Setelah kejadian pemberontakan yang menyerang kerajaan Igas tepatnya 2 minggu setelahnya, kerajaan Igas mengalami perbaikan sedikit demi sedikit, para pemberontak telah di tahan, Airi dan Itsuka bersiap untuk pergi dari dunia Iginas.
"Itsuka, bagaimana apa semua sudah siap?"
"Semua sudah siap kak.... Bahan bakar kita juga sudah terisi full"
"(Entah mengapa.... Semenjak itu, itsuka sering memanggilku kakak, yah aku sendiri tidak masalah dengan itu)"
"Ngomong-ngomong kak, kita akan menuju ke mana?"
"Ada satu dunia yang jaraknya lumayan jauh dari sini, jika kita kesana kita mungkin akan mendapatkan petunjuk"
Setelah selesai mempersiapkan segala hal, Airi dan Itsuka berpamitan pada orang-orang di dunia Iginas dan pergi. Setelah keluar dari dunia Iginas dan berlabuh sekitar 1 kilometer kapal mereka tiba-tiba berhenti berfungsi.
"Hm.... Kenapa kapalnya tidak bergerak? Apa kau benar-benar sudah memeriksa semuanya Itsuka?"
"Aku sudah memeriksa- hm!"
Itsuka melihat ke arah full meter pada kapal, dan full meter itu berkedip merah, padahal jarum menunjukan bahwa bahan bakar kapal full.
"Kak, kenapa lampu di full meter berkedip?"
Airi yang melihat itu langsung memukul full meter dengan keras dan jarum pada full meter menunjukan bahan bakar sudah habis.
"Kapal sialan.... Lain kali akan ku jual kapal ini"
"Sekarang apa yang harus kita lakukan kak?"
"Tidak ada pilihan lain kita harus gunakan kapal darurat untuk pergi ke dunia terdekat dan membeli bahan bakar"
Airi dan Itsuka kemudian menaiki kapal darurat dan pergi ke dunia terdekat, dan mereka sampai di dunia kesatria bernama Garnias, yang jaraknya beberapa kilometer dari lokasi kapal mereka.
"Garnias yah, ha...... dunia ini hanya menjual senjata, semoga saja kita bisa menemukan bahan bakar disini"
Airi mengatakannya sambil menundukan badannya karna kecewa.
"Banyak sekali senjata di sini. pedang, busur, pistol, tombak, bahkan ada gauntlet"
"Itsuka kita hanya akan mencari bahan bakar, bukan membeli senjata"
Merekapun terus berjalan menjelajahi seluruh kota di dunia Garnias dan masih belum menemukan bahan bakar untuk kapal mereka, setelah lelah mencari seharian merekapun beristirahat di sebuah penghinapan.
"Ha...... Tidak ada gunanya kita terjebak di sini"
"Kak aku lapar, aku akan keluar mencari makanan"
"Oh, kalo begitu aku nitip"
"Baiklah"
Itsuka keluar dari penghinapan dan berjalan mencari makanan, setelah membeli beberapa makanan Itsuka kembali ke penghinapan tapi Airi tidak ada disana, Itsuka mencoba mencari Airi, dan ternyata Airi sudah berada di tengah kota.
"Jadi kau di sini kak, aku dari tadi mencarimu"
"Ah maaf-maaf aku bosan terus menunggu di penghinapan jadi aku pergi sebentar, dan lihat apa yang aku temukan"
Airi memegang sebuah kota yang cukup besar dan isinya adalah bahan bakar kapal.
"batu hitam,Dengan ini kita bisa melanjutkan perjalanan kita kan!"
"Sayang sekali, satu kotak saja hanya akan mengisi 1/5 bahan bakar kapal, jadi kita butuh empat kotak lagi, tapi paling tidak kita bisa ke dunia Gardum untuk membeli bahan bakar yang banyak"
Lalu mereka kembali ke penghinapan untuk makan dan beristirahat penuh, ke esokan harinya saat mereka ingin kembali ke kapal mereka melihat banyak orang sedang berlarian menuju ke sebuah bangunan besar, Airi menghentikan salah satu dari orang-orang itu dan bertanya.
"Hey, kalian sedang menuju kamana?"
"Apa kau tidak tau? Hari ini ada pertandingan antara para kesatria untuk menentukan siapa yang terkuat diantara mereka di gedung itu"
"He.... Kelihatannya menyenangkan, Itsuka ayo kita pergi dan menonton"
"Menonton? Kak kau tidak berencana ikut pertandingan itu kan?"
Dengan wajah sedikit panik Airi membalasnya.
"Ma-ma-mana mungkin, jangan langsung mengambil kesimpulan seperti itu Itsuka"
Dengan tatapan tajam dan nada yang sedikit tinggi Itsuka menjawab.
"Aku bukan mengambil kesimpulan tapi mengambilnya dari pengalamanku bersamamu 2 minggu ini, kau selalu bilang "aku janji hanya akan menonton saja" tapi setelah kita pergi ke situ kak, kau bukanya menonton tapi langsung jadi perusuh"
"kali ini aku benar-benar hanya menonton"
"Benarkah?"
"Benar"
Itsuka kemudian menurunkan nadanya dan tatapan tajamnya dan berkata.
"Ha..... Baiklah tapi hanya beberapa menit saja"
Airi dan Itsuka pergi menuju ke gedung besar itu, setelah sampai di sana mereka melihat sangat banyak kesatria yang bertarung, banyak dari mereka telah gugur dari pertarungan dan tersisa sepuluh orang.
Tiba-tiba ada satu yang masuk secara tiba-tiba ke dalam pertandingan, orang itu menggunakan armor perak dan memiliki rambut berwarna ungu gelap, saat mereka ingin saling menyerang orang itu langsung mengambil kuda-kuda.
"
Dia mengeluarkan aliran pedang miliknya, dan seketika itu juga petir yang berbentuk tipis seperti benang menyerang para kesatria yang lain dan memotong armor dan pedang mereka serta menyetrum mereka, mereka terkapar dan menerima luka yang parah, saat itu semua penonton terdiam dan terkagum oleh teknik orang itu.
"Hebat, aku tidak akan bisa menang melawannya benarkan kak.... Hm? Kak?"
Itsuka melihat ke arah Airi yang berdiri di sampingnya, tapi Airi sudah menghilang, tiba-tiba penonton mulai berisik dan Itsuka melihat ke arah tempat pertandingan, di situ sudah ada Airi yang memegang pedang kayu dan tersenyum bersemangat.
Itsuka yang melihat dari jauh bergumam dalam hatinya dengan tatapan polos.
"(Harusnya aku tidak pernah mempercayai perkataannya itu)"
Airi tidak bisa berhenti tersenyum di tengah tempat pertandingan.
"Ini peringatan! Kalo kau ingin selamat cepat pergi dari sini"
Airi yang mendengar itu tertawa dengan keras.
"Ahahahahaha.... Kau menarik sekali kalo begitu, Airi Tristalia maju"
"Kau sendiri yang memintanya, Blade Kuroyami maju"
Orang-orang yang mendengar nama kuroyami langsung terkejut dan mulai bergumam.
Pertarungan antara Airi dan Blade dimulai. Blade bergerang dengan cepat kebelakang Airi dan mencoba menebasnya, saat Blade ingin menarik pedangnya Airi menahan pedang itu dengan telapak tangannya dan menebas Blade dengan pedang kayunya, tapi kemudian Blade menendang Airi hingga terlempar dan membentur dinding tempat para penonton.
Blade kemudian bergerak maju dan menarik pedangnya berniat menusuk Airi, tapi Airi langsung melompat ke atas dan pedang Blade tertancap di dinding, Airi kemudian mendarat di tanah dan langsung berlari ke arah Blade dan Blade langsung mencabut pedangnya yang tertancap di dinding, mereka saling beradu pedang mereka, gerakan mereka sangat cepat sampai-sampai tubuh mereka terlihat seperti ada empat, Airi terus tersenyum bersemangat di pertempuran itu dan Itsuka yang melihat pertarungan dan tidak ingin terlibat berkata.
"Hmm. Apapun yang terjadi aku akan mengangap tidak melihat apapun"
Dengan wajah yang terlihat polos.
Sementara para penonton terus tekagum-kagum oleh pertarungan mereka.
Kemudian Blade bergumam dalam hatinya dengan kesal.
"(Ini aneh, orang ini benar-benar kuat, siapa dia ini? Hanya dengan pedang kayu dia bisa membuatku kesusahan seperti ini)"
Kemudian Airi mengambil langkah mundur dan kemudian maju dengan cepat, Blade yang terkejut tidak sempat melakukan pertahanan dan Airi menebas Blade menggunakan pedang kayu miliknya, tapi sayangnya pedang kayu Airi patah saat mengenai Blade, Blade kemudian marah dan berkata.
"Kau ingin menghinaku dengan menggunakan pedang kayu, saat melawan kesatria terkuat di dunia ini?"
Airi membalasnya dengan nada seperti orang yang sedang bercanda.
"Habisnya kalo aku menggunkan pedang besi atau yang lain dan melukaimu itu akan membuatku menjadi penjahat dengan melukai putra mahkota dunia ini.... Aku benarkan pangeran Kuroyami"
Itsuka yang mendengar itu tidak bisa berkata apapun lagi dan hanya bisa memasang wajah polos.
Blade yang mendengar perkataan Airi merasa marah karna Airi terkesan seperti meremehkan Blade.
"Baiklah..... Akan kutunjukan padamu kekuatanku"
Blade mengarahkan pedangnya keatas dan langit di selimuti oleh awan hitam yang terus berputar berbentuk pusaran.
"
Petir yang sangat banyak turun dan menyambar Airi, bahkan efek dari petir itu membuat lubang yang sangat besar dan dalam di setengah arena pertempuran.
"
Airi mengajunkan pedangnya dan pusaran besar terbentuk dan memakan petir serta awan hitam itu, dan langit kembali cerah, Blade yang melihat itu terkejut dengan aliran yang di gunakan Airi.
"Ahg.... Ah..... Kenapa kau bisa menggunakan aliran perak? Aliran perak adalah aliran milik red king, penggunaan pedang terkuat"
Airi membalasnya dengan sedikit tersenyum dan berkata.
"Entahlah?"
Blade kemudian semakin kesal dengan perkataan Airi tersebut, kemudian Blade bergerak cepat ke arah Airi namun Airi bergerak lebih cepat dari pada Blade dan kemudian Airi sudah berada di belakang Blade dan memukul keras Blade hingga membuatnya pingsan, kemudian semua orang bersorak atas kemenangan Airi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments