Fakta kekecewaan

Satu bulan kebelakang

Sore itu Akmal yang baru pulang dari luar kota tampak wajah berseri seolah lelah yang sejak dua hari lalu membelenggunya hilang seketika. Bibirnya terus mengulas senyum apalagi saat memasuki rumah.

"Sayang!" Teriaknya memanggil sang istri.

Ia sudah tidak sabar untuk menunggu momen seperti ini, dimana sebuah malam pertama yang dinantikan oleh sepasang pengantin baru. Sudah dua minggu Akmal menikahi wanita pilihannya dan sudah lama mereka menjalin hubungan. Jika Astrid tidak memilih untuk mengejar mimpinya lebih dulu mungkin Akmal sudah menikahi wanita itu sejak lama.

Astrid yang mendengar suara suaminya langsung keluar dari kamar mandi, wanita itu masih menggunakan handuk yang melilit di sebagian tubuhnya.

"Mas sudah pulang?" Tanyanya sedikit terkejut, karena Akmal bilang masih akan pulang besok.

Melihat penampilan istrinya setelah mandi membuat Akmal menelan ludah, kakinya melangkah maju dan kini berdiri didepan istrinya.

"Baru mandi, hm?" Tanyanya dengan tangan menyentuh pipi Astrid yang dingin, kontras dengan tangannya yang terasa panas.

"Hm," Gumam Astrid.

"Pekerjaan ku selesai lebih cepat, jadi aku memutuskan langsung pulang." Katanya menjawab pertanyaan Astrid tadi.

Akmal memajukan wajahnya dan mengecup kening Astrid, membuat hidungnya mencium aroma segar dari wangi tubuh sang istri.

Pulang kerja capek dan stres membuat Akmal begitu senang melihat penampilan Astrid, bak gayung bersambut rasa haus akan penyatuan yang ia inginkan kini ada di depan mata.

"Sudah boleh?" Tanyanya dengan suara serak seperti menahan sesuatu yang begitu berat.

Astrid mengigit bibir bawahnya, dengan kedua tangannya meremat ujung handuk yang dipakai, rasa gugup menyelimuti hatinya, jantungnya berdebar dengan cepat hingga membuat tubuhnya lemas seketika.

Tanpa menunggu lama, Akmal memajukan wajahnya hingga membuat bibirnya menyentuh bibir Astrid yang dingin. Pangutan bibir yang lembut membuat Astrid terlena hingga kelembutan bibir Akmal berubah dalam dan menuntut.

Astrid merasakan seluruh tubuhnya seperti tersengat aliran listrik bertegangan tinggi, hingga dirinya tidak bisa lagi menopang tubuhnya saat Akmal mencumbunya semakin dalam.

Tanganya melingkar pada leher Akmal untuk pegangan, jika tidak ia yakin tubuhnya akan luruh begitu saja.

Enghh

Suara lenguhan kecil terdengar begitu merdu, membuat Akmal semakin terbakar gairah yang selama ini ia pendam. Suasana panas keduanya tanpa sadar membuat Akmal membawa Astrid keatas ranjang hingga kini keduanya sudah sama-sama polos seperti bayi yang baru mandi.

Wajah Astrid tampak tegang, ada ketakutan diwajahnya saat Akmal semakin dalam menyentuh tubuhnya, namun gairah yang di ciptakan membuat Astrid tak berdaya ia juga rindu akan sentuhan sek*sual yang begitu melenakan ini.

Emphh

Desahann kecil lolos dari bibir Astrid sambil memejamkan matanya, dadanya membusung saat kecupan basah itu turun menuju titik pusatnya.

Fyuuhh

Tubuhnya langsung menggeliat tak karuan, wajahnya memerah menahan hasrat yang sudah di ubun-ubun.

Astrid membuka matanya saat merasakan usapan lembut di wajahnya, tatapan matanya fokus pada wajah Akmal yang sudah diliputi gairah.

Mendadak hatinya menciut, wajahnya terlihat panik dengan ketukan besar dalam hatinya.

Melihat reaksi istrinya tentu saja Akmal mengerti, tapi dia tidak tahu alasan yang membuat istrinya memiliki wajah takut seperti itu.

"Aku akan pelan-pelan, mungkin akan sedikit sakit tapi kamu bisa menahannya." lirih Akmal dengan suara serak.

Astrid memejamkan matanya sambil mengigit bibir bawahnya kuat saat merasakan sentuhan benda keras di permukaan miliknya, rasa takut semakin menyergap dalam dirinya kala tahu reaksi Akmal setelah ini.

Dengan rasa takut menyakiti, Akmal hati-hati untuk menusukkan miliknya, ia tidak ingin pengalaman pertamanya membuat kesan buruk untuk istrinya.

Slep

Akmal tertegun, kok lempeng? kenapa tidak ada penghalang saat dirinya masuk? mendongak Akmal menatap wajah Astrid yang sudah bersimbah air mata dengan mata terpejam Isak tangis lalu terdengar.

Demi meyakinkan diri, Akmal kembali menggerakkan pinggulnya maju mundur. lagi-lagi Akmal menelan ludah saat merasakan miliknya lossdoll tanpa penghambat.

Tatapan mata yang tadinya penuh gairah kini berganti dengan kekecewaan, rasa yang menggebu-gebu kini berubah menjadi amarah yang terpendam. Tombak yang tadinya tegak paripurna kini loyo seperti terong rebus, Akmal langsung menarik diri membuat Astrid langsung membuka matanya.

"Mas," Astrid langsung memeluk tubuh suaminya dari belakang saat melihat Akmal hendak pergi, jantung keduanya berpacu begitu cepat antara marah dan ketakutan yang di rasa.

"Maafkan aku Mas." Suara Astrid bergetar dengan hebat, napasnya memburu seorang dadanya terhimpit oleh batu yang begitu besar.

Mendengar itu Akmal mengepalkan kedua tangannya, rasa marah kecewa dan sakit menjadi satu membuat pria itu hanya bisa diam memejamkan matanya dengan rasa kecewa yang ada.

Akmal memejamkan matanya demi mengurai rasa sesak dalam dadanya, bibirnya berkata dengan dingin dan tatapan datarnya.

"Sejak kapan?" tanyanya dengan suara rendah.

Astrid masih terisak, tangannya semakin erat memeluk suaminya dari belakang, tidak peduli jika tubuh keduanya masih polos.

Tidak mendapat jawaban dan justru hanya mendengar Isak tangis membuat Akmal meradang, ingin sekali ia marah dan melampiaskan pada Astrid tapi sayang dia hanya seorang perempuan.

Hingga suara deringan ponsel Astrid membuat perhatian Akmal tertuju, pria itu dengan cepat berdiri membuat Astrid ingin menghalanginya.

"Mas, Jagan Mas!" Katanya sambil ingin merebut ponselnya yang sudah ditangan Akmal.

Astrid menggelengkan kepala dengan cucuran air mata, membuat Akmal menatap tajam kearahnya

Akmal mengangkat panggilan yang terus berdering, namun belum sempat bicara tiba-tiba panggilan itu mati, disusul dengan sebuah notif pesan masuk tanpa nama.

"Kau mau kabur dariku? ohh tidak bisa ja lang, kau masih banyak hutang yang harus kau bayar, jika tidak maka aku akan mengirim video panas kita pada suami kaya mu itu, agar aku bisa mendapatkan uang lebih banyak dari suami mu."

Tak lama satu pesan lagi kembali masuk, kali ini pesan berupa video, Akmal harus menunggu beberapa saat untuk melihat Vidio yang dikirim hingga saat sudah bisa diputar, aura mencekam mengelilingi Akmal yang memiliki wajah merah dan tatapan mata yang begitu tajam menahan amarah.

Astrid semakin terisak melihat perubahan wajah Akmal yang menakutkan, setelah ini ia tidak tahu apa yang akan terjadi.

Napas Akmal memburu dengan tangan mencekram erat ponsel yang di pegang, detik berikutnya ponsel itu ia lempar membuat Astrid menutup wajahnya karena takut jika akan mengenai bagian wajah.

"Mas! tunggu aku bisa jelasin!!" Astrid mengejar Akmal yang masuk kedalam kamar mandi pria itu mengunci pintunya rapat membuat Astrid hanya bisa menangis.

"Buka Mas! aku bisa jelaskan. Maafkan aku Mas!!"

Tubuh Astrid luruh kelantai dengan tangisan pilu, menyesakan tentu saja.

Andai dirinya menerima lamaran Akmal sejak lama?

Andai dirinya tidak mengejar impiannya lebih dulu?

Dan andai saja dirinya bisa menahan hasratnya pada dosen yang menyokong kehidupannya.

Nasib sudah menjadi bubur, kini Astrid baru merasakan penyesalan, ia pikir menikah adalah jalan terbaik untuk menghindari kemarahan Akmal tapi ternyata dia salah.

Prankk!!

Suara benda yang pecah membuat Astrid memeluk tubuhnya yang polos, ia tahu jika saat ini suaminya begitu marah dan kecewa.

"Maafin Astrid mas."

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

sedih tapi ko aku mlh pengen ketawa 😂😭😭

2024-05-04

0

Susi Susiyati

Susi Susiyati

dugaan ku bnerkan udh losdol😁😁🤭🤭🤭
pasti lah kecewa.g mngkin g kecwa.kasian babang akmal

2024-03-02

0

Hera Puspita Sari

Hera Puspita Sari

sudah ku duga kl Astrid sudah tak suci

2024-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 HF Bab1. Keberangkatan
2 HF Bab 2. Akmal yang galau
3 Aussie
4 Harus terbiasa
5 Perasaan yang tidak akan berhasil
6 Peluk-peluk
7 Kejadian
8 AMA corp
9 Merasa dibohongi
10 Fakta kekecewaan
11 Bertemu
12 Gadis kecil
13 Ingkar janji
14 Menunggu kabar
15 Kejutan dan terkejut
16 Jaga diri baik-baik
17 Kenapa harus dia
18 Rasa kasihan
19 Saat itu kamu bilang
20 Berhenti bekerja
21 Butuh sosok ayah
22 Party Daniel
23 Amara hilang
24 Perasaan tumbuh seiring dengan waktu
25 Pertemuan tak terduga
26 Pantai
27 Luapan perasaan selama ini
28 Buket
29 Pulang
30 Apa aku orang ketiganya
31 Buket bunga
32 Harus memilih
33 Kartu ucapan
34 Skenario Astrid
35 Menyerah
36 Melepaskan
37 Tidak peduli lagi
38 Menunggu
39 Pinggir jalan
40 Kedok kemunafikan
41 Resign
42 Rumah sakit
43 Lebih parah dari sebelumnya
44 Untuk apa datang?
45 Butuh kepastian
46 Berkenalan
47 Pernyataan
48 Jonas hanya pelarian
49 Mau kamu untuk selamanya
50 Will you marry me
51 Merah berenda
52 Dibawah kendaliku
53 Wanita Bar
54 Kedatangan Jonas
55 Meminta Amara
56 Persiapan kedatangan tamu
57 Pengen nikah sekarang
58 Sah
59 Paket bulan madu.
60 Memiliki
61 Anugrah Tuhan
62 Kantor polisi dan Nona
63 Penipuan
64 Kedatangan mantan
65 Galak jadi gila
66 Menggoda
67 Butuh bantuan
68 Hujan badai
69 Rumah sakit
70 Tubuh mu terlalu candu sayang
71 Takdir tak seindah bayangan
72 Canggung
73 I love you more
74 Mengganggu
75 Duda karatan
76 Bergosip tengah malam
77 Kangen Dede bayi
78 Bos waras?
79 Jagung bakar
80 Omes...
81 Rendang
82 Kamar mandi
83 Julid
84 Resep dapat suami tampan
85 Jenis kelamin
86 Masa lalu, bukan masa depan
87 Duka
88 Keadaan Vera
89 Khawatir karena sakit
90 Ayo menikah
91 Kamu akan Mejadi istriku
92 Happy ending Akmal
Episodes

Updated 92 Episodes

1
HF Bab1. Keberangkatan
2
HF Bab 2. Akmal yang galau
3
Aussie
4
Harus terbiasa
5
Perasaan yang tidak akan berhasil
6
Peluk-peluk
7
Kejadian
8
AMA corp
9
Merasa dibohongi
10
Fakta kekecewaan
11
Bertemu
12
Gadis kecil
13
Ingkar janji
14
Menunggu kabar
15
Kejutan dan terkejut
16
Jaga diri baik-baik
17
Kenapa harus dia
18
Rasa kasihan
19
Saat itu kamu bilang
20
Berhenti bekerja
21
Butuh sosok ayah
22
Party Daniel
23
Amara hilang
24
Perasaan tumbuh seiring dengan waktu
25
Pertemuan tak terduga
26
Pantai
27
Luapan perasaan selama ini
28
Buket
29
Pulang
30
Apa aku orang ketiganya
31
Buket bunga
32
Harus memilih
33
Kartu ucapan
34
Skenario Astrid
35
Menyerah
36
Melepaskan
37
Tidak peduli lagi
38
Menunggu
39
Pinggir jalan
40
Kedok kemunafikan
41
Resign
42
Rumah sakit
43
Lebih parah dari sebelumnya
44
Untuk apa datang?
45
Butuh kepastian
46
Berkenalan
47
Pernyataan
48
Jonas hanya pelarian
49
Mau kamu untuk selamanya
50
Will you marry me
51
Merah berenda
52
Dibawah kendaliku
53
Wanita Bar
54
Kedatangan Jonas
55
Meminta Amara
56
Persiapan kedatangan tamu
57
Pengen nikah sekarang
58
Sah
59
Paket bulan madu.
60
Memiliki
61
Anugrah Tuhan
62
Kantor polisi dan Nona
63
Penipuan
64
Kedatangan mantan
65
Galak jadi gila
66
Menggoda
67
Butuh bantuan
68
Hujan badai
69
Rumah sakit
70
Tubuh mu terlalu candu sayang
71
Takdir tak seindah bayangan
72
Canggung
73
I love you more
74
Mengganggu
75
Duda karatan
76
Bergosip tengah malam
77
Kangen Dede bayi
78
Bos waras?
79
Jagung bakar
80
Omes...
81
Rendang
82
Kamar mandi
83
Julid
84
Resep dapat suami tampan
85
Jenis kelamin
86
Masa lalu, bukan masa depan
87
Duka
88
Keadaan Vera
89
Khawatir karena sakit
90
Ayo menikah
91
Kamu akan Mejadi istriku
92
Happy ending Akmal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!