Hanya Karena Aku Anak Pertama

Hanya Karena Aku Anak Pertama

yang selalu terulang

Pov  Raya

"Brak... " aku membanting pintu dengan kasar. Selalu saja begini, selalu saja seperti ini. Aku lelah aku ingin marah . Aku ingin membanting semua yang ada di hadapanku. Tetapi aku sama sekali tidak berdaya.

Aku ingin mengumpat dengan apa yang baru saja terjadi di tempat kerjaku hari ini.

Lagi, lagi  dan lagi.

Kejadian siang hari di kantin tempat kerja .

"Kakak,.. !"  Mira datang di kantin perusahaan di tempat aku bekerja. Saat itu memang adalah jam istirahat siang. Dan Aku sedang makan siang di kantin itu bersama dengan Kekasihku yang jabatannya lebih tinggi dariku di perusahaan itu .

Di tangan Mira ada satu kotak makan. Jujur saja melihat kedatangannya aku sudah merasa tidak enak dalam hatiku. Seperti akan ada sesuatu yang buruk terjadi

"Ada apa dek?" Aku berusaha untuk bersifat lembut,  walaupun untuk itu aku harus menahan kemarahan yang sampai di ubun-ubun.

"Aku membawakan  makan siang untuk kakak ibu yang menyuruhku ke sini!"  Jawab Mira dengan suara yang lembut. Dia benar-benar seperti seorang adik yang menyayangi kakaknya. Aku berdecih dalam hati. Sandiwara apa lagi yang akan dia mainkan.

Dan apa katanya tadi? Ibu menyuruhnya membawakan Ku makan siang? Wow ... mimpi apa aku semalam? Sesuatu yang tak pernah terjadi seumur hidupku.

Di rumah saja seringkali aku tak pernah mendapatkan makanan yang sama dengannya. Ibu hanya menyediakan nasi dan jika aku ingin makan makanan dengan lauk yang enak, Aku harus membelinya dengan uang yang hasil kerjaku sendiri.

Dan itu sudah berlaku sejak zaman aku masih kecil. Ibu selalu bilang karena aku adalah kakak. Maka aku harus mengalah untuk adik.

"Lihatlah Kak ... Ini enak kan? Aku yang membuatnya tadi, dan ibu menyuruhku mengantarkannya pada Kakak, agar Kakak bisa mencicipinya. Ini hasil karyaku yang terbaik loh kak!" ucap Mira sambil membuka kotak makan itu di meja di hadapanku. Dan memang jika melihat tampilannya, makanan itu terlihat sangat enak, lezat. Dihias sedemikian rupa terlihat sangat cantik.  Walaupun entah rasanya seperti apa.  Karena yang aku tahu, sejak dulu Mira tak pernah bisa memasak. Jangankan memasak,  dia bahkan tak pernah menginjakkan kakinya di dapur.

Aku berusaha untuk tersenyum dan mencoba menahan kemarahan dalam hatiku.  Apalagi ketika dengan tanpa permisi dia sudah duduk di kursi di samping Kekasihku.

"Raya .. Apakah dia adikmu?" tanya Riswan kekasihku itu, ketika Mira sudah duduk di sampingnya. Aku melihat mata Riswan yang menatap penampilan Mira dari atas sampai ke bawah. Mira adikku itu, dia memang sangat cantik,  Kulitnya sawo matang.  Dia pandai berhias dan juga pakaiannya sangat modis bahkan terbilang agak berani.  Sangat berbeda jauh dariku. Orang bilang memang kulitku lebih putih dari Mira. Tapi aku yang tak pernah melakukan perawatan,  tentu saja berbeda dengan Mira yang tiap seminggu sekali pergi ke salon kecantikan.

"Oh maaf Kak. Mira benar-benar tidak tahu tak tadi,  jika Kakak sedang bersama dengan kekasih kakak." ucap Mira sambil menatap ke arah Kekasihku.

"Mira benar-benar minta maaf,  karena Mira terlalu fokus dengan Kak Raya tadi.  Mira terburu-buru takut kalau Kak Raya sudah lapar, sampai Mira tidak sadar jika ada Kak Riswan di sini. Mira benar-benar minta maaf ya Kak ?" ucap Mira dengan nada yang sangat lembut mendayu-dayu sambil menundukkan kepalanya dan terlihat sangat sopan. Aku tahu sekarang. Apa tujuan Mira ke sini.  Dari kesan yang aku lihat, sudah terlihat sangat jelas, bahwa Mira mencoba mencari perhatian dari Kekasihku. Dan malangnya nasibku ternyata kekasihku itu benar-benar tertarik terhadap kehadiran Mira.

"Adikmu betul-betul perhatian Raya,  Kau sangat beruntung memiliki adik yang sangat menyayangimu .!" ucap Riswan tanpa tahu kebenaran yang terjadi setiap hari di antara kami. Kebenaran yang sebenarnya sungguh sangat berbeda dengan apa yang ditampilkan Mira saat ini.

Aku mendengus kesal. Selalu saja seperti itu.  Mira selalu saja berusaha mengambil apa yang aku miliki, Dia benar-benar tidak akan membiarkan aku memiliki apapun. Dia benar-benar tidak akan membiarkan aku bahagia.  Hanya saja yang aku herankan, saat ini adalah,  Bukankah Mira sudah memiliki kekasih? Ya walaupun Arga hanya seorang pengemudi ojek online. Tetapi Arga orang yang sangat Tulus. Dia sangat perhatian dan pengertian terhadap Mira,  Bahkan dia selalu berusaha memberikan apapun yang Mira inginkan,  Walaupun itu harus menghabiskan seluruh bayarannya sebagai pengemudi ojek online.

Lalu sekarang apa dia berusaha untuk menggoda mendekati Mas Riswan.  Apa kurang baginya satu Arga di matanya.  Atau itu memang hanya obsesinya untuk selalu mengambil apa yang sudah aku miliki aku menghela nafas kasar. Saat aku melihat seringaian di bibir Mira.

"Terima kasih sudah mengantar makan siang untuk kakak dek!" ucapku berusaha menahan kekesalan, Ku ulas senyum manis di ujung bibir  merahku.

Apapun keadaan kami. Aku tidak ingin Riswan mengetahui bahwa aku tidak akur dengan  Mira. Karena aku tidak ingin orang luar mengetahui ketidakharmonisan keluarga kami. " tapi ini kakak sudah pesan makanan Dek gimana dong?" Aku berpura-pura merasa tidak enak.

Aku benar-benar tidak Sudi memakan apapun yang berasal dari tangan Mira. Karena aku tidak ingin kejadian yang pernah terjadi terulang kembali.

Hari itu Mira seolah berbuat sangat baik padaku. Dengan memberikan aku bekal makan siangnya. Dan tanpa curiga Sedikitpun aku menerimanya dan memakannya. Tetapi kemudian aku terkena sakit perut dan aku harus bolak-balik ke toilet. Karena ternyata dengan jahilnya dia memberikan obat pencahar di makanan yang diberikannya padaku .

"Gimana kalau adik saja yang makan?  Kita makan bertiga di sini. Mau kan?" ucapku berbasa-basi. Yang aku tahu jawabannya pasti adalah iya. Karena memang itulah niatnya untuk menghampiriku di kantor dengan berpura-pura baik. Sebenarnya hanya ingin mengganggu makan siang kami. Agar dia mendapatkan nilai plus di hadapan Kekasihku.

"Yah gimana dong? Padahal aku sudah susah-susah loh buat ini tadi?"  Mira berpura-pura cemberut. Aku sudah tahu niat awalnya. da6n kali ini aku tidak akan berusaha untuk mencegahnya. Akan kubiarkan saja apa yang ingin jadi kehendaknya.

"Gimana kalau ini buat Mas Riswan saja.?" ucapku menoleh pada Kekasihku.

Dan tanpa aku sangka ternyata Mas Riswan mengiyakannya.

"Wah beneran ini buat saya? Boleh begitu Mira? Kan kamu buat susah-susah buat kakak kamu?" Mas Riswan menerimanya dengan mata berbinar.

Ada kekecewaan dalam hatiku tapi apa boleh buat,  Jika memang Mas Riswan tergoda dengan Mira itu artinya dia memang bukan jodohku.

"Beneran boleh Kak?" Tanya Mira. Sepertinya dia butuh kepastian akan jawabanku.

"Tentu saja boleh.  kenapa tidak? Daripada nanti tidak akan tidak ada yang makan,  bukannya  malah jadi mubazir?" jawabku. Kutatap wajah Mira dengan seulas senyum tipis. Dia sepertinya kecewa dengan tanggapanku, Mungkin tadinya dia berpikir bahwa aku akan mengusirnya, atau mungkin dia tadi berpikir,  bahwa aku akan marah karena dia mencoba mendekati Mas Riswan.

Maaf Mira sudah membuatmu kecewa. Marah karena memperebutkan cowok bukanlah levelku. Karena kalau Mas Riswan memang orang yang tulus mencintaiku. Maka dia tidak akan tergoda hanya oleh Penampilanmu yang  menurutmu berkelas itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!