Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Namun, Asyifa masih belum bisa memejamkan kedua matanya. Pertemuan dia dengan kedua orang tua Rafael, masih memberikan kesan buruk yang begitu mendalam di benaknya.
"Uuh, pantas saja Rafa enggak pernah betah tinggal di rumah. Ternyata, orang tuanya acuh tak acuh seperti itu," gerutu Asyifa.
Asyifa mengeluarkan ponsel. Dia mencoba menghubungi Rafael. Namun, lagi-lagi ponsel sang kekasih tidak aktif. Sembari mendengus kesal karena tidak bisa menghubungi Rafael, Asyifa lantas melempar benda pipih itu ke atas kasur. Dia menjambak pelan rambut pendeknya.
"Astaga, ke mana lagi aku harus nyari kamu, Fa?" gumam Asyifa, terlihat frustasi.
Asyifa berjalan mendekati jendela. Mungkin, udara malam bisa sedikit mengobati kekesalannya. Dengan lincah, tangan Asyifa membuka jendela dan membiarkan angin dingin di malam hari, berlomba-lomba memasuki ruang kamar.
Asyifa menengadahkan wajah seraya memejamkan kedua mata. Mencoba mengingat kembali pertemuan terakhir dia dengan Rafael. Taman kota, saat itu dia melihat Rafael keluar dari minimarket di taman kota. Dia melajukan kendaraannya menuju arah barat. Entah ke mana pemuda itu pergi. Namun, yang Asyifa tahu, di sebelah barat taman kota, terdapat sebuah perkampungan yang cukup kumuh.
Untuk apa Rafael pergi ke tempat seperti itu? Tidak mungkin dia menghabiskan waktu di tempat seperti itu? pikir Asyifa.
Hmm, sebaiknya besok aku pergi ke taman kota lagi. Jika kedua orang tua Rafael tidak ingin mencarinya, biar aku saja yang akan mencari Rafael, tekad Asyifa di dalam hatinya.
🔥🔥🔥
Setelah resmi menyandang gelar ketua bagi geng motor Dark Eagle, tanggung jawab Rafael semakin bertambah. Ada banyak orang yang harus ia selamatkan kehidupannya. Terutama anak-anak jalanan yang masih belum bisa bernaung di sebuah tempat yang nyaman.
"Bagaimana dengan pembangunan rumah singgah untuk anak jalanan, Bang? Apa sudah ada peningkatan?" tanya Rafael.
"Uang yang terkumpul baru cukup untuk pondasi saja, Fa. Kita masih kekurangan orang untuk beraksi," sahut Bimbim.
"Di zaman sekarang, sangat sulit mengajak orang untuk bergabung dengan prinsip kemanusiaan, Fa," timpal Anan, salah satu anggota Dark Eagle yang cukup berpengaruh dalam geng tersebut.
"Yah, Bang Anan benar, Fa. Mereka tidak akan mau beraksi kalau tidak diiming-imingi upah," lanjut Bimbim.
"Ya. Bahkan sebagian ada yang menolak karena terlalu berisiko. Hmm, memang benar juga, pekerjaan kita ini terlalu berisiko untuk orang-orang yang tidak memiliki nyali," sambung Anan.
"Emh, bagaimana kalau kita berdayakan anak-anak Jhon?" tanya Rafael.
"Maksud lu?" kata Bimbim dan Anan berbarengan.
"Setelah Jhon tiada, gue yakin kalau anak buahnya tidak ada pegangan. Gimana kalau kita cari mereka dan kita ajak untuk bergabung?" Rafael menjelaskan maksud perkataannya.
"Apa itu mungkin, Fa? Gue pikir anak-anak gak bakalan setuju kalau harus bergabung dengan para mantan geng Joker," sahut Bimbim, ragu.
"Benar, Fa. Akan sangat sulit menyatukan dua unsur yang saling memiliki dendam," timpal Anan.
"Gue tahu, Bang. Tapi tidak ada salahnya mencoba. Anggap saja ini sebagai langkah awal gue memimpin kelompok ini. Kalau gue berhasil, gue yakin dan percaya diri untuk melanjutkan kepemimpinan ini. Tapi kalau gue gagal, gue pikir kalian harus tinjau ulang pelimpahan kepemimpinan ini," tutur Rafael.
"Aih, gak gitu juga kali, konsepnya," timpal Bimbim.
"Ya sudah, lu coba aja bicarakan dulu sama anak-anak, Fa. Semoga saja mereka bisa memahami keputusan lu," saran Anan.
"Siap, Bang. Besok pagi gue omongin rencana ini sama mereka," balas Rafael.
🔥🔥🔥
Keesokan harinya. Sepulang sekolah, Asyifa menyempatkan diri untuk mencari Rafael. Ditemani teman sebangku yang juga sahabat sedari kecil, dia berjalan mengelilingi taman hingga beberapa kali putaran.
"Berhenti dulu yuk, Syif! Kaki gue pegel banget nih. Tuh, lecet, 'kan?!" Salsabila menunjuk kakinya seraya merengek.
Huft!
Asyifa membuang napasnya dengan kasar. Jika boleh jujur, dia pun sangat lelah dengan aktivitas pencarian ini. Namun, Asyifa begitu mencemaskan keadaan Rafael, karena itu dia harus lebih gigih mencarinya.
"Ya sudah, kita istirahat dulu bentar, Bil," sahut Asyifa, mengalah.
Salsabila tersenyum senang. Detik berikutnya, dia duduk di sebuah bangku taman untuk melepas lelah.
"Aku beli minuman dulu ya, Bil!" pamit Asyifa seraya berlalu pergi.
🔥🔥🔥
Di markas Dark Eagle. Semua anggota geng motor berlambangkan elang hitam itu, tampak sedang berkumpul mengelilingi bosnya.
"Jadi gimana, apa kalian setuju dengan rencanaku?" tanya Rafael kepada anak buahnya.
"Apa itu perlu, Bang?" Salah satu anak buahnya bertanya.
"Sangat perlu bagi kita untuk merangkul anggota Joker yang sudah tercerai-berai. Mumpung mereka masih lemah dan belum memiliki pemimpin baru. Lebih baik, kita ajak mereka menjadi anggota geng kita," papar Rafael.
"Apa mereka mau? Secara gitu Bang, pimpinan mereka kan mati di tangan kita. Gue pikir nih, mustahil mereka mau gabung dengan orang-orang yang sudah membunuh bosnya," timpal anggota yang lain.
Rafael menghela napas. Dari kalimat-kalimat yang dikemukakan anak buahnya, sepertinya para anggota Dark Eagle menentang rencana Rafael untuk merekrut mantan anggota geng motor Joker.
"Bang Az bener. Mereka gak mungkin mau kita ajak gabung. Toh kita juga gak sudi bergabung sama mereka. Pemimpinnya itu sudah bunuh bang Yo, masak kita harus gabung sama musuh kita sendiri. Mikir dong, Bang ... yang ada, kita tuh harus menuntut balas terhadap mereka," timpal yang lainnya.
"Gue paham dengan rasa kecewa kalian, gue sendiri sedih jika mengingat kematian bang Yo, tapi mau sampai kapan kita terpuruk dalam kesedihan kita? Masih ada banyak anak jalanan yang menyimpan harapan pada kita. Jika kita masih terus berdiam diri, semua usaha bang Yo akan terbuang percuma. Apa itu yang kalian mau?" tegas Rafael.
"Si Rafa benar, Gengs. Tidak mungkin kita membiarkan pembangunan rumah singgah terbengkalai. Sekarang sudah memasuki musim penghujan, kasihan adik-adik kita yang harus tidur di emperan toko. Kita harus segera menyelesaikan bangunan itu sebelum musim hujan tiba, sedangkan kita tidak punya cukup kekuatan untuk bergerak dalam waktu cepat. Solusi terbaik, kita harus bisa membujuk mantan anggota Joker untuk bergabung," tutur Bimbim, menguraikan maksud Rafael.
Semua anggota geng motor Dark Eagle tampak terdiam. Mereka berusaha untuk mencerna kalimat demi kalimat yang diutarakan Bimbim. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Anan buka suara.
"Gue setuju dan mendukung penuh rencana bos kita. Bagaimana, yang lainnya? Katakan saja jika ada yang tidak setuju!"
Bimbim pun menimpali. "Gue juga setuju dengan idenya si bos. Semoga setelah mereka bergabung, kekuatan kita menjadi lebih baik lagi."
Mendengar persetujuan dari dua orang yang mereka segani, akhirnya para anggota geng motor yang lain menyetujui gagasan Rafael. Mereka mengizinkan Rafael untuk menjalankan rencananya.
"Baiklah jika kalian sudah setuju. Sebagai langkah awal, kita harus mencari mereka di jalanan. Setelah itu, kita ajak mereka untuk bergabung," ujar Rafael.
"Kapan kita akan mencari mereka, Fa?" tanya Bimbim.
"Lebih cepat lebih baik, Bang. Supaya kita bisa segera mewujudkan impian bang Yo," sahut Rafael.
"Ya sudah, siang ini kita bergerak. Ayo semuanya, kita bersiap-siap!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
2023-11-06
0