Seperti biasa selesai bekerja Ghazy tak pernah pulang ke rumah melainkan ke apartemen tempat dimana dia beristirahat di tengah lelah melanda.
'Gimana, gue bilang ke Azkia. Dia mau nggak ya kalau gue ajak ke rumah bertemu Mami dan Papi.' Ghazy memikirkan rencana dari Gilang.
Tepat pukul tujuh malam Ghazy mengajak Azkia berkunjung ke rumahnya setelah bernegosiasi ini itu akhirnya Azkia mau mengikuti saran Ghazy.
Setibanya di rumah Ghazy mengajak Azkia masuk ke dalam kebetulan Mami Elina dan Papi Faisal ada di ruang tamu sedang mengobrol santai.
"Eh, ada tamu. Mari silakan masuk!" Mami Elina mempersilakan tamunya masuk.
"Selamat malam, Om, Tante," sapa Azkia.
"Malam juga. Silakan, duduk!" Mami mempersilakan tamunya duduk bergabung.
"Azkia kegiatannya apa?" tanya Mami Elina.
"Kuliah, Tan," jawab Azkia.
"Kuliah dimana?"
"Di kampus U."
"Selain kuliah, Kia itu seorang model, Mu." Kini Ghazy ikut angkat bicara.
"Oh, pantas saja cantik dan modis," ucap Mami Elina.
"Dimana rumah, kamu?" tanya Papi Faisal.
"Di komplek perumahan X," jawab Azkia.
"Oh, iya-iya." Papi Faisal mengangguk tanda mengerti.
"Mi, Pi. Ghazy ingin minta restu pada Mami dan Papi," ucap Ghazy.
"Kalian itukan masih muda fokus saja dulu kuliah, perjalanan kalian masih panjang," balas Papi Faisal.
"Mami setuju dengan Papi," sambung Mami Elina.
"Iya, Om, Tante. Kia juga masih ingin mengejar impian Kia menjadi model terkenal," ucap Azkia.
"Mudah-mudahan impian, Nak Kia bisa terwujud," balas Mami Elina.
"Amin."
Setelah berbincang-bincang karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Azkia pun berpamitan pulang di antar Ghazy.
"Memangnya kamu tidak ingin menikah denganku?" tanya Ghazy saya dalam perjalanan menuju ke rumah Azkia.
"Bukan tidak ingin menikah denganmu, tapi untuk saat ini aku masih ingin mengejar mimpi ku," jelas Azkia.
"Lalu sampai kapan, kamu akan siap?" Ghazy menegaskan pada Azkia.
"Nanti setelah aku berhasil mendapatkan apa yang aku impikan," jawab Azkia.
"Kalau begitu jangan pernah salahkan aku jika suatu hari nanti aku bersanding dengan yang lain," ucap Ghazy.
"Kamu bicara apa sih, sayang. Jangan bercanda deh," balas Azkia dengan tersenyum kecil.
"Kita itu sudah pacaran tiga tahun, Ki. Lalu berapa lama lagi aku harus menunggu mu?" Ghazy merasa kecewa dengan keputusan Azkia yang ternyata di luar prediksi nya. Ghazy menepikan mobilnya karena membicarakan hal yang sensitif akan sangat beresiko jika sambil menyetir mobil.
"Sayang, bukankah orang tuamu juga menyuruh kita agar fokus pada pendidikan terlebih dahulu," jelas Azkia.
"Iya, tapi kan pendidikan dan karir masih bisa kita lakukan setelah menikah," ujar Ghazy.
"Maaf, sayang. Jika aku menikah terlalu muda maka karirku akan hancur, nggak akan ada lagi yang mau kerjasama denganku. Aku nggak mau itu terjadi karena untuk sampai di titik ini itu tidaklah mudah," balas Azkia.
"Baiklah kalau memang itu keputusanmu." Ghazy menyalakan mobilnya kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah kekasihnya.
Sekitar tiga puluh menit mereka tiba di kediaman Azkia. Ghazy menghentikan mobilnya di depan gerbang.
"Kamu mau mampir dulu?" tanya Azkia.
"Kapan-kapan saja," jawab Ghazy.
"Baiklah, terima kasih, beb. Muach." Azkia mencium pipi Ghazy sebelum dia turun dari mobil.
Setelah Azkia turun dari mobil. Ghazy langsung tancap gas menuju tempat tongkrongan bersama para sahabatnya.
"Kenapa muka, Lu?" tanya Gilang saat melihat Ghazy datang dengan wajah yang kusut..
"Sudahlah jangan banyak tanya, mana rokok?" Ghazy meminta rokok pada Gilang.
"Tenang, bro. Nih." Gilang hanya memberi satu batang.
"Satu doang?" tanya Ghazy.
"Lagi kanker, Gha," jawab Gilang.
"Yang lain pada kemana?"
"Biasalah, lu kayak nggak tahu mereka saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Fitrian Delli
jgn byk iklan sampe 20m enggak seru lo
2024-03-24
0