4.jangan bersuara!

Pagi yang harusnya cerah malah menjadi mendung. perkemahan akan selesai nanti malam, berarti hari ini mereka harus melakukan beberapa kegiatan lagi. Sumpah rasanya Arum pengen pulang sekarang, Arum udah capek. Mana badannya sakit semua.

Jadi jaranan itu tidak enak, karena kita harus rela jika tubuh menjadi samsak bagi makhluk yang bersemayam dalam tubuh. Apalagi dalam tubuh Arum ada dua sosok khodam. bayangin gimana beratnya rasa tubuh, saat makan harus pilih-pilih karena jika makan makanan yang tak disukai oleh khodam, badan rasanya panas seperti terbakar.

Arum masih mengumpulkan nyawa setelah bangun tidur. Tak lupa juga dengan selendang merah yang dari semalam terus melilit tangannya, entah bagaimana Arum lepas dari sampur merah itu.

"Rum, rasanya kesurupan gimana si?" tanya Eva

"hah? Kesurupan?" tanya Arum balik karena dia belum sadar sepenuhnya

"amesia ya? Semalam kamu kesurupan" timpal Eva kesal

"oh itu, ga gimana-gimana" jawab Arum seadanya

Setelah merasa nyawanya sudah penuh, Arum pergi ke rumah warga untuk ngampung mandi. Begitulah hidup diperkemahan.

Setelah mandi dan badan terasa segar, Arum sarapan terlebih dahulu dirumah Ares-teman Arum sejak TK. Cerita dikit, jadi Arum dan Ares itu satu sekolah dari TK. Tapi sejak kelas 3 SD, ibunya Ares wafat dan ayahnya menikah lagi. Semenjak punya ibu tiri, Ares berubah jadi anak berandalan tak punya arah tujuan untuk pulang. Bahkan Ares udah putus sekolah dan bekerja serabutan untuk biaya makan, sebenarnya Arum tidak tega ngampung makan dirumah Ares, tapi ya gimana lagi? Nunggu konsumsi perkemahan itu lama. karena kehidupan Ares yang berandalan dan tak jelas, Banyak para tetangga yang acuh dan tak peduli, Arumlah yang selalu menemani Ares saat Ares kesusahan, oleh karena itu Ares berjanji untuk bersedia membantu Arum kapanpun Arum butuh.

"Rum" panggil Ares yang baru selesai mandi

"iya, Res?" Tanya Arum

Tugasnya kini Arum tengah memasak sarapan untuk Ares, itung-itung bayaran karena Arum numpang makan gratis. Udah kayak suami istri aja nih mereka berdua. Arum memasak dan Ares bersiap bekerja.

"kamu besok udah pulang?" tanya Ares

"iya, nanti malam penutupan" jawab Arum

"kenapa nanti malam?" tanya Ares dengan nada tak suka

"ngga tau" jawab Arum "emang kenapa?" tanya Arum balik

Ares berdecak kesal "ck aku ngerasain hawa berbeda Rum, mending penutupannya diganti besok aja" jawab Ares

Mendengar ucapan Ares, sontak membuat Arum merinding. Hawa didesa ini seketika berubah dingin dan lebih mencengkram, entah apa yang menyebabkan hawa mendadak berubah begini. Yang jelas perasaan Arum sangat tidak enak.

"terus gimana nanti malam, Res?" tanya Arum panik

"mending jangan nanti malam, bilangin sama temen-temen kamu, jangan ada yang bersuara malam ini" jawab Ares dengan tatapan tajam

"apa dia datang?" tanya Arum

Ares mengangguk sebagai jawaban. Arum semakin takut mendengarnya. Dia siapa? Nanti juga tau! Baca aja dulu.

Arum kembali ke tenda dengan keadaan was-was. Takut saja kalau mendadak dia yang dibicarakan Ares tadi mendadak muncul, kan gak lucu kalau ketemu jin disiang bolong. Tapi walaupun siang, sama sekali ngga ada cahaya matahari yang nampak, hanya ada awan kelabu yang menutupi langit desa.

Saat waktu break alias kosong istirahat, Arum memberanikan diri mendatangi tenda guru. Jujur saja ada rasa takut dan gugup, tapi kalau tak disampaikan takut ada malapetaka yang menghabisi mereka.

"Arum, kenapa?" tanya salah satu guru

"bu, pak, gimana kalau penutupannya dimajukan jadi sekarang? Atau diundur besok aja gimana?" saran Arum

"lah kenapa, Rum? ini udah ada dijadwal dan ngga bisa diganggu gugat" timpal guru lainnya

"tapi serius, nanti malam akan ada bahaya mengintai kita" sahut Arum

Semua guru tertawa dengan perkataan Arum. Arum terlalu banyak nonton film horor kayaknya, pikir mereka. Tak ada satupun guru yang mendengar perkataan Arum.

"serius pak, bu" ucap Arum

"haduhh Arum Arum, jaman sekarang mana ada yang gitu-gitu? percayakah sama tuhan aja" ucap guru

"bu, kita emang harus selalu percaya dengan tuhan, tapi kalau bisa kita sendiri yang menghindari musibah itu bu, jangan cuma berharap bantuan saat musibah itu datang" ucap Arum kesal

Lagi-lagi para guru itu tak ada yang mendengarkan Arum. Arum merasa kesalpun langsung pergi tanpa pamit menuju tendanya.

Malam tiba, semua murid peserta perkemahan berkumpul di lapangan dekat lokasi perkemahan untuk melakukan acara penutupan. Tidak semua si, Arum memilih berdiam diri ditenda sambil menutup mulutnya dengan selendang merah milik Nyai Rahayu, Arum menggunakan selendang itu seperti menggunakan cadar/masker. Bukan tanpa alasan Arum melakukannya, dia hanya tidak ingin mendatangkan masalah sendiri saat mulutnya tak sengaja mengeluarkan suara. Jadi Arum menutup mulutnya dengan sampur itu dengan tujuan agar makhluk halus tak dapat mendengar apapun yang keluar dari mulutnya.

Semakin larut malam, semakin meriah acara yang diselenggarakan. Apalagi para murid dan guru saling bernyanyi didekat api unggun yang menyala terang. Cahaya api unggun itu membelah kegelapan malam, mereka menikmatinya. Tanpa mereka sadari, sosok hitam besar tengah mengintai mereka.

"HARGHHH"

Sontak semua pandangan menengok kebelakang setelah mendengar suara hauman yang menggelegar. Mereka semua menelan ludah kasar saat sebuah sosok hitam besar berdiri didepan mereka. Sosok itu memiliki bulu seperti rambut yang menutupi seluruh tubuhnya, matanya merah melotot, tingginya kurang lebih sama seperti pohon pinus, ada gigi taring yang nampak keluar dimulutnya. Jangan lupakan saat sosok itu membuka mulut, air liurnya yang berwarna hijau menetes dan lidahnya yang panjang seperti lidah leak Bali itu muncul dan mengeluarkan bau yang sangat busuk. Semua orang panik, mereka menutup hidung mereka sambil berlarian menuju tenda.

Arum yang sudah menduga hal ini akan terjadi keluar dari tendanya. Gondoruwo Raksasa itu berjalan santai mengejar para manusia yang berhamburan seperti semut.

"JANGAN BERSUARA!" Pekik Arum

Tenang, Arum masih menggunakan cadar dari selendang merah. Jadi suaranya tak akan terdengar oleh Gondoruwo.

Mendengar teriakan Arum, semua orang diam mematung.

"jangan ada yang bersuara, semakin kalian bersuara malah semakin menarik perhatiannya. Mungkin ini yang berhasil kalian tarik hanya satu, tapi kita tidak akan tau ada berapa banyak lagi makhluk serupa yang akan kemari" ucap Arum

"BOHONG! JUSTRU KITA TERIAK BUAT NAKUTIN DIA T0L0L!"

Jlep

Hap

semua orang kembali mematung setelah sosok itu menusuk tubuh siswa yang memaki Arum barusan dengan kuku panjangnya lalu memasukkannya ke dalam mulut, seperti tengah makan camilan.

"jangan ada yang bicara lagi! Ayo masuk tenda. Diam ditenda sampai sosok itu pergi! Dan usahakan jangan ada yang bersuara, jalan pelan-pelan biar ngga ada suara tapak kaki" perintah Arum

Visualnya Arum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!