Malam hari
Sesuai dengan janjinya pada Mami dan Papi. Kini Ghazy sudah rapi bersiap untuk berangkat.
"Ghazy bawa mobil sendiri saja," ucap Ghazy.
"Baiklah, tapi awas jika, kamu kabur," balas Papi Faisal.
______
Di tempat lain
"Bi, apa semua sudah siap?" tanya Rena.
"Sudah, Nyonya," jawab Bu Anjani.
"Lho, Nak Nafisa tidak ganti pakaian?" tanya Rena.
Nafis menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Nyonya Rena.
"Tidak apa, Nya," jawab Nafisa.
"Kamu nggak bawa baju ganti ya. Mari ikut saya." Nyonya Rena membawa Nafisa ke salah satu ruangan. "Tunggu sebentar ya!" Nyonya Rena berjalan menuju ke arah lemari.
"Sepertinya ini cocok buat kamu, Nak." Rena memperlihatkan dress berwarna hitam. "Cobain," ucap Nyonya Rena sambil memberikan drees tersebut pada Nafisa.
Nafisa mencoba menolak karena drees tersebut terlalu cantik dimatanya. Nafis takut jika dia memakainya nanti rusak, tapi Nyonya Rena tetap menyuruhnya untuk berganti pakaian. Nyonya bukan meminjamkan gaun tersebut, akan tetapi beliau memberikannya pada Nafisa.
"Masya'Allah, Nak kamu cantik sekali." Ibu Anjani begitu terkejut saat melihat putrinya dengan penampilan yang berbeda karena Nyonya Rena bukan hanya mengganti pakaian Nafisa, tapi juga memoleskan make up natural pada wajah Nafisa.
"Ibu." Nafisa tersipu malu dengan pujian ibunya.
"Meskipun, kamu hanya bantuin Ibu, tapi kamu juga harus terlihat cantik, Nak," ucap Nyonya Rena.
"Terima kasih, Nyonya," balas Nafisa.
"Sama-sama." Nyonya Rena tersenyum kecil kemudian melangkah meninggalkan dapur menuju ruang tamu.
*
*
*
Kembali ke Ghazy
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, kini keluarga Ghazy tiba di tempat tujuan.
"Assalamualaikum, selamat malam," sapa Papi Faisal saat berada di depan pintu.
"Wa'alaikumussalam, mari masuk , Sal!"
"Apa kabar, Mas Indra?" tanya Papi Faisal.
"Alhamdulillah baik, Mas," jawab Papi Faisal.
"Bagaimana kabarnya?" tanya Mami Elina pada istri Indra.
"Alhamdulillah baik, El," jawabnya.
"Mas Hendra belum datang, Dra?" tanya Papi Faisal.
"Belum, Sal," jawab Indra.
"Mana Ghazy?" Indra menanyakan keberadaan Ghazy.
"Ada di luar lagi ngobrol sama Farel," jawab Papi Faisal.
Tadi saat ingin ikut masuk ke dalam berpapasan dengan Farel. Ghazy tak jadi melainkan ikut Farel duduk di gazebo depan rumah.
Melihat ada tamu yang datang Nafisa bergegas menambahkan minuman dan beberapa cemilan lagi.
"Siapa dia, Ndra?" tanya Papi Faisal saat melihat Nafisa.
"Itu namanya Nafisa, anak Bi Anjani," jawab Indra.
"Oh." Papi Faisal menganggukkan kepalanya.
'Sepertinya dia anak yang baik,' batin Papi Faisal sambil memandangi Nafisa.
Setelah menaruh beberapa makan di meja ruang tamu. Nafisa di suruh Bu Anjani untuk mengantarkan minum ke teras rumah.
"Permisi, Pak ini kopinya," ucap Nafisa saat tiba di gazebo.
"Iya, Naf," balas Farel.
"Kamu, OB." Ghazy begitu terkejut saat melihat kedatangan Nafisa.
"Pak Ghazy," balas Nafisa tak kalah terkejutnya.
"Kalian saling kenal?" tanya Farel sambil menatap ke arah Ghazy dan Nafisa secara bergantian.
Nafisa mengangguk sebagai jawaban.
"Dia OB di kantor gue," jawab Ghazy.
"OB?" tanya Farel. Karena Farel hanya tahu Nafisa kerja tanpa mengetahui pekerjaannya sebagai apa. Farel berpikir bahwa Nafisa pasti kerja sesuai dengan mata kuliahnya.
"Iya, OB." Ghazy berkata dengan menekan kata OBnya.
"Lu, nggak salahkan?" tanya Farel yang masih nggak percaya dengan ucapan Ghazy.
"Enggak. Dia kan memang cocok sebagai OB sesuai dengan kemampuannya," jelas Ghazy.
"Ngawur, Lu kalau ngomong. Lu nggak tahu aja siapa Nafisa," ucap Farel.
"Memangnya, siapa dia, lalu kenapa dia bisa ada di sini, bukankah ini acara keluarga?"
"Iya, ini memang acara keluarga dan Nafisa ini salah satu bagian dari keluarga gue karena Ibunya art di rumah gue," jelas Farel.
"Tuh kan pas. Berarti nggak salah ya dia jadi OB di kantor gue," ucap Ghazy.
"Naf, kamu beneran kerja sebagai OB?" tanya Farel.
"Iya, Pak," jawab Nafisa.
"Kenapa, kamu harus sebagai OB, bukankah ka____." Ucapan Farel harus tertahan karena Nafisa lebih dulu menyahutnya.
"Tidak apa, Pak. Apapun pekerjaannya yang penting Nafis nyaman dan pekerjaan itu halal," sahut Nafisa.
"Saya, permisi dulu, Pak." Nafisa melangkah pergi meninggalkan gazebo menuju dapur.
*
Di dalam ruangan para keluarga sudah berkumpul acara pun di mulai dengan membaca doa, kemudian di lanjutkan dengan makan bersama karena memang hanya acara silaturahmi keluarga supaya tidak putus tali persaudaraan jadi acaranya ya cuma itu saja.
Dua jam berlalu sebagian orang sudah pamit pulang karena sudah malam.
Setelah semua sepi tinggal Mami Elina dan Papi Faisal yang masih berada di rumah Indra.
"Dra, boleh tanya sesuatu?"
"Tanya apa?"
"Apa kamu bisa bantu aku untuk berkenalan dengan anak perempuan tadi," ucap Papi Faisal.
"Maksudnya?"
"Aku ingin tahu tentang anaknya Bu Anjani," ujar Papi Faisal.
"Tentang Nafisa?"
"Iya," jawab Papi Faisal.
"Ma, tolong panggilkan Bu Anjani," ujar Papa Indra. (Indra Kusuma -- Papa Farel)
Mendengar perintah dari suaminya. Mama Rena bergegas menuju dapur memanggil Bu Anjani.
"Ini Bi Anjani, Pa," ucap Mama Rena.
"Duduk, Bi!" Papa Indra mempersilakan Bi Anjani duduk.
"Ada apa ya, Tuan?" tanya Bu Anjani yang merasa bingung.
"Bi, ini ada saudara saya yang ingin berkenalan dengan keluarga Bibi," jawab Papa Indra.
"Salam kenal, Bi. Saya Faisal." Papa Faisal mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.
"Iya, Tuan."
"Begini, Bi. Bolehkah saya meminta bantuan pada Bi Anjani?" tanya Papi Faisal.
"Bantuan apa, Tuan?" Bi Anjani balik bertanya.
"Saya ingin meminang anak Bi Anjani untuk Putra saya." Papi Faisal berkata langsung to the poin tanpa basa-basi.
Mendengar ucapan Papi Faisal. Bu Anjani jadi diam mematung. Enggak ada angin, nggak ada ujan tiba-tiba ada seseorang yang ingin meminang putrinya.
Bukan hanya Bi Anjani yang terkejut, tapi Mama Rena, Papa Indar dan Mami Elina juga sama terkejutnya.
"Pi, Papi nggak sedang bercanda kan?" tanya Mami Elina.
"Enggak, Mi," jawab Papi Faisal.
"Pa, apa Mama nggak salah dengar, bukankah mereka tidak saling kenal, kenapa tiba-tiba Faisal ingin meminang Nafisa," ucap Mama Rena dengan lirih di samping suaminya.
"Papa, juga nggak tahu, Ma. Papa aja kaget," balas Papa Indra.
"Bagaimana, Bu Anjani?" tanya Papi Faisal memastikan.
"Maaf, Tuan bukan saya menolak, tapi putri saya yang bisa memberikan keputusan," jawab Bi Anjani.
"Baiklah, saya ingin bertemu dengan anak Bu Anjani. Besok saya akan berkunjung ke rumah Bu Anjani," ucap Papi Faisal.
"Iya, Tuan," balas Bi Anjani.
Setelah itu Bi Anjani pamit kembali ke dapur. Dia melangkah dengan sangat pelan, karena memikirkan ucapan Papi Faisal yang membuatnya hampir saja jantungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
sur yati
kenapa GK sama farel ja Nafisah nya thor
2024-04-23
0
Mukmini Salasiyanti
semangat, Bi Anjaniii
2023-12-05
1
Wida Listiani
lanjuttt
2023-10-23
1