan kuku Leak Bali sudah menembus lehernya.
'Res,,, aku takut' lirih Arum dalam hati yang bisa didengar oleh si Leak
Leak itu memberitahu tuannya tentang keadaan Arum, Ares memerintahkan Leak untuk berhenti setelah cekikan kuntilanak itu terlepas. Leak menghentakkan kukunya tepat didada kuntilanak, seketika kuntilanak itu berubah menjadi kepulan asap hitam yang menghilang dibawa angin.
Arum terbatuk-batuk setelah cekikannya terlepas, nafas Arum memburu sudah seperti habis lari maraton. Ares membantu Arum untuk duduk, Ares memijit tengkuk belakang Arum dengan lebut.
"Ares,,, hiks" lirih Arum menatap Ares dengan air mata yang membanjiri kedua pipinya
"sekarang udah aman ya" ucap Ares dengan lembut
Arum segera berhambur memeluk Ares. Entah apa yang terjadi kalau Ares tidak datang menyelamatkannya, ahh jadi makin sayang. Eh,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments