Cerita Chandra Adhyaksa.

Suara benda terjatuh tadi sudah tak menjadi fokus keduanya. Dia adalah Halimah Ibrahim yang kini setia mendengarkan semua yang akan segera dibicarakan oleh anak dan besannya itu.

"Apa maksud Papa bicara seperti ini, Ayana bahkan sudah mulai bisa memaafkan aku, tapi kenapa Papa sebagai orang tua malah ingin memisahkan kami? Di mana letak kesalahan kami, sehingga sedikit pun tak ada bahagia dalam hati Papa atas membaiknya hubunganku dan Ayana?"

"Kesalahan terbesarmu adalah dengan menikahi anakku, Ali Zein Ibrahim. Aku pria yang menanggung hutang besar dengan keluarga Atmajaya. Ayahmu yang seharusnya bertanggungjawab atas kematian istriku yang membuatku harus berhutang materi yang tak ternilai nominalnya terhadap keluarga Atmajaya nyatanya malah pergi tanpa sedikit pun peduli dengan keluargaku. Dan sekarang aku minta tanggungjawab itu kepadamu sebagai satu-satunya ahli waris dari Noah Ibrahim. Apakah aku harus kecewa lagi untuk yang kedua kalinya karena penolakanmu?"

"Apa yang Papa inginkan dari diriku?"

"Ceraikan Ayana, lalu biarkan dia menikah dengan Erick Atmajaya! Atau dirimu lebih bahagia melihat Ayana hidup menderita karena harus menyaksikan ayahnya menunggu mati dalam ruang penjara."

"Penjara? Maaf, Pa. Ali benar-benar bingung atas ucapan Papa."

Chandra Adhyaksa terdiam. Ingatannya kembali ke beberapa puluh tahun yang lalu, saat kejadian naas itu akhirnya merenggut nyawa sang istri.

Flashback On.

"Kita kalah tender, Ma. Noah Ibrahim sudah berbuat curang di belakang kita." Chandra Adhyaksa tampak duduk bersandar di kursi dengan gerakan tangan mengusap pelipis kepalanya berulang-ulang.

"Itu artinya kita di ambang kebangkrutan, Pa? Mama gak mau tahu, apa pun caranya, Papa harus merebut kepercayaan mereka."

"Papa sudah kehabisan ide, Ma. Apa yang harus kita lakukan sekarang ini, Ayana sedang getol-getolnya kuliah, biaya yang akan dikeluarkan pasti tidak sedikit," ucapnya lagi dengan melepas dasi hitamnya.

Anne Amalia, wanita 40 tahun itu akhirnya masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan kesal dan marah. "Mau ditaruh di mana mukaku waktu acara arisan nanti jika mereka tahu Mas Chandra ternyata kalah tender dan sekarang bangkrut? Pasti mereka akan menghinaku habis-habisan. Aku tidak bisa jika harus berdiam diri, lalu menerima kemiskinan ini."

Wanita yang tak lain adalah ibunda dari Ayana itu tampak sudah rapi dengan setelan blazer dan skirt hitamnya. Dengan memesan angkutan online dia bertekad untuk meluluhkan hati seorang Noah Ibrahim dengan segala macam rayuan manisnya.

Sementara itu, Noah Ibrahim baru saja pulang ke hotel tempatnya menginap setelah Chandra Adhyaksa mengajaknya untuk bertemu dan berbicara mengenai proyek yang gagal dimenangkannya. Dia sudah meminta Noah Ibrahim untuk membatalkan kerja sama tersebut dengan berbagai alasan, tentu dalam hal itu dia mencatut nama anak dan istrinya dengan harapan Noah Ibrahim akan menaruh iba kepadanya. Namun, semua usahanya gagal dan kini sang istrilah yang bertindak tanpa memberitahu dirinya terlebih dulu. Kesalahan fatal yang mengakibatkan hilangnya nyawa Anne Amalia.

Noah Ibrahim baru saja akan membuka pintu kamarnya saat tiba-tiba di sampingnya sudah berdiri seorang wanita dengan senyum manis yang menggoda iman. Noah Ibrahim segera menundukkan pandangan matanya.

"Maaf, Anda salah kamar, Nona!"

Mendengar jika Noah Ibrahim menolak kehadirannya, Anne Amalia segera mengirimkan pesan singkat kepada seseorang di ujung teleponnya.

"Katakan jika aku adalah hadiah yang dikirim oleh Mr. Lee, sebagai bentuk ucapan selamat dan terima kasih karena sudah bergabung dengan perusahaannya." Pesan terkirim dan sudah dibaca. Beberapa menit kemudian, ponsel Noah Ibrahim pun berdering.

"Mr.Lee mengirimkan hadiah untuk Anda Tuan Ibrahim. Beliau sangat berharap Anda dapat menikmati malam panjang Anda dengan perasaan bahagia."

Noah Ibrahim mendengus kesal saat panggilan suara sudah terputus. Bisa disate 24 tusuk dirinya jika sampai sang nyonya, Halimah Ibrahim mengetahui dirinya kencan dengan wanita hasil menang tender. "Ya Allah, kenapa seberat ini cobaan di awal hamba merintis perusahaan ini? Kenapa harus wanita?" monolognya di dalam hati seraya memasukkan ponsel ke dalam saku celananya.

"Maaf, saya pria beristri. Dan agama saya mengharamkan perbuatan seperti ini, sekali lagi maafkan saya. Lebih baik Anda pulang! Dan tidak perlu risau, saya akan mengganti semua ganti rugi karena penolakan saya ini. Berapa yang Anda inginkan?"

Anne Amalia terenyuh mendengar penuturan Noah Ibrahim itu. Niat jahatnya untuk menggoda Noah Ibrahim dan merayunya untuk membatalkan kerja sama yang mengakibatkan perusahaan milik suaminya menjadi bangkrut, nyatanya ditolak secara elegan oleh Noah, dengan menjaga martabat sang istri dan juga menjaga marwahnya sebagai seorang suami. Hal yang sangat diinginkannya dari seorang Chandra Adhyaksa yang terkesan cuek dat tak acuh terhadapnya. Kendatipun, semua permintaan materinya selalu terpenuhi, namun kebutuhan bathinnya sebagai seorang wanita selalu luput dari perhatian suaminya itu.

Saat itulah Anne melihat sebuah sinar laser yang membusur tepat di kepala Noah Ibrahim. Dengan gerakan cepat Anne Amalia mendorong Noah Ibrahim hingga jatuh tersungkur tak sadarkan diri karena pelipis kepalanya membentur dinding kamar hotelnya.

Dorr! Suara desingan peluru itu tepat mengenai jantung Anne Amalia yang kini sudah tergolek tak berdaya dengan bersimbah darah di sepanjang gaun berwarna moka-nya.

Semua orang yang ada di hotel tersebut segera berlarian saat mendengar suara tembakan. Dan kini perhatian mereka tertuju pada dua orang yang sama-sama tergolek di lantai. Dengan sigap para pegawai hotel tersebut segera membawa tubuh Noah Ibrahim dan juga Anne Amalia menuju ke rumah sakit. Dan saat situasi sedang dalam keadaan yang carut-marut itulah, seseorang tampak mengendap-endap keluar dari hotel tersebut, meninggalkan kegagalannya yang mengakibatkan hilangnya nyawa seorang Anne Amalia.

Sementara itu Chandra Adhyaksa sedang menunggu kabar tentang orang suruhannya yang ia tugaskan untuk menghabisi Noah Ibrahim dan ternyata perintahnya itulah yang telah menghantarkan sang istri, Anne Amalia menuju alam ke abadian.

Chandra memutar layar televisi-nya agar memudahkan dirinya untuk melihat informasi yang mungkin sedang memuat kabar tentang tertembaknya seorang Noah Ibrahim. Namun, apa yang dilihatnya saat ini? Dia memang melihat tubuh Noah Ibrahim tergeletak di ranjang rumah sakit, akan tetapi dia masih hidup dengan anak dan istri yang terlihat memeluknya erat dari samping tubuhnya. Lalu, bagaimana nasib orang suruhannya itu? Apakah dia gagal melaksanakan tugas yang diberikan oleh Chandra Adhyaksa, apakah dia sudah ada di penjara dan kemungkinan besar akan menyeret namanya juga? "Aarrggh!" kesalnya dengan bermaksud mematikan televisi-nya itu.

Namun, baru saja dia akan berdiri dan meraih remote control yang ada di depannya. Kedua bola matanya secara jelas membaca berita yang menampilkan nama sang istri sebagai korban penembakan di kamar hotel.

"Mama!" teriaknya prustasi dengan meremas rambut-nya secara kasar.

"Kenapa Mama yang harus membayar semua kegagalan yang Papa lakukan? Bukan ini yang Papa inginkan! Kenapa bukan cecunguk itu yang mati, kenapa?"

🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

ouh gitu....tapi isteri Chandra yang salah bukan ayah Ali..

2024-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!