Selesai menyampaikan niatnya Papi Faisal dan Mami Elina berpamitan pulang dengan perasaan antara lega dan was-was karena Nafisa meminta waktu selama tiga hari baru bisa memberikan jawaban.
Papi Faisal pun menyetujuinya dengan harapan Nafisa menerima pinangannya.
__________
Keesokan hari
Nafis memulai harinya seperti biasa.
Saat tiba di kantor Nafisa sudah di sambut Bu Arum di ruang ganti.
"Selamat pagi, Nafisa," sapa Bu Arum.
"Pagi juga, Bu." Aku membalas sapaan Bu Arum sambil berjalan menuju lemari menaruh tas yang biasa aku gunakan untuk menyimpan ponsel dan dompet. Setelah menaruh tas aku bergegas keluar dari ruang ganti menuju tempat penyimpanan peralatan OB, tapi saat ingin keluar dari pintu ruangan ternyata Bu Arum masih berada di depan pintu. "Nafisa," panggilnya saat aku baru melangkahkan kaki keluar.
"Iya, Bu." Nafisa menoleh ke arah Bu Arum.
"Hari ini kamu bersihkan ruangan Pak Bos dan Pak Gilang ya." Bu Arum memberikan perintah pada Nafisa.
"Baik, Bu," balas Nafisa. Meskipun sebenarnya dia sedikit agak malas jika harus ketemu Bosnya itu, tapi apa boleh buat orang kecil seperti dia harus menutut agar masih bisa bertahan kerja.
Setelah mendapat perintah dari Bu Arum. Nafisa melanjutkan langkahnya menuju ruang pelengkapan OB mengambil senjata alat kebersihan kemudian menuju ke ruang Gilang dan Ghazy.
Nafisa membersihkan ruangan Ghazy terlebih dahulu.
'Nasib jadi orang kecil gini. Andai saja Ayah masih hidup pasti Nafis nggak akan bekerja seperti ini. Nafis akan memilih membantu Ayah mengembangkan usaha kita.'
Nafisa membersihkan ruangan sambil mengoceh sendiri. Selesai membersihkan dan merapikan ruangan Ghazy. Nafisa berpindah ke ruangan Gilang.
Setengah jam berlalu kini Nafisa sudah beres membersihkan kedua ruangan. Selanjutnya dia akan menyiapkan kopi untuk Ghazy dan Gilang.
"Pagi, Naf," sapa Adel.
"Pagi juga, Del," balas Nafisa.
"Naf, sorry ya tadi aku nggak bisa jemput kamu biasa motor aku minta ke dokter," ujar Adel.
"Iya, nggak apa, Del. Selow aja," balas Nafisa.
"Bye, Naf." Adel keluar dari pantry setelah mengambil segelas kopi.
"Naf, kopi saya mana?" tanya Gilang.
"Baru saja ingin Nafis anterin ke ruangan. Eh ... Orangnya sudah nongol. Pak Gilang sekalian nitip kopi Pak Ghazy ya." Nafisa memberikan dua gelas kopi pada Gilang.
"Memangnya, kamu mau kemana, Naf?" tanya Gilang.
"Masih ada kerjaan, Pak. Nitip ya, Pak. Terima kasih, Pak Gilang yang baik hati." Setelah menitipkan kopi buat Ghazy. Nafisa melangkahkan kaki keluar dari pantry meninggalkan Gilang.
Gilang hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap Nafisa. 'Selama kerja baru ini pertama kalinya Gilang menemukan OB seperti Nafisa.'
_______
Di tempat lain
"Bi," panggil Nyonya Rena.
"Iya, Nyonya." Bu Anjani menoleh ke arah majikannya.
"Dari tadi saya perhatikan sepertinya Bibi melamun terus. Kenapa, ada masalah?" tanya Nyonya Rena.
"Tidak, Nyonya," jawab Bu Anjani dengan tersenyum tipis.
"Bi, jika Bibi punya masalah cerita saja nggak apa-apa, barang kali saya bisa bantu," ucap Nyonya Rena.
Bu Anjani terdiam. Dia bingung antara cerita atau enggak.
"Bi, kenapa malah melamun?" Nyonya Rena menepuk bahu Bi Anjani.
"Ah ... iya, Nyonya," balas Bi Anjani.
"Bi-bi. Oh, iya, Bi apa Faisal jadi kerumah, bibi?" tanya Nyonya Rena.
"Iya, Nyonya," jawab Bi Anjani.
"Lalu bagaimana?" Nyonya Rena yang penasaran.
"Nafisa meminta waktu tiga hari untuk memikirkan semuanya," jelas Bi Anjani.
"Mudah-mudahan Nafisa bersedia menjadi pendamping hidup Putra Elina. Sebenarnya Putra Faisal itu baik, Bi. Hanya saja dia kurang perhatian dari kedua orangtuanya sehingga membuatnya seperti sekarang bergaul dengan bebas. Saya juga berharap semoga dengan adanya Nafis di sampingnya bisa mengubah kebiasaan Putranya." Nyonya Rena menceritakan sedikit tentang Putra Faisal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Aira Azzahra Humaira
lanjut
2024-09-24
1
Wida Listiani
lanjutt
2023-10-30
1