Eps 3 Ingat sesuatu

 "Naf, makan siang bareng yuk!" ajak Adel karena jam istirahat sudah tiba.

 Nafisa mengangguk kemudian mereka makan siang bersama di kantin kantor.

  "Gimana tadi membersihkan ruangan pak Bos?" tanya Adel yang penasaran karena selama dia kerja sama sekali belum pernah masuk ruangan Pak Bos.

  "Ya gitu deh," jawab Nafisa.

  "Nafisa," panggil Gilang saat tiba di kantin.

  "Pak Gilang," balas Nafisa.

  "Boleh gabung nggak, Naf semua meja penuh," ucap Gilang.

  "Boleh, Pak." Bukan Nafisa yang menjawab melainkan Adel.

 "Terima kasih." Setelah mendapat persetujuan Gilang duduk samping Nafisa.

 "Oh, iya, Naf ngomong-ngomong alumni, kamu nggak pernah buat acara reuni?" tanya Gilang.

  "Kalau jadi sih bulan depan katanya mau ada reuni, Pak," jawab Nafisa.

 "Angkatan Pak Gilang tahun lalu buat acara di restoran FZ ya?" tanya Adel.

  "Iya, Del. Kok kamu tahu, Del?" Gilang balik bertanya.

  "Kan sepupu Adel seangkatan dengan Pak Gilang," jawab Adel.

  "Oh, pantas."

  "Pak Gilang kok sendirian, Pak Ghazy nya mana?" tanya Adel.

  "Dia ada di ruangannya lagi makan siang dengan bebeb tercinta," jawab Gilang.

 "Oh. Kalau, Pak Gilang sudah punya pacar belum?" tanya Adel.

 Mendengar pertanyaan Adel membuat Gilang tersedak saat makan.

 "Pak Gilang nggak apa-apa?" tanya Nafisa sambil memberikan segelas minum.

  "Makasih, Naf." Gilang mengambil minum yang di berikan Nafisa.

  "Maaf, Pak," ucap Adel.

 "Enggak apa," balas Gilang. Kemudian mereka melanjutkan makannya hingga habis tak bersisa.

  "Nafisa, Adel, Saya duluan ya," ucap Gilang pamit pada kedua adek kelasnya.

  "Iya, Pak," balas Adel dan Nafisa bersama.

 "Gue bayar dulu ya, Del," ucap Nafisa.

  "Iya, Naf," balas Adel.

Nafisa berjalan menuju kasir membayar makanannya dan Adel.

  "Bu, Nafis sudah," ujar Nafisa.

  "Iya, Mba Nafis," balas Bu Kantin.

  "Jadi berapa, Bu?" tanya Nafisa.

  "Sudah di bayar, Mba," jawab Bu Kantin.

  "Siapa yang bayar, Bu? Nafis baru kesini."

   "Pak Gilang yang bayarin, Mba," jawab Bu Kantin.

 "Oh, baiklah kalau begitu, makasih ya, Bu," ujar Nafisa.

  "Iya, Mba Nafis," balas Bu Kantin.

Nafisa kembali ke mejanya menghampiri Adel.

  "Sudah, Naf?" tanya Adel saat melihat Nafisa kembali.

  Nafis hanya membalas dengan anggukan kepala.

"Nih, uang kamu tadi makanannya sudah di bayar Pak Gilang." Nafisa memberikan selembar uang berwarna biru pada Adel.

  "Alhamdulillah, rezeki. Uang gue jadi utuh hari ini." Adel mencium uangnya yang tak berubah warna.

 "Dasar, lu."

Jam istirahat selesai Nafisa dan Adel mulai melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda karena jam istirahat.

***

Di tempat lain

 "Lu, tadi makan dimana, Lang?" tanya Ghazy saat Gilang masuk ke dalam ruangannya.

  "Di kantin bareng Nafisa," jawab Gilang. Meskipun dia orang atasan, tapi Gilang tak pernah malu untuk makan di kantin bersama para karyawan lainnya, justru dia senang bisa membaur bersama yang lain karena pada hakikatnya semua manusia itu sama di mata Allah.

 "Lu, naksir sama tuh cewek?" selidik Ghazy, tapi tatapannya fokus pada layar laptop di depannya.

  "Enggak juga sih, tapi gue tuh salut banget sama dia, Gha," jawab Gilang.

  "Salut kok sama OB aneh, Lu," ujar Ghazy.

 "Dia memang OB, tapi jangan salah dia itu anaknya jenius. Dulu saat sekolah dia itu juara kelas, setiap ada perlombaan sekolah dia ikut dan sering juara membawa nama baik sekolah, hanya saja nasibnya yang tak seberuntung orang-orang. Karena dengan keadaan keluarga yang serba pas-pasan membuat Nafisa harus menghentikan pendidikannya sampai SMA saja. Dia itu saat masih duduk di bangku sekolah suka membantu orangtuanya berjualan nasi goreng di trotoar yang tak jauh dari alun-alun kota." Gilang menceritakan tentang Nafisa.

  "Hebat juga ternyata tuh, OB. Apa sekarang dia sudah tak jualan lagi?" tanya Ghazy.

  "Tidak, semenjak Ayahnya meninggal karena kecelakaan ibu Nafisa memilih bekerja di rumah orang sebagai asisten rumah tangga," jawab Gilang.

  "Kasihan sekali."

 "Iya, tega sekali itu yang nabrak karena pergi begitu saja tanpa melihat keadaan si korban," ucap Gilang.

 "Apa dia korban tabrak lari?" tanya Ghazy.

 "Kata Nafis sih, orang tersebut tanggung jawab mengantarkan ayah Nafis ke rumah sakit, tapi si penabrak hanya memberikan kartu ATM kemudian pergi begitu saja tanpa melihat kembali keadaan korban," jelas Gilang.

 Deg

 Mendengar penuturan Gilang. Jantung Ghazy langsung berdetak cepat, dia teringat kejadian beberapa tahun yang lalu. 'Itu nggak mungkin,' batin Ghazy.

 "Lu, kenapa, Zy muka lu kok pucet gitu?" tanya Gilang yang bingung dengan perubahan wajah Ghazy yang tiba-tiba pucet.

 "Enggak apa mungkin gue kecapean," jawab Ghazy.

 "Lu sih kalau malam pacaran terus," ujar Gilang.

 "Lu juga sama," balas Ghazy.

"Dah, sana lu kembali ke ruangan." Ghazy mengusir Gilang agar pergi dari ruangannya..

 "Iya-iya, orang aneh banget sih," keluh Gilang. kemudian bergegas keluar dari ruangan Ghazy sebelum mendapatkan serangan pulpen melayang.

'Kira-kira tadi Ghazy kenapa ya.' Gilang berfikir sambil berjalan menuju ruangannya.

Episodes
1 Eps 1 Kecelakaan
2 Eps 2
3 Eps 3 Ingat sesuatu
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6 Rencana
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10 Panggilan Kakak
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14 Berkunjung
15 Eps 15
16 Eps 16 Keputusan
17 Eps 17 OB
18 Eps 18 Manikah
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22 Panggilan baru
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25 Jatuh
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28 Hukuman
29 Eps 29 Hukuman di mulai
30 Eps 30
31 Eps 31 Keluar KK
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Part 34
35 Eps 35 Mengundurkan diri
36 Eps 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Eps 39
40 Eps 40 Somay
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43 Istri rasa pacar
44 Eps 44 si pengganggu
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47 Pertama kali
48 Eps 48 Keberangkatan Ghazy
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51 Cerita Nafisa
52 Eps 52
53 Eps 53 Kunjungan dadakan
54 Eps 54
55 Eps 55 Tkp
56 Eps 56 Titik terang
57 Eps 57 Lajut Misi
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61 Laporan
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Part 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68 Merayu
69 Eps 69 Minta maaf
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72 Keberangkatan Ghazy
73 Eps 73 Kejujuran Ghazy
74 Eps 74 Bukti
75 Part 75
76 Eps 76 Nasehat Aidan
77 Eps 77 Selamat
78 Eps 78 Pejuang Cinta
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82 Janji
83 Eps 83 Trio wek-wek
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 87 Mulai bersih-bersih
87 Eps 87 Sesuai dugaan
88 Part 88
89 Eps 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Eps 1 Kecelakaan
2
Eps 2
3
Eps 3 Ingat sesuatu
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6 Rencana
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10 Panggilan Kakak
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14 Berkunjung
15
Eps 15
16
Eps 16 Keputusan
17
Eps 17 OB
18
Eps 18 Manikah
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22 Panggilan baru
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25 Jatuh
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28 Hukuman
29
Eps 29 Hukuman di mulai
30
Eps 30
31
Eps 31 Keluar KK
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Part 34
35
Eps 35 Mengundurkan diri
36
Eps 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Eps 39
40
Eps 40 Somay
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43 Istri rasa pacar
44
Eps 44 si pengganggu
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47 Pertama kali
48
Eps 48 Keberangkatan Ghazy
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51 Cerita Nafisa
52
Eps 52
53
Eps 53 Kunjungan dadakan
54
Eps 54
55
Eps 55 Tkp
56
Eps 56 Titik terang
57
Eps 57 Lajut Misi
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61 Laporan
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Part 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68 Merayu
69
Eps 69 Minta maaf
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72 Keberangkatan Ghazy
73
Eps 73 Kejujuran Ghazy
74
Eps 74 Bukti
75
Part 75
76
Eps 76 Nasehat Aidan
77
Eps 77 Selamat
78
Eps 78 Pejuang Cinta
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82 Janji
83
Eps 83 Trio wek-wek
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 87 Mulai bersih-bersih
87
Eps 87 Sesuai dugaan
88
Part 88
89
Eps 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!