Memanggang ikan

Air mata kembali menggenang di sudut mata Siau Jing, dia tidak tahu berapa lama waktu yang dia miliki untuk menikmati hidupnya bersama Wie Ham.

Tetapi dia bertekad untuk memperjuangkan hidupnya semaksimal mungkin, meningkatkan basis kultivasi nya agar dia mampu untuk melindungi Wie Ham.

Dia tahu dengan kemampuannya saat ini, dia tidak akan bisa mengalahkan master Of, itu sebabnya dia sedang mencari jalan untuk melarikan diri.

Tetapi Wie Ham lah yang menjadi kekuatiran terbesarnya, dalam kondisi mental yang seperti anak balita, Wie Ham pasti akan jadi bebannya.

Tetapi berapa hari ini dia melihat ada sedikit perubahan pada adiknya itu, bukan hanya pada tubuhnya tetapi juga kondisi jiwanya yang terlihat lebih normal.

Dia tidak tahu apa yang menyebabkan perubahan itu tetapi baginya itu tidak penting karena yang paling diperhatikannya adalah keselamatannya.

Dia senang waktu Wie Ham menunjukkan ketertarikan dalam ber kultivasi bahkan dia sungguh-sungguh melakukannya.

Sekarang Wie Ham bahkan menunjukkan kemauannya untuk mempelajari jurus beladiri.

Itu sungguh satu hal yang sangat menggembirakan karena mungkin kalau dia memang harus meninggalkan Wie Ham, minimal dia akan dapat menjaga dirinya sendiri.

Siau Jing melepaskan pelukannya, Wie Ham dengan enggan menarik diri dari tubuhnya.

"Sini, aku akan mengajarkanmu melakukan jurus tangan menangkap naga, perhatikan ini baik-baik. Kemarin kamu sudah belajar ber kultivasi dan kakak perhatikan kamu sudah bisa mengembunkan Qi, bahkan itu adalah elemen api.

Terus terang kakak sangat kaget karena kamu bisa melakukannya dalam percobaan pertamamu".

Terkejut, Wie Ham menatap Siau Jing dengan tidak percaya, itu berarti kakaknya sebenarnya sudah memperhatikannya dari tadi.

"Ha ha ha, itu keberuntungan mu, kelihatannya tidak sia-sia kakak membawamu untuk ber kultivasi disini.

Kelihatannya kondisi energi Qi dalam susunan aray yang ditanam di tempat ini bisa membangkitkan bakatmu yang tersembunyi"

Untung lah Siau Jing tidak mencurigainya, dia hanya menganggap itu sebagai keberuntungan dan bakat yang tersembunyi.

"Ayo berdirilah di samping ku, kakak akan menunjukkan bagaimana menjalankan jurus Tangan menangkap Naga"

Jurus Tangan menangkap Naga ini sebenarnya adalah jurus beladiri dasar yang harus dipelajari oleh murid beladiri tetapi itu juga dasar yang harus dikuasai sebelum mereka mempelajari pelajaran beladiri yang lebih tinggi.

Jurus itu hanya untuk menarik dan melontarkan kekuatan Qi, bisa digunakan untuk menarik benda-benda dan melontarkan nya kembali.

Siau Jing memperagakannya berapa kali dan menyuruh Wie Ham untuk meniru apa yang telah dia lakukan.

Wie Ham mengikuti gerakannya, sebenarnya dia sedang berpura-pura karena dia sudah lebih dulu mengetahui gerakan-gerakan jurus itu dari gelembung-gelembung yang dia dapatkan waktu Siau Jing menangkap ikan-ikan itu.

Saat ini pun gelembung-gelembung itu muncul, dengan memasukkan gelembung-gelembung itu kedalam dantiannya.

Wie Ham secara otomatis sudah mengetahui intisari dari jurus itu bahkan dengan atribut pencerahan yang dia dapatkan.

Dia sebenarnya malah sudah melampaui Siau Jing dalam memahami hukum dari jurus itu tetapi tentu saja pengetahuan tanpa kecakapan hanya ada sedikit gunanya.

Wie Ham harus tetap berkerja keras untuk melatih gerakan jurus Tangan menangkap Naga itu, meskipun dia sudah bisa menarik ikan-ikan itu dari kedalaman air.

Dia tidak menunjukkannya kepada Siau Jing saat itu, dia tidak mau mengejutkan Siau Jing, jadi dia berpura-pura gagal beberapa kali saat melakukan jurus itu.

"Uh gagal lagi, sudah berapa puluh kali aku melakukannya, belum juga aku dapat menangkap seekor ikan pun".

Wie Ham pura-pura mengeluh dihadapan Siau Jing, Siau Jing tersenyum mendengar perkataan Wie Ham, jadi dia mencoba menghiburnya.

"Tidak apa-apa, ini belum ada sehari, biasanya orang akan menguasai nya setelah 3 bulan berlatih".

'Aku tidak mau 3 bulan, aku mau menangkap ikan untuk kakak".

"Ha ha ha, baiklah berlatih lagi dengan baik pasti besok kamu sudah bisa menangkap ikan untuk kakak.

Baiklah kakak akan membawa ikan-ikan ini untuk dibersihkan, kamu berlatih dulu di sini, kakak akan memasakkan ikan-ikan ini untuk mu".

Siau Jing membawa keranjang yang berisi ikan-ikan itu bersamanya, saat Siau Jing sudah keluar dari lorong itu dan kembali ke ruang istirahat.

Kalau saat itu Siau Jing tidak pergi tentu dia akan terkejut melihat pemandangan yang terjadi di depan Wie Ham.

Mengetahui Siau Jing sudah pergi, dia melepas semua kekuatan yang sudah dia peroleh dari gelembung-gelembung itu.

Wie Ham mengururkan tangannya dan kekuatan yang tidak terlihat mengalir keluar dari tangannya, ikan-ikan di setiap sudut sungai itu seperti berlomba-lomba melompat keluar dari sungai itu.

Tetapi dia tidak mengumpulkan ikan-ikan itu sebaliknya dia mengirim ikan-ikan itu untuk terbang dari satu tempat ke tempat yang lain.

Dia merasakan kesenangan dalam melakukannya tetapi kemudian dia sadar dia tidak dapat terus melakukannya tanpa membunuh ikan-ikan itu.

Menurutnya akan sangat disayangkan jika ikan-ikan di sungai itu harus habis saat itu juga dan ikan-ikan itu pasti pusing sesudah dilemparkan ke sana ke sini.

Jadi dia mengalihkan targetnya, dia mulai berlatih untuk menarik dan melemparkan batu-batu yang ada di sekitar tempat itu.

Mulanya dengan batu-batu seukuran kepala bayi, terus dengan batu yang berukuran lebih besar, siang itu akhirnya dia bisa menarik dan melontarkan baru seukuran kerbau.

Jarak tarik dan lontarannya juga semakin lama semakin bertambah jauh, dari jarak 3 meter sampai akhirnya dia bisa menarik batu-batu itu dengan jarak 100 meter dari tempatnya berdiri.

Dia mulai bereksperimen dengan menarik air dari sungai dan kemudian melontarkan nya ke arah dinding baru di seberang sungai.

Air yang dia tarik menggumpal mejadi gelembung yang berisi air sebesar bola kaki tapi saat dia mau melontarkan kembali, gelembung air itu pecah di atas kepalanya.

"Ha ha ha"

Dia tertawa sendiri, dia kembali mencobanya berulang-ulang kali, pada akhirnya dia berhasil melempar bola air itu ke dinding seberang sungai tetapi bola air itu hanya membasahi dinding tanpa merusaknya.

"Uh kelihatannya aku harus puas dahulu dengan ini tetapi dibandingkan dengan orang yang berlatih 3 bulan baru bisa menguasai dasarnya. Apa yang kulakukan sekarang sudah sangat hebat, tidak perlu mengunyah sesuatu yang belum bisa kumakan"

Diam-diam dia memuji dirinya sendiri tetapi memang benar kalau orang lain tahu dia bisa melakukan semua keributan yang dia buat hari itu.

Orang pasti akan tidak percaya bahwa dia baru melatih jurus itu hanya dalam waktu sehari, orang yang tahu apa yang dia bisa lakukan saat itu.

Pasti akan memberikan dia dengan cap: Jenius atau mungkin dengan sebutan yang lebih hebat; anak surga.

Dia jadi senyum-senyum sendiri, untung tidak ada orang lain di situ kalau tidak orang akan berpikir dia kurang waras karena senyum-senyum sendiri.

Mukanya jadi terlihat seperti anak idiot seperti yang selama ini dia lakukan.

"Lha aku sudah tidak idiot lagi, aku sudah jadi normal sekarang tapi pelan-pelan saja untuk berubah normal supaya Siau Jing tidak terkejut"

Wie Ham bergumam sendiri, saat itulah dia mendengar suara Siau Jing dipikirannya melalui tranmisi suara.

"Awi ayo datang makan, ikanmu sudah siap"

Wie Ham hanya bisa berlari ke arah panggilan suara itu karena dia belum bisa mengirim suara seperti apa yang Siau Jing lakukan.

Dia tidak berjalan tetapi berlari dengan cepat, itu dilakukannya bukan karena dia sudah lapar tetapi karena dia tidak mau kehilangan sesuatu yang penting yang akan lenyap kalau dia tidak cepat-cepat mengambilnya dari Siau Jing.

Itu adalah gelembung-gelembung atribut tranmisi suara, itu sebenarnya lebih dari rasa laparnya akan masakan ikan itu.

Benar, gelembung-gelembung itu ada di sana, Siau Jing yang melihatnya datang dengan berlari, tertawa karena dia pikir anak itu pasti sudah sangat kelaparan.

Tidak sabar lagi untuk mendapatkan ikan-ikan itu tetapi tentu hanya Wie Ham dan pembaca yang tahu apa yang paling diinginkan Wie Ham saat ini

Gelembung-gelembung.....

Catatan:

Terimakasih sudah setia membaca cerita ini, terus beri dukungan nya terutama doanya agar penulis dapat cukup uang buat beli HP karena penulisan cerita ini menggunakan HP dan perlu beli HP yang Ram nya agak gede...

Terpopuler

Comments

Nurul Hikmah

Nurul Hikmah

bukan jenius tapi monster genius

2023-11-23

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Lanjuuutt Thor 😛😀💪👍🙏

2023-10-18

0

Hades Riyadi

Hades Riyadi

Semoga keinginannya lekas tercapai yaaa... Thor 😀💪👍👍👍🙏

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!