Arum dibawa seseorang bersembunyi didalam ruangan, entah ruangan apa. Mulut Arum masih dibekap, diluar ada pengawal yang panik karena pintu gudang dibuka seseorang.
Arum memberontak meminta dilepaskan, siapa tau orang ini penculik. Arum memberontak sekuat yang dia bisa.
"sttt diam, Rum. Nanti kita ketahuan" bisiknya
Arum terdiam mendengar bisikan itu, Ares. Ya, orang yang membekap dan membawa Arum bersembunyi adalah Ares.
Awalnya Ares tidak sengaja melihat Arum berjalan mengendap-endap, karena penasaran akhirnya Ares mengikuti Arum hingga sampai disini. Ares juga terkejut saat sebuah pintu rahasia terbuka, dan Arum yang membukanya.
Saat Arum hendak masuk, Ares mendengar suara kaduh para pengawal yang berdatangan. Ares bergegas membekap mulut Arum dan membawanya pergi ke ruangan sebelah, walaupun tak tau ini ruangan apa tapi yang penting sembunyi dulu.
"bagaimana keadaan putri?" tanya salah satu pengawal
"aman, putri baik-baik saja. Tapi kita harus tetap waspada, beritahu raja juga agar dia memerintahkan yang lain untuk mengawasi gudang putri" jawab pengawal lainnya
"lalu bagaimana dengan penyusupnya?"
"aku tidak tau, sepertinya dia lari saat para pengawal mulai mendekat"
"penyusup itu cari mati"
"sepertinya dia ingin membebaskan putri"
"kalau begitu dia benar-benar sudah bosan hidup, berani sekali dia main-main dengan raja kita"
Arum dan Ares sama-sama tahan nafas saat ada pengawal yang masuk ke dalam ruangan. Beruntunglah ruangan ini gelap, Ares dan Arum juga mengenakan pakaian serba hitam dan duduk berjongkok.
Pengawal itu masuk meneliti setiap ruangan kosong itu dan hasilnya nihil, ruangan itu benar-benar kosong dipandangnya. Karena tidak menemukan hal yang mencurigakan, pengawal itu keluar dan menutup kembali ruangan itu.
Ares dan Arum sama-sama bernafas lega. Kini yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya keluar dari ruangan ini, pengawal masih berseliweran diluar. Sepertinya tidak akan lengah sampai penyusup itu tertangkap.
"hihihi kalian mau keluar?"
Ares dan Arum menengok ke atas dan mendapati kuntilanak terbang. Gaun putihnya penuh dengan bercak darah, matanya melotot dan salah satunya bolong, bibirnya menguarkan darah kental, rambutnya panjang terurai, kedua tangannya memegang kaki yang sudah putus, suaranya nyaring dan menggema.
"Res" gumam Arum menggenggam erat tangan mas crush, anjay crush
"mau apa, kamu?" tanya Ares berbisik karena takut pengawal diluar terdengar
"bantuin kalian, tapi itu tidak gratis" ucap kuntilanak itu
"Kita,,,"
"sttt dia Jin, jin itu licik, dia memperdaya manusia" bisik Ares memotong ucapan Arum
"tapi kita terjebak Res" geram Arum
"cari jalan lain, jangan bersekutu dengan Jin" bisik Ares tenang
"cuihh" kuntilanak itu meludah didepan Ares dan Arum, aroma busuk tercium dari ludahnya "jangan sok suci, didalam tubuhmu saja banyak makhluk halus"
"heh ini khodam, g0bl0k" sahut Arum kesal
ceklek
Ares reflek membawa Arum menunduk lagi, beruntung mereka pasukan monyet. Otaknya ngga pinter-pinter amat.
"oh jadi kamu penyusupnya? Pengawal tangkap kuntilanak itu!" seru panglima yang membuka pintu
Para pengawal monyet mengangguk patuh dan berpencar menangkap kuntilanak terbang. Karena fokus para pengawal hanya ke kuntilanak, Ares dan Arum berjalan merangkak menuju pintu yang kebetulan tidak ditutup. Berhasil keluar dari situasi menegangkan, Arum dan Ares berlari menuju kamar Ares.
Arum merebahkan tubuhnya diranjang Ares. Sungguh jantung rasanya pindah ke kaki saking gemetarnya.
"aku penasaran sama gadis itu" ucap Arum
"aku juga" sahut Ares
"pengawal manggil dia putri, apa jangan-jangan dia putri disini?" terka Arum
Ares mengedikkan bahunya "mungkin, bisa aja si Zaka itu penjajah"
"ngga boleh overthinking" ucap Arum
"kamu duluan" balas Ares kesal
"gadis itu adiknya Zaka"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments