Sudah 2 hari Zen tidak minta dijemput dan diantar oleh Marine. Hal itu membuat Marine penasaran kemana kah Zen dan siapa yang mengantar dan menjemputnya?
Marine terus menerus memandangi layar ponselnya, berharap Zen menghubunginya.
"Hapenya kenapa buk? " Goda Celine saat ia masuk ke ruangan Marine
"Biasakan mengetuk pintu, Bu GM" protes Marine
"Aku sudah mengetuk pintu! Kamu nggak denger? " pungkas Celine
"Kamu sudah beli gaun untuk pesta nanti malam? " tanya Celine kemudian
"Aku nggak kepikiran gaun" balas Marine terlihat lesu
"Oh, iya. Pikiranmu sekarang pasti Zen Liu yah. jadi nggak sempat mikirin gaun" goda Celine lagi.
Mendengar itu Marine mendelik dan melempar Celine dengan bolpoin yang ia mainkan sedari tadi.
"Kamu sadar nggak sih kalau Zen itu tampan banget? Gayanya saja yang kurang rapi dan seperti berandal. Aku jadi mau lihat dia pakai tuxedo, pasti makin tampan yaa" Celine berceloteh dan kemudian membayangkan apa yang ia katakan barusan sembari mengatupkan kedua tangan dan memejamkan matanya.
"Dasar gila. Kamu belum pernah ngobrol sama dia. Jadi kamu bilang begitu. Coba mengobrol dan seharian bersamanya pasti-"
"Pasti menyenangkan yaahh!!!! Woaaahhhh!!! " potong Celine
Marine geleng-geleng dan menepuk dahinya melihat kelakuan atasan sekaligus sahabatnya itu.
"Sudahlah, aku mau ke kantin. Percuma ngobrol denganmu. Kamu terlalu banyak menghayal sejak bertemu Zen!!! " pungkas Marine seraya meninggalkan ruangannya
"Heh!!! Tunggu" Celine menyusulnya "Emang kamu nggak pernah menghayal tentang dia? "
Marine menggeleng "Kenapa harus dia? "
"Oh, berarti kamu pernah menghayal dengan pria lain? Atau membayangkan jodohmu? " tanya Celine lagi
Marine menghentikan langkahnya "Kenapa membahas jodoh sekarang? Ada apa sih sama kamu Cel? Hueehh...! " Marine mulai kesal dengan sahabatnya itu.
***
Malam pesta akhirnya telah tiba. Semua staff mulai berdatangan satu persatu di area hotel Moon. Acara digelar di Ballroom hotel tersebut.
"Celine, kamu nampak cantik dengan gaun berwarna hitam merah menyala itu" Pak Morgan menghampiri Celine yang baru saja tiba
"Oh, terimakasih pak Morgan. Anda juga nampak gagah dengan setelan anda" balasnya santun
"Dimana Marine? " tanya pria berusia 50 tahun itu
"Sepertinya belum sampai, Pak"
"Ini pesta untuknya dan Pak Zen. Setidaknya Marine harus memberi sambutan bukan? " timpal pak Morgan
"Oh, kalau saya akan coba menghubunginya Pak" Celine berderap menuju balkon karen didalam sana berisik oleh suara musik yang dimainkan oleh band hotel tersebut.
Sudah berkali-kali Celine mencoba menghubungi Marine, namun tidak diangkat juga.
"Kemana sih, kamu"
"Aku disini. Ngapain sih telpon segala!! " Marine tiba-tiba ada dibelakang Celine
Celine berjingkat kaget dan membelalakkan matanya.
"Kenapa? Kamu lihat hantu? " Marine menengok kearah belakang, samping kiri dan kanannya karena Celine belum mengedipkan matanya
"Hei!!! Jangan buat aku takut" imbuh Marine
"Kamu cantik banget. Sumpah!!! " Ucap Celine terkagum-kagum
"Hemmm... Masaaa? Kamu ada maunya yah? " Marine melirik tajam
Celine masih saja diam mematung dan mulai mengedip-ngedipkan matanya. Marine yang biasa tampil apa adanya, dengan make up ringan dan tidak menor, serta setelan blazer yang lebih sering menggunakan celana sebagai bawahannya.
Gaya berpakaian Marine terbilang casual, tidak feminim juga tidak tomboy. Meski kantor sering mengadakan pesta, namun ia selalu menggunakan dress sederhana dan tidak begitu terbuka. Marine tidak cukup percaya diri seperti Celine yang kalau pergi ke pesta selalu memakai gaun sedikit terbuka dan glamour.
Berbeda sekali dengan pesta-pesta sebelumnya, kini Marine menggunakan high hills berwarna hitam, gaun satin sutra agak mengembang dibagian pinggang yang juga berwarna hitam sampai mata kaki, namun gaun itu memiliki belahan disamping kanannya sampai paha atas. Gaun itu tanpa lengan, hanya ada 2 tali berukuran 3cm yang ada diatas bahu kanan dan kirinya. Bagian dada sampai perut tertutup sempurna, namun bagian belakang gaun itu memperlihatkan punggung sampai ke pinggang Marine yang mulus menggoda.
Rambutnya ia ikat sebagian dan sebagiannya lagi ia kepang, kemudian di ikat menggunakan pita berwarna hitam. Menyisakan poni kanan-kiri sebagai pemanis. Bak putri dongen masa kini Marine terlihat cantik, imut sekaligus menggemaskan dalam balutan gaun tersebut.
"Ini beneran kamu kan?!! '' ucap Celine kemudian " Kamu kaya gambar yang ada di komik"
"Hahhaaa... Kamu berlebihan Cel. Mana ada tokoh komik sepertiku" timpal Marine.
Celine kemudian memutar tubuh Marine "Kamu perfect banget malem ini Mar"
"Mar? Mar.... memangnya aku Marimar?!!! '' balas Marine terkekeh
" Iya. Kamu mirip Marimar malam ini. Aku akan memanggilmu Marimar mulai sekarang" pungkas Celine
"Baiklah, untuk acara selanjutnya yaitu sambutan dari Ibu Marine selaku peneliti 'Pemindai Jantung Permodelan AI' " Ucap Sasy salah satu staff kantor juga MC malam itu
Marine tersenyum dengan manisnya, kemudian ia berjalan kearah sumber suara. Semua orang menatap kagum dengan kecantikannya malam itu.
"Tumben sekali dia berdandan begitu ya? " Bisik salah seorang staff perempuan saat Marine melewati mereka
"Apa dia sedang jatuh cinta? Kenapa mendadak cantik begini yah? Ucap salah seorang staff pria
Begitu banyak bisik-bisik tentang Marine malam itu. Bagaimana tidak, ia berhasil menghipnotis semua orang dengan penampilannya itu. Jangankan pria, seorang wanita saja mengagumi kecantikannya.
Sampailah Marine diatas panggung yang tidak begitu tinggi di ballroom itu.
"Terimakasih saya ucapkan terutama kepada Pak Morgan yang sudah menyiapkan pesta ini, serta terimakasih untuk-"
Ucapan Marine terhenti kala ada seorang pria membuka pintu Ballroom.
"Julian... " batin Marine
Julian membukakan pintu untuk bosnya, yaitu Zen Liu Chien. Semua mata beralih ke pintu tersebut tatkala Zen muncul dengan setelan tuxedo hitam serta sepatu hitam yang mengkilat. Rambutnya terlihat disemir rapih dan anti badai, meninggalkan sedikit rambut dibagian dahi yang memperindah wajahnya yang tampan paripurna.
Sangat gagah dan tampan, malam itu Zen pun menghipnotis para tamu dengan penampilannya yang jarang ia tunjukkan. Terbiasa dengan kemeja saja, kali ini CEO Blue Sky memakai setelan lengkap beserta aksesorisnya.
Marine menelan salivanya "Dan terimakasih kepada Pak Zen Liu selaku CEO Blue Sky Corporation atas kerjasama ini-"
Mendengar namanya disebut Zen menghentikan langkahnya kemudian melihat kearah Marine yang tengah berbicara. Tatapannya yang tajam dan tanpa ekspresi justru membuatnya terlihat cool dan menggoda.
Deg
Deg
"Jantungku kenapa?" Gumam Marine
Pak Morgan menangkap kegugupan Marine, kemudian ia memberi isyarat dengan tangannya untuk melanjutkan sambutannya.
Marine tersenyum canggung "Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih untuk Ibu Celine Chen selaku General Manager bagian penelitian beserta tim yang sangat-sangat saya banggakan. Terimakasih semuanya, ini awal baru kita untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Terimakasih" Marine menutup sambutannya.
Zen menarik bibirnya dan tersenyum kecil. Kemudian Julian mengarahkan Zen berjalan mendekati Pak Morgan.
"Selamat malam, Pak Morgan maaf kami terlambat" ucap Julian menjabat tangan Pak Morgan
"Ah, tidak. Kalian tidak terlambat. Pestanya baru saja dimulai" timpal Pak Morgan kemudian menjabat tangan Zen
"Marine!!! Celine!! Kemarilah"
Marine dan Celine yang tengah berbincang akhirnya bergabung dengan mereka.
"Mari kita duduk bersama disini dan meminum anggur ini. Aku memesannya khusus untuk kalian" Ucap Pak Morgan menunjuk meja yang dimaksud.
Mereka akhirnya menurut dan duduk di kursi yang sudah dipersiapkan.
Mata Zen tidak berkedip saat melihat Marine berjalan ke arah meja sampai ia menarik kursinya untuk duduk. Marine yang dilihat sampai seintens itu menjadi salah tingkah. Marine terus mengalihkan pandangannya ketika ia bertemu pandang dengan Zen.
"Selamat malam Pak Zen, Pak Julian" Sapa Celine setelah mereka duduk bersama
Marine hanya terlihat tersenyum dan membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda sapaan.
"Selamat malam.. " Balas Julian dan membalas bungkukan Marine, bagitu juga dengan Zen
"Mari kita bersulang untuk kerjasama inu, semoga kita mendapat hasil yang kita inginkan" Ucap Pak Morgan setelah semua gelas diisi anggur merah oleh Pelayan
"Bersulaaang... " balas semua irang yang ada dimeja tersebut
Tiing..
Tiing..
Tiing..
"Baiklah, saatnya kuta berpesta dan berdansaaaaa... " teriak Sasy dengan mikrofonnya.
"Wah... ada sesi dansa yah. Musiknya romantis sekali" celoteh Celine
Zen kemudian berdiri dan menaruh gelas anggurnya. Terlihat ia belum meneguk anggurnya dan ia mendekat kearah Marine.
"Maukah, berdansa denganku? " Ucap Zen sembari mengulurkan tangan kanannya
"Apa? " Marine yang masih tidak percaya hanya membulatkan bibirnya.
Celine yang berada disampingnya merasa gemas dengan kebodohan sahabatnya itu. Ia kemudian berdiri dan menaruh tangan Marine diatas tangan Zen.
"Terimakasih, bu Celine" ucap Zen seraya tersenyum
"Howaahhh... Kalian membuatku iri" Keluh Celine yang kembali duduk
Zen membawa Marine ke tengah aula dansa. Kemudian Zen menaruh tangan Marine yang ia genggam keatas bahunya, dan menaruh satu tangannya lagi di dada bidangnya. Zen pun memegang pinggang Marine dengan kedua tangannya.
Wajah mereka kini sangat dekat dan keduanya saling bertatapan tanpa jarak. Tubuh mereka mengayun mengalun mengikuti irama musik.
Zen tersenyum saat merasa tubuh Marine sudah mulai rileks dan tidak tegang seperti tadi.
"Kamu cantik sekali, Marine" senyum Zen hampir membuat Marine pingsan
"Terimakasih. Kamu juga sangat tampan, Pak Zen"
"Hhmmm??? Ini bukan jam kerja"
"Ma.. Maksudku, Zen" Marine tersenyum manis
Zen kemudian mendekatkan wajahnya kesamping wajah Marine "Menikahlah denganku"
"Apa..!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments