Setelah memutuskan untuk membawa jenazah pulang, Rafael lantas meminta Bimbim untuk pulang terlebih dahulu.
"Sebaiknya Abang pulang duluan saja, biar Rafa yang urus kepulangan jenazah bang Yo," kata Rafael.
"Serius nih, kamu gak pa-pa ngurus administrasi sendirian?" tanya Bimbim, memastikan.
"Gak pa-pa, Bang. Lagi pula, Abang lebih dibutuhkan di markas. Supaya bisa mengawasi anak-anak berbenah dan menyambut kedatangan jenazah," jawab Rafael.
"Ya sudah, gue balik dulu. lu jaga diri baik-baik, kabari jika sudah keluar dari rumah sakit," pungkas Bimbim seraya menepuk pundak Rafael.
Rafael mengangguk. Sesaat setelah Bimbim pergi, Rafael lantas pergi ke ruang administrasi untuk menyelesaikan prosedur pengambilan jenazah.
Rafael tidak ingin Yohanes bersedih karena proses pemakaman yang lama. Sebagai bentuk penghormatan terakhirnya kepada sang sahabat, Rafael akan memberikan pemakaman yang layak kepada Yohanes. Pemakaman yang sesuai dengan syari'at Islam.
🔥🔥🔥
Asyifa tiba di rumah Rafael. Setelah dipersilakan masuk, dia menunggu kedua orang tua Rafael di ruang tamu. Asyifa mengedarkan pandangannya, menelisik ruang tamu yang cukup luas. Berbagai perabotan mewah dan mahal, memenuhi ruangan ini. Lukisan indah pun terpajang di dinding, berdampingan dengan foto-foto keluarga Rafael.
Asyifa melirik jam tangannya, sudah hampir setengah jam dia menunggu. Namun, kedua orang tua Rafael masih belum juga nampak.
Ya Tuhan, kenapa kedua orang tua Rafael terkesan cuek seperti ini? Apa memang dia tidak pernah peduli dengan Rafael?
Merasa bosan menunggu, Asyifa berdiri. Dia pun mendekati berbagai foto keluarga yang terpasang di dinding. Kedua sudut bibirnya terangkat tatkala melihat Rafael kecil sedang berada dalam pangkuan ibunya.
"Ehm-ehm!"
Dehaman suara laki-laki, membuat Asyifa menoleh. Segera dia menghampiri pasangan paruh baya yang baru saja memasuki ruang tamu.
"Selamat siang, Om, Tante. Perkenalkan nama saya Asyifa, teman sekolah Rafael," ucap Asyifa seraya mengulurkan tangan.
Namun, gayung tidak bersambut. Adinata dan Rahayu malah duduk tanpa mempersilakan tamunya duduk.
Asyifa tertegun. Masak iya, gue harus berdiri terus. Ih, dasar pasutri gak jelas! gerundelnya dalam hati.
"Ada keperluan apa kamu ke rumah kami?" tanya Rahayu.
Tanpa meminta izin, Asyifa kemudian duduk di atas sofa yang berhadapan dengan tuan rumah. "Saya ingin memberitahukan Om dan Tante, jika beberapa hari yang lalu, saya melihat Rafael di sekitar taman kota," sahutnya.
Rahayu terlihat terkejut, tapi tidak dengan Adinata. Ekspresi pria paruh baya itu sama sekali tidak berubah. Datar!
"Mungkin, informasi ini bisa lebih memudahkan Om dan Tante dalam melakukan pencarian terhadap Rafael. Saya dengar, sudah satu minggu lebih Rafael tidak pulang ke rumah," sambung Asyifa.
Entah Asyifa salah bicara atau apa, tapi yang jelas, perkataannya membuat Adinata beranjak dari atas sofa.
"Pulang ataupun tidak pulang, semua itu urusan dia! Terserah!" tegas Adinata seraya berlalu pergi.
Asyifa tercengang mendengar perkataan Ayah dari kekasihnya. Untuk beberapa detik, dia hanya mematung melihat sikap Adinata.
"Terima kasih atas informasinya. Sebaiknya sekarang kamu pulang saja. Urusan Rafael, biar kami yang urus," kata Rahayu, memperjelas perkataan suaminya.
Di detik selanjutnya, wanita paruh baya yang masih terlihat segar itu, meninggalkan Asyifa yang masih duduk bengong di ruang tamu.
🔥🔥🔥
Selesai dengan urusan administrasi rumah sakit, Rafael langsung meminta ambulans untuk mengantarkan jenazah ke rumah duka. Di dalam mobil, Rafael hanya menatap nanar pada jasad yang telah terbujur kaku. Dia tidak menyangka, umur pertemanannya dengan Yohanes akan sesingkat ini. Entah apa yang sedang Tuhan rencanakan untuknya, sehingga dia harus bertemu Yohanes dalam perjalanan hidupnya.
Setengah jam kemudian, jenazah tiba di markas Dark Eagle. Para anggota Dark Eagle berjejer rapi untuk menyambut sang ketua. Mereka ingin memberikan penghormatan yang terakhir untuk ketua yang selama tiga tahun ini, melindungi dan menaungi kehidupan anak-anak jalanan dan warga sekitar di perkampungan kumuh ini.
Setelah keranda diturunkan dari ambulans. Jenazah Yohanes pun dipindahkan ke atas tikar yang tergeletak di ruang depan markas Dark Eagle.
Rafael menemui alim ulama yang sudah duduk di teras depan. Dia lantas meminta ulama tersebut untuk membersihkan seluruh kotoran yang melekat dalam diri Yohanes. Baik itu kotoran secara lahiriah, dan kotoron secara bathiniah.
"Baiklah, saya mengerti, Mas Rafa. Sekarang juga, saya akan mengajak warga untuk memandikan jenazah. Kebetulan, tadi Pak RT juga sudah menyediakan tempatnya," ucap Ustadz Kamal.
Rafael mengangguk. Dia lantas berpamitan untuk membersihkan tubuhnya. Pakaiannya terlihat kotor oleh debu dan darah. Rafael tidak ingin apa yang melekat pada tubuhnya, menjadi alasan pergunjingan bagi kematian Yohanes.
Setelah semua ritual memulasara jenazah selesai, dan liang lahat pun telah tersedia, Rafael dan Bimbim sepakat untuk menyegerakan pemakaman Yohanes. Menurut ajaran Islam, lebih cepat jenazah dikebumikan, itu lebih baik.
Tempat peristirahatan terakhir Yohanes, tidak jauh dari markas Dark Eagle. Hanya berjarak sekitar 100 meter di belakang markas. Karena itu, tidak memerlukan waktu lama untuk pergi ke tempat pemakaman tersebut.
Pemakaman Yohanes dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Semua para pelayat, begitu khidmat melantunkan kalimat-kalimat thayyibah untuk mengantarkan jenazah ke rumah abadinya. Pemakaman terjadi begitu khidmat, hingga setelah satu jam, para pelayat pun membubarkan diri karena pemakaman telah selesai.
Semua anggota Dark Eagle masih tampak berdiri mengelilingi kuburan. Dia tidak menyangka jika akan kehilangan pemimpinnya secepat ini.
🔥🔥🔥
Waktu terus berlalu. Selama hampir satu minggu, kepemimpinan geng motor Dark Eagle, mengalami kekosongan. Rafael masih belum bisa menerima kenyataan jika Yohanes sudah tiada. Namun, saat dari balik jendela kamar dia bisa melihat gundukan tanah yang masih basah, Rafael baru menyadari jika Yohanes, tidak akan bisa kembali lagi.
"Bagaimana ini, Bang. Sudah satu minggu kita tidak beroperasi. Bagaimana dengan nasib anak-anak ke depannya? Mereka bisa kelaparan," ucap salah satu anak geng motor yang bernama Nicholas.
"Gue tahu, Nik. Sebelum bang Yohanes meninggal, dia menitipkan kita kepada Rafael. Mungkin menurut bang Yohanes, Rafael pantas untuk menggantikan posisi dirinya. Gimana menurut lu?" tanya Bimbim kepada salah satu anggota Dark Eagle.
"Kalo bagi gue pribadi, sih ... gue gak ada masalah dipimpin oleh siapa pun. Mau itu Abang ataupun Rafael, selama membawa kemajuan bagi geng kita, pasti kita nerima, Bang," jawab Bendi.
"Iya, Bang. Kita mah setuju-setuju aja, Rafael jadi pimpinan. Lagian, dia itu sangat loyal banget sama anak-anak. Kekuatan fisik dia juga gak kalah hebatnya dari bang Yo. Gue rasa, di bawah pimpinan Rafael, geng ini bisa lebih kuat dan menyebar lebih jauh lagi. Bila perlu, kita perluas sampai ke kampung-kampung sekalian," timpal anggota geng motor yang lainnya.
"Bener, Bang. Kita siap dipimpin bang Rafa."
"Iya, Bang."
"Ya sudah. Setelah Rafael pulang, nanti gue bicara sama dia. Semoga saja, dia bersedia melanjutkan kepemimpinan mendiang Yohanes demi kepentingan kita bersama," pungkas Bimbim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Viani
lanjutkan thor
2023-10-15
2