Kembali ke dalam Istana.
Blade segera menarik pedangnya. "
Tangan Kaihilak tiba-tiba terpotong oleh sebuah petir ungu yang menyerupai taring, Kaihilak terkejut dan langsung mengambil langkah mundur dan meregenerasi tangannya.
"Heeee.... Ternyata kau kuat juga, kurasa aku akan bermain sedikit denganmu." Katanya dengan sombong.
Kembali ke tempat Airi dan yang lain, seorang Dewa dengan armor perang besar dan empat tangan muncul, dengan membawa pasukannya yang jumlahnya ada seribu lebih.
"Engine Calibur, di temukan." Katanya.
Engine dan Zilk langsung waspada terhadap dewa tersebut, Airi dan Itsuka hanya diam saja.
"Namaku adalah Dewa Perang Hikarus, jika kalian tidak ingin mengalami kematian, maka serahkan Engine Calibur padaku!" Katanya dengan suara tegas dan berat.
"Cih! Kalian cepat lari dari sini mereka hanya mengincar ku saja jadi—"
Sebelum Engine selesai berbicara, bola-bola cahaya besar melesat langsung ke arah mereka.
Itsuka dengan cepat berlari ke arah depan lalu menciptakan perisai angin untuk menghalangi bola-bola cahaya itu. "
"Kurasa itu tidak terlihat hanya mengincar dirimu." Kata Itsuka
"Ayo Itsuka!" Teriak Airi.
Airi dan Itsuka langsung maju menerobos pasukan dewa itu, Engine terkejut begitu melihat mereka berdua maju.
"
Bilah-bilah angin itu melesat langsung menuju ke pasukan dewa itu dan memotong beberapa dari mereka.
"
Ribuan tombak kristal muncul dan langsung melesat ke arah pasukan dewa, menghancurkan sebagian dari mereka.
Tetapi pasukan dewa itu kembali ke bentuk semula, seolah-olah tidak terjadi apapun. Airi dan Itsuka sangat terkejut dan sekaligus bingung.
"Perlawanan kalian sia-sia, dewa merupakan bentuk dari kehidupan murni, kami tidak bisa di bunuh oleh apapun, baik itu umur ataupun kehancuran tubuh kami, kami tidak bisa merasakan sakit penyakit, kami tidak bisa merasakan kematian, itulah perbedaan dewa dan manusia!" Kata Hikarus dengan penuh kesombongan.
Airi tiba-tiba sudah berada di belakang Hikarus dan membuatnya terkejut.
"Kalau begitu kita uji hukum itu." Katanya dengan bersemangat.
Airi menyentuh armor Hikarus lalu memasukkan jutaan kutukan padanya secara langsung melalui sihir
Hikarus kemudian melancarkan tebasan ke arah Airi, tebasan itu hindari oleh Airi tetapi tangan Airi malah terpotong dan membuatnya terkejut.
"Pedang pembalikan logika Nostowar, dengan menggunakan ini aku bisa membalikkan segala sebab dan akibat hanya dengan seklai ayunan pedang. Inilah kekuatan ku kekuatan dari sang dewa perang!" Kata Hikarus.
Hikarus terlihat terkejut karena tangan Airi yang sebelumnya terlihat terpotong, malah tidak terpotong sama sekali.
"Sayang sekali tapi logika, sebab dan akibat, bahkan hukum alam tidak ada di dalam diriku, kerena ketiadaan tidak memiliki hal tersebut." Kata Airi dengan senyuman licik dan tatapan layaknya seorang singa yang siap menerkam mangsanya.
Hikarus terdiam dan merasakan perasaan yang dia tidak pernah rasakan, itu adalah ketakutan.
Airi bergerak dengan kecepatan cahaya dan tiba-tiba sudah ada di hadapan Hikarus, Hikarus terkejut tapi sebelum dia sempat bereaksi Airi menembus armor nya dan menggenggam Rune nya.
"Jika Rune mu hancur itu adalah kematian mutlak," kata Airi.
"Itu hanya berlaku untuk manusia, Rune milik Dewa tidak akan bisa di hancurkan!" Balas Hikarus, suaranya gemetar karena ketakutan.
Airi menghancurkan Rune nya hingga berkeping-keping, Hikarus berteriak dengan keras karena kesakitan tetapi belum mati, Airi lalu menyeram serpihan-serpihan itu ke telapak tangannya lalu menghancurkannya lagi hingga berkeping-keping, Hikarus kembali berteriak dengan lebih kerasa terapi dia belum mati.
"Sudah ku katakan, Rune milik Dewa mustahil untuk di hancurkan!" Kata Hikarus, kesombongannya kembali.
Hikarus lalu berbalik ke arah pasukannya. "Wahai pasukan ku, ku perintahkan kalian untuk—ha?!"
Dia sangat terkejut melihat semua pasukannya telah di habisi oleh Itsuka, Itsuka berdiri dengan nafas yang terengah-engah.
"Yo.... Mencari apa di tumpukan besi tua ini?" Ejeknya.
"Kau, sejak kapan?" Tanya Hikarus.
"Sejak kau di sibukkan oleh kakak, aku menghabisi semua pasukan mu itu!" Jawab Itsuka dengan senyuman tipis.
Hikarus berbalik kembali ke arah Airi, ekpresi ketakutan nya kembali.
"Ada apa makhluk yang abadi? Kau takut?" Ejek Airi.
"Itu mustahil, aku adalah dewa, aku tidak mungkin merasakan ketakutan! Apalagi dengan manusia lemah seperti kalian!" Balas Hikarus dengan tegas, tapi suaranya gemetar.
"Kalau begitu akan ku uji perkataan mu itu, sampai mana batas mu mempertahankan hal itu?" Balas Airi.
Tangannya tiba-tiba di lapisi oleh Ketiadaan, dan perlahan-lahan mulai melenyapkan serpihan-serpihan Rune milik Hikarus.
Hikarus yang menyadarinya, langsung menjadi sangat ketakutan dan semakin ketakutan.
"He-hentikan," kata Hikarus.
Tetapi Airi tidak berhenti.
"Kalau kau membunuh Dewa, maka konsekuensi nya sangat besar! Kau akan menganggu keseimbangan dunia, konsep perang akan menghilangkan jika aku mati!" Teriak Hikarus.
"Kau sudah belajar cara menggong dengan baik, tapi sayangnya kau tidak belajar caranya memohon." Balas Airi dengan senyuman yang sombong.
"Peperangan akan menghilang dari dunia ini, kedamaian yang akan menjadi awal kehancuran akan datang, itu adalah ramalan ku atas dirimu yang telah memusnahkan ku dari, dewa adalah bentuk dari dunia itu sendiri!" Teriak Hikarus semakin keras, sebelum akhirnya Rune nya sepenuhnya lenyap dan akhirnya dia menghilang, tetapi konsep peperangan tidak menghilang sama sekali.
Engine terdiam, terkejut dan benar-benar tidak percaya, bahwa Airi berhasil mengalahkan dewa.
"Kau, siapa sebenarnya kau ini?" Tanya nya.
Airi tersenyum dan menjawabnya. "Entahlah,"
Engine hanya terdiam karena masih sangat terkejut.
"Rasanya aku punya perasaan tidak enak, tapi entah kenapa?" Kata Airi dengan kebingungan.
Ledakan hebat tiba-tiba terdengar dari arah kastil, menarik perhatian semua orang.
"Pasti itu alasannya, kakak." Kata Itsuka.
"Tuan putri!!" Zilk segera kembali ke istana dengan kecepatan penuh.
Di susul oleh Itsuka dan Airi yang menyeret Engine bersamanya, hal itu membuat Engine terkejut.
Di istana.
Blade terlempar ke luar istana akibat pukulan dair Kaihilak, Kaihilak menyusulnya dengan kecepatan cahaya dan langsung menghantam nya ke bawah tanah.
Blade membentuk tanah dengan sangat kuat, dia merintih kesakitan.
Kaihilak berdiri di hadapannya dengan ekpresi yang sombong.
"Kupikir kau cukup hebat karena telah berhasil memotong tangan ku tadi, tapi rupanya hanya segitu saja kemampuan mu, mengecewakan sekali." Katanya dengan nada sombong.
Blade berdiri sambil menahan rasa sakitnya, dan tersenyum dengan percaya diri. "Jangan meremehkan ku bodoh! Aku belum serius saja tadi," balasnya.
Kaihilak menciptakan gear takdir dan mengikat Blade dengan takdir kekalahan, tetapi takdir itu di tolak oleh tubuh Blade, hal itu membuat Kaihilak dan Blade sendiri sangat terkejut.
"Kau, siapa sebenarnya kau ini?" Tanya Kaihilak.
Blade dengan cepat mengambil pedangnya dan bergerak dengan cepat ke hadapan Kaihilak, dia mengayunkan pedangnya berkali-kali hanya dalam 1 detik, tetapi tebasannya bahkan tidak memberikan luka gores sama sekali.
Blade lalu mencampurkan petirnya yang memiliki
Kali ini, Kaihilak langsung menghindar. Dengan menggunakan gear miliknya yang memiliki
Blade sekali lagi mengayunkan pedangnya ke arah Kaihilak, menghantam Gear nya dan merusak nya. Kaihilak terkejut dan langsung menciptakan perisai untuk menangkis tebasan pedang Blade, tetapi
Tebasan itu bahkan sampai memotong dan merusak Rune Kaihilak, hingga Rune nya benar-benar musnah dan Kaihilak lenyap.
Beberapa saat kemudian, Kaihilak muncul di belakang Blade dengan keadaan normal dan berbicara dengan nada santai.
"Hmm... Sudah ku duga menahan kekuatan Nature adalah ide yang buruk,"
Blade terkejut dan segera waspada kembali. "Kenapa? Harusnya Rune mu sudah ku musnahkan."
"Memang benar Nature mu mampu memusnahkan Rune milikku yang merupakan seorang dewa, aku sendiri juga terkejut. Tapi kekuatan ku,
Blade kembali melapisi pedangnya dengan petirnya, tetapi Kaihilak menciptakan gear miliknya yang langsung mengubah hukum di dunia itu.
Blade menerjang ke arah Kaihilak dan menebasnya berkali-kali, tetapi malah dirinya sendiri yang tertebas oleh pedang itu.
Blade terkejut dan menjauh dari Kaihilak, dia menyembuhkan luka-luka nya tetapi hal itu malah memperparah nya, Blade berteriak kesakitan, terkejut, dan kebingungan.
"Hahahaha..... Aku mampu memanipulasi logika, apa yang benar akan menjadi salah, dan apa yang salah akan menjadi benar. Inilah kekuatan dari
Blade menatap tajam sambil berlutut, menahan rasa sakit yang semakin parah setiap detiknya.
"Benar-benar lawan yang merepotkan!" Gumamnya.
Kaihilak menciptakan pedang platinum dan mendekati Blade yang tidak bisa bergerak.
"Akan ku akhir penderitaan mu!" Katanya.
Sebelum dia sempat memegang kepala Blade, Airi melompat dan menghantam nya dengan pedang kayu nya.
Kaihilak terkejut dan terlempar jauh ke belakang, gear nya juga hancur berantakan.
Airi melirik ke arah Blade dan sedikit mengejeknya.
"Blade, kalau mau tidur siang maka pergi kamar sana."
Blade tersenyum dan mulai berdiri, luka-luka nya sembuh karena gear Kaihilak sudah hancur.
"Berisik bodoh! Aku hanya istirahat sebentar karena capek!" Balasnya.
Kaihilak juga mulai berdiri, dia terkejut dan hampir tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
"Aku terkejut, aku tidak menyangka akan ada yang bisa menghancurkan gear milik ku." Gumamnya.
Itsuka dan Engine menyusul dari belakang.
"Siapa dia itu?" Tanya Airi ke Blade.
"Namanya Kaihilak, seorang dewa." Jawab Blade.
Dia lalu melihat ke arah Engine.
"Siapa dia itu?" Tanya nya ke Airi.
"Namanya Engine Calibur, rekan baru kita!" Jawab Airi.
"Sejak kapan aku setuju untuk masuk ke tim mu?" Balas Engine.
Kaihilak tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka semua.
"Sampai kapan kalian akan berbicara?" Katanya dengan senyuman sombong.
Dia mengayunkan pedangnya ke arah mereka berempat sekaligus, tetapi pedang itu di tahan oleh Airi dengan pedang kayunya.
"Jangan terburu-buru, ayo kita bermain."
Airi menendang Kaihilak ke atas dan terbang dengan cepat, mereka berdua mulai saling beradu pedang.
Itsuka menggunakan anginnya untuk menciptakan naga angin yang seukuran kerajaan, dan menelan Kaihilak.
Tetapi Kaihilak mengubahnya, menjadi naga angin yang memakan Airi, tetapi naga angin itu lenyap begitu menelan Airi.
Kaihilak berhenti dan menatap Airi dengan serius. "Kau, Nature apa yang kau miliki?"
"Mana mungkin aku beritahu," balas Airi. "
Penjara kristal langsung mengurung Kaihilak, tetapi dia memutar baliknya menjadi Airi yang terkurung, tetapi penjara itu lenyap begitu memerangkap Airi.
Kaihilak semakin menatap tajam. "Naga angin, penjara, bahkan gear milik ku bisa kau lenyapkan dengan muda, apa jangan-jangan kau memiliki kekuatan yang mampu menetralkan kekuatan orang lain?" Tanyanya.
"Hmmm.... Kurasa itu kurang tepat, aku adalah sebuah ketiadaan dan wujud dari ketiadaan terdalam, bersama dengan kekuatan ini
Kaihilak terkejut mendengar jawaban Airi. Secara tiba-tiba, Itsuka melompat ke arah Kaihilak dan langsung menebasnya dengan pedang anginnya.
Kaihilak memutar posisinya dengan Blade, dan mengakibatkan Itsuka menebas Blade, tetapi Blade langsung sigap dan menangkis pedang Itsuka.
"Apa yang kau lakukan bodoh!?" Kata Blade dengan kesal.
"Mana mungkin aku tau!" Balas Itsuka.
"Hati-hati, kekuatan nya adalah Nature of Change, dia dapat mengubah apapun sesuka hatinya, menggunakan gear nya!" Kata Engine.
Mereka bertiga terkejut mendengar penjelasan Engine, sementara Kaihilak terlihat sangat marah, dia langsung menghampiri Engine dan mencekiknya lalu mengangkatnya, Engine meronta-ronta dan merasakan lehernya mulai remuk, juga kesulitan untuk bernafas.
"Pecundang seperti mu, jangan terlalu banyak bicara. Pecundang seperti mu harusnya lari dan bersembunyi, seperti 90 tahun yang lalu!" Kata Kaihilak.
Mereka bertiga kembali terkejut tapi kali ini mereka juga kebingungan, sementara Engine terlihat mulai marah karena perkataan Kaihilak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Beatrix
Menciptakan ikatan
2023-10-14
0