Eps 19

 Satu jam perjalanan kini Ghazy dan Nafisa tiba di rumah sakit.

 "Pak, Nafis malu," ucap Nafisa.

 "Kamu tutupin saja tuh muka dengan plastik," balas Ghazy.

 "Astaghfirullah, tega sekali si Pak Bos," ucap Nafisa.

 "Lha kan tadi, kamu bilang malu," balas Ghazy.

 "Iya, tapi kan nggak gitu juga kali, Pak." Nafisa jadi badmood.

 "Eh, tunggu jangan turun dulu Mami telpon." Ghazy menahan Nafisa agar tidak keluar mobil terlebih dahulu.

  "Assalamualaikum, Mi," ucap Ghazy saat sambungan telepon terhubung.

 " ..... "

 "Ghazy sudah tiba di parkiran rumah sakit," jawab Ghazy.

 " ....."

 "Iya, Mi," balas Ghazy kemudian menutup sambungan teleponnya.

 "Kenapa, Pak?" tanya Nafis.

 "Kita di suruh segera masuk karena penghulu sudah tiba," jawab Ghazy.

Mereka bergegas keluar mobil melangkah menuju ruangan Papi Faisal. Sepanjang jalan menuju ruangan Nafisa terus saja menundukkan kepalanya.

  "Assalamualaikum," ucap Nafisa dan Ghazy di depan pintu.

 "Wa'alaikumussalam," balas semua yang ada di dalam ruangan.

 "Masya'Allah cantiknya anak Ibu," ucap Bu Anjani saat melihat putrinya masuk kedalam.

  "Ibu." Nafisa jadi tersipu malu.

 "Bisa kita mulai sekarang?" tanya penghulu.

 "Iya, Pak," jawab Mami Elina. Karena semua sudah siap. Pengantin ada, para saksi juga ada. Di karenakan orang tua Nafisa sudah tiada jadi di walikan hakim.

  "Sudah siap, Nak Ghazy?" tanya Penghulu.

 "Sebentar, Pak. Apa saya bisa lihat dulu nama calon istri saya." Sebelum mengucap ijab kabul Ghazy meminta ijin untuk melihat nama Nafisa dan orang tuanya terlebih dahulu karena Ghazy belum mengetahui nama lengkap serta wali Nafisa.

 "Boleh." Penghulu memberikan selembar kertas yang ada tulisan nama Nafisa serta walinya.

 Penghulu sudah mengetahui semuanya dari Mama Elina jadi beliau tidak banyak bertanya.

 "Ini, Pak." Ghazy mengembalikan lembaran kertas tersebut pada penghulu.

 "Sudah siap, Nak Ghazy?" Penghulu bertanya kembali setelah Ghazy menghafal nama Nafisa dan Ayahnya.

 "Insya'Allah," jawab Ghazy.

 "Baiklah, saya mulai ya." Penghulu dan Ghazy berjabat tangan kemudian penghulu mulai membacakan khutbah nikah.

 'Ya Allah, inikah takdir yang Engkau janjikan padaku. Menikah tanpa cinta, membina rumah tangga dengan seseorang yang baru ku jumpai. Ya Allah, bagaimana aku harus menjalani semua ini. Hamba pasrahkan semuanya pada-Mu, hamba mohon tuntun hamba untuk menjalani kehidupan yang akan datang,' batin Nafisa.

 "Sah," ucap semua saksi.

Entah harus bahagia atau sedih, tapi ada kelegaan dalam hati keduanya.

  "Silakan di cium tangan suaminya," ucap penghulu.

 Nafisa pun mengulurkan tangannya menyalami Ghazy.

 "Cium kening istrinya," ujar penghulu lagi.

Dengan gugup Ghazy melakukan sesuai ucapan penghulu. Kemudian melanjutkan sesi selanjutnya sesuai arahan penghulu. Setelah semua selesai penghulu berpamitan pulang serta para saksi dan dokter yang menjadi saksi pun kembali tugas.

  Setelah semua pergi Ghazy dan Nafisa menghampiri Papi Faisal menyalami tangan beliau.

 "Terima kasih ya, Nak Nafis," ucap Papi Faisal.

 "Sama-sama, Pak," balas Nafisa dengan tersenyum kecil meskipun dalam hatinya menangis. Kemudian Nafisa dan Ghazy berganti menghampiri Mami Elina dan Bu Anjani yang duduk di sofa.

 "Selamat ya, Nak." Mami Elina memeluk Nafisa.

 "Terima kasih, Nyonya," balas Nafisa.

 "Eh ... Kamu kan sudah menjadi menantu saya jadi panggil saya Mami," ucap Mami Elina.

 "Baik, Nyonya. Eh ... Mami," balas Nafisa.

 "Mi, Ghazy harus pergi sekarang karena ada meeting dengan klien," ucap Ghazy.

 "Tidak bisa, kamu harus mengantarkan Nafisa pulang terlebih dahulu!" Mami Elina tidak mengizinkan Ghazy pergi.

  "Mi." Ghazy memohon agar Maminya mengizinkannya pergi.

 "Tidak perlu memasang wajah seperti itu. Mami nggak akan kasihan. Sana pulang dengan Nafisa supaya dia ganti pakaian," ujar Mami Elina.

 "Baiklah." Lagi-lagi Ghazy harus pasrah dengan keadaan.

 "Bu, jika Nak Ghazy tidak bisa mengantarkan Nafis pulang tak apa, biar Nafisa pulang dengan saya," sahut Bu Anjani.

  "Jangan, Bu. Biarkan Nafis di antara Ghazy. Mereka kan kini sudah sah menjadi suami istri jadi sudah tanggung jawab Ghazy sebagai suami mengantarkan istrinya," balas Mami Elina sambil mengedipkan sebelah matanya sebagai isyarat.

 "Iya, Bu." Bu Anjani yang mengerti isyarat Mami Elina, ia pun mendukung Ghazy mengantarkan Nafisa ke rumah.

 "Ghazy pulang dulu," pamit Ghazy pada Mami, Bu Anjani dan Papi Paisal ikuti Nafisa dari belakang.

 "Assalamualaikum," ucap Nafisa sebelum melangkah keluar ruangan.

 "Wa'alaikumussalam," balas semua.

"Jika, Bapak ingin ke kantor silakan! Nafis bisa pulang menggunakan taksi," ucap Nafisa saat perjalanan menuju parkiran mobil.

  "Saya nggak mungkin pergi ke kantor dengan berpakaian seperti ini," balas Ghazy sambil melihat dirinya yang berpakaian pengantin berwarna putih.

Nafisa hanya menanggapinya dengan senyuman kecil.

  "Masuk!" Ghazy menyuruh Nafis agar segera masuk kedalam mobil.

 "Pak, apa sekarang saya harus ikut dengan, Bapak, tapi kalau saya tinggal bersama Pak Ghazy bagaimana dengan nasib Ibu saya. Nafis tidak tega ninggalin Ibu sendirian di rumah," ucap Nafisa.

 "Itu bisa di bahas nanti,' balas Ghazy.

 Tak terasa kini mereka tiba di rumah Nafisa.

"Masuk, Pak!" Nafisa mempersilakan Ghazy masuk kedalam.

Ghazy pun mengikuti langkah Nafisa masuk ke dalam rumah.

 "Pak, Saya ke kamar dulu ya," ucap Nafisa sambil melangkahkan kakinya menuju kamar.

 "Bapak ngapain ngikutin saya?" tanya Nafisa saat melihat Ghazy mengikutinya dari belakang.

 "Ya kan saya suami kamu. Terserah saya dong," jawab Ghazy.

 "Iya, deh."

Sesampainya di kamar Nafisa membuka pintu masuk kedalam.

 "Ini kamar, Kamu?" tanya Ghazy.

 "Iya, Pak. Kenapa? Bapak tidak biasa ya tidur di kamar kecil seperti tempat saya ini," jawab Nafisa.

 "Tidak, bukan seperti itu. Maksud saya __." Ghazy harus menahan ucapannya karena Nafisa lebih dulu menyahutnya.

 "Enggak apa kok, Pak. Memang beginilah keadaan saya. Maklum saja saya kan bukan terlahir dari keluarga kaya seperti Bapak. Saya hanya OB dan Ibu hanya seorang art memiliki gubuk seperti ini pun saya sudah bersyukur," ujar Nafisa.

 "Jika Bapak tidak berkenan, Bapak boleh pergi. Nafis bisa sendiri," lanjutnya.

  "Saya keluar dulu," ujar Ghazy. Dia nggak tahu harus berkata apalagi dari pada salah mengucap lebih baik dia keluar dari kamar Nafisa.

 Nafis membalasnya dengan anggukan kepala.

Setelah kepergian Ghazy. Nafis duduk di pinggir kasur, mengambil bingkai foto yang berada di meja samping ranjang . 'Ayah, hari ini Nafisa menikah. Apa, Ayah melihatnya?' Nafis berkata sambil memandangi foto mendiang Ayahnya.

Terpopuler

Comments

Miranti Ranti

Miranti Ranti

kk upnya jgn lma2

2023-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 Kecelakaan
2 Eps 2
3 Eps 3 Ingat sesuatu
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6 Rencana
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10 Panggilan Kakak
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14 Berkunjung
15 Eps 15
16 Eps 16 Keputusan
17 Eps 17 OB
18 Eps 18 Manikah
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22 Panggilan baru
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25 Jatuh
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28 Hukuman
29 Eps 29 Hukuman di mulai
30 Eps 30
31 Eps 31 Keluar KK
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Part 34
35 Eps 35 Mengundurkan diri
36 Eps 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Eps 39
40 Eps 40 Somay
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43 Istri rasa pacar
44 Eps 44 si pengganggu
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47 Pertama kali
48 Eps 48 Keberangkatan Ghazy
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51 Cerita Nafisa
52 Eps 52
53 Eps 53 Kunjungan dadakan
54 Eps 54
55 Eps 55 Tkp
56 Eps 56 Titik terang
57 Eps 57 Lajut Misi
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61 Laporan
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Part 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68 Merayu
69 Eps 69 Minta maaf
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72 Keberangkatan Ghazy
73 Eps 73 Kejujuran Ghazy
74 Eps 74 Bukti
75 Part 75
76 Eps 76 Nasehat Aidan
77 Eps 77 Selamat
78 Eps 78 Pejuang Cinta
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82 Janji
83 Eps 83 Trio wek-wek
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 87 Mulai bersih-bersih
87 Eps 87 Sesuai dugaan
88 Part 88
89 Eps 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Eps 1 Kecelakaan
2
Eps 2
3
Eps 3 Ingat sesuatu
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6 Rencana
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10 Panggilan Kakak
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14 Berkunjung
15
Eps 15
16
Eps 16 Keputusan
17
Eps 17 OB
18
Eps 18 Manikah
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22 Panggilan baru
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25 Jatuh
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28 Hukuman
29
Eps 29 Hukuman di mulai
30
Eps 30
31
Eps 31 Keluar KK
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Part 34
35
Eps 35 Mengundurkan diri
36
Eps 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Eps 39
40
Eps 40 Somay
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43 Istri rasa pacar
44
Eps 44 si pengganggu
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47 Pertama kali
48
Eps 48 Keberangkatan Ghazy
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51 Cerita Nafisa
52
Eps 52
53
Eps 53 Kunjungan dadakan
54
Eps 54
55
Eps 55 Tkp
56
Eps 56 Titik terang
57
Eps 57 Lajut Misi
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61 Laporan
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Part 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68 Merayu
69
Eps 69 Minta maaf
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72 Keberangkatan Ghazy
73
Eps 73 Kejujuran Ghazy
74
Eps 74 Bukti
75
Part 75
76
Eps 76 Nasehat Aidan
77
Eps 77 Selamat
78
Eps 78 Pejuang Cinta
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82 Janji
83
Eps 83 Trio wek-wek
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 87 Mulai bersih-bersih
87
Eps 87 Sesuai dugaan
88
Part 88
89
Eps 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!