ECCEDENTIAST

...“Ku tidak butuh banyak teman. Aku hanya butuh satu orang yang bersedia mengulurkan tangannya padauk  disaat semua orang berusaha membuatku terjatuh.”...

...-Zelia Safa Tsuraya-...

... ...

Safa membolos untuk pertama kalinya, tubuhnya lemas ditambah lagi dengan masalah baru yang kini menghadangnya. Sedari tadi ia beristirahat di UKS, tentunya ia sudah meminta izin kepada dokter yang ada di sana. Dokter itu sempat memeriksanya dan menanyakan apa sebenarnya sakit yang ia alami, ia menceritakannya dengan jujur kepada dokter itu. Sang dokter sempat memarahinya karena ia yang masih nekat bersekolah saat tubuhnya membutuhkan untuk bedrest. Namun bukan Safa namanya jika tidak memiliki banyak alasan.

             Tadi sebelum ke UKS Safa sempat di panggil ke ruang BK karena berita yang menggemparkan itu, akan tetapi setelah ia terbukti tidak bersalah ia dibebaskan dari hukuman. Guru BK bahkan menawarkan untuk membersihkan kembali namanya, namun ia menolaknya karena ia malas jika harus dihadapkan dengan orang-orang yang mudah sekali terbawa arus gelombang kecil seperti itu. Biarlah mereka bertahan dengan opini mereka, karena ia tidak butuh simpati tapi ia hanya butuh orang yang mau percaya padanya. Tapi sayangnya satu-satunya orang yang ia harapkan justru ikut menyalahkannya.

             “Safa, keadaanmu sudah tidak bisa disebut baik-baik saja. Kamu harus rutin melakukan kemoterapi. Kapan jadwal kemo selanjutnya?” Celetuk bu dokter yang tiba-tiba membuka suara. Safa tersadar dari lamunannya dan bergerak bangkit dari brankar, “o iya, hari ini Safa ada jadwal kemo, dok,” ucapnya saat tersadar bahwa ia harus ke rumah sakit hari ini.

             Dokter itu menggeleng mellihat gadis yang bisa-bisanya lupa terhadap jadwal pentingnya itu. “ya sudah, kamu pergilah dulu. Biar nanti ibu yang mengantarkan surat izinmu ke kelas.” Titah dokter itu yang langsung dituruti oleh Safa. ia langsung berpamitan dan beranjak menuju kelasnya untuk mengambil tasnya.

             Kebetulan saat ini jam istirahat, cibiran demi cibiran ia dapatkan dari semua murid di sana. Ia tidak ingin ambil pusing, ia langsung memasuki kelasnya namun sayang ia malah mencium lantai karena kakinya sengaja dijegal seseorang.  Semua orang yang melihat kejadian itu tertawa puas, “aw, sakit ya? Duh kacian udah nggak punya malaikat penolong lagi,” ejek Jasmin yang mencengkram rahangnya.

             Safa benci situasi seperti ini, ia menghempas tangan gadis itu dari wajahnya. Kemudian bangkit untuk mengambil tas yang terletak di atas mejanya. Lagi-lagi mereka berulah, tasnya ternyata di penuhi oleh batu dan sampah. Pantas saja tasnya terasa berat. Gadis itu melempar pandangannya ke seluruh penjuru kelas dan berhenti di satu titik, “bahkan lo sama sekali nggak peduli saat mereka nindas gua kayak gini,” monolognya kecewa. Lantas ia membuang batu-batu dan sampah itu di lantai tanpa peduli lantai itu kotor atau tidak. Ia tersenyum samar, ayolah, kan mereka duluan yang berulah. Selesai denngan aktivitasnya, ia langsung meninggalkan kelas tersebut menuju gerbang sekolah.

             Jihan masih terdiam memikirkan arti tatapan terluka yang di lemparkan oleh gadis itu. Jemarinya saling meremas di bawah meja, fikirannya kembali berkecamuk.

             “Lo tau jawabannya. Jangan mudah percaya dengan sesuatu kecuali lo denger dari sumbernya langsung, bodoh,” celetuk seseorang tepat di belakangnya.

 

...***...

 

             Sama seperti saat sebelumnya, setiap kali ia melakukan kemoterapi ia selalu mengatakan kepada keluarganya bahwa ia akan menginap beberapa hari di panti asuhan. karena proses itu cukup memakan waktu, tentunya ia juga tidak masuk sekolah selama kemo berjalan.  Dan kali ini adalah kemoterapi yang ketiga kalinya bagi Safa.

             “Sudah siap, Safa?” tanya dokter yang akan menanganinya. Safa mengangguk lalu tersenyum membuat dokter yang bernama dokter Ani itu terenyuh. Selama ini setiap ia menagangi kasus yang sama, pasien selalu di temani oleh satu orang kerabat. Namun berbeda dengan gadis ini, ia selalu sendiri seperti tak punya keluarga.

             Dokter itu mengusap kepala gadis itu, “mungkin setelah ini akan berefek ke rambut kamu, nggak papa kan?” tanyanya meminta persetujuan. Safa terdiam sejenak, sejujurnya sedari dulu hal yang paling ia sukai dari tubuhnya adalah rambutnya, namun saat ini rambutnya akan menjadi korban keganasan penyakitnya. “Nggak papa kok, dok, aku siap,” balasnya kemudian. ”Allah, aku tidak berharap banyak dengan ini. Namun aku sangat berharap agar Engkau mau memberiku tenggang waktu sampai saat dimana aku bisa bermanfaat untuk orang-orang yang aku sayangi,” harapnya dalam hati.

             Sementara di sisi lain dua orang lelaki berbeda usia tengah serius membicarakan sesuatu. “Bagaimana, Son? Kau telah mendekati gadis itu?” tanya pria paruh baya itu pada sang anak yang dijawab anggukan olehnya.

             “Terus gimana hasilnya?” tanyanya lagi.

             Sang anak pun akhirnya angkat bicara, “katanya dia bukan kakak kandungnya dan sempat di buang ke panti asuhan. Hanya itu yang aku dapatkan dari gadis itu karna dia nggak suka membahas tentang  dia,” jawabnya seadanya.

Pria paruh baya itu mengangguk, ”pantas saja perlakuan mereka kepada dia sangat berbeda. Bahkan tega menampar dia,” celetuknya mengingat nasip seorang gadis yang sedang mereka  bicarakan.

Lelaki yang notabenya sebagai anak dari lelaki paruh baya itu otomatis terkejut, “maksudnya?” tanyanya meminta penjelasan. Pria pruh baya itu tersenyum samar, “ya, dia  orangnya,” jawabnya santai. Sementara sang anak langsung menggebrak meja dan berjalan meninggalkan ruangan itu dengan penuh emosi.

“jika benar dia adalah kamu, saya tidak akan membiarkan orang itu mendapatkan ketenangan hidup,” gumam pria paruh baya itu entah pada siapa.

 

 

            

            

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!