Ku Terima Dengan Bismillah

Ku Terima Dengan Bismillah

Eps 1 Kecelakaan

  "Ayah ...," teriak seorang perempuan muda berlari menghampiri lelaki paruh baya yang tergeletak di tengah jalan dengan keadaan yang memprihatinkan.

  "Ayah, bangun yah. Jangan tinggalin Nafis, Yah." Nafisa menggoyang-goyangkan tubuh Ayahnya yang kini berada di pangkuannya.

  "Ayah-ayah pasti kuat, Ayah bertahan ya, Yah. Nafis akan bawa Ayah ke rumah sakit sabar sebentar lagi ya," ucap Nafisa sambil mengelus lembut kepala Ayahnya.

 "Keluar," teriak semua orang yang ada di tempat kejadian.

Karena takut di amuk warga seseorang yang berada di dalam mobil pun membuka pintu lalu keluar dari mobil.

  "Saya akan tanggung jawab, Pak. Bawa orang itu masuk ke dalam mobil saya," ucapnya sambil memohon agar tidak di amuk warga setempat.

  "Cepat bawa korban masuk ke dalam mobil," teriak salah satu warga memberikan instruksi pada warga lain.

 Empat orang menggotong Ayah Nafisa masuk ke dalam mobil di ikuti Nafisa dan satu warga untuk memastikan jika Nafisa dan Ayahnya benar-benar di antarkan ke rumah sakit.

  "Ayah bertahan ya sebentar lagi kita tiba di rumah sakit." Selama di perjalan Nafisa terus saja berbicara pada Ayahnya. Air matanya tak henti-hentinya terus mengalir. Hatinya begitu hancur saat melihat pahlawan kesayangannya terkulai lemah tak berdaya.

    Tiga puluh menit perjalanan kini Nafisa tiba di rumah sakit. Warga yang mengantar Nafisa langsung keluar mobil berteriak memanggil dokter. Dua perawat menghampiri mobil dengan membawa brankar. Mereka segera mengeluarkan Ayah Nafisa dari dalam mobil, lalu kedua perawat membawa korban ke IGD.

  "Nak, Nafis bapak pulang dulu ya, nanti bapak sampaikan ke Ibu mu agar kesini," ucap warga yang membatu Nafisa.

  "Terima kasih ya, Pak," balas Nafisa.

"Sama-sama, Nak Nafis," ujar warga.

  "Tolong jangan tinggalkan dia. Kamu harus bertanggung jawab atas kejadian ini," ucap Pak warga.

  "Baik, Pak," balasnya.

 "Makanya lain kali kalau bawa mobil hati-hati. Anak muda jaman sekarang bawa mobil ugal-ugalan nggak mikirin keselamatan yang bisa merugikan orang lain," ucap Bapak Warga.

  "Iya, Pak. Maaf tadi saya lalai," balas anak muda tersebut.

  "Siapa namamu?"

 "Nama saya Ghazy, Pak," balasnya.

 "Oh, iya-iya. Ya sudah kalau begitu saya pulang terlebih dahulu, titip Nafis."

 "Baik, Pak."

Setelah berpamitan warga pulang dari rumah sakit menggunakan taksi. Kebetulan beliau mengenal keluarga Nafisa.

  'Si*l gara-gara si gilang gue jadi berada di sini. Jika Papa dan Mama sampai tahu pasti bakal dapet ceramahan lagi nih,' batin Ghazy.

 'Awas saja jika Ayah kenapa-napa gue nggak bakal maafin dia,' batin Nafisa.

'Ya Allah, semoga Ayah baik-baik saja, Nafis masih butuh Ayah untuk berada di samping Nafis. Ya Allah jika bisa di tuker biarkan Nafis saja yang merasakan kenikmatan sakit itu, semoga Ayah segera siuman, amin,' batin Nafis sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

  'Tuh, anak ngapain sih,' batin Ghazy saat melihat Nafis.

Waktu terus berputar setelah menunggu sekitar tiga puluh menit dokter keluar dari ruang IGD. Mendengar suara pintu terbuka Nafisa langsung bergegas berdiri dari duduknya menghampiri Dokter yang keluar dari ruangan.

  "Bagaimana keadaan Ayah saya, Dok?" tanya Nafisa dengan harap-harap cemas.

 "Pasien mengalami luka yang lumayan parah sehingga mengakibatkan beliau koma," jawab Dokter.

 Nafis menangis tersedu-sedu mendengar jawaban Dokter.

  "Sabar ya, kita tunggu dua jam lagi jika tidak ada perkembangan maka terpaksa kita akan melakukan tindakan operasi," ucap Dokter.

  "Tolong berikan penanganan yang terbaik untuk pasien, Dok," sahut Ghazy dari arah belakang Nafisa.

 "Itu pasti. Kalau begitu saya permisi dulu." Dokter pamit meninggalkan ruang IGD.

Setelah dokter pergi Nafis kembali duduk di kursi tunggu.

  "Maafin gua, ini untuk biaya pengobatan bokap, Lu." Ghazy berkata sambil memberi kartu ATM pada Nafis.

  "Aku tidak butuh ini, aku cuma butuh Ayah kembali pulih." Nafisa menolak menerima ATM pemberian Ghazy.

  "Makanya, Lu terima ini untuk pengobatan bokap lu supaya cepat pulih. Maaf gue nggak bisa lama-lama di sini. Sekali lagi maafkan gue. Gue harus pergi sekarang." Setelah memberikan atm pada Nafisa, Ghazy langsung pergi dari rumah sakit.

*

*

*

  **

Di tempat lain

  "Assalamualaikum, Bu Anjani, Bu," teriak seseorang di depan pintu rumah Bu Anjani.

  "Wa'alaikumussalam, iya sebentar," balas Bu Anjani dari dalam rumah.

  "Ada apa, Pak?" tanya Bu Anjani setelah membukakan pintu terlihat seorang bapak-bapak berdiri di depan pintunya.

  "Maaf, Bu menganggu saya hanya ingin memberi kabar kalau Pak Hamzah kecelakaan," jawab Pak Dodi.

  "Innalilahi, sekarang suami saya dimana, Pak?" tanya Bu Anjani dengan panik.

  "Pak Hamzah ada di rumah sakit, Bu. Mari saya antar, Bu," ucap Pak Dodi.

  "Baik, Pak, tapi tunggu sebentar saya ambil tas dulu," balas Bu Anjani.

 Bu Anjani kembali masuk kedalam rumah mengambil tas. Setelah mengambil tas Bu Anjani keluar rumah menemui Pak Dodi.

"Ayo, Pak!" ucap Bu Anjani. Tak lupa dia mengunci pintu terlebih dahulu sebelum pergi.

 "Iya, Bu," balas Pak Dodi.

Bu Anjani dan Pak Dodi pergi menggunakan motor.

 **Tadi sebelum ke rumah Bu Anjani, Pak Dodi lebih dulu pulang ke rumahnya mengambil kendaraan.

  Tak butuh waktu lama Bu Anjani dan Pak Dodi tiba di rumah sakit. Pak Dodi langsung mengantarkan Bu Anjani ke ruang tempat Pak Hamzah di rawat.

  "Nafis," panggil Bu Anjani sambil berjalan menghampiri putrinya yang duduk di kursi tunggu.

 "Ibu," balas Nafisa.

 "Ayah, Bu," ucap Nafisa dengan menangis tersedu-sedu dalam pelukan ibunya.

 "Iya, Nak. Sudah jangan menangis lagi ya. Ayah kamu pasti sembuh." Bu Anjani mencoba menyakinkan Nafisa jika Ayahnya pasti sembuh, meskipun dalam hatinya dia juga sangat was-was dengan keadaan suaminya, tapi dia harus terlihat tegar di depan putrinya.

   Nafisa mengangguk.

"Bu Anjani maaf saya permisi pamit pulang dulu," ucap Pak Dodi.

  "Iya, Pak Dodi terima kasih sudah mengantarkan saya ke sini."

 "Iya, Bu. Sama-sama."

*

 "Bagaimana ini bisa terjadi, Nak?" tanya Bu Anjani tentang kejadian kecelakaan suaminya.

 "Tadi saat Nafis dan Ayah ingin pulang ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi hingga tak melihat Ayah menyebrang jalan. Ayah menyebrang jalan lebih dulu saat Nafis sedang mengunci pintu toko." Nafisa menceritakan kejadian kecelakaan Ayahnya.

 "Lalu gimana keadaan Ayahmu sekarang?"

 "Ayah masih koma, Bu," jawab Nafisa.

 "Astaghfirullah." Ingin sekali rasanya dia menangis, tapi dia tak boleh lemah di depan putrinya. "Apa kamu tahu siapa orang yang menabrak?" tanya Bu Anjani.

 "Iya, Bu. Dia baru saja pergi, tapi sebelum dia pergi dia menitipkan ini untuk biaya pengobatan Ayah." Nafisa memperlihatkan ATM yang di berikan Ghazy.

Terpopuler

Comments

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

lanjut

2024-09-23

0

Nurmiati Aruan

Nurmiati Aruan

mampir dulu

2024-07-29

1

LISA

LISA

Bagus ceritanya

2024-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 Kecelakaan
2 Eps 2
3 Eps 3 Ingat sesuatu
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6 Rencana
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10 Panggilan Kakak
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 Eps 14 Berkunjung
15 Eps 15
16 Eps 16 Keputusan
17 Eps 17 OB
18 Eps 18 Manikah
19 Eps 19
20 Eps 20
21 Eps 21
22 Eps 22 Panggilan baru
23 Eps 23
24 Eps 24
25 Eps 25 Jatuh
26 Eps 26
27 Eps 27
28 Eps 28 Hukuman
29 Eps 29 Hukuman di mulai
30 Eps 30
31 Eps 31 Keluar KK
32 Eps 32
33 Eps 33
34 Part 34
35 Eps 35 Mengundurkan diri
36 Eps 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Eps 39
40 Eps 40 Somay
41 Eps 41
42 Eps 42
43 Eps 43 Istri rasa pacar
44 Eps 44 si pengganggu
45 Eps 45
46 Eps 46
47 Eps 47 Pertama kali
48 Eps 48 Keberangkatan Ghazy
49 Eps 49
50 Eps 50
51 Eps 51 Cerita Nafisa
52 Eps 52
53 Eps 53 Kunjungan dadakan
54 Eps 54
55 Eps 55 Tkp
56 Eps 56 Titik terang
57 Eps 57 Lajut Misi
58 Eps 58
59 Eps 59
60 Eps 60
61 Eps 61 Laporan
62 Eps 62
63 Eps 63
64 Part 64
65 Eps 65
66 Eps 66
67 Eps 67
68 Eps 68 Merayu
69 Eps 69 Minta maaf
70 Eps 70
71 Eps 71
72 Eps 72 Keberangkatan Ghazy
73 Eps 73 Kejujuran Ghazy
74 Eps 74 Bukti
75 Part 75
76 Eps 76 Nasehat Aidan
77 Eps 77 Selamat
78 Eps 78 Pejuang Cinta
79 Eps 79
80 Eps 80
81 Eps 81
82 Eps 82 Janji
83 Eps 83 Trio wek-wek
84 Eps 84
85 Eps 85
86 Eps 87 Mulai bersih-bersih
87 Eps 87 Sesuai dugaan
88 Part 88
89 Eps 89
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Eps 1 Kecelakaan
2
Eps 2
3
Eps 3 Ingat sesuatu
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6 Rencana
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10 Panggilan Kakak
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
Eps 14 Berkunjung
15
Eps 15
16
Eps 16 Keputusan
17
Eps 17 OB
18
Eps 18 Manikah
19
Eps 19
20
Eps 20
21
Eps 21
22
Eps 22 Panggilan baru
23
Eps 23
24
Eps 24
25
Eps 25 Jatuh
26
Eps 26
27
Eps 27
28
Eps 28 Hukuman
29
Eps 29 Hukuman di mulai
30
Eps 30
31
Eps 31 Keluar KK
32
Eps 32
33
Eps 33
34
Part 34
35
Eps 35 Mengundurkan diri
36
Eps 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Eps 39
40
Eps 40 Somay
41
Eps 41
42
Eps 42
43
Eps 43 Istri rasa pacar
44
Eps 44 si pengganggu
45
Eps 45
46
Eps 46
47
Eps 47 Pertama kali
48
Eps 48 Keberangkatan Ghazy
49
Eps 49
50
Eps 50
51
Eps 51 Cerita Nafisa
52
Eps 52
53
Eps 53 Kunjungan dadakan
54
Eps 54
55
Eps 55 Tkp
56
Eps 56 Titik terang
57
Eps 57 Lajut Misi
58
Eps 58
59
Eps 59
60
Eps 60
61
Eps 61 Laporan
62
Eps 62
63
Eps 63
64
Part 64
65
Eps 65
66
Eps 66
67
Eps 67
68
Eps 68 Merayu
69
Eps 69 Minta maaf
70
Eps 70
71
Eps 71
72
Eps 72 Keberangkatan Ghazy
73
Eps 73 Kejujuran Ghazy
74
Eps 74 Bukti
75
Part 75
76
Eps 76 Nasehat Aidan
77
Eps 77 Selamat
78
Eps 78 Pejuang Cinta
79
Eps 79
80
Eps 80
81
Eps 81
82
Eps 82 Janji
83
Eps 83 Trio wek-wek
84
Eps 84
85
Eps 85
86
Eps 87 Mulai bersih-bersih
87
Eps 87 Sesuai dugaan
88
Part 88
89
Eps 89

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!