Seperti hari-hari biasanya kini Ghazy pulang tepat pukul satu malam.
"Bukankah Mami sudah memberi peringatan padamu. Apa, kamu lupa? sepertinya Mami memang harus segera melaksanakan niat Mami supaya kamu berubah," ucap Mami Elina saat melihat putranya baru pulang. Mami Elina menghadang langkah putranya yang akan menuju kamar. Dia sengaja menunggu kepulangan Ghazy. Beliau ingin tahu apakah Ghazy takut dengan ancamannya atau tidak. Ternyata di luar dugaan Ghazy tetap saja tak ada takut-takutnya hingga membuatnya semakin gigih menjalankan niatnya.
"Mi, Ghazy ini sudah besar. Ghazy juga butuh hiburan, nongkrong sama teman," balas Ghazy.
"Mami tidak pernah melarang mu berteman ataupun nongkrong, tapi harus ingat waktu dan tidak setiap hari juga, kamu seperti ini. Jika kamu macam ini terus-menerus maka dirimu sendiri yang akan rugi. Pilih lah teman yang membawamu dalam kebaikan, bukan seperti ini lihatlah dirimu sekarang." Mami berkata sambil memegang lengan Ghazy yang dengan keadaan setengah sadar karena pengaruh alkohol. Ingin sekali rasanya Mami Elina berteriak sekencang mungkin untuk meluapkan emosinya.
"Sudahlah, Mi. Ghazy capek pengen istirahat." Ghazy berjalan begitu saja meninggalkan Maminya.
'Ya Allah, hamba pasrahkan anak hamba padamu. Bukan hamba menyerah, tapi hamba meminta semoga Engkau memberikan hidayah pada Putra hamba. Amin.'
Mama Elina hanya bisa mengelus dadanya.
Setelah kepergian Ghazy. Mami Elina berjalan menuju kamar mungkin dengan istirahat bisa menenangkan hatinya yang kini tidak baik-baik saja.
*
*
*
Pagi hari
"Nafisa, ayo sarapan, Nak!" teriak Ibu Anjani memanggil putrinya yang masih berada di dalam kamar.
"Iya, Bu." Mendengar panggilan Ibunya. Nafisa segera bergegas keluar kamar menuju dapur.
"Ibu masak apa?" tanya Nafisa saat tiba di dapur.
"Nasi goreng kesukaan, kamu," jawab Ibu Anjani.
"Majikan ibu kemarin pergi kok Ibu nggak pulang?" tanya Nafisa.
"Iya, biasa. Oh, iya minggu besok Nafis bisa bantu Ibu nggak?" tanya Ibu Anjani.
"Bantu apa, Bu?" Nafis yang penasaran.
"Di rumah majikan Ibu ada acara Ibu minta tolong Nafisa ke sana ya bantuin Ibu menyiapkan makanan serta merapikan rumah," jelas Ibu Anjani.
"Insya'Allah, Nafis bisa, Bu," ujar Nafisa.
"Alhamdulillah." Ibu Anjani bersyukur karena putrinya bersedia membantunya di sela-sela hari istirahatnya (hari libur kerja).
"Habiskan makananmu!" ucap Bu Anjani.
"Iya, Bu." Nafisa segera menghabiskan makanannya kemudian merapikan bekas makannya.
"Sudah, kamu berangkat kerja sana! Biar Ibu saja yang membersihkan," ucap Bu Anjani.
"Memangnya Ibu nggak kerja?"
"Kerja, tapi nanti agak siangan," jawab Bu Anjani.
"Baiklah kalau begitu Nafisa siap-siap dulu ya, Bu." Nafisa pamit ke kamar bersiap untuk berangkat kerja. Setelah rapi Nafisa segera keluar kamar menghampiri Ibunya yang masih berada di dapur.
"Bu, Nafis berangkat dulu ya." Nafisa mencium punggung tangan Ibunya.
"Lho Adel mana?" tanya Bu Anjani.
"Adel ijin lagi kurang sehat, Bu," jawab Nafisa.
"Oalah."
"Ya udah, Bu. Nafis berangkat ya, assalamualaikum," ucap Nafisa.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati."
"Iya, Bu." Nafisa melangkah keluar rumah.
Hari ini dia harus jalan kaki sampai jalan raya setelah itu baru dia naik angkot ke kantor.
'Duh, kenapa dari tadi angkotnya nggak lewat-lewat sih, mana nggak ada tukang ojek. Aku pesen ojek online aja kali ya.' Nafisa merogoh tas mengambil ponselnya. Saat Nafisa sedang ngotak-atik ponsel ingin memesan ojek tiba-tiba dia kejutkan suara klakson mobil yang berada tepat di depannya Nafis pun langsung menoleh ke depan.
"Pak Gilang," ucap Nafis saat melihat seseorang dalam mobil.
"Ayo, naik!" Gilang menyuruh Nafisa masuk ke dalam mobil.
Karena tidak ingin terlambat masuk kerja tanpa basa-basi Nafisa langsung masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments