Wie Ham bangun dari kesurupannya, dia tidak lagi mau mengganggu Siau Jing yang sedang menjahit baju untuknya.
Waktu mandi pagi tadi, dia menyadari ada berapa ekor ikan yang berenang di dasar sungai, dari kemarin dia hanya makan telor rebus, alangkah enaknya kalau bisa makan ikan bakar.
Diam-diam dia berjalan keluar, Siau Jing hanya melirik dengan sudut matanya, dia tidak mengucapkan apa-apa untuk melarangnya pergi.
Siau Jing tahu dia tidak pergi kemana-mana dan tidak ada apapun yang dapat membahayakan nyawanya di tempat ini.
Siau Jing percaya Wie Ham tidak akan bisa pergi ke kawah tempat meditasi yang ada di lorong tengah, jadi dia hanya membiarkan dia pergi tanpa menitipkan satu pesan pun.
Wie Ham tidak langsung pergi ke lorong kiri yang menuju ke sungai tetapi dia lebih dulu pergi ke lorong tengah tempat yang justru paling tidak diduga oleh Siau Jing.
Wie Ham memperhitungkan, ini adalah waktu hembusan uap panas itu akan bertiup di lorong itu, dia melihat ke arah tempat jam pasir itu.
Tepat seperti dugaannya pasir di atas tinggal sedikit lagi habis turun ke bawah, dia tidak masuk terlalu jauh, masih dekat pintu masuk.
Dia menunggu hembusan uap panas itu lewat dulu baru dia akan masuk untuk mengumpulkan gelembung,
"Wuss"
Dengan bunyi yang bergemuruh, uap panas itu menyerbu memenuhi lorong itu, Wie Ham menunggu sebentar dan dia langsung masuk untuk mengambil gelembung-gelembung yang mulai terbentuk di udara tipis
Fisik api : 20
Fisik api: 50
Fisik api: 40
Api asal: 50
Wie Ham senang karena mendapatkan api asal kembali, itu adalah api energi yang dibutuhkan oleh seorang alkemis.
Untuk mendapatkan api asal, seorang alkemis biasanya akan berburu ke kedalaman kawah untuk mendapatkannya.
Tentu itu bukan satu hal yang mudah karena untuk mengintregasikan api itu kedalam dantian itu butuh waktu dan upaya yang besar bahkan kalau tidak berhati-hati, orang bisa kehilangan nyawanya.
Tetapi untuknya itu hal yang sangat mudah seperti membalik tangan saja, api asal itu mengalir masuk melalui meridiannya dan langsung masuk ke dalam lautan Qi nya.
Api itu bergabung dengan api asal yang sudah ada di situ, kalau api sebelumnya hanya sebesar nyala kotek api, sekarang setelah bergabungnya, api asal itu sudah sebesar bola kasti.
Fisik apinya juga sudah meningkat, dalam panel atributnya dia melihat fisik apinya sudah masuk ke dalam tingkat lanjut.
Fisik api: 0 dari 500 -tingkat lanjut,
Dia belum tahu untuk apa kegunaan fisik api tapi dia sudah mencoba untuk mengembunkan api asal sehingga api itu bisa dia panggil ke tangannya.
Dengan konsentrasi pikiran, dia membuka telapak tangannya, api asal itu menari-nari di atas telapak tangan kanannya.
Dia pikir mungkin api ini bisa buat senjata jarak jauh seperti yang pernah dia lihat di film silat cina, dia menggenggam tangannya lalu melemparkan gumpalan api itu ke depannya.
"Buzz"
Api itu terlempar dari tangannya tapi baru sejengkal saja jauhnya, api itu lenyap hanya meninggalkan asap tipis.
Wie Ham tidak menjadi kecewa, api itu memang bisa dibuat senjata tapi kelihatannya kekuatanya memang masih lemah.
Dia percaya kalau kekuatan fisiknya meningkat, dia pasti bisa melemparkan apinya lebih jauh, untuk sekarang mungkin bisa untuk...
Dia segera keluar dari lorong itu untuk menuju kepada tujuannya semula ke lorong kiri di sungai kecil itu.
Berdiri di tepian sungai itu, Wie Ham tidak buru-buru terjun kedalamnya, dia mengamati di kedalaman air itu.
Memang ada ikan-ikan berwarna keperakan seperti ikan Nila seukuran telapak tangan yang berenang berseliweran di dalam sungai itu.
Meskipun dia bisa berenang tetapi dia tidak punya kemampuan untuk mengejar ikan-ikan di dalam air, jadi dia mencoba untuk mencari batu untuk melempari ikan itu.
Berulang kali dia melakukannya tetapi tidak ada satupun batu yang mengenai ikan-ikan itu, dia merasa sedikit frustasi, apakah keinginannya untuk makan ikan bakar tidak akan terwujud.
Kembali duduk di pinggir sungai itu, dia melemparkan batu-batu kecil ke dalam air sungai sambil matanya mengawasi ikan-ikan itu yang berulang kali mendekatinya seolah sedang mengejeknya.
'Ayo tangkap kami, kamu mau memanggang kami, ayo lakukan yang terbaik, ha ha ha".
Tentu saja itu perkataan itu hanya ada dalam pikirannya, ikan-ikan itu tidak berbicara kepadanya.
"Memanggang"
Ha, sebuah ide muncul di kepalanya, dengan konsentrasi penuh, dia membuka tangannya dan segumpal bola api muncul di tangannya, dia memasukkan tangannya kedalam air sungai.
Tentu saja itu ide yang brilian untuk memanaskan air sungai tetapi itu sungai bukan sebuah panci besar, air itu juga mengalir.
Jadi yang dihasilkan hanya air hangat yang dia rasakan di sekeliling tangannya, itupun hanya dalam radius 1 meteran.
Mendesah...
Dia duduk kembali sambil memandangi ikan-ikan yang kembali berenang berputar-putar di dalam air, dia berpikir untuk kembali tetapi saat dia mau bangkit berdiri...
Ikan-ikan itu melompat keluar dari air, memercikkan air yang membasahi bajunya, dia terkejut dengan kejadian yang tiba-tiba itu.
Beberapa ekor ikan melompat-lompat ditanah di depannya, dia segera menangkap ikan-ikan itu sebelum mereka dapat kembali ke dalam air.
Dengan gembira dia memasukkan ikan-ikan itu kedalam tas bambu yang dibawanya dari ruang istirahat.
Aneh, mengapa ikan-ikan itu melompat keluar dari air, apakah ada yang mengejutkan mereka.
Jadi dia menjulurkan lehernya dan memusatkan pandangannya ke dalam air untuk melihat apa yang mengejutkan ikan-ikan itu.
"Ha ha ha"
Dia mendengar sering tawa yang renyah dari belakang punggungnya, dia tahu siapa pemilik suara tawa itu, dia membalikkan badannya untuk melihat Siau Jing berdiri dengan telapak tangan terbuka ke arah sungai.
Kelihatannya ada kekuatan menarik yang tidak terlihat keluar dari tangan itu, ikan yang ada di dalam sungai itu seperti tertarik oleh tangan yang tidak terlihat.
Siau Jing menggerakkan tangannya kesamping dan ikan itu segera jatuh ke tanah, Wie Ham menangkap ikan itu.
Sambil memasukkan ikan itu ke dalam keranjang, dia tidak lupa untuk memuji kehebatan Siau Jing.
"Hebat sekali kakak, jurus apa itu, apakah aku bisa mempelajari nya".
Siau Jing memandangnya dengan tatapan sayang, ada sehelai baju yang dia pegang dengan tangan kirinya, rupanya dia sudah selesai menyelesaikan jahitan nya.
"Ini namanya jurus atraksi, tangan menangkap naga, aku akan mengajarkannya kepadamu nanti tetapi pakailah baju ini dulu"
Dia menyodorkan baju itu kepada Wie Ham, saat Wie Ham mau mengambil baju itu, dia melihat gelembung-gelembung muncul di sekitar tubuh Siau Jing.
Sambil mengambil baju itu, dia segera mengambil gelembung-gelembung itu tanpa melihat atribut apa yang ada di dalamnya tetapi meskipun begitu dia tahu bahwa gelembung-gelembung itu mungkin berisikan atribut atraksi.
Wie Ham segera memakai baju itu dan luar biasa, baju itu sangat cocok untuknya, meskipun Siau Jing hanya melihatnya sepintas.
Tidak seperti tukang jahit di dunia sebelumnya yang harus mengukur tubuhnya dengan meteran, hanya dengan memandangnya saja, Siau Jing sudah bisa menentukan ukuran tubuhnya.
Dia hanya bisa gambarkan dengan satu kata; Luar biasa. Wie Ham lagi-lagi merasa terharu karena itu berarti Siau Jing sangat mengenalnya sehingga dia bisa membuatkan baju yang begitu cocok untuknya,
Dia menggunakan kesempatan itu untuk memeluk Siau Jing, kedua tangannya memeluk pinggang Siau Jing dan kepalanya disandarkan nya diantara dua kelembutan di dadanya,
"Terimakasih kak".
Siau Jing dengan senang hati menyambut pelukannya, dia mengusap kepala Wie Ham dengan rasa kasih sayang yang besar.
Hari itu sudah dua kali dia mendengar Wie Ham mengucapkan terimakasih untuknya, tentu saja hatinya sangat senang.
Dia menyayangi Wie Ham lebih dari siapapun di dunia ini, meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah tetapi dia menyayangi Wie Ham lebih dari seorang saudara kandung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nurul Hikmah
apakah akhirnya jadi jatuh cinta
2023-11-23
0
Hades Riyadi
Lanjuuutt Thor, Tetap Semangat 😛😀💪👍🙏
2023-10-18
0