Setelah semua beres Bu Anjani dan Nafisa terpaksa harus menginap di rumah Nyonya Rena karena waktu sudah larut malam.
"Ibu kenapa sih dari tadi sepertinya gelisah gitu. Apa ada yang ibu pikirkan, cerita sama Nafis." Nafisa meminta Ibunya agar bercerita padanya jika memiliki masalah karena sejak tadi hingga kini mereka sudah berada di atas kasur Ibunya diam saja, terlihat dari wajahnya juga menyimpan sesuatu yang begitu membuatnya gelisah.
"Bolehkah ibu berbicara padamu, Nak?" tanya Bu Anjani sebelum bercerita pada putrinya tentang kegelisahannya.
"Tentu," jawab Nafisa.
"Nak, tadi ada sodara Pak Indra yang menemui Ibu dan berbicara pada Ibu. Beliau ingin meminang mu, Nak." Bu Anjani berkata dengan sangat hati-hati, pelan-pelan tapi pasti.
"Apa, Bu?" Nafisa yang begitu terkejut saat mendengar cerita Ibunya.
"Kamu pasti kaget ya, Ibu juga sama terkejutnya. Beliau menunggu jawaban dari Ibu, tapi Ibu belum menjawabnya karena semua itu hanya kamu yang bisa memberikan keputusan. Besok dia akan berkunjung ke rumah kita. Ibu pasrahkan semuanya padamu, Nak. Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mu," ujar Bu Anjani.
"Apa Ibu mengenal mereka?" tanya Nafisa.
"Tidak," jawab Bu Anjani.
"Kita aja tidak saling kenal, kenapa tiba-tiba ingin meminang Nafis?" Nafisa merasa heran
"Katanya tadi beliau melihatmu saat menyajikan minuman dan makanan di depan," jawab Bu Anjani.
"Namun, mereka kan belum mengenal Nafisa, Bu. Apa mereka punya niat yang tidak baik." Nafisa jadi berpikir yang tidak-tidak.
"Hust ... jangan su'udzon," ucap Bu Anjani.
"Astaghfirullah maafkan Nafis, Ya Allah."
"Sudahlah, kita liat saja besok. Sekarang istirahat dulu," ucap Bu Anjani.
"Iya, Bu." Setelah mendengar perintah dari Ibunya Nafisa memejamkan mata tak butuh waktu lama ia pun terlelap dalam tidurnya.
*
*
*
Di tempat lain
"Pi, maksud Papi apa sih ingin meminang anak art Rena?" Mami Elina yang masih bertanya-tanya tentang ucapan suaminya saat di rumah Indra.
"Mi, bukankah Papi pernah bilang jika Papi akan menikahkan Ghazy." Papi Faisal mencoba mengingatkan kembali ucapannya beberapa hari yang lalu.
"Iya, lalu apa hubungannya dengan anak art itu?" tanya Mami Elina yang masih merasa bingung.
"Begini, Mi. Entah kenapa tadi saat Papi melihat anak Bu Anjani. Papi itu merasa jika anak itu bisa membantu kita merubah kebiasaan Ghazy. Feeling Papi itu kuat sekali, Mi." Papi Faisal menjelaskan alasannya ingin meminang anak Bu Anjani.
"Namun, kita kan belum kenal mereka, Pi. Asal usul, bibit bobot mereka," ujar Mami Elina.
"Mi, Indra dan Rena tidak akan memperkerjakan seseorang jika orang tersebut tidak baik. Kamu kan tahu Mereka berdua seperti apa. Jadi Papi yakin anak Bu Anjani pasti cocok untuk Ghazy," balas Papi Faisal.
"Iya juga sih, lalu bagaimana kita bilang ke Ghazy?"
"Papi yang akan urus itu," balas Papi Faisal.
"Baiklah, Mami ikut saja." Mami Elina pasrah mengikuti keinginan suaminya. Beliau yakin jika apa yang di lakukan suaminya pasti yang terbaik untuk putranya.
"Mami besok siapkan semuanya ya, dari perhiasan dan jangan lupa bawa beberapa bingkisan." Papi Faisal menyuruh istrinya agar mempersiapkan segala sesuatu yang akan mereka bawa ke rumah Bu Anjani. Karena nggak mungkin mereka bertamu dengan tangan kosong.
"Siap, Pak Bos," balas Mami Elina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Wida Listiani
lanjutt
2023-10-24
1