"Kenapa sih mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri tanpa melihat dirimu sekejap saja," lirih Ghazy.
'Apakah tidak ada sedikitpun kebaikan ku di mata mereka. Setiap yang ku lakukan selalu saja salah di matanya,' batin Ghazy sambil memegangi sudut bibirnya yang memar.
Ghazy masuk kamar mandi mengguyur tubuhnya. Mungkin dengan mengguyur sekujur tubuhnya bisa membuatnya lebih tenang dan fresh kembali.
*
*
*
Di tempat lain
Nafisa yang tadinya laper saat tiba di rumah rasa lapar itu seketika hilang yang ada dalam benaknya sekarang rasa takut karena kejadian tadi yang dia alami.
"Ayah, andai saja Ayah berada di samping Nafis mungkin Nafis tidak akan pernah mengalami hal seperti tadi. Nafis takut, Yah," lirih Nafisa sambil menangis sesenggukan hingga dia tertidur.
*
*
*
Pagi hari
Seperti biasa Nafisa mengawali paginya dengan berperang di dapur menyiapkan sarapan karena semalam Ibunya tidak pulang. Sudah hal biasa bagi Nafisa jika Ibunya tidak pulang karena pasti majikan ibunya sedang pergi ke luar kota sehingga ibu di suruh menunggu rumah.
Selesai membuat sarapan dan memakannya Nafisa bergegas menuju kamar membersihkan diri bersiap untuk berangkat kerja.
*
*
*
Di tempat lain
"Mi, gimana kalau Ghazy kita nikahkan saja, ya kali aja dengan menikah dia bisa berubah. Tahu sendiri anakmu tuh tiap hari kerjaannya keluyuran terus. Pulang kuliah pergi, pulang dari kantor langsung nongkrong sama teman-temannya, tiap hari pulang tengah malam, hampir pagi. Mungkin dengan berumah tangga, punya tanggung jawab dia bisa merubah kebiasaan buruknya itu," ucap Papi Faisal memberikan ide. Bukan lelah mengurus putranya, tapi mungkin saja dengan menikah Putranya bisa mengubah sikapnya tanpa harus setiap hari di ceramahi orang tuanya.
"Papi ini ngigo apa gimana sih. Bangun, Pi. Bangun," balas Mami Elina.
"Papi sudah bangun, Mi. Kalau ngingo nggak mungkin papi berpakaian rapi dan ada di sini," ujar Papi Faisal.
"Lagian Papi sih. Enggak ada angin, nggak ada hujan tiba-tiba nyuruh Ghazy nikah," balas Mami Elina.
"Ya kan Papi sedang berusaha, Ma. Mencari cara supaya Ghazy berubah," ujar Papi Faisal.
"Nanti kita bahas lagi," balas Mami Elina.
"Baiklah."
Selesai sarapan Papi Faisal pamit berangkat ke kantor, sedangkan Ghazy baru turun tangga.
"Kenapa belum rapi, memangnya nggak ke kantor?" tanya Mamu Elina.
"Nanti agak siangan, Mi," jawab Ghazy.
"Sampai kapan sih kamu terus seperti ini, memangnya kamu nggak bosan setiap hari di ceramahin Papi. Jika dalam satu minggu kamu tidak mengubah kebiasaan mu maka Mami dan Papi akan menikahkan mu," ucap Mami Elina dengan tegas mencoba memberi peringatan pada putaranya.
"Mami jangan ngaco deh, Ghazy kan sudah pacar," balas Ghazy.
"Namun, Mami nggak suka dengan pacar kamu," ujar Mami Elina.
"Azkia itu baik, Mi. Dia juga wanita yang bisa ngertiin Ghazy, lagi pula kita sudah pacaran tiga tahun nggak mungkin Ghazy meninggalkan Kia begitu saja. Ghazy nggak mau menikah dengan wanita manapun kecuali Azkia. Pokoknya Ghazy cuma mau nikah dengan Azkia titik." Ghazy berkata dengan sangat sangat tegas kemudian dia kembali ke kamar. Dia yang tadinya mau sarapan mendengar ucapan Maminya jadi nggak nafsu lagi.
"Ghazy, tunggu! Mami belum selesai bicara. Dasar anak nggak ada akhlak," teriak Mami Elina yang kesal dengan sikap putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Aira Azzahra Humaira
lanjut
2024-09-23
0
Wida Listiani
lanjut
2023-10-11
1