Flash Back

"Kenapa ke kantor? Bukannya kamu masih cuti? " Julian mengomel begitu Zen duduk di sofa ruangannya.

Zen bergeming, diam dan melamun. Julian nampak tidak perduli dan melanjutkan pekerjaannya dimeja kerja Zen.

Julian adalah sekretaris sekaligus sahabat Zen. Ketika Zen tidak ada dikantor, Julian akan menggantikannya diruangan itu. Ruang kerja Zen tidak boleh kosong selain hari libur, begitu pesan Zen pada Julian dan semua staff nya.

Julian selesai dengan satu berkas "Kamu baik-baik saja? "

Zen menatap Julian "Kamu tau? Aku ditertawakan olehnya kemarin. Dia bilang aku 'Penghayal yang baik' karena menghayal dengan sempurna!! "

Hahhahaa

Hahhahaa

Julian terkekeh "Kamu mengatakannya?"

"Iya!! Tapi aku rasa waktunya memang kurang tepat" Zen menunduk

"Ini sudah hari ke 45. Waktumu tinggal 55 hari lagi" Julian mengingatkan

Julian bangkit dari tempat duduknya dan duduk disebelah Zen. Ia tau segalanya tentang semua ini. Ia juga tidak bisa mengubah apa yang sudah ditakdirkan untuk Zen.

Zen menatap Julian dengan senyuman yang dipaksakan. Memberitahu Julian bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun senyuman itu justru membuat Julian yakin bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja.

Julian tau bahwa Zen adalah seorang penjelajah waktu. 10 tahun yang lalu, ketika Zen datang ke masa kini untuk sebuah hukuman dari para petinggi Time Travel , Julian adalah orang pertama yang ia kenal.

Flashback On

Julian steve seorang asisten pribadi dari Jiangmi Chien, CEO Blue Sky Corporation. Ia berjalan terburu-buru menuju ruangan bossnya, karena sang boss kehilangan bolpoin kesayangannya. Jiangmi selalu membawa bolpoin itu kemanapun saat ia bekerja. Bolpoin itu tidak pernah ia lepaskan dari jas nya.

Namun hari ini, bolpoin itu tertinggal dimeja kerjanya. Seusai ia menandatangani berkas pagi tadi, ia lupa memasukkan bolpoin itu lagi ke dalam saku jas nya. Mungkin karena terburu-buru karena ada meeting mendadak, sehingga ia pergi begitu saja.

Jiangmi memerintahkan Julian untuk kembali ke ruangannya dan mengambil bolpoin itu.

Saat memasuki ruang kerja milik bossnya, Julian tidak menemukan bolpoin itu diatas meja. Namun, Julian yakin kalau bossnya bukan orang yang pelupa. Sehingga, Julian mencarinya disekitar meja kerja itu.

Julian mengitari meja kerja itu, siapa tau terjatuh dilantai atau terselip dalam berkas atau map yang ada diujung meja. Sampai ia melihat ujung bolpoin yang mengkilap berwarna silver terselip dimajalah bisnis dekat laci. Julian kemudian berjalan kearahnya untuk mengambil bolpoin itu.

Brukk!!!

"Arrgghhh...!!!! " Julian terpental saat tubuhnya merasa ada yang menabraknya dari depan.

Julian meringis kesakitan dan matanya masih terpejam. Benda apa barusan yang menghantamnya begitu keras? Seperti dilempar begitu kuat ke hadapannya.

"Diamana ini? " Suara seorang lelaki membuat mata Julian terbuka kemudian terbelalak.

"Ka... Kamu siapa? " Julian tergagap karena kaget, di siang hari begini mana mungkin hantu muncul.

"Tahun berapa ini?" Lelaki itu justru bertanya lagi pada Julian.

Julian bangkit dari lantai, tempat ia terpental "Kamu manusia? "

"Jawab aku!!! Tahun berapa ini?!! " Lelaki itu nampak panik dan melihat di sekeliling. Sampai ia menemukan sebuah kalender diatas meja kerja milik Jiangmi.

"10 tahun??? " Begitu ia melihat kalender yang menunjukkan tahun saat ini.

Julian masih memandang asing dan aneh orang yang ada dihadapannya ini. Ia pun memasang kuda-kuda, kalau-kalau orang ini adalah maling atau mata-mata dari saingan bisnis bossnya.

Lelaki itu nampak frustasi dengan nafas memburu. Ia kemudian memegang kepalanya dan terduduk lemas dilantai.

"Kamu baik-baik saja? " Julian kembali bertanya.

Julian tau bahwa kedatangan lelaki dihadapannya ini bukan dari pintu masuk, bukan juga dari jendela. Sehingga, Julian masih berpikir mungkin lelaki ini adalah alien.

"Bagaimana aku kembali?" Lelaki itu nampak makin frustasi.

"Apa dia tidak bisa melihatku? Jadi dia ini hantu apa aku yang sudah jadi hantu? " Julian meraba-raba wajahnya sendiri.

Julian kemudian melambai-lambaikan tangan di hadapan lelaki itu. Benar saja, lelaki itu tidak bereaksi. ia kemudian memegang meeja kerja milik bossnya itu.

"Aku masih bisa memegang benda? Itu artinya aku masih manusia. Hehe" Julian bermonolog didepan lelaki asing itu.

Julian kemudian melirik lelaki asing yang masih terduduk dilantai dengan memegang kepalanya. Ia berniat mengangkat gagang telepon yang ada diatas meja.

"Baikah. Akan aku panggilkan satpam, untuk memastikan" Julian hendak menekan tombol saluran telepon.

"Jangan!!! " Lelaki itu kini mulai bereaksi

Julian kaget dan menjatuhkan gagang telepon "Ka.. Ka.. Kamu bisa melihatku? "

"Tentu saja bisa. Mataku masih normal. Aku masih muda" Jawabnya kesal

"Hei!!! Aku juga masih muda, bukan cuma kamu saja yang muda disini" Julian merasa ia dianggap tua oleh lelaki itu.

"Apa kamu manusia? " Tanya Julian yang sedaru tadi penasaran, makhluk apa yang ada didepannya ini.

Lelaki itu hanya mengangguk dengan wajah lesunya.

Julian mendekat kemudian ia berjongkok di depan lelaki itu.

"Kenapa menatapku seperti itu? " Tanya lelaki itu.

"Aarrrrgggghhhh!!!!!! " Lelaki itu berteriak, karena Julian mencubit kedua pipinya dengan keras.

"Kamu gila??!!!! Itu sakit!! " Pekiknya dengan wajah memerah, bekas cubitan Julian.

"Kamu lebih mirip dengan gambar 3D atau gambar AI yabg lagi hits belakangan ini. Tapi, kamu bisa disentuh" Julian terkagum dengan visual lelaki itu.

"Aku manusia!!! Aku dilempar oleh tetua Time Travel dari masa lalu, tepatnya 10 tahun lalu" Lelaki itu kemudian mengulurkan tangan.

"Namaku Zen Liu" Julian membalas jabatan itu dengan menganggukan kepalanya pelan.

"Namamu seperti pak boss. Apa kamu dari negara lain? "

"Bukan. Aku dari negara yang sama" Zen melihat bendera kecil yang ada diatas meja kerja, sebagai lembang negara tersebut.

Zen teringat sesuatu, ia melihat kedua tangannya yang kosong. Dimana benda itu? Dia bergerak kesana kemari untuk mencari benda yang hilang dari tangannya.

"Kamu kenapa lagi? " Julian mengikuti gerak gerik Zen.

Zen berhenti ketika melihat jam kuno beserta rantainya tergeletak dibawah meja kerja Jiangmi. Ia pun mengambil benta itu.

"Ini milikku" Ucap Zen menunjukkan benda bulat berisi angka 1-12 dengan jarum jam.

"Itu sebuah jam? " Julian nampak mendekati benda yang dipegang Zen.

"Iya. Ini milikku. Hanya aku yang bisa memakainya" Zen kemudian memasukkannya ke dalam kemejanya.

"Bolehkah aku tinggal bersamamu? Aku akan menjelaskan semuanya padamu, nanti" Tanpa basa-basi Zen memintanya

"Apa!!" Julian tidak percaya ada orang asing meminta tinggal bersamanya.

"Aku akan memberikanmu sesuatu yang lebih. Aku janji. Aku juga akan membayarmu nanti. Jadi, tolong berikan aku tempat tinggal" Zen kali ini memohon dan memegang tangan Julian.

Flashback off

"Dulu, sangat mudah membuatmu percaya bahwa aku adalah penjelajah waktu. Tapi, kenapa Marine malah tertawa dan mengejek. Padahal aku tau dia juga seorang yang bisa. Melihat masa depan" Zen kembali mengeluhkan kejadian kemarin.

"Mungkin, kamu perlu membuktikannya. Dulu aku nggak langsung percaya. Bahkan aku mengira kamu alien" tukas Julian.

"Sampai akhirnya aku melihatmu hilang dihadapanku dan kemudian esok hari kamu kembali memberiku sebuah nomor lotre, disitulah aku baru percaya dan memberimu tempat tinggal Hehehe... " Julian memamerkan deretan giginya

"Huft..!!! Tapi sialnya. Derajatmu langsung naik setelah hari ke 99 kamu disini. Kamu diangkat menjadi anak Pak Jiangmi karena menyelamatkan nyawa beliau dan istrinya dalam sebuah kecelakaan" Julian nampak iri.

"Jika aku nggak menyelamatkan mereka dan menjadi bagian keluarganya. Aku akan ditendang kembali oleh para petinggi ke tahun berikutnya, Julian. Kamu sudah aku beritahu sejak pertama aku datang kesini" Zen kembali mengingatkan Julian.

Julian mengangguk-anggukan kepalanya dengan senyuman kecut "Memang sudah takdir" timpalnya.

Zen telah melanggar janji dan ketentuan para Penjelajah Waktu. Sehingga ia dikirim ke tahun berikutnya dan menghapus jejak serta ingatan orang-orang dimasa lalu Zen. Namun sayangnya, ingatan Zen tidak terhapus dan tidak bisa melupakan masa lalunya. Itu pun bagaikan hukuman untuknya.

Selain itu, hukuman bagi penjelajah waktu yang lainnya adalah, ketika mereka menyelamatkan seseorang dari kematian, maka ia harus menjadikannya keluarga atau menikahinya sebelum hari ke 100 setelah menyelamatkannya.

Jiangmi dan Meilan merupakan orangtua angkat, yang menjadikannya bisa tetap tinggal di masa sekarang adalah karena keluarga Jiangmi mengadopsi Zen menjadi anaknya. Namanya dicantumkan dalam buku hukum yang disebut kartu keluarga. Mereka pun mengumumkan ke khalayak ramai bahwa Zen adalah anak mereka yang hilang.

Sandiwara itu terpaksa mereka mainkan, karena Jiangmi merupakan orang berpengaruh dan terpandang. Wajahnya selalu memenuhi majalah bisnis di halaman pertama. Jadi, semua hal harus terlihat baik dan normal dimata publik.

"Jadi, bagaimana dengam Marine? Jika dia menolak menikah denganmu, kenapa tidak kamu jadikan adik saja" Julian berusaha memberi solusi lain

"Aku nggak mau. Aku mencintainya" Jawab Zen dengan pandangan kosong

"Belum genap 2 bulan mengenalnya, kamu sudah jatuh cinta? "

"Aku mencintainya sejak lama. Dia bisa aku lihat saat dalam perjalanan waktu, namun karena berbeda dimensi, dia nggak bisa melihatku. Marine melihat masa depan sedangkan aku datang ke masa depan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!