Sehari setelah kejadian dengan Naga Es di dunia Garnias, Airi dan Itsuka bersiap melanjutkan perjalanan bersama teman baru mereka, Blade Kuroyami.
"Semua sudah siap. Airi, di mana kapal kalian?" tanya Blade.
Sambil menunjuk ke langit, Airi menjawab, "Di atas sana, sekitar satu kilometer dari sini."
Blade menatapnya heran. "Jauh sekali. Jadi, kita naik apa untuk sampai ke sana?"
Airi terkejut. "Eh... Jadi kita tidak punya kendaraan?"
Airi dan Blade saling menatap dengan penuh kebingungan, seolah-olah percakapan mereka sedang tidak nyambung.
Itsuka, yang tiba-tiba muncul berkata. "Kenapa tidak sewa saja sesuatu untuk menuju ke sana?"
Airi menjawab. "Tapi... Di sini hanya ada singa angin yang bisa disewa, dan harganya mahal."
Mereka mengeluarkan uang masing-masing, hanya menemukan 10 keping perak ocean di kantong mereka.
"Kita semua, ternyata miskin." Kata Itsuka.
"Kita cuma bisa sewa satu, jadi harus ada yang pergi ke kapal bawa satu kotak batu hitam, lalu kembali," saran Blade.
Tanpa pikir panjang, Airi mengangkat tangannya dengan penuh semangat. "Biar aku yang pergi."
Blade dan Itsuka serempak menjawab, "DITOLAK."
"Kenapa?" tanya Airi kecewa.
"Kalau kau yang pergi, pasti bakal ada masalah tambahan." Jawab Blade
"Aku saja yang pergi, aku punya firasat buruk kalau Kakak yang pergi."
Setelah keputusan diambil, Itsuka pergi mengambil kapal. Beberapa jam kemudian, dia kembali, tapi kapal mengalami kerusakan pada remnya, mendarat dengan kasar.
"Ah, kapalku!" seru Airi panik.
Blade memandang Airi dengan terkejut. "(Ternyata kapalnya lebih penting dari adiknya.)" Pikirnya.
"Itsuka, kau masih hidup?" Tanya Blade.
Itsuka keluar dari kapal dengan wajah yang penuh abu gosong. "Apa kau meremehkanku, Blade?"
Mereka memastikan semuanya sudah aman, mereka mengisi bahan bakar kapal dan mengangkat semua barang mereka ke kapal, lalu lepas landas dari dunia Garnias.
Setelah perjalanan empat jam, dunia Jishu terlihat, dengan roda gigi raksasa yang menjadi lambangnya. Ukuran dunia itu begitu besar hingga tak terlihat ujungnya, mereka segera memasuki dunia itu. Saat mereka mendekati ibu kota, masalah rem muncul lagi, kapal mereka terus melesat dengan cepat dan lebih cepat.
"Ahhh!!!" Airi dan Itsuka berteriak.
Blade, mengingat kejadian sebelumnya, hanya bisa menggerutu, "(Dejavu...)"
Kapal mereka mendarat kasar dan terseret dan akhirnya menabrak pintu gerbang dan merusaknya.
Kapal mereka rusak parah, sayap kanannya patah, dan mesin hancur. Airi yang marah berkata. "Aku akan jual kapal ini!"
"(Tadi dia sangat peduli dengan kapalnya,)" pikir Blade dengan nada tak percaya.
Mereka segera keluar dari kapal dan mereka di sambut oleh pasukan keamanan yang menjaga keamanan dunia Jishu, komandan pasukan langsung segera menyuruh anak buahnya untuk menangkap mereka bertiga dan membawa mereka ke ruang interogasi. Airi terus bergumam tentang menjual kapalnya, sementara Itsuka tetap tenang, dan Blade terlihat panik.
"Kenapa kalian bisa sangat santai? Kita bisa saja dapat hukuman di penjara atau denda, meskipun aku lebih memilih di denda dari pada di harus berada dipenjara!" Bisik Blade.
"Santai saja Blade kalau semisal kita di denda, di situlah kau akan sangat berguna" Itsuka tersenyum sambil mengacungkan jari jempol nya ke Blade.
"Apa kau ini sudah lupa? Kita menyewa satu singa angin dengan uang pas-pasan" tanya Blade dengan kesal.
Sebuah interogasi dimulai oleh seorang wanita bersenjata yang berkata. "Kalian pelaku kerusakan itu? Apa tujuan kalian?"
Blade menjawab. "Itu kecelakaan. Rem kapal ini tiba-tiba rusak." Blade melihat ke arah Airi yang dari tadi masih bergumam. "Airi, berhenti bergumam, itu menakutkan."
"Kecelakaan.... Memang benar anak buah ku menemukan bahwa rem kapal kalian rusak, jadi aku akan percaya pada perkataanmu, tapi tetap saja-"
Kata-kata wanita itu terhenti begitu seorang pria dengan zirah hijau masuk dalam ruangan, wanita itu terkejut dan langsung memberi hormat pada pria itu.
"Kapten Zilk?" seru wanita itu terkejut. "Apa yang membawa Anda ke sini?"
Zilk, kapten penjaga, langsung menatap Airi sambil tersenyum. "Sudah kuduga, itu adalah anda."
Airi terkejut dengan suara itu dan langsung menoleh terkejut. "Zil? Kau Zil?"
Zilk tersenyum. "Lama tidak bertemu, kapten." jawab Zilk.
Airi langsung berdiri dan tersenyum. "Lama tidak bertemu, Tidak menyangka kita bertemu di sini!"
Itu terlihat seperti reuni kedua teman lama, semuanya terdiam dan melihat reuni itu dengan penuh kebingungan.
Zilk tersenyum. "Benar, sekarang aku kesatria. Tuan Putri menawarkan posisi komandan kepadaku."
Wanita itu semakin terkejut, begitu juga dengan Blade yang terkejut, tapi Itsuka bersikap normal.
"Komandan, anda kenal dengan dia?"
"Airi, kau mengenal nya?"
Tanya wanita itu dan Blade secara bersamaan.
"Ya, namanya Airi, dan dia adalah kapten timku dulu," jawab Zilk ke wanita itu.
Airi tersenyum lebar, mengingat masa lalunya. "Kenangan yang indah... Meskipun, sebenarnya tidak begitu bagus." ekspresi Airi langsung berubah jadi lesu.
"Kapten-"
"Jangan memanggilku begitu, kita sudah bukan satu tim lagi kan, panggil saja aku Airi"
Zilk terdiam sejenak kemudian berbicara kembali. "Baiklah, kalo begitu Airi bagaimana jika anda menemui tuan putri, dia pasti senang melihat anda setelah sekian lama."
"Boleh juga, aku juga sudah lama tidak melihatnya"
"Aterin, mereka akan berada di bawah tanggung jawabku"
Wanita itu masih terkejut akan kejadian itu tapi kemudian dia menundukan kepalanya. "Baik kapten!"
Setelah itu mereka di bebaskan dari hukuman dan berjalan menuju kastil, di perjalanan mereka banyak melihat berbagai macam teknologi-teknologi keren seperti alat teleportasi, mobil terbang, sepatu yang bisa berjalan di udara, dan lain-lain.
Di tengah-tengah perjalanan, mereka melihat seorang anak laki-laki yang di tendang keluar dari toko tempat dia bekerja, barang-barang buatannya juga di lempar padanya.
"Dasar bocah tanpa bakat!!! Gara-gara barang ciptaan mu yang gagal, toko ku jadi memiliki reputasi yang buruk!" teriak pemilik toko.
Anak laki-laki itu berdiri dan membalas perkataan pemilik toko.
"Barang-barang ku bukan gagal! Mereka hanya belum sempurna saja!!" teriak Anak laki-laki.
Penjaga toko dan dirinya berdebat dan perdebatan mereka menjadi pusat tontonan, bahkan perhatian Airi dan yang lain.
"Siapa itu?" tanya Airi.
"Anak itu bernama Engine Calibur," jawab Zilk. "Dia anak seorang penemu hebat, tapi dia tidak mewarisi bakat seperti ayahnya. Itu sudah hal biasa, dia sudah di pecat di semua toko yang ada di kota ini, ayo kita lanjutkan perjalanan."
Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka, tapi Zilk mengambil jalan yang sedikit lebih jauh karena ingin membawa Airi dan yang lainnya jalan-jalan di dunia Jishu.
Saat mereka tiba di istana, mereka mendengar lagi keributan dari ruang tamu, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menguping.
"Kenapa kau selalu membuat keributan?" tanya seorang gadis dengan suara tinggi.
"Aku tidak bermaksud membuat keributan apapun! Hanya mereka saja yang cari gara-gara dengan ku, bahkan bilang bahwa produk ku adalah barang gagal!!" jawab seorang laki-laki dengan suara yang lebih tinggi.
Itu adalah suara dari putri dunia Jishu dan Engine Calibur.
"Calibur, meskipun kau mengenal tuan putri, tapi kau harus jaga sikap mu!" kata pelayan tuan putri.
"Berisik!!" Engine memukul meja dan berdiri. "Aku tidak peduli yang ada di depan ku itu tuan putri atau dewa, aku tidak akan tunduk!"
Engine berjalan ke arah pintu keluar dengan wajah kesal. Mendengar suara langkah kaki mendekat, Zilk, Airi, Blade, dan Itsuka segera bersembunyi. Engine melangkah keluar pintu dan terus berjalan menuju luar istana, tanpa menyadari keberadaan mereka yang bersembunyi.
Setelah Engine cukup jauh, Zilk mengajak semuanya masuk ke dalam. "Ayo kita masuk," bisiknya.
Namun, Airi bergumam sambil tersenyum, terlihat jelas kalau dia memikirkan sesuatu yang menurutnya sangat menarik.
"Dia menarik sekali... Aku menyukainya! Ayo kita ajak dia bergabung!" kata Airi, lalu tiba-tiba berlari mengejar Engine.
Zilk terkejut melihat Airi yang berlari dengan semangat mengejar orang itu, sementara Blade dan Itsuka hanya bisa menggelengkan kepala atas kelakuan Airi yang selalu mengikuti keinginannya sendiri.
Sementara itu, tuan putri yang mendengar keributan di depan pintu ruang pertemuan segera keluar untuk memeriksa situasi.
"Hm? Zilk, apa yang kau lakukan di sini, dan siapa mereka ini?" tanya tuan putri.
Zilk yang mendengar suara tuan putri langsung terkejut dan dengan cepat memberikan jawabannya. "Ahhh... Tuan putri, ternyata Anda ada di dalam. Saya membawa tamu yang ingin bertemu dengan Anda."
Blade dan Itsuka terkejut mendengar perkataan Zilk.
"HAH?!" seru mereka serentak.
Blade langsung mendekati Zilk dan berbisik. "Oi! Zilk, kenapa kau menjual kami? Kami tidak ingin bertemu dengan tuan putri!"
Zilk membalas dengan tenang, "Sudahlah, ikuti saja. Ajak ngobrol tuan putri, ulur waktu sampai aku bisa membawa Airi kembali."
"Oi, Zilk, tunggu!" teriak Blade,.
Namun Zilk sudah berlari mengejar Airi, meninggalkan Blade dan Itsuka di depan ruang pertemuan.
Blade, yang kini gugup, mencoba menyapa tuan putri. "La-lama tidak bertemu, putri Lizara Astovira."
Tuan putri yang menyadari kehadiran Blade segera merespon dengan wajah memerah dan suara pelan. "Pa-pangeran Blade Kuroyami... Ternyata Anda ada... Lama tidak bertemu."
Blade tersenyum canggung, sementara Itsuka memperkenalkan dirinya. "Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, putri Lizara. Namaku Itsuka Nagasaki."
Putri Lizara terkejut mendengar nama "Nagasaki," tetapi dia memilih untuk tidak membahasnya lebih lanjut. "Senang juga bertemu dengan Anda, tuan Nagasaki," jawabnya dengan nada yang lebih formal dibandingkan saat berbicara dengan Blade.
Itsuka, yang menyadari perbedaan nada bicara tuan putri, menampilkan senyum jahilnya kepada Blade.
"Hmmmm..."
"Apa? Kenapa kau tersenyum begitu ke arahku, Itsuka?"
"Tidak, bukan apa-apa... Aku baru ingat ada urusan kecil, jadi aku permisi dulu dari sini," kata Itsuka sambil pergi, meninggalkan Blade sendirian bersama tuan putri Lizara.
"Oi! Itsuka!!" Teriak Blade, Itsuka pura-pura tidak mendengar dan terus berlari menjauh.
Para pelayan yang menyadari situasi tersebut pun ikut meninggalkan ruangan, memberi mereka berdua ruang.
Sementara itu, di luar istana, Airi terus mencari Engine tetapi belum juga menemukannya. "Aku tidak bisa menemukannya di mana-mana," keluhnya.
Zilk akhirnya berhasil menyusul Airi dan memanggil dari belakang, "Airi!!!"
Airi menoleh dan bertanya, "Oh, Zilk, kau tahu di mana dia tinggal?"
"Dia? Maksud Anda, Engine? Dia tinggal di luar kota, di tempat yang disebut Gunung Pembuangan. Itu tempat di mana orang-orang membuang produk tua dan barang gagal mereka. Jaraknya kira-kira 500 meter dari sini."
Airi tersenyum senang mendengar informasi itu. "Kalau begitu, ayo kita ke sana! Jaraknya hanya 500 meter, kan? Bisa jadi kita bertemu dengannya di jalan."
"Ehhh..." Zilk terdengar ragu.
Itsuka, yang tiba-tiba muncul, mendengar percakapan mereka dan berkata, "Kakak selalu mencari masalah, ya. Kalau begitu, aku juga ikut."
"Baiklah, sudah diputuskan kita akan pergi ke sana!" seru Airi bersemangat.
Zilk yang kalah suara hanya bisa mengangguk pasrah dan mengikuti ide Airi.
Setelah ditinggal oleh Airi, Itsuka, dan Zilk, Blade dan Putri Lizara duduk di ruang pertemuan. Blade mencoba untuk mempertahankan percakapan yang menarik, berharap ketiganya segera kembali. Namun, Putri Lizara mulai merasa gugup karena tatapannya terus tertuju pada wajah tampan Blade.
"(Cepatlah kalian kembali, aku sudah mulai kehabisan topik pembicaraan)," pikir Blade sambil mencoba mempertahankan ekspresi tenangnya.
Sementara itu, Putri Lizara, yang tak mampu lagi menatap langsung ke wajah Blade, berusaha keras menahan perasaannya. "(Aku sudah tidak bisa lagi... Aku tidak bisa melihat wajahnya lebih lama!)"
Di tempat lain, Airi, Itsuka, dan Zilk sedang dalam perjalanan menuju Gunung Pembuangan. Mereka berkendara melewati hutan lebat dengan motor yang dipinjam dari istana.
"Hahahaha....!! Rasanya aku menyatu dengan angin!" teriak Airi dengan riang saat melaju kencang.
Itsuka mendekati Zilk.
"Apa dari dulu kakak selalu seperti ini?" tanya Itsuka.
Zilk tersenyum tipis. "Dia dulu tidak seperti itu, dia orang nya dingin tapi berwibawa dan sangat di hormati oleh anak buahnya, dia memang selalu punya semangat kebebasan, tapi dulu dia tak seceria ini."
Itsuka terkejut dengan jawaban Zilk, dia tidak percaya bahwa orang yang di jelaskan oleh Zilk adalah orang yang sama dengan Airi saat ini.
Perjalanan mereka terus berlanjut, hingga sekitar 320 meter, mereka dihadang oleh gerombolan serigala iblis.
Tanpa ragu, Airi menerobos kelompok itu dan menghabiskan semua serigala. Airi melihat tidak jauh dari mereka, ada seseorang yang juga sedang bertarung dengan serigala-serigala itu.
"
Airi segera menghampiri orang itu dan sangat terkejut, ternyata dia adalah Engine Calibur, orang yang dia cari-cari dari tadi.
Airi tersenyum dan menunjuk ke arah Engine. "Engine Calibur! Pas sekali bertemu denganmu di sini."
Engine terkejut. "Bagaimana kau tahu namaku? Apa kau anak buah dari Tuhan palsu itu?"
"Tuhan palsu?" Airi kebingungan, namun sebelum bisa menjelaskan lebih lanjut, Zilk dan Itsuka menyusulnya.
"Airi!" teriak Zilk.
"Kakak benar-benar tidak menyisakan apa-apa untuk kami ya?" keluh Itsuka dengan nada bercanda.
Airi hanya tersenyum. "Maaf, aku terlalu bersemangat, dan aku juga menemukan orangnya." Airi menatap Engine dengan semangat nya. "Engine Calibur,"
Airi mengarahkan tangannya ke hadapan Engine. "Bergabunglah dengan kami, Engine Calibur!"
"Hah?" Engine bingung dan kembali terkejut oleh permintaan Airi.
Sementara itu, kembali di istana, Blade dan Putri Lizara tampak sudah kehabisan topik pembicaraan. Wajah Putri Lizara memerah semakin dalam setiap kali Blade mencoba memulai percakapan baru.
"(Dimana mereka? Aku benar-benar tidak tahu lagi harus bicara apa..... Aku baru ingat, airi bilang dia datang ke dunia ini untuk mencari suatu petunjuk tentang apa yang terjadi, dan wanita berambut merah itu juga sempat bilang sesuatu tentang tanduk raja.... Mungkin saja)."
Blade kemudian menatap Putri Lizara dengan serius. "Putri Lizara, aku ingin bertanya tentang sesuatu."
Putri Lizara terkejut. "A-apa itu, Pangeran Kuroyami?"
"Apa Anda tahu sesuatu tentang tanduk raja?"
Mendengar kata-kata 'tanduk raja', wajah Putri Lizara berubah menjadi serius. "Aku tidak menyangka Anda mengetahui tentang tanduk raja... Ya, aku tahu apa itu."
Blade semakin terkejut. "Bisa Anda ceritakan lebih lanjut?"
"Tanduk Raja adalah kekuatan kuno yang berasal dari ujung World Ocean. Dikatakan menyimpan kekuatan yang sangat besar, tetapi sangat sedikit yang mengetahui detailnya."
"Apa Anda tahu siapa yang mencoba mendapatkan tanduk itu?" tanya Blade lagi.
Putri Lizara menggeleng pelan. "Sayangnya, kami belum menemukan siapa dalang di balik semua ini."
Tiba-tiba, suara ledakan terdengar dari luar istana. Blade dan Putri Lizara berlari keluar, hanya untuk melihat seorang pria berambut emas dan berpakaian putih muncul di depan pintu gerbang yang hancur.
"Rupanya ada tamu tak diundang di kastilku," kata pria itu dengan senyuman.
Putri Lizara langsung berteriak, "Kaihilak! Kau!"
Kaihilak dengan cepat bergerak dan mencekik Putri Lizara. "Sudah berapa kali aku bilang, aku adalah Tuhan di dunia ini. Tambahkan 'Tuan' saat kau menyebut namaku!"
Sementara itu di tempat Airi dan yang lainnya.
Seorang Dewa dengan armor perang besar dan empat tangan muncul, dengan membawa pasukannya yang jumlahnya ada 1k lebih.
"Engine Calibur, di temukan." Katanya.
Engine dan Zilk langsung waspada terhadap dewa tersebut, Airi dan Itsuka hanya diam saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments