Peluk-peluk

Waktu begitu cepat berlalu, satu bulan Amara menjalani kehidupannya dengan baik, dalam akademis Amara tidak mengalami kesulitan, gadis itu justru sibuk dengan sekolah dari pada harus bermain seperti teman-temannya yang lain. Fokus Amara hanya belajar untuk mendapatkan hasil yang terbaik, dia tidak ingin membuat kedua orangtuanya kecewa jika dirinya tidak berhasil. Selama satu bulan Amara hanya sesekali pergi untuk jalan-jalan itupun jika bersama Mikha, terkadang juga Amara menolak ajakan Mikha jika dirinya sedang ada tugas.

"Bagaimana, ada kesulitan tidak?" Jonas yang mengemudi di sisi kiri menatap Amara yang fokus pada sarapan di tangannya.

Amara tidak sempat sarapan karena buru-buru alhasil Marla membuat kan bekal untuk di mobil.

"Besok aku ada penelitian di sebuah perusahaan, tapi aku tidak tahu perusahaan mana." Katanya sambil mengunyah sandwich di tangannya.

Jonas hanya melirik sekilas, "Kalau ada apa-apa hubungi aku, jangan bergaul dengan-"

"Ayolah Om, aku bukan anak kecil lagi, lagian Om Jonas sudah pasti tahu siapa saja orang-orang yang berada di sekitar ku." Amara memutar bola matanya malas, ia kesal jika terus diperlakukan seperti anak kecil. Padahal sebentar lagi usianya sudah sembilan belas tahun.

Jonas terkekeh, "Kamu tahu alasannya, dan kamu menjadi tangung jawab ku, jika terjadi sesuatu nyawaku ada di tangan Maher."

Amara mencebikkan bibirnya, "Yasudah aku bisa jaga diri," Katanya dengan acuh.

Jonas hanya mengangguk, tidak ingin memperpanjang obrolan yang akan membuat Amara kesal.

Tak lama mobil yang dikendarai Jonas sampai di tujuan, Amara yang hendak keluar dari mobil mengurungkan niatnya saat suara Jonas mengintrupsi.

"Tunggu dulu!" Jonas menahan lengan Amara, "Kamu makan berantakan." Katanya sambil mengusap sudut bibir Amara yang terdapat sisa cream saat makan tadi.

Amara terpaku, begitu juga dengan Jonas saat wajah mereka begitu sangat dekat, tatapan mata keduanya mengunci untuk sesaat hingga Amara lebih dulu membuang wajah dan keluar dengan buru-buru, bahkan Amara harus berlari.

Jonas sesaat terdiam, namun detik berikutnya bibirnya mengulas senyum sambil geleng kepala.

"Menggemaskan sekali," Gumamnya pelan.

Saat ingin melajukan mobilnya kembali, Jonas melirik kursi samping, dan terdapat ponsel Amara yang tertinggal.

"Ceroboh sekali anak pak Maher ini, pasti dia sedang mencarinya."

Jonas memilih keluar untuk mengantar ponsel Amara, pria itu berjalan menyusuri lorong kampus sehingga membuat sedikit banyak perhatian orang menatapnya. Pakaian jas rapi rambut klimis, tidak lupa Jonas menggunakan kacamata sebelum keluar dari mobil tadi.

Perhatian wanita kebanyakan mengagumi sosok asing yang masuk kampus mereka, hingga saat akan berbelok Jonas melihat sesuatu yang membuatnya meradang.

"Minggir, aku tidak ada urusan dengan mu!" Seorang pria mendorong bahu Amara yang berdiri didepannya.

"Amara pergilah, aku tidak apa-apa." Daniel yang Amara kenal tersenyum tipis, menunjukan jika dirinya baik-baik saja meskipun wajahnya sudah babak belur.

"Kenapa orang-orang seperti kalian suka sekali menindas orang yang lemah, pengecut!" Seru Amara menatap ketiga pemuda yang sedang mengeroyok Daniel.

Dua orang memegangi tubuh Daniel, sedangkan satu orang yang mungkin ketua mereka berdiri angkuh di depan Amara.

"Jadi kau ingin menjadi pahlawan untuk pria tak berguna ini," Pria yang menjadi ketua menepuk pipi Daniel keras membuat Daniel mendesis, tatapannya berpindah pada Amara, mengamati gadis yang berdiri didepannya dari atas sampai bawah.

"Aku akan melepaskannya jika kamu-" pria itu melirik Amara dan memainkan lidahnya di didalam mulut.

Amara yang melihatnya merasa jijik, ekspresinya begitu datar dan dingin.

"Mau bersenang-senang denganku sweetie." Tangan pria itu hendak menyentuh sisi wajah Amara, namun belum sempat menyentuhnya tiba-tiba sebuah bogeman mendarat di wajahnya dengan sempurna, membuat pemuda itu tersungkur di lantai.

"Deve!" Pekik kedua sahabatnya yang langsung menolong pria bernama Dave itu.

Jonas menatap nyalang di balik kacamata hitamnya yang masih bertengger, tubuhnya yang tinggi menjulang membuat Amara berdiri di belakangnya.

"Pergilah, sebelum aku patahkan tangan mu, dan jangan coba-coba kau menyentuhnya lagi, jika kau masih ingin bernapas." Ucap Jonas dengan suara yang begitu tegas.

Ketiga pria itupun memilih pergi, melihat kekuatan Jonas, mereka yakin tidak bisa melawannya.

"Daniel kamu tidak apa-apa," Amara mendekati Daniel yang menyentuh perutnya kesakitan,b pria itu bersandar di dinding.

"Tidak apa, terima kasih Amara." Ucapnya dengan senyuman tipis.

"Om, aku mau bawa Daniel ke ruang perawatan dulu," Katanya yang hendak pergi memapah Daniel, tapi tubuh Jonas langsung meringsek dan meraih lengan Daniel untuk memapahnya.

"Biar aku saja, kamu tunjukkan saja ruanganya." Ucapnya dengan datar.

Amara hanya mengangguk, ia berjalan lebih dulu dengan Jonas memapah Daniel.

"Enak saja mau main peluk-peluk, bisa-bisa aku yang di gorok pak Maher." Gumam Jonas di belakang Amara.

*

*

Jangan lupa LIKE, KOMEN kalian 😘😘😘

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

oh pak maheeerrr😂

2024-05-04

0

Winarsih

Winarsih

nyari visual 😄😄,biar bisa berkhayal,,🤭

2024-03-14

0

Susi Susiyati

Susi Susiyati

bilng aja km cemburu om😁😁😁

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 HF Bab1. Keberangkatan
2 HF Bab 2. Akmal yang galau
3 Aussie
4 Harus terbiasa
5 Perasaan yang tidak akan berhasil
6 Peluk-peluk
7 Kejadian
8 AMA corp
9 Merasa dibohongi
10 Fakta kekecewaan
11 Bertemu
12 Gadis kecil
13 Ingkar janji
14 Menunggu kabar
15 Kejutan dan terkejut
16 Jaga diri baik-baik
17 Kenapa harus dia
18 Rasa kasihan
19 Saat itu kamu bilang
20 Berhenti bekerja
21 Butuh sosok ayah
22 Party Daniel
23 Amara hilang
24 Perasaan tumbuh seiring dengan waktu
25 Pertemuan tak terduga
26 Pantai
27 Luapan perasaan selama ini
28 Buket
29 Pulang
30 Apa aku orang ketiganya
31 Buket bunga
32 Harus memilih
33 Kartu ucapan
34 Skenario Astrid
35 Menyerah
36 Melepaskan
37 Tidak peduli lagi
38 Menunggu
39 Pinggir jalan
40 Kedok kemunafikan
41 Resign
42 Rumah sakit
43 Lebih parah dari sebelumnya
44 Untuk apa datang?
45 Butuh kepastian
46 Berkenalan
47 Pernyataan
48 Jonas hanya pelarian
49 Mau kamu untuk selamanya
50 Will you marry me
51 Merah berenda
52 Dibawah kendaliku
53 Wanita Bar
54 Kedatangan Jonas
55 Meminta Amara
56 Persiapan kedatangan tamu
57 Pengen nikah sekarang
58 Sah
59 Paket bulan madu.
60 Memiliki
61 Anugrah Tuhan
62 Kantor polisi dan Nona
63 Penipuan
64 Kedatangan mantan
65 Galak jadi gila
66 Menggoda
67 Butuh bantuan
68 Hujan badai
69 Rumah sakit
70 Tubuh mu terlalu candu sayang
71 Takdir tak seindah bayangan
72 Canggung
73 I love you more
74 Mengganggu
75 Duda karatan
76 Bergosip tengah malam
77 Kangen Dede bayi
78 Bos waras?
79 Jagung bakar
80 Omes...
81 Rendang
82 Kamar mandi
83 Julid
84 Resep dapat suami tampan
85 Jenis kelamin
86 Masa lalu, bukan masa depan
87 Duka
88 Keadaan Vera
89 Khawatir karena sakit
90 Ayo menikah
91 Kamu akan Mejadi istriku
92 Happy ending Akmal
Episodes

Updated 92 Episodes

1
HF Bab1. Keberangkatan
2
HF Bab 2. Akmal yang galau
3
Aussie
4
Harus terbiasa
5
Perasaan yang tidak akan berhasil
6
Peluk-peluk
7
Kejadian
8
AMA corp
9
Merasa dibohongi
10
Fakta kekecewaan
11
Bertemu
12
Gadis kecil
13
Ingkar janji
14
Menunggu kabar
15
Kejutan dan terkejut
16
Jaga diri baik-baik
17
Kenapa harus dia
18
Rasa kasihan
19
Saat itu kamu bilang
20
Berhenti bekerja
21
Butuh sosok ayah
22
Party Daniel
23
Amara hilang
24
Perasaan tumbuh seiring dengan waktu
25
Pertemuan tak terduga
26
Pantai
27
Luapan perasaan selama ini
28
Buket
29
Pulang
30
Apa aku orang ketiganya
31
Buket bunga
32
Harus memilih
33
Kartu ucapan
34
Skenario Astrid
35
Menyerah
36
Melepaskan
37
Tidak peduli lagi
38
Menunggu
39
Pinggir jalan
40
Kedok kemunafikan
41
Resign
42
Rumah sakit
43
Lebih parah dari sebelumnya
44
Untuk apa datang?
45
Butuh kepastian
46
Berkenalan
47
Pernyataan
48
Jonas hanya pelarian
49
Mau kamu untuk selamanya
50
Will you marry me
51
Merah berenda
52
Dibawah kendaliku
53
Wanita Bar
54
Kedatangan Jonas
55
Meminta Amara
56
Persiapan kedatangan tamu
57
Pengen nikah sekarang
58
Sah
59
Paket bulan madu.
60
Memiliki
61
Anugrah Tuhan
62
Kantor polisi dan Nona
63
Penipuan
64
Kedatangan mantan
65
Galak jadi gila
66
Menggoda
67
Butuh bantuan
68
Hujan badai
69
Rumah sakit
70
Tubuh mu terlalu candu sayang
71
Takdir tak seindah bayangan
72
Canggung
73
I love you more
74
Mengganggu
75
Duda karatan
76
Bergosip tengah malam
77
Kangen Dede bayi
78
Bos waras?
79
Jagung bakar
80
Omes...
81
Rendang
82
Kamar mandi
83
Julid
84
Resep dapat suami tampan
85
Jenis kelamin
86
Masa lalu, bukan masa depan
87
Duka
88
Keadaan Vera
89
Khawatir karena sakit
90
Ayo menikah
91
Kamu akan Mejadi istriku
92
Happy ending Akmal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!