Merasa dibohongi

Suara tepuk tangan menggema di ruangan luas itu, banyak orang yang berdecak kagum dengan sosok seorang gadis yang berdiri di depan sana, bahkan banyak dari mereka yang terus terang memuji Amara yang kebanyakan seorang pria.

Jonas yang tadinya cukup kagum kini terseyum kecut, saat melihat tatapan kagum semua teman-teman pria Amara.

"Terima kasih," Ucap Amara sebelum akhirnya kembali duduk di dekat Mikha yang tersenyum bangga dengan sahabatnya itu.

"Amara, You are so great!" Mikha memeluk bahu Amara karena merasa kagum.

"Saya tidak menyangka jika nona begitu memiliki bakat untuk menjadi seorang pemimpin." Ucap Jonas yang hanya mendapat balasan Amara senyum singkat.

Acara tanya jawab mulai berlangsung dengan cukup serius, para mahasiswa mencatat poin penting yang mereka dapatkan, hingga salah satu seorang gadis berambut merah bertanya.

"Tuan, apakah pria seperti anda memiliki kriteria wanita khusus untuk menjadi pendamping?"

Huuuhhh

Banyak dari teman-temannya yang menyoraki pertanyaan gadis itu, membuat gadis berambut merah itu hanya melirik teman-temannya sinis.

Sekertaris Jonas yang mendengar pertanyaan itu tersenyum, wanita itu geleng kepala.

Sedangkan Jonas terkekeh, membuat wajahnya yang tampan semakin tampan di mata para gadis yang menatapnya penuh damba.

"There are no specific criteria, but I like hardworking and intelligent women."

Tidak ada kriteria khusus, tapi saya suka wanita kuat dan cerdas.

*

*

Acara pertemuan dengan Coo AMA corp pun selesai, semua sudah keluar dari gedung tinggi itu. Amara yang tadinya ingin ikut pulang bersama temanya urung karena Jonas mengajaknya untuk memasuki keruang kerjanya.

Amara duduk disofa, gadis itu menatap layar ponselnya yang mendapat panggilan dari sang ibu.

"Ya Mah." Amara terseyum saat wajah ibunya memenuhi layar ponselnya.

"Sayang, kamu sedang apa? kata ayah kamu sedang di kantor?" Tanya Arabella yang tersenyum menatap putrinya.

"Mama tadi lihat kamu berdiri diantara teman-teman kamu, kamu hebat sayang." katanya lagi dengan wajah berbinar.

Amara tersenyum, "Pasti Om Jonas yang kasih tahu mama." Amara mencebikkan bibirnya melirik Jonas yang masih sibuk dengan sekertaris wanitanya.

"Itu harus sayang, apapun yang kamu lakukan ayah harus tahu." Tiba-tiba wajah Maher muncul.

Amara memutar bola matanya malas. "Ayah apa ayah juga akan mengawasi Amara saat sedang berkencan?" Amara menaikkan satu alisnya saat bertanya.

"Tentu saja jika-"

"Tidak sayang, ayah mu tidak akan melakukannya" Potong Arabella cepat.

"Sayang," Maher menatap istrinya protes.

Amara yang justru melihat kedua orang tuanya berdebat mulai jengah, hingga panggilanya ia putus sepihak.

"Apa pemuda waktu itu masih mengganggu mu?" tanya Jonas yang sudah berdiri didepan Amara sambil menyodorkan minuman kaleng.

"Tidak," Amara menerimanya, dan langsung meminumnya karena sudah Jonas buka penutupnya.

"Bagus, jika masih berani dia akan menerima konsekuensinya." Ucap Jonas dengan santai.

"Dan untuk yang meneror waktu itu, apa kamu mau tahu?" katanya lagi yang sudah duduk disisi Amara, Jonas memberikan ponselnya yang terlihat menampilkan Vidio.

Amara yang penasaran mengambilnya, ia memutar Vidio yang Jonas tunjukkan.

Terlihat seorang pria yang duduk terikat di kursi dengan rambut berantakan dan wajahnya yang tampak terlihat datar.

"Siapa dia, aku tidak mengenalinya?" Amara menatap wajah wanita itu dengan seksama, dia benar-benar tidak mengenalinya.

"Mungkin dia hanya orang suruhan, dia tidak mau mengatakan siapa yang menyuruhnya." Ucap Jonas sebelum menenggak minumnya.

"Tapi untuk apa." Gumam Amara penasaran.

"Banyak, karena wanita kebanyakan memiliki rasa iri."

Amara menatap Jonas tampak berpikir. Hingga tatapan kedua tertuju pada ponsel Amara yang tergeletak di atas meja, terlihat sebuah notifikasi. Tapi bukan itu yang membuat penasaran di mata Jonas, tapi sebuah foto wallpaper yang terpajang.

Sebuah foto sepasang kaki yang memakai sepatu couple.

"Kata pak Maher dia belum pernah pacaran, lalu foto kaki siapa yang dia pasang." Pikir Jonas dengan penasaran.

"Om Jonas sibuk tidak?" Amara megambil ponselnya.

"Kenapa?"

"Aku ada barang yang harus di beli untuk kebutuhan besok di kampus, kalau sibuk biar aku pergi dengan Mikha." Amara hendak berdiri namun tangannya di cegah Jonas.

Melihat tangannya yang disentuh membuat Jonas tersadar dan melepasnya.

"Biar aku antar,"

Amara mengangguk dan berjalan keluar ruangan lebih dulu disusul dengan Jonas yang menggaruk kepalanya.

"Tangan sialan!" gumamnya menatap tangannya yang tadi menyentuh tangan Amara.

*

*

"Pergi berapa hari mas?" tanya Astrid saat membantu suaminya memakaikan dasi.

"Tiga hari, kalau kamu bosan kamu bisa menginap di rumah ibu." ucap Akmal sambil menatap wajah Astrid.

Astrid mengagguk. "Jangan lupa makan, jaga diri." Katanya sambil mengusap dada bidang suaminya yang sebenarnya ia rindukan berada di dalam dekapan hangat berbagi peluh.

"Hm, terima kasih." Akmal mencium kening istrinya.

Astrid menatap suaminya, seperti ada sesuatu yang ingin dia katakan namun terlihat ragu.

Melihat tatapan istrinya Akmal yang peka bertanya.

"Ada apa?"

Astrid mengigit bibir bawahnya, terlihat ragu ingin mengatakan sesuatu.

Akmal menghela napas kasar, "Katakan, aku tidak banyak waktu Astrid." Katanya dengan nada sedikit keras karena menahan kesal.

Seketika kepala Astrid menggeleng. "Tidak ada, Mas berangkat saja." Katanya dengan nada lirih.

Akmal memejamkan matanya demi mengurangi kekesalan yang tiba-tiba hadir.

Tanganya menyentuh pundak Astrid dan menatap wajah wanita yang sudah ia nikahi.

"Mungkin keadaan tidak akan seperti ini jika kamu jujur dari awal Astrid, ini terlalu menyakitkan untuk ku yang merasa di bohongi. Karena hubungan yang berawal dari kebohongan tidak ada kebahagiaan didalamnya."

Seketika air mata Astrid mengalir membasahi wajahnya, wanita itu langsung terisak.

"Kamu seperti melepar kotoran di wajah ku, lalu bagaimana aku bisa baik-baik saja di depan mu setelah semua yang kamu tutupi." Akmal membuang wajah, ia tidak ingin amarahnya kembali meledak saat mengingat kejadian malam pertama yang membuatnya begitu syok.

"Maafin aku Mas, aku-"

"Sudahlah, aku harus pergi."

Tangis Astrid semakin menjadi-jadi saat melihat Akmal pergi.

Tubuh Astrid luruh ke lantai bersama hatinya yang hancur.

*

*

Mas Akmal kenapa sih, kasian itu istrinya.

Terpopuler

Comments

Anik Suwarni

Anik Suwarni

mungkin di astrid ini sudah tidak virgin lagi pas malam pertama kali ya makanya Akmal merasa di bohongi🤔🤔

2024-05-26

0

susi ana

susi ana

bisa pisahan nih Akmal sm Astrid. Amara yg cintanya sdh jatuh ke Akmal, pasti akhirnya bersatu

2024-04-29

0

Maliq Ebrahim

Maliq Ebrahim

mungkin astrid diperkosa jadi udh ngga perawanlagi

2024-04-25

0

lihat semua
Episodes
1 HF Bab1. Keberangkatan
2 HF Bab 2. Akmal yang galau
3 Aussie
4 Harus terbiasa
5 Perasaan yang tidak akan berhasil
6 Peluk-peluk
7 Kejadian
8 AMA corp
9 Merasa dibohongi
10 Fakta kekecewaan
11 Bertemu
12 Gadis kecil
13 Ingkar janji
14 Menunggu kabar
15 Kejutan dan terkejut
16 Jaga diri baik-baik
17 Kenapa harus dia
18 Rasa kasihan
19 Saat itu kamu bilang
20 Berhenti bekerja
21 Butuh sosok ayah
22 Party Daniel
23 Amara hilang
24 Perasaan tumbuh seiring dengan waktu
25 Pertemuan tak terduga
26 Pantai
27 Luapan perasaan selama ini
28 Buket
29 Pulang
30 Apa aku orang ketiganya
31 Buket bunga
32 Harus memilih
33 Kartu ucapan
34 Skenario Astrid
35 Menyerah
36 Melepaskan
37 Tidak peduli lagi
38 Menunggu
39 Pinggir jalan
40 Kedok kemunafikan
41 Resign
42 Rumah sakit
43 Lebih parah dari sebelumnya
44 Untuk apa datang?
45 Butuh kepastian
46 Berkenalan
47 Pernyataan
48 Jonas hanya pelarian
49 Mau kamu untuk selamanya
50 Will you marry me
51 Merah berenda
52 Dibawah kendaliku
53 Wanita Bar
54 Kedatangan Jonas
55 Meminta Amara
56 Persiapan kedatangan tamu
57 Pengen nikah sekarang
58 Sah
59 Paket bulan madu.
60 Memiliki
61 Anugrah Tuhan
62 Kantor polisi dan Nona
63 Penipuan
64 Kedatangan mantan
65 Galak jadi gila
66 Menggoda
67 Butuh bantuan
68 Hujan badai
69 Rumah sakit
70 Tubuh mu terlalu candu sayang
71 Takdir tak seindah bayangan
72 Canggung
73 I love you more
74 Mengganggu
75 Duda karatan
76 Bergosip tengah malam
77 Kangen Dede bayi
78 Bos waras?
79 Jagung bakar
80 Omes...
81 Rendang
82 Kamar mandi
83 Julid
84 Resep dapat suami tampan
85 Jenis kelamin
86 Masa lalu, bukan masa depan
87 Duka
88 Keadaan Vera
89 Khawatir karena sakit
90 Ayo menikah
91 Kamu akan Mejadi istriku
92 Happy ending Akmal
Episodes

Updated 92 Episodes

1
HF Bab1. Keberangkatan
2
HF Bab 2. Akmal yang galau
3
Aussie
4
Harus terbiasa
5
Perasaan yang tidak akan berhasil
6
Peluk-peluk
7
Kejadian
8
AMA corp
9
Merasa dibohongi
10
Fakta kekecewaan
11
Bertemu
12
Gadis kecil
13
Ingkar janji
14
Menunggu kabar
15
Kejutan dan terkejut
16
Jaga diri baik-baik
17
Kenapa harus dia
18
Rasa kasihan
19
Saat itu kamu bilang
20
Berhenti bekerja
21
Butuh sosok ayah
22
Party Daniel
23
Amara hilang
24
Perasaan tumbuh seiring dengan waktu
25
Pertemuan tak terduga
26
Pantai
27
Luapan perasaan selama ini
28
Buket
29
Pulang
30
Apa aku orang ketiganya
31
Buket bunga
32
Harus memilih
33
Kartu ucapan
34
Skenario Astrid
35
Menyerah
36
Melepaskan
37
Tidak peduli lagi
38
Menunggu
39
Pinggir jalan
40
Kedok kemunafikan
41
Resign
42
Rumah sakit
43
Lebih parah dari sebelumnya
44
Untuk apa datang?
45
Butuh kepastian
46
Berkenalan
47
Pernyataan
48
Jonas hanya pelarian
49
Mau kamu untuk selamanya
50
Will you marry me
51
Merah berenda
52
Dibawah kendaliku
53
Wanita Bar
54
Kedatangan Jonas
55
Meminta Amara
56
Persiapan kedatangan tamu
57
Pengen nikah sekarang
58
Sah
59
Paket bulan madu.
60
Memiliki
61
Anugrah Tuhan
62
Kantor polisi dan Nona
63
Penipuan
64
Kedatangan mantan
65
Galak jadi gila
66
Menggoda
67
Butuh bantuan
68
Hujan badai
69
Rumah sakit
70
Tubuh mu terlalu candu sayang
71
Takdir tak seindah bayangan
72
Canggung
73
I love you more
74
Mengganggu
75
Duda karatan
76
Bergosip tengah malam
77
Kangen Dede bayi
78
Bos waras?
79
Jagung bakar
80
Omes...
81
Rendang
82
Kamar mandi
83
Julid
84
Resep dapat suami tampan
85
Jenis kelamin
86
Masa lalu, bukan masa depan
87
Duka
88
Keadaan Vera
89
Khawatir karena sakit
90
Ayo menikah
91
Kamu akan Mejadi istriku
92
Happy ending Akmal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!