Keberhasilan Dika dalam menyelematkan seorang pasien kritis di ruang operasi membuat Edy Setyo Utomo pemilik rumah sakit memintanya untuk bekerja di rumah sakit miliknya.
"Kalau anda tidak keberatan saya ingin menawarkan posisi dokter tetap di rumah sakit ini. Kebetulan rumah sakit ini kekurangan dokter bedah, jadi bagaimana dokter Dika?" tanya Edy
"Sebenarnya saya mau sekali pak, tapi sebagai dokter magang saya belum memiliki STR ( Surat Tanda Registrasi ) [ STR adalah surat yang mengakui seseorang sebagai dokter resmi], karena saya belum genap 8 bulan magang," jawab Dika
"Tidak masalah itu bisa diatur, biarkan asisten saya yang akan mengurus semuanya termasuk SIP ( Surat Izin Praktik ). Jadi anda tidak perlu khawatir,"
"Baiklah kalau begitu,"
Dika kemudian menandatangani kontrak kerja dengan pihak rumah sakit.
Meskipun baru hari itu menandatangani kontrak kerja, namun Edy sang pemilik rumah sakit langsung memberikan fasilitas rumah dan kendaraan dinas kepadanya.
"Sepertinya aku harus berterima kasih kepada pemulung yang memberiku jam tangan ini. Karena ini bukan jam tangan biasa. Dimana dia sekarang ya,"
Malam itu Dika mendapatkan telepon dari direktur rumah sakit yang memintanya untuk menjadi perwakilan rumah sakit untuk menghadiri acara pelantikan Direktur rumah sakit pemerintah tempat ia bekerja.
Ia pun menerima tawaran itu, apalagi ia ingin menemui seseorang untuk menyampaikan surat pengunduran dirinya.
Pukul tujuh malam Dika pun meluncur menggunakan Kendaraan pribadinya menuju ke sebuah hotel bintang lima yang ada di jantung kota Jakarta.
Setelah satu jam lamanya berkutat dengan kemacetan, akhirnya Dika tiba juga di halaman Hotel Pullman hotel.
Dika segera memperbaiki penampilannya.
Sebagai seorang dokter spesialis yang mewakili sebuah rumah sakit besar Dika tak mau mengecewakan rumah sakit tempatnya bekerja.
Ia bahkan rela merogoh kocek lebih untuk membeli sebuah tuxedo mewah lengkap dengan aksesoris mahal. Untuk menopang penampilannya Dika bahkan melakukan perawatan wajah hingga terlihat glowing.
Penampilan rupawan Dika dipadu dengan style seorang Dokter metroseksual membuat semua orang tak mengenalinya termasuk Istrinya yang hadir malam itu bersama dengan pasangan selingkuhnya.
*Deg!
Dika terkesiap saat melihat Dona datang ke acara tersebut menggandeng selingkuhannya.
Bukankah selingkuhannya cuma pemilik kafe, tapi kenapa dia diundang ke acara pelantikan Direktur rumah sakit??. Apa dia memiliki hubungan spesial dengan para petinggi rumah sakit?. Tapi mungkin saja sih soalnya hampir semua karyawan rumah sakit suka makan di kafe itu jadi gak heran kalau dia diundang ke acara ini.
Dona tampak memperhatikan Dika, sejenak wanita itu mengira dia adalah Dika suaminya. Namun ia kembali teringat jika suaminya sudah meninggal tertabrak truk.
Tidak mungkin itu Mas Dika, aku yakin dia orang lain yang kebetulan mirip. Cumi ( cima mirip ) ya...aku yakin cuma mirip,
"Ada apa sayang?" tanya Anam saat istrinya terus menatap seorang pria di sudut ruangan
"Gak ada apa-apa kok,". Jawab Dona
"Jangan bohong, aku tahu kamu dari tadi memperhatikan seseorang. Kasih tahu siapa dia, jangan buat aku cemburu di hari bahagia ku, karena aku tidak suka!" sahut Anam
"Ih ... Apaan sih sayang. Aku tuh dari tadi penasaran dengan lelaki itu!" Dona menunjuk kearah Dika.
"Lihat dia, bukankah dia sangat mirip dengan Dika. Jangan-jangan orang suruhan kamu itu gagal membunuh Dika, makanya dia datang ke tempat ini," tukas Dona
"Tidak mungkin. Aku yakin dia sudah mati jadi gak mungkin dia hidup lagi!" jawab Anam
"Tapi coba lihat dia, bukankah dia mirip sekali dengan Dika?" tanya Dona lagi
"Aku yakin dia bukan Dika. Lagian penampilan mereka jauh berbeda, mungkin mereka hanya mirip saja, jadi jangan parno," jawab Anam kemudian menarik Dona pergi
"Benar, sepertinya cuma mirip, lagipula Dika mana sanggup beli tuxedo mahal seperti itu. Dia terlalu perfect untuk ukuran Dika yang hanya seorang dokter magang," batin Dona
Syukurlah dia tak mengenaliku,
Dika kemudian mencari seorang kenalannya. Namun sayangnya ia tak menemukan temannya itu.
Acara Pun dimulai, seorang MC tampak memperkenalkan para jajaran direksi rumah sakit yang baru, beserta tamu undangan VIP.
Semua tamu undangan adalah orang-orang penting di rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta.
Dika memilih untuk menikmati camilan yang di sediakan daripada harus mendengarkan pidato para petinggi rumah sakit.
Namun ia seketika berhenti makan saat mengetahui Anam adalah calon direktur rumah sakit tempatnya bekerja.
"Jadi dia adalah calon direktur utama rumah sakit F, pantas saja Dona sangat ingin aku menceraikannya,"
Dika menatap nanar kearah Anam yang sedang berpidato. Raut wajah dipenuhi amarah sekali lagi terpancar saat Dona sang istri diperkenankan di depan umum sebagai calon istrinya.
"Padahal suamimu belum ada satu Minggu meninggal tapi teganya kamu sudah bertunangan dengan lelaki lain,"
*Grep!
Dika menoleh kesamping saat seseorang menepuk pundaknya.
"Apa kau sudah lama sampai?" tanya Edy
"Lumayan Pak, setengah jam sebelum acara di mulai," jawab Dika
"Ok, kalau begitu mari kita bergabung dengan para direksi muda rumah sakit lainnya,"
Edy kemudian mengajak Dika untuk bergabung dengan para petinggi rumah sakit pemerintah maupun swasta di seluruh Jakarta.
Saat itu pula, Edy memperkenalkan Dika kepada mereka.
"Perkenalkan dia Dokter Adika Adnan Hanafie salah satu ahli bedah terbaik di rumah sakit Harapan Kasih," ucap Edy
*Deg!
Tentu saja ucapan Edy membuat Dona begitu terguncang. Bagaimana tidak ia tahu benar jika itu adalah nama lengkap suaminya. Bak di sambar petir di siang hari wajah Dona seketika memucat saat melihat Dika tersenyum simpul memperkenalkan dirinya di depan para tamu VIP.
Ia berusaha menarik lengan Anam untuk memberitahukan kenyataan jika suaminya masih hidup, namun Anam terlalu sibuk menanggapi pertanyaan rekan seprofesinya.
Bukan hanya Dona yang terperanjat dengan kemunculan Dika, namun semua orang yang hadir di sana merasakan hal serupa. Rumah Sakit Harapan Kasih adalah salah satu rumah sakit Swasta yang cukup di perhitungkan di Jakarta, karena memiliki dokter-dokter terbaik dari lulusan universitas ternama di Jakarta maupun luar negeri.
Sedangkan Dika, ia sama sekali tak terlihat familiar sebagai seorang Dokter bedah terbaik di Jakarta. Bahkan namanya saja kurang dikenal. Hal itulah yang membuat salah seorang direktur rumah sakit meragukan kemampuan Dika. Apalagi saat seorang dokter bedah dari rumah sakit F tempat Dika magang dulu mengatakan jika Dika adalah dokter magang yang selama ini membantunya.
Wajah Dika seketika memucat saat mendengar ucapan dokter seniornya.
Ah sial, bagaimana bisa dokter Hans masih mengenaliku, padahal aku sudah merubah penampilan ku,
Saat semua orang tengah berbisik-bisik membicarakan Dika, tiba-tiba seorang tamu VIP jatuh pingsan membuat semua dokter langsung mengerubunginya.
Beberapa orang dokter ahli langsung memberikan pertolongan pertama pada lelaki yang ternyata adalah seorang presiden direktur IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) tersebut.
Namun kondisi kritis pria berusia 60 tahun itu membuat mereka memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.
"Jika di bawa ke rumah sakit dengan kondisi seperti ini pasien bisa saja meninggal, jadi mau tidak mau kita harus mengobatinya di sini," ucap salah seorang dokter bedah senior
"Tapi bagaimana bisa melakukan tindakan tanpa alat-alat medis yang memadai,"
"Benar, kami tak berani ambil resiko yang bisa membahayakan nyawa pasien,"
Tanpa berpikir panjang Dika segera mengambil pisau dan membedah pasien.
"Apa yang kamu lakukan!" seru Anam berusaha mencegahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
penampilan beda tapi namamu tetep...gimana sih
2023-12-31
0
Zuhril Witanto
istrinya?, cepat amat
2023-12-31
0
Cat's
Rumah Sakit F?
tadi diawal sudah dijelaskan RS Fatmawati,,,,kenapa sekarang hanya inisial?
2023-12-25
0