10.Kastil putih

Zaka membawa kedua manusia itu ke istananya yang berada ditengah-tengah hutan.

Arum menatap kagum pada bangunan megah didepannya ini, sangat indah.

Bangunan raksasa menyerupai istana negeri dongeng yang pernah dia baca. Bangunannya megah, berwarna putih bersih. Walaupun berada ditengah hutan, bangunan itu Tampa asri dan terawat.

Arum maupun Ares sama-sama berdecak kagum dengan interior kastil milik Zaka. Benar-benar mengagumkan.

"itu rumahmu?" tanya Arum masih melongo karena kagum

Zaka mengangguk "ayo turun, kita sebentar lagi akan sampai ke desa"

Arum dan Ares mengangguk. Awalnya kalau dilihat sekilas sepertinya mereka sudah dekat, tapi siapa sangka ternyata mereka berjalan sangat jauh. Kaki Arum rasanya pegal sekali.

Setelah menempuh perjalanan jauh, Arum kembali menganga melihat istana yang semakin dekat semakin indah.

"sudah sampai?" tanya Arum

"belum, kita baru melewati separuh perjalanan" jawab Zaka

"tapi ini sudah dekat" sangkal Arum

Zaka tersenyum manis "memang, tapi kita tidak bisa langsung ke sana, harus lewat desa"

"kenapa?" tanya Arum

"lihatlah ke bawah"

Glek

Arum menelan ludah kasar saat ia menengok ke bawah dan mendapati jurang yang sangat dalam. berarti mereka harus berjalan memutari untuk sampai ke jembatan yang tembus ke desa, tidak mungkinkan mereka melompati jurang yang lumayan lebar ini.

'Njirr, dalam dan lebar, mana bisa kita lompat ,Emangnya kita kera apa ya, ehh tapikan Zaka emang kera. Eh Kera apa monyet si? sama ajalah' batin Arum

"Arum, ayo" ajak Zaka

"eh iya" jawab Arum gugup

Ares memandang tak suka dengan kedekatan Arum dan Zaka, bukannya apa tapi Ares tidak mau Arum nyaman dengan pria jadi-jadian. Membayangkan saja sudah ngeri.

Arum dan Zaka berjalan beriringan, sedangkan Ares membuntuti mereka dari belakang. Benar-benar menyebalkan, pikir Ares.

"sampai didesa, selamat datang Arum" ucap Ares saat mereka sampai didesa

"waww" Arum hanya mampu menatap kagum pada desa ini, bukan seperti desa dirumahnya yang sepi, desa ini justru terlihat rame dengan rumah yang berderet, apalagi ada gerbang yang membuatnya terlihat mewah

"ekhemm yang baru ke sini bukan cuma Arum" sindir Ares

Zaka berbalik dan tersenyum tipis "selamat datang, Ares"

"makasih, itu istanamu ada ditengah-tengah desa?" tanya Ares

Zaka mengangguk "aku sengaja membangunnya ditengah-tengah desa, agar para rakyat yang ada dipinggir tidak terlalu jauh menuju istanaku"

Ares mengangguk mengerti, Ares akui ini semua sangat menakjubkan. Tapi yang namanya cowok, gengsi mau mengakui. Ntar si Zaka besar kepala pas dipuji Ares.

"pangeran,,,"

"pangeran Zaka"

"pangeran Zaka yang tampan"

"apa yang membuat pangeran ke desa?"

"siapa yang dibelakang pangeran?"

"manusia mana yang nyasar kemari?"

Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang dapat didengar oleh ketiga orang yang berjalan lurus menuju istana tanpa mengindahkan ucapan orang-orang. Bukannya sombong, tapi Zaka pikir semua itu tak penting.

Zaka membawa kedua tamunya ke dalam ruang makan. Mereka makan siang terlebih dahulu setelahnya Zaka meminta pelayan menyiapkan kamar untuk kedua tamunya.

"terimakasih atas bantuanmu, Zaka. Kami tidak tau harus membalasmu bagaimana" ucap Ares

"tidak masalah, aku membantu kalian juga karena ada Rahayu ditubuh Arum" jawab Zaka memandangi Arum lekat-lekat

"jadi kamu menolong kami gara-gara Rahayu?" tanya Arum

"ahh bukan begitu, tanpa Rahayupun aku pasti akan membantu kalian, hanya saja mungkin aku akan menyuruh anak buahku yang membantu" jawab Ares

"apapun itu, kami berhutang budi padamu, Zaka"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!