Berselang tiga hari setelah Nafisa menerima pinangan Faisal. Mana Elina mengabarkan pada Bu Anjani jika esok hari pukul tujuh pagi Bu Anjani dan Nafisa di suruh datang ke rumah sakit.
____
Malam hari
Selesai makan malam Bu Anjani mengajak Nafisa mengobrol di ruang tamu sambil menonton televisi.
"Ndo, besok pagi kita di suruh ke rumah sakit ," ucap Bu Anjani membuka pembicaraan.
"Jam berapa, Bu?" tanya Nafisa. Dia lebih dulu menanyakan jam karena hari biasa jadi dia takut ada kerja tambahan di kantor.
"Jam delapan pagi kita harus sudah tiba di sana," jawab Bu Anjani.
"Kenapa harus pagi, Bu. Besok kan Nafis kerja," ucap Nafisa.
"Apa tidak bisa ijin dulu sehari?" tanya Bu Anjani.
"Bisa, Bu. Memangnya kita mau ngapain, Bu kerumah sakit pagi hari?" Nafisa merasa heran. Kenapa kerumah sakit harus di tentukan jamnya.
"Ibu juga nggak tahu, Nak. Tadi saat Ibu ingin bertanya, Nyonya Elina menutup telponnya lebih dulu," jelas Bu Anjani.
"Kira-kira ngapain ya?" Nafisa jadi bertanya-tanya.
"Mungkin ada sesuatu yang ingin beliau sampaikan padamu, Nak," jawab Bu Anjani.
'Kira-kira kenapa ya, perasaanku jadi nggak enak begini sih,' batin Nafisa. Kini dia merasa was-was, pikirannya juga nggak tenang.
"Kenapa, malah bengong." Bu Anjani berkata sambil memegang bahu putrinya.
"Hmmm ... Tidak apa, Bu," balas Nafisa dengan tersenyum kecil. Senyuman yang manis bagi yang melihat, tapi di balik senyuman itu ada hati yang sedang di landa kegalauan.
"Nafis masuk kamar dulu ya, Bu," ujar Nafisa pamit pada Ibunya.
"Iya, Nak," balas Bu Anjani.
'Sebenarnya ada apa ya, apa mereka ingin membahas tentang pernikahan Nafisa dan Putranya atau ingin mempertemukan Nafisa dengan Putranya.' Segudang pertanyaan kini memenuhi pikirannya.
_____
Di rumah sakit
Terlihat laki-laki paruh baya masih terbaring di brankar dengan selang infus yang menempel di tangannya.
Di samping brankar terlihat wanita yang selalu setia menemani, menjaga sepanjang hari.
"Mi, apa semua sudah beres?" tanya Papi Faisal.
"Sudah, Pi. Sesuai dengan keinginan, Papi," jawab Mami Elina.
"Apa, Mami sudah memberi tahu Putra kita?" tanya Papi Faisal.
"Sudah. Papi tenang saja, Ghazy pasti akan datang." Mami Elina menyakinkan pada suaminya, meskipun dalam hati dia sedikit ragu, tapi itu urusan belakangan yang terpenting adalah kesehatan suaminya yang paling utama. Jika dia bilang jujur tentang Ghazy yang belum memberikan jawaban padanya. Ia takut kesehatan suaminya menurun karena beban pikiran.
_____
Di kedai kopi
Tempat para remaja muda dan mudi nongkrong, ngobrol santai sambil menikmati secangkir kopi.
Seperti tiga sekawan yang hampir tiap malam nongki di kedai kopi.
"Gha, Kia kemana sih beberapa hari ini sulit sekali di hubungi?" tanya Thalita -- perempuan berkulit putih, rambut panjang terurai dengan pakaian yang sedikit minim duduk di samping Ghazy. Thalita -- kekasih Gilang.
"Gue, nggak tahu," jawab Ghazy.
"Lha, Lu gimana sih, masa nggak tahu kabar pacarnya," ucap Thalita.
"Pacar yang tak di anggap," celetuk Gilang.
"Gue udah bukan pacarnya," balas Ghazy.
"Sejak kapan kalian putus?" Thalita sedikit terkejut dengan jawaban Ghazy.
"Sebelum dia berangkat ke luar negeri," jawab Ghazy.
Namun, lebih tepatnya setelah pertemuan dengan kedua orang tua Ghazy dan ucapan Ghazy yang mengajaknya ke jenjang lebih serius lagi.
"Mungkin dia sibuk banyak pemotretan, Lu kan tahu Kia pengen jadi model terkenal," ujar Ghazy.
"Iya, sih," balas Thalita.
"Oh, iya, Lang. Tolong besok, Lu gantiin gue meeting ya," ucap Ghazy.
"Memangnya, Lu mau kemana?" tanya Gilang.
"Besok pagi Mami nyuruh gue ke rumah sakit," jawab Ghazy.
"Bokap, Lu belum sembuh Gha?" tanya Gilang.
"Belum, tapi sudah mulai membaik," jawab Ghazy.
"Alhamdulillah," ucap Gilang dan Thalita bersama.
_________
Pagi hari
Bu Anjani dan Nafisa sudah bersiap berangkat ke rumah sakit.
"Bu, ayo, ojeknya sudah datang!" Nafisa meminta Ibunya agar segara keluar rumah karena kang ojek sudah berada di depan rumah.
"Iya, Naf." Bu Anjani yang sedang mengambil minum di dapur langsung menaruh gelasnya saat mendengar suara Nafis memanggilnya. Beliau bergegas keluar rumah.
_____
Di rumah sakit
"Mami, mau kemana kok berpakaian rapi sekali?" tanya Ghazy saat tiba di rumah sakit terlihat Maminya menggunakan pakaian rapi tidak seperti biasanya.
"Enggak kemana-mana," jawab Mami Elina.
'Kenapa tiba-tiba perasaanku nggak enak gini ya,' batin Ghazy.
"Duduklah! ada yang ingin Mami dan Papi bicarakan padamu." Mami Elina mengajak Ghazy duduk di sofa.
"Gha, sebenarnya hari ini adalah hari pernikahan mu, Mami dan Papi sudah menjodohkan mu dengan seseorang dan sebentar lagi dia akan datang, serta penghulu juga akan tiba," ucap Mami Elina. Dia berkata dengan sangat lembut dan berhati-hati.
"Mi, jangan bercanda. Ghazy nggak mau nikah sekarang." Dengan tegas Ghazy menolak permintaan kedua orang tuanya.
Ghazy ingin berdiri dari duduknya, tapi tangannya lebih dulu di tahan oleh Maminya.
"Apa, kamu ingin Papi drop lagi. Semua ini kita lakukan demi kebaikan kamu, Nak," ujar Mami Elina.
Mendengar ucapan Maminya. Ghazy kembali duduk. Ia memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.
"Assalamualaikum," ucap seseorang di depan pintu.
"Wa'alaikumussalam," balas Mami Elina kemudian berdiri dari duduknya membukakan pintu.
"Mari masuk!" Mami Elina mempersilakan tamunya masuk.
"Nak, ada tamu," ucap Mami Elina memberi tahu putranya.
Ghazy langsung mendongakkan kepalanya setelah mendengar ucapan Maminya.
"Kamu, OB."
"Pak Ghazy."
'Ini tidak mungkin, jangan bilang dia anak dari pak Faisal,' batin Nafisa harap-harap cemas.
"Kalian sudah saling kenal?" tanya Mami Elina.
"Dia salah satu karyawan di kantor, Mi," jawab Ghazy.
"Syukurlah jadi kita tidak perlu memperkenalkan kalian," ujar Mami Elina.
"Jangan bilang Mami mau jodohin Ghazy dengan dia." Ghazy berkata sambil menunjuk ke arah Nafisa.
Mami Elina mengangguk.
"Ya Tuhan." Ingin rasanya dia marah, tapi keadaan tidak memungkinkan.
"Mami minta sekarang kamu dan Nafisa pergi ke butik langganan Mami. Kamu temuin Tante Ezi. Mami sudah siapkan semuanya," ucap Mami Elina.
"Mi." Ghazy menatap ke Maminya.
"Pergilah!"
"Baiklah." Ghazy hanya bisa pasrah.
Ghazy dan Nafisa pun berpamitan pada kedua orangtuanya.
"Kenapa, kamu nggak pernah bilang jika akan di jodohkan dengan saya?"
"Saya saja tidak tahu jika anak Pak Faisal itu Pak Ghazy," jawab Nafisa.
"Saya minta, kamu tutup mulut dengan hubungan kita. Saya tidak mau orang kantor tahu tentang hubungan kita," tegas Ghazy.
"Baik, Pak," balas Nafisa.
Mereka berbicara sambil berjalan menuju parkiran mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
o2m860270
terlm nunguin up ny
2023-11-12
1
Wida Listiani
lanjut
2023-11-10
1